logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
November 2023
Home 2023 November
30Nov
Penyakit Udang

Types of Bacterial Diseases in Shrimp

Penyakit udang yang disebabkan oleh bakteri dapat menjadi ancaman yang besar bagi petambak. Akhir-akhir ini, penyakit ini menyerang tambak udang, menjadi faktor signifikan dari berkurangnya produksi udang dan menyebabkan kerugian ekonomi.

The budidaya udang industry plays a crucial role in meeting global seafood demands rich in protein, essential amino acids, and micronutrients. Consequently, producers continually innovate to develop this industry, such as implementing high-density stocking like in super-intensive culture systems.

However, this innovation comes with increased risks of infections and shrimp disease outbreaks. This necessitates constant vigilance for shrimp farmers and the entire vannamei shrimp aquaculture industry.

After discussing viral shrimp diseases previously, this article will delve further into bacterial-induced shrimp diseases.

Baca Juga: Probiotik Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Budidaya

Types of Shrimp Diseases Caused by Bacteria

1. Vibriosis

Vibriosis is a shrimp disease caused by Vibrio bacteria and can cause high mortality rates worldwide. Vibrio bacterial infections can occur from the hatchery to the grow-out ponds. Typically, the introduction of Vibrio bacteria into grow-out ponds occurs due to environmental factors, often carried by carrier animals. Shrimp gills are the most vulnerable area due to their thin exoskeleton covering.

Vibrio harveyi is the bacterium most frequently causing mass mortality in a relatively short period. It attacks shrimp larvae at zoea, mysis, and post-larval stages.

Shrimp diseases resulting from Vibrio infections include loose shell syndrome (LSS) and white gut disease (WGD). Both diseases can cause massive mortality during shrimp farming.

2. AHPND

The second bacterial shrimp disease is AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease) caused by an infection from Vibrio parahaemolyticus bacteria capable of producing toxins leading to shrimp mortality rates of up to 100%. 

Deaths due to AHPND occur within 40 days after stocking in ponds. Shrimp affected by this disease exhibit empty digestive tracts, pale and shriveled hepatopancreas, soft skin, and black spots on the hepatopancreas. Typically, deaths occur around the 10th day after stocking, and weakened shrimp sink to the pond bottom before dying.

3. White Feces Disease (WFD)

Another bacterial shrimp disease is White Feces Disease (WFD), resulting from declining water quality and accumulated feed residues in ponds, leading to the formation of organic compounds. It is characterized by long white feces in the ponds. Its effects on shrimp include skin shedding and the presence of worm-like parasites in the intestines, reducing feed efficiency, inhibiting shrimp growth, and significantly decreasing survival rates.

4. Black Spot Disease

Black Spot Disease caused by Vibrio anguillarum can spread in aquatic environments. This disease results in black and brown spots on the shells of affected shrimp. Contributing factors include poor water quality and the accumulation of organic feed residues at the pond bottom. Typically, this disease occurs post-harvest.

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Sources of Bacterial Diseases in Shrimp

1. Environment

The environment can trigger the emergence of bacterial diseases in shrimp. Environmental factors encompass various parameters of pond water quality where shrimp live. The most influential water quality parameters are organic material content and temperature.

Research conducted by the Fisheries Research Institute has proven that organic material significantly affects the increased population rate of Vibrio harveyi bacteria. Rich and high organic content water often originates from waste.

Bacteria are generally fluctuating and can infect and cause shrimp deaths in poor water quality conditions. To mitigate this, practices such as pond draining and efficient feed provision are essential.

Additionally, water temperature significantly affects shrimp metabolism. Normal metabolic processes occur when the water temperature is optimal. Below-optimal temperatures induce stress and worsen shrimp health.

2. Broodstock Contamination

Bacterial diseases in shrimp can horizontally transmit from broodstock to larvae. Infected broodstock releases tissue and ovary fluids together with eggs, allowing pathogens in the fluid to adhere to the eggs. When the eggs hatch into larvae, they become infected with the pathogen. If these larvae are cultivated, their survival rates decrease due to disease susceptibility.

Control and Prevention Measures

1. Effective Environmental Management

To prevent bacterial diseases in shrimp, maintaining good pond environmental management is crucial. This includes ensuring all water quality parameters are at optimal levels.

2. Hygienic Farming Equipment Maintenance

During shrimp farming, avoid using the same farming equipment between ponds. Using the same equipment interchangeably can spread bacterial contamination to other farming ponds.

