logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Juni 2023
Home 2023 Juni
default
30Jun
AquacultureFun Read

4 Jenis Tambak Udang Vaname yang Harus Kamu Ketahui

Tambak udang merupakan kolam buatan yang dijadikan sebagai habitat untuk kegiatan budidaya perairan akuakultur, salah satunya adalah udang vaname. Umumnya, lokasi tambak berada di dekat sumber mata air, misalnya di kawasan pesisir pantai.

Kebanyakan orang mengira semua tambak udang vaname adalah sama. Namun, kenyataannya tidak demikian. Terdapat beberapa jenis tambak yang ada di sekitar kita berdasarkan teknik pengelolaan dan tingkat kepadatannya.

Adapun jenis-jenis tambak tersebut meliputi tambak tradisional, tambak semi intensif, tambak intesif, dan tambak super intensif. Lantas, bagaimana karakteristik dari tambak-tambak tersebut? Yuk, temukan jawaban selengkapnya dalam artikel ini.

Baca Juga: 7 Cara Mudah Budidaya Udang Vaname untuk Pemula

Jenis-Jenis Tambak Udang Vaname

1. Tambak Tradisional

Tambak tradisional udang vaname merupakan jenis tambak yang dibuat cukup sederhana dengan skala padat tebar benih yang tergolong rendah. Biasanya, tambak jenis ini tidak memerlukan pompa dan kincir air. Sementara untuk pergantian airnya bergantung pada pasang-surut air laut.

Padat tebar tambak udang tradisional adalah <50 udang/m².

Karena kepadatannya yang tergolong rendah, tambak udang tradisional memiliki tingkat perawatan yang lebih mudah jika dibandingkan jenis-jenis tambak lainnya. Begitu pula dengan risiko udang terserang penyakit yang juga lebih kecil.

2. Tambak Semi-Intensif

Jenis tambak udang yang kedua adalah tambak semi intensif. Tambak jenis ini memiliki padat tebar benih yang lebih besar daripada tambak tradisional. Oleh karena itu, dibutuhkan pompa dan kincir air yang jumlahnya disesuaikan dengan luas area tambak untuk mengelola aliran air tambak.

Padat tebar tambak udang vaname semi-intensif adalah <100 udang/m².

Sementara untuk masalah pakan, sejak benih ditebar, tambak semi intensif biasanya langsung menggunakan pakan buatan sebagai sumber nutrisi utama dari udang vaname. Bersama dengan kualitas air, pakan ini juga menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan selama budidaya berlangsung.

3. Tambak Intensif

Tambak intensif merupakan jenis tambak udang yang memiliki padat tebar benih cukup tinggi. Biasanya, tambak jenis ini memerlukan perhitungan desain dan tata letak yang kompleks. Mulai dari kedalaman air, kebutuhan pompa, dan kebutuhan kincir air harus sesuai dengan kebutuhan.

Padat tebar tambak udang intensiv adalah >100 udang/m².

Saat memutuskan untuk membuat tambak intensif, pengelolaan limbah juga perlu untuk diperhatikan. Pasalnya, semakin tinggi tingkat kepadatan suatu tambak, semakin tinggi pula limbah yang dihasilkan selama budidaya berlangsung.

4. Tambak Super Intensif

Jenis tambak udang vaname yang terakhir adalah tambak super intensif. Seperti namanya, tambak jenis ini memerlukan perawatan yang lebih kompleks dibanding jenis tambak lainnya. Banyak pertimbangan yang harus dipersiapkan, mulai dari peralatan-peralatan pendukung hingga dampak budidaya terhadap lingkungan.

Tambak udang super intensif pada dasarnya sama dengan tambak intensif, tetapi ukuran dan padat tebarnya dibuat lebih besar. Biasanya padat tebar tambak udang semi intensif adalah >200 shrimp/m².

Mulai dari desain, tata letak, kebutuhan pompa, jumlah dan tipe kincir air, serta teknologi dan manajemen budidaya udang vaname pada tambak jenis ini harus terus diperhatikan. Sebab, jika tidak, dampaknya akan besar terhadap keberlangsungan budidaya maupun lingkungan tempat tambak berada.