3. Proper Feed Management

Bacterial accumulation in ponds is often due to poorly processed organic waste from uneaten feed settling at the pond’s bottom. Therefore, controlling shrimp feed provision is crucial.

4. Routine Monitoring

Regular checks are essential in preventing bacterial-induced shrimp diseases. Routine monitoring, usually done through PCR testing at specific stages of the shrimp, helps identify fluctuations in water quality.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memulai Usaha Tambak Udang

Perform Routine Shrimp Health Checks with AquaCheck!

Routine shrimp health checks can be a preventative step against bacterial-induced shrimp diseases. Regular PCR tests help prevent widespread shrimp diseases, averting more significant losses.

For those seeking shrimp PCR facilities, consider AquaCheck! AquaCheck is DELOS’s PCR testing service, assisting in detecting up to five pathogens simultaneously at an affordable price.

Moreover, AquaCheck can detect various samples universally, including larvae, shrimp, sediment, water, and other potential pathogen carriers in ponds.

Contact DELOS at contact@delosaqua.com or submit inquiries through our website’s contact column at www.delosaqua.com. Check your shrimp’s health condition with AquaCheck!

Read More
26Nov
Kualitas Air

Mengenal Manfaat Tandon Dalam Budidaya Udang

reservoir in shrimp farming
Sumber: Dokumentasi DELOS

Tandon dalam budidaya udang vaname super intensif menjadi salah satu komponen penting untuk menjaga kestabilan ekosistem tambak. Sebab, air sebagai komponen utama dari budidaya perlu dikelola dengan baik untuk mendukung pertumbuhan udang saat budidaya.

Selain harus memperhatikan air buangan hasil budidaya, kita juga harus memperhatikan air yang akan dimasukkan ke dalam kolam tambak. Hal ini dikarenakan kualitas air tambak menentukan keberhasilan budidaya yang dilakukan. Jika kualitas air yang digunakan untuk budidaya buruk, terdapat banyak risiko negatif seperti udang yang rawan terserang penyakit dan berakibat pada menurunnya produktivitas.

Baca Juga: Pentingnya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk Tambak Udang

Apa itu Tandon?

Tandon dalam budidaya udang merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan air dengan kualitas baik selama budidaya udang berlangsung. Biasanya, tandon juga dipenuhi dengan ganggang, rumput laut, atau lumut yang bermanfaat untuk membantu menyaring air yang akan digunakan untuk budidaya.

Baca Juga: Cara Menjaga Kualitas Air Tambak Udang Vaname Agar Tetap Optimal

Manfaat Tandon dalam Budidaya Udang

Keberadaan tandon di tambak udang bermanfaat dalam perbaikan kualitas air. Fungsi utamanya yaitu untuk pengendapan air sebelum masuk ke dalam kolam budidaya. Hal ini berguna untuk meminimalisir faktor eksternal yang berasal dari air dan dapat mengganggu keberlangsungan hidup udang.

Langkah awal dalam proses pengairan sistem tandon adalah dengan pengendapan. Pada kondisi tertentu, sterilisasi air dilakukan dengan menggunakan bahan untuk menghilangkan patogen dapat dilakukan dengan dosis yang sesuai setandar.

Tandon berperan sangat penting dalam penyediaan air yang sehat pada awal masa budidaya dan untuk melakukan penggantian atau penambahan air selama proses budidaya. Dengan melakukan pergantian air ini, kandungan amonia dalam air budidaya juga dapat berkurang.

Selain itu, tandon juga dapat difungsikan sebagai biofilter alami untuk meningkatkan kualitas air dan mencegah penyakit. Biofilter ini dapat berupa tanaman air seperti ganggang, rumput laut, atau lumut. Tanaman air ini mampu menjadi filter alami sebelum air dimasukkan ke dalam tambak.

Baca Juga: Cara Mengatasi Blooming Alga yang Berbahaya Bagi Tambak Udang

Mulai Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS!

Tandon dalam budidaya udang super intensif menjadi salah satu hal krusial yang harus diperhatikan oleh petambak. Sebab, tandon sebagai sarana penyaringan air memiliki banyak manfaat untuk keberlangsungan udang, salah satunya sebagai pencegah masuknya patogen yang berasal dari air.

Hal ini mengingat air sebagai tempat udang hidup harus memiliki kualitas yang baik dan parameter-parameternya selalu dalam kondisi optimal. Untuk itu, di DELOS kami melakukan pengecekan parameter kualitas air secara harian, sehingga Anda dapat segera mengambil keputusan apabila terjadi fluktuasi.

Selain itu, budidaya udang vaname DELOS juga didukung dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm personnel untuk memonitoring tambak udang setiap hari. Termasuk index kualitas air harian.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau kunjungi website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang layanan kami. Mulai budidaya udang vaname Anda bersama DELOS!

Read More
22Nov
Kualitas Air

Cara Mengatasi Blooming Alga yang Berbahaya Bagi Tambak Udang

Dalam budidaya udang vaname, terdapat beberapa jenis alga atau plankton yang ada di tambak udang. Keberadaan plankton yang beraga ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan tambak dalam kondisi stabil dan baik. Namun, blooming alga atau ledakan jumlah plankton yang berbahaya bagi keberlangsungan hidup udang.

Blooming alga atau ledakan plankton adalah peristiwa meningkatnya jumlah populasi alga di dalam kolam tambak yang menyebabkan perubahan warna air kolam. Blooming alga dapat berbahaya bagi keberlangsungan hidup udang, mengingat beberapa jenis alga dapat mengeluarkan racun.

Apa itu Alga?

algal blooms

Alga atau yang dikenal juga dengan fitoplankton merupakan organisme mikroskopis yang bergerak bebas dan melayang-layang di dalam air tambak. Keberadaan alga ini mempengaruhi warna air tambak secara langsung.

Dalam budidaya udang vaname, alga bermanfaat sebagai pakan udang alami sekaligus sebagai penghasil oksigen yang bermanfaat untuk respirasi udang. Namun, keberadaan alga ini harus selalu dikontrol untuk menghindari adanya ledakan alga yang berbahaya bagi keberlangsungan hidup udang.

Baca Juga:  Treat or Toxin: Plankton – Friend or Foe?

Pentingnya Alga pada Tambak Udang

1. Sumber Oksigen

Keberadaan alga bertanggung jawab sebagai penyuplai lebih dari 30% total oksigen yang dibutuhkan oleh udang vaname di tambak. Oksigen ini diproduksi dari proses fotosintesis yang berlangsung pada siang hari dengan bantuan sinar matahari.

Namun, dalam budidaya udang vanameyang menerapkan sistem intensif hingga super-intensif biasanya memerlukan tambahan suplai oksigen dengan menggunakan aerator.

2. Pakan Alami Udang

Keberadaan alga dalam industri budidaya udang vaname penting dan berharga. Organisme mikroskopis ini dapat bermanfaat sebagai sumber pakan bagi larva udang. Sebagai pakan alami, keberadaan alga di tambak harus dikontrol setiap harinya.

3. Indikator Polusi

Alga juga dapat menjadi tanda bahwa air tambak udang Anda terkontaminasi, yaitu tepatnya saat pertumbuhannya tidak terkontrol. Hal ini disebabkan meningkatnya kandungan mineral di dalam air akibat bahan kimia pertanian dan pupuk yang kaya akan nitrogen dan fosfor.

Apa itu Blooming Alga?

Blooming alga atau ledakan alga adalah peningkatan jumlah akumulasi yang cepat dalam populasi alga di dalam tambak udang. Kejadian ini biasanya diidentifikasi dengan perubahan warna pigmen air.

Blooming alga merupakan dampak dari terlalu melimpahnya pupuk nitrogen atau fosfor yang ada di lingkungan air tambak dan menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan. Ledakan alga ini dapat berugikan bagi budidaya udang vaname, salah satunya adalah mencegah sinar matahari masuk ke dalam kolam dan menyebabkan penurunan jumlah kandungan oksigen di dalam air.

Penyebab Blooming Alga

1. Kelebihan Nutrien

Kelebihan nutrien dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan populasi fitoplankton pada tambak udang secara tidak terkendali. Peningkatan populasi fitoplankton atau yang dikenal juga sebagai blooming alga ditandai dengan berubahnya warna air menjadi hijau pekat. Saat terjadi blooming alga, air tambak akan kehilangan asupan oksigen, pH air menjadi tidak stabil dan fluktuatif.

2. Keberadaan Limbah Organik

Tambak udang vaname memiliki limbah organik yang cukup banyak. Limbah ini dapat berasal dari pakan yang tidak habis, udang-udang yang mati, maupun feses udang. Jika limbah ini tidak ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan pertumbuhan alga yang tidak terkendali.