Baca Juga: DELOS Luncurkan Podcast Inspiratif Dunia Akuakultur, DELOS Talks

Pentingnya Memilih Lokasi Tambak

tambak udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Setelah mengetahui jenis-jenis tambak di atas, kamu pasti sudah memiliki gambaran jika tidak sembarang lahan dapat digunakan sebagai tambak, bukan? Terlebih lagi untuk jenis tambak semi intensif, intensif, dan super intensif. Oleh karena itu, memilih lokasi tambak yang tepat sangat penting untuk dilakukan.

Pemilihan lokasi tambak bertujuan untuk mendapatkan lokasi yang tepat dan sesuai, sehingga proses budidaya udang vaname dapat berlangsung dengan baik dan panen yang dihasilkan dapat optimal.

Lokasi tambak yang ideal harus memiliki level topografi yang bagus untuk memudahkan pembuatan tambak, terdapat kandungan tanah yang mengandung liat untuk menahan air dan membuat tanggul, serta kecukupan jumlah air untuk menyuplai tambak.

Baca Juga: Kenali Udang Vaname Sebagai Favorit Para Petambak

Mulai Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS!

Saat hendak memulai budidaya udang vaname diperlukan persiapan yang cukup matang, salah satunya adalah dalam memilih jenis dan lokasi tambak udang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil panen yang optimal dan menghindarkan dari kerugian.

Namun, tak perlu khawatir karena DELOS di sini untukmu! DELOS adalah perusahaan aqua-tech yang berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantumu mengeksplorasi peluang baru di bidang

Kami menggunakan pendekatan masalah sosial, lingkungan, infrastruktur, dan peraturan di lokasi tambak yang ditentukan. Selain itu Farm Management yang kami miliki juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkanmu untuk memonitoring kondisi tambak setiap harinya.

DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration untuk membantu partner kami mendapatkan produk-produk dan harga terbaik untuk budidaya udang yang mereka lakukan.

Jadi, segera hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.comMari mulai budidaya udang vaname bersama DELOS!

Read More
28Jun
Penyakit Udang

Kenali Gejala Penyakit IHHNV Pada Udang Vaname dan Cara Pencegahannya

Penyakit IHHNV atau Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus merupakan penyakit akibat infeksi virus yang menyerang udang vaname. Penyakit ini dapat menyebabkan udang menjadi kerdil dan cacat pada beberapa bagian tubuh udang.

Penyakit IHHNV dapat menyerang semua stadia hidup udang, mulai dari telur, larva, post larva, juvenile, hingga udang dewasa. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati dan segera melakukan mitigasi jika menemui udang dengan gejala IHHNV.

Namun, tak perlu khawatir, baca selengkapnya tentang gejala dan cara pencegahan penyakit IHHNV dalam artikel ini!

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Gejala Penyakit IHHNV pada Udang Vaname:

Penyakit IHHNV menginfeksi jaringan hipodermal dan hematopoietik pada udang vaname, seperti insang, epitel kutikula, jaringan ikat, organ limfoid, dan lain-lain. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Beberapa gejala umum IHHNV pada udang vaname di antaranya:

1. Nafsu Makan Berkurang

Udang vaname yang terinfeksi IHHNV menunjukkan penurunan nafsu makan. Hal ini dapat menyebabkan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat dan tingkat kelangsungan hidup udang yang buruk.

2. Perubahan Warna dan Kelainan Bentuk Tubuh

Udang yang terserang penyakit IHHNV dapat menunjukkan perubahan warna dan kelainan bentuk tubuh, yaitu pengerdilan pada beberapa bagian tubuh dan kelainan bentuk rostrum. Pada kondisi akut, kulit udang akan terlihat putih pucat, permukaan tubuhnya ditumbuhi bakteri atau jamur, serta terlihat nekrosis pada kutikula, syaraf, dan antena.

Baca Juga: Pentingnya Alkalinitas pada Tambak Udang, Cek Alkalinitas Anda Sekarang!

Cara Pencegahan IHHNV pada Udang Vaname

Ada beberapa strategi mitigasi yang dapat Anda gunakan untuk mengurangi dampak IHHNV terhadap populasi udang vaname di tambak Anda, yaitu:

1. Penerapan Biosekuriti yang Ketat

Menerapkan biosekuriti yang ketat seperti dengan desinfeksi kolam, air, dan peralatan, membatasi interaksi antara orang-orang dari luar tambak dengan kolam, serta menggunakan indukan dan juvenil yang bebas penyakit.