Baca Juga: Cara Menumbuhkan Plankton di Tambak Udang dengan Praktis dan Mudah

Dampak Terjadinya Blooming Alga di Tambak Udang

Air tambak yang berwarna hijau memang sesuatu yang umum. Hal ini menandakan bahwa tambak tersebut kaya akan plankton. Namun, saat populasi plankton terlalu banyak, dapat menyebabkan dampak negatif bagi keberlangsungan hidup udang.

Ketika populasi plankton membludak atau bahkan tidak terkendali, maka air pada tambak akan menjadi hijau pekat. Kepekatan ini membuat sinar matahari tidak bisa menembus air tambak, sehingga udang tidak bisa mendapat paparan sinar matahari.

Kepekatan yang tinggi ini juga memungkinkan oksigen tidak tersirkulasi dengan baik. Hal ini dapat membuat udang kekurangan oksigen, terlebih lagi jika tidak ada aerator sebagai pendukung sirkulasi oksigen di tambak.

Cara Mengatasi Blooming Alga pada Tambak Udang

1. Menurunkan Kadar Nutrien Tambak

Mengurangi nutrien berarti mengurangi asupan pakan yang diberikan pada udang di tambak. Hal ini karena pakan yang berlebihan dan tidak termakan oleh udang akan mengendap di dasar tambak. Endapan tersebut dapat memicu terjadinya blooming alga.

Oleh karena itu, Anda harus melakukan manajemen pemberian pakan yang baik. Hal ini termasuk juga mengurangi pakan yang diberikan saat udang berada di fase tidak nafsu makan.

2. Memastikan Aerasi yang Baik

Tambak yang tidak memiliki sistem aerasi yang baik dapat menjadi faktor pemicu mrmbludaknya populasi fitoplankton pada tambak. Untuk itu, Anda harus memastikan bahwa kincir air yang ada di tambak Anda bekerja terus-menerus hingga fitoplankton dapat berkurang.

Aerasi yang buruk dapat menyebabkan menumpuknya limbah di dasar tambak. Aerasi juga membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut di dalam air.

Baca Juga: Zat Beracun di Tambak Udang: Ancaman Tersembunyi dalam Budidaya

Budidaya Udang Vaname Lebih Menguntungkan Bersama DELOS!

Blooming alga menjadi salah satu fenomena yang harus diwaspadai bagi para petambak udang. Sebab, blooming alga dapat mengganggu keberlangsungan hidup udang. Untuk itu, Anda harus selalu memastikan bahwa keberadaan plankton di tambak Anda dalam keadan terkontrol.

Bagi Anda yang ingin memulai budidaya udang vaname, DELOS dapat menjadi mitra terbaik budidaya udang Anda. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang yang dapat membantu Anda mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

Di DELOS, pengecekan parameter kualitas air dilakukan setiap hari, sehingga Anda dapat segera mengambil keputusan apabila terjadi fluktuasi. Selain itu, DELOS juga didukung dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm personnel untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau kunjungi website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang layanan kami. Mulai budidaya udang vaname Anda bersama DELOS!

Read More
20Nov
AquacultureBeritaKualitas Air

Treat or Toxin: Plankton – Friend or Foe?

Apa yang tersembunyi di bawah sana? Dengan alat terbatas untuk melihat apa yang ada di dalam air kita, mikrobioma sulit diukur sementara pengelolaannya sangat penting untuk kesuksesan yang konsisten. 

Ini menimbulkan tantangan konstan yang seharusnya mendorong kita untuk bertindak, karena mikrobioma yang sehat menolak faktor patogenik dan mendorong pertumbuhan dan kelangsungan hidup.

Plankton adalah organisme mikroskopis yang hidup bebas dan melayang di kolom air. Mereka diklasifikasikan menjadi dua kelompok: fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton adalah kelompok plankton yang dapat memproduksi makanan mereka sendiri dari senyawa anorganik seperti amonia dan karbon dioksida. Zooplankton adalah kelompok plankton yang mendapatkan nutrisi dari senyawa organik seperti karbon organik dan sisa pakan. Dalam budidaya udang, biasanya kami melaporkan fitoplankton harian dengan empat klasifikasi berbeda.

Then, is plankton a trick or treat for your shrimp farm? Read the full article written by Gabrian Suryaputra (Researcher at RnD Department of DELOS) on THE CRUST Magazine Issue #13

Read More
18Nov
Penyakit Udang

Bahaya Penyakit Udang yang Disebabkan oleh Virus

Penyakit udang yang disebabkan oleh virus menjadi momok menakutkan yang menghantui para petambak dan dapat menginfeksi kapanpun.

Sebagai salah satu komoditas perikanan dengan tingkat permintaan tertinggi di dunia. Dari tahun ke tahun, permintaan terhadap udang selalu meningkat. Namun, industri ini sering kali dihadapkan pada ancaman penyakit yang disebabkan oleh virus.

Apa saja penyakit-penyakit tersebut? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: Cara Tebar Benur Udang Vaname yang Benar dan Lengkap!

Ancaman Penyakit Udang yang Disebabkan oleh Virus

Penyakit udang yang disebabkan oleh virus dapat menjadi ancaman serius bagi industri perikanan. Virus-virus ini menyebar dengan cepat di antara populasi udang yang padat, seperti yang sering terjadi di tambak atau peternakan udang. Faktor-faktor lingkungan seperti kualitas air, kepadatan populasi, dan kondisi sanitasi yang buruk dapat memicu penyebaran penyakit ini dengan cepat.

Jenis-jenis Penyakit Udang yang Disebabkan oleh Virus

1. Taura Syndrome Virus (TSV)

TSV adalah salah satu virus yang paling merusak dalam industri udang. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti penurunan nafsu makan, warna tubuh yang tidak normal, dan akhirnya kematian mendadak pada udang yang terinfeksi. TSV telah menyebabkan kerugian yang besar dalam industri udang di berbagai belahan dunia.

2. White Spot Syndrome Virus (WSSV)

WSSV menyebabkan gejala bintik-bintik putih pada tubuh udang. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. WSSV menjadi penyebab utama dari kegagalan panen udang di banyak tambak udang.

3. Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV)

IHHNV mengganggu sistem pernapasan udang dan menyebabkan perubahan warna tubuh serta berkurangnya pertumbuhan udang. Meskipun jarang menyebabkan kematian, virus ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menghambat pertumbuhan udang.

4. Yellow Head Virus (YHV)

YHV menyebabkan perubahan warna kepala udang menjadi kuning dan kemudian menyebabkan kematian. Penyakit ini memiliki tingkat keparahan yang tinggi dan dapat menyebar dengan cepat di antara populasi udang.

5. Decapod Iridescent Virus 1 (DIV1)

DIV1 adalah virus yang menyerang berbagai jenis udang. Penyakit ini menyebabkan perubahan warna pada tubuh udang menjadi iridescent atau berkilau dan seringkali menyebabkan kematian pada udang yang terinfeksi.

Dampak Penyakit Udang Akibat Virus

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus pada udang memiliki dampak yang merugikan pada industri akuakultur. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh kematian massal udang, penurunan produksi, dan kegagalan panen telah menjadi masalah serius bagi para peternak udang.

Selain itu, penyakit ini juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan. Kematian massal udang yang terinfeksi virus dapat meningkatkan tingkat polusi di lingkungan perairan dan mengancam keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga: Strategi Mengendalikan Amonia di Tambak Udang Vaname

Upaya Pengendalian dan Pencegahan

Para ahli dan peternak udang terus melakukan upaya pengendalian dan pencegahan untuk mengurangi dampak penyakit virus pada udang. Beberapa langkah yang dilakukan meliputi:

1. Penerapan Praktik Budidaya yang Baik

Salah satu pendekatan utama dalam pengendalian penyakit virus pada udang adalah dengan menerapkan praktik budidaya yang baik. Hal ini mencakup dalam pengelolaan kualitas air, kebersihan tambak, dan seleksi benih udang yang sehat.

2. Vaksinasi dan Pengobatan

Pengembangan vaksin menjadi salah satu strategi penting dalam upaya pencegahan penyakit virus pada udang. Selain vaksinasi, penggunaan obat-obatan yang tepat juga menjadi pilihan untuk mengatasi infeksi virus pada udang. Pengobatan yang diberikan harus sesuai dengan standar keamanan pangan dan tidak membahayakan.

3. Isolasi dan Karantina

Penerapan praktik isolasi dan karantina merupakan langkah krusial dalam mencegah penyebaran virus di antara populasi udang. Udang yang terinfeksi harus segera diisolasi dan dipindahkan dari populasi utama untuk mencegah penularan ke udang yang sehat.