2. Lakukan Pendeteksian dan Pengobatan Sedini Mungkin

Pemantauan kondisi udang setiap hari secara teratur dapat membantu Anda mendeteksi jika terdapat gejala penyakit IHHNV, sehingga mitigasi dan pengobatan dapat segera dilakukan untuk menekan angka kerugian. Pengecekan penyakit secara molekuler menggunakan polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan secara berkala, baik sebelum tebar ataupun selama proses budidaya juga sangat membantu dalam deteksi dini penyakit IHHNV.

3. Terapkan Pengelolaan Kualitas Air yang Baik

Mempertahankan parameter kualitas air tetap optimal dengan pengelolaan yang baik juga dapat membantu Anda dalam mengurangi stres pada udang vaname sehingga udang tidak rentan terhadap penyakit.

4. Pilih Induk yang Tahan Penyakit

Memilih induk yang secara genetik resisten terhadap penyakit dapat membantu mengurangi risiko infeksi pada keturunannya, salah satunya adalah infeksi penyakit IHHNV. Pasalnya dalam beberapa kasus, induk udang dapat menurunkan penyakit secara langsung pada benur yang dihasilkan.

5. Lakukan Manajemen Pakan yang Baik

Manajemen pakan yang baik akan sangat membantu udang untuk memenuhi kebutuhan energinya. Udang yang kebutuhan energinya terpenuhi dengan baik akan lebih tahan terhadap stres lingkungan dan infeksi penyakit, serta tumbuh lebih cepat.

6. Lakukan Pemberian Imunostimulan dan Feed Additive

Pemberian imunostimulan dan feed additive, seperti β-glukan, probiotik, vitamin, dan lain-lain, juga dapat meningkatkan sistem imun udang sehingga menjadi tahan terhadap stres lingkungan dan infeksi virus.

Baca Juga: Kenali 7 Ciri-Ciri Penyakit AHPND Pada Udang Vaname Sebelum Terlambat

Cari Tahu Tentang Penyakit IHHNV dan Cara Penanganannya Bersama DELOS!

Penyakit IHHNV menjadi salah satu penyakit pada udang yang paling berbahaya karena dapat menyerang berbagai stadia hidup, mulai dari telur hingga udang dewasa. Oleh karena itu, selalu pantau kesehatan udang Anda secara rutin untuk mencegah semakin luasnya penyebaran penyakit.

Saat muncul gejala udang terserang penyakit IHHNV, sebaiknya segera konsultasikan dengan orang-orang yang telah ahli dalam penanganan penyakit ini. DELOS adalah salah satunya!

DELOS adalah aquatech startup yang siap untuk membantu Anda menanggulanginya. Dengan Tim Sains yang andal dan berdedikasi tinggi, kamu siap membantu Anda dalam mitigasi dan pencegahan terjadinya penyakit pada tambak udang.

Tidak hanya penyakit IHHNV, Tim Sains DELOS juga berpengalaman dalam penanganan berbagai penyakit lainnya. Seperti white feces dan penyakit Myo. Jadi, tak perlu ragu dan segera hubungi DELOS melalui contact@delosaqua.com atau melalui kolom kontak dan WhatsApp di website kami www.delosaqua.comuntuk dapatkan solusi atas masalah penyakit udangmu!

Read More
26Jun
Berita

DELOS Schedules OPINI Webinar Series 2

DELOS sebagai aqua-tech startup terus berkomitmen untuk memperluas pengetahuan masyarakat terhadap dunia akuakultur. Setelah sebelumnya menyelenggarakan Webinar OPINI (Obrolan Pintar Terkini) pertama pada 11 Maret 2023, kini DELOS bersama DELOS Maritime Institute kembali mengagendakan OPINI yang kedua.

Webinar OPINI kali ini bertajuk “Microbiome Dynamics in Shrimp Culture” yang bertujuan untuk menjelaskan peran penting ekosistem mikroba dan dampaknya terhadap kesehatan udang. Berikut adalah detail dari OPINI DELOS & DMI Ke-2:

Topik: Microbiome Dynamics in Shrimp Culture

Tanggal: Sabtu, 8 Juli 2023

Jam: 09.00 – Selesai

Pendaftaran: bit.ly/OPINI-Delos

Para Pembicara Kami

1. Prof. Dr. Ir. Peter Bossier – Director of the Lab of Aquaculture & Artemia Reference Center, Ghent University.

Topik: Microbial Ecosystem Management in Shrimp Pond

Dengan latar belakang sebagai Bioscience Engineer spesialisasi mikrobiologi