4. Pengawasan dan Monitoring Rutin

Pengawasan dan pemantauan rutin terhadap kesehatan udang menjadi bagian penting dalam strategi pengendalian penyakit. Anda dapat melakukan uji PCR rutin pada DOC tertentu. Pemeriksaan berkala dilakukan untuk mendeteksi secara dini adanya gejala penyakit atau infeksi virus. Identifikasi cepat memungkinkan tindakan yang tepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

5. Edukasi dan Pelatihan

Pengetahuan yang ditingkatkan tentang penyakit virus pada udang serta praktik-praktik pengendalian yang tepat harus disosialisasikan kepada petambak dan para pelaku budidaya udang lainnya.

Baca Juga: Kenali Penyakit EHP Udang dan Cara Pencegahannya

Lakukan Pengecekan Kesehatan Rutin Udang Anda dengan AquaCheck!

Melakukan pengecekan kesehatan rutin menjadi salah satu keharusan sebagai tindakan pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus pada udang vaname. Sebab, dengan uji PCR rutin, Anda bisa mencegah penyakit udang sebelum menyebar luas dan menyebabkan kerugian yang lebih besar.

Untuk Anda yang tengah mencari fasilitas PCR udang, Anda bisa mendapatkannya di AquaCheck! AquaCheck merupakan layanan uji PCR dari DELOS untuk membantu Anda dalam mendeteksi hingga lima patogen sekaligus dengan harga terjangkau.

Selain itu, AquaCheck juga mampu mendeteksi sampel yang universal. Mulai dari benur, udang, lumpur, air, hingga hewan lain yang diduga menjadi carrier patogen di tambak.

Hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau submit pertanyaan Anda melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Cek kondisi kesehatan udang Anda bersama AquaCheck!

Read More
07Nov
Penyakit Udang

Kenali Penyakit EHP Udang dan Cara Pencegahannya

Penyakit EHP udang menjadi salah satu momok menakutkan yang menghantui para petambak. Sebab, penyakit ini membuat udang tidak dapat tumbuh besar meski sudah memasuki waktu panen, sehingga berdampak pada keuntungan yang didapatkan oleh para petambak.

EHP atau Enterocytozoon hepatopenaseiadalah penyakit yang disebabkan oleh parasit microsporidia yang menyebabkan lambatnya laju pertumbuhan udang. Hal ini menyebabkan ukuran udang yang tidak seragam dalam satu kolam yang sama.

Lantas, seperti apa gejala penyakit EHP pada Udang dan bagaimana cara pengendaliannya? Simak selengkapnya dalam artikel ini!

Baca Juga: Mengenal PCR Udang, Solusi Identifikasi Penyakit Sejak Dini

Apa itu Penyakit EHP Udang?

penyakit ehp pada udang
Sumber: biochain.vn

Enterocytozoon hepatopenasei atau penyakit EHP pada udang adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh parasit microsporidia yang menyebabkan lambatnya laju pertumbuhan udang.

Penyakit EHP udang pertama kali ditemukan pada tahun 2004, tepatnya pada udang windu yang dibudidayakan di Thailand. Sementara di Indonesia, penyakit ini dilaporkan pertama kali menginfeksi pada tahun 2015.

EHP pada udang tidak berpengaruh secara langsung terhadap mortalitas udang, tetapi penyakit ini dapat menghambat pertumbuhan udang selama budidaya, sehingga bisa menyebabkan adanya perbedaan ukuran udang dalam satu kolam budidaya.

Gejala Penyakit EHP pada Udang

Mengingat bagaimana bahayanya penyakit EHP, Anda harus selalu memperhatikan gejala yang timbul agar dapat segera dilakukan penanganan. Berikut adalah gejala-gejala yang harus Anda waspadai:

  1. Pertumbuhan udang menjadi sangat lambat dan keluar kotoran putih dari udang yang terinfeksi (White Feces Syndrome)
  2. Udang menjadi tidak nafsu makan
  3. Sel epitel tubulus hepatopankreas udang menunjukkan adanya basofilik, inklusi sitoplasma (sporokista mikrosporidian)
  4. Cangkang udang melunak
  5. Tepatopankreas dan usus tengah udang menjadi kosong

EHP udang juga dapat ditularkan secara horizontal melalui kanibalisme sesama udang dan melalui spora EHP yang dilepaskan ke dalam air melalui perantara feses udang yang terinfeksi.

Jika udang di tambak Anda mengalami gejala di atas, segera lakukan mitigasi dan uji PCR untuk memastikan apakah udang Anda benar-benar mengalami EHP atau bahkan penyakit udang lainnya.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mencegah Persebaran Penyakit di Tambak

Cara Mencegah Infeksi Penyakit EHP Udang

Untuk mencegah terjadinya kasus EHP di tambak udang, Anda dapat menempuh beberapa cara berikut ini:

1. Karantina dan Pengawasan

Jika penyakit EHP sudah menginfeksi tambak Anda, segera pisahkan udang yang terinfeksi dengan udang yang sehat untuk mencegah penyakit menyebar lebih luas.

Selalu amati setiap terjadi adanya perubahan gejala, seperti warna tubuh yang berubah, pertumbuhan dan nafsu makan yang tidak normal.

2. Melakukan Pergantian Air Secara Rutin

Jumlah kasus EHP meningkat seiring dengan umur budidaya. Sistem budidaya akan mempengaruhi keberadaan EHP. Tambak dengan pola ganti air yang cukup banyak dan melakukan pengurangan limbah dasar kolam mengalami kejadian EHP yang rendah.

Kondisi kualitas air juga terkait dengan munculnya infeksi patogen yang berdampak pada kasus kematian udang. Sebab, metabolisme, imunitas, dan fisiologis udang dipengaruhi oleh lingkungannya.

3. Pemberian Pakan Berkualitas

Pastikan pakan yang diberikan berkualitas tinggi dan aman dari kontaminasi mikrosporidia. Hindari memberi pakan yang rusak atau yang belum terjamin kebersihannya.

4. Pengelolaan Lingkungan

Pastikan lingkungan tempat udang dibudidayakan selalu dalam kondisi yang baik. Termasuk parameter-parameter kualitas air, seperti suhu, salinitas, dan oksigen terlarut selalu berada di angka yang optimal.

5. Konsultasikan dengan Ahli Terkait

Jika udang Anda mengalami gejala penyakit tertentu, segera konsultasikan dengan ahli penyakit udang sebelum terlambat. Anda juga dapat melakukan tes PCR rutin terhadap udang Anda. Terutama saat DOC 20, DOC 40, dan DOC 60 di mana dinamika tambak mulai terjadi.

Baca Juga: Kenali Gejala Penyakit IHHNV Pada Udang Vaname dan Cara Pencegahannya

Uji Penyakit Udang Anda dengan AquaCheck!

Melakukan uji PCR secara rutin menjadi suatu keharusan bagi Anda yang menginginkan hasil panen yang maksimal. Sebab, dengan uji PCR rutin, Anda bisa mencegah penyakit udang sebelum menyebar luas dan menyebabkan kerugian yang lebih besar.

Untuk Anda yang tengah mencari fasilitas PCR udang, Anda bisa mendapatkannya di AquaCheck! AquaCheck merupakan layanan uji PCR dari DELOS untuk membantu Anda dalam mendeteksi hingga lima patogen sekaligus dengan harga terjangkau.

Selain itu, AquaCheck juga mampu mendeteksi sampel yang universal. Mulai dari benur, udang, lumpur, air, hingga hewan lain yang diduga menjadi carrier patogen di tambak.

Hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau submit pertanyaan Anda melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Cek kondisi kesehatan udang Anda bersama AquaCheck!

Read More
03Nov
Shrimp Export

Ingin Mendapatkan Sertifikasi Fair Trade? Berikut Caranya!

sertifikasi fair trade
Sumber: Dokumentasi DELOS

Sertifikasi Fair Trade menjadi salah satu sertifikasi produk yang memastikan pelaku bisnis mulai dari investor, pemilik bisnis, karyawan, hingga supplier telah melakukan tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Baik itu dari aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Sertifikasi Fair Trade muncul sebagai solusi yang memungkinkan produsen udang untuk memenuhi standar etis dan lingkungan tertentu sambil meningkatkan kesejahteraan mereka. Dalam artikel ini kita akan membahas tentang sertifikasi Fair Trade selengkapnya.

Baca Juga: Sertifikasi Best Aquaculture Practices (BAP): Panduan Lengkap Cara Mendapatkannya

Apa itu Sertifikasi Fair Trade?

Sertifikasi Fair Trade merupakan sistem sertifikasi produk yang mengedepankan standar sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk memastikan nilai-nilai perdagangan yang adil dan hak-hak seluruh individu yang terlibat dalam operasi bisnis. Sertifikasi Fair Trade berlaku untuk produsen dan pedagang.

Jika suatu bisnis budidaya udang telah memiliki sertifikasi Fair Trade, bisa dipastikan produsen, petambak, dan seluruh karyawannya telah melakukan praktik bisnis yang adil, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. 

Selain itu, sertifikasi Fair Trade juga menjamin perlindungan hak-hak pekerja melalui program sosial, kesehatan, dan pengentasan kemiskinan. Sementara bagi konsumen, sertifikasi ini menjadi patokan untuk menilai apakah sebuah perusahaan telah mematuhi prinsip-prinsip praktiknya.

Manfaat Sertifikasi Fair Trade untuk Bisnis Budidaya Udang

Memiliki sertifikasi Fair Trade memberikan beberapa manfaat untuk bisnis budidaya udang Anda, di antaranya:

  1. Secara aktif mengelola potensi risiko dengan standar perdagangan adil yang ketat untuk memastikan lingkungan kerja yang aman dan peningkatan kondisi, upah, jam kerja, tunjangan, dan penghapusan kerja paksa serta kemiskinan.
  2. Meningkatkan efisiensi dan kinerja operasional dengan dukungan dan pelatihan di lapangan untuk memastikan penerapan nilai-nilai sertifikasi Fair Trade.
  3. Meningkatkan tingkat kehidupan pekerja dan masyarakat dengan Community Development Funds yang membantu petambak, nelayan, dan karyawan untuk mengatasi tantangan nyata dalam kehidupan mereka.
  4. Konsumen akan merasa senang membeli produk yang memiliki dampak negatif terhadap lingkungan sangat minim dan menerapkan prinsip keberlanjutan.

Baca Juga: Sertifikasi HACCP: Prosedur, Syarat, dan Cara Memperolehnya

Cara Mendapatkan Sertifikasi Fair Trade untuk Bisnis Udang

Jika Anda merasa produk udang Anda telah memenuhi nilai-nilai standar sertifikasi Fair Trade, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:

1. Isi Formulir Secara Online

Langkah mendaftar sertifikasi Fair Trade adalah dengan mengisi formulir online melalui link https://www.fairtradeamerica.org/get-certified/ atau menghubungi tim Fair Trade melalui comms@fairtradenapp.org. Dalam pengisian formulir ini diperlukan data pribadi, perusahaan, dan produk yang ingin Anda daftarkan.

Informasi tersebut meliputi nama perusahaan, informasi kontak, kategori yang paling sesuai dengan perusahaan Anda, produk yang ingin Anda daftarkan untuk sertifikasi, dan peran perusahaan Anda.

2. Tunggu Hingga Perwakilan Fair Trade Menghubungi

Perwakilan Fair Trade akan menghubungi Anda untuk mendaftarkan produk secara resmi dan melanjutkan dengan proses audit. Jika setelah proses audit produk Anda dinyatakan layak dan sesuai standar, Anda akan mendapatkan persetujuan kemasan Fair Trade Certified yang diajukan.

3. Patuhi Standar yang Ketat

Setelah produk Anda disertifikasi, Anda harus selalu mematuhi standar yang ketat. Sertifikasi Fair Trade ini adalah proses yang berkelanjutan, sehingga setiap produk harus terus mematuhi sandar Fair Trade untuk mempertahankan sertifikasi.

4. Ingat Fungsi Sertifikasi Fair Trade

Perlu diingat jika Fair Trade mengeluarkan sertifikasi untuk produk-produk tertentu, bukan untuk perusahaan atau unit bisnis. Jadi, jika Anda ingin memiliki sertifikasi ini untuk lebih dari satu produk, Anda harus mendaftarkan keduanya dengan proses terpisah.

Baca Juga: Sertifikasi CBIB untuk Budidaya Udang dan Cara Mendapatkannya

Mulai Ekspor Udang Vaname Anda Bersama AquaLink!

Setelah Anda mendapatkan sertifikasi Fair Trade untuk produk udang Anda, Anda bisa mulai memasarkan produk udang ke luar negeri. Tentunya dengan sertifikasi ini, produk Anda akan semakin dipercaya oleh konsumen.

Bagi Anda yang baru ingin memulai ekspor produk udang, Anda dapat memilih AquaLink sebagai mitra ekspor yang transparan dan terpercaya dengan harga terbaik.

Segera hubungi Tim DELOS AquaLink melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami di www.delosaqua.com untuk memulai ekspor udang vaname Anda bersama AquaLink!

Read More
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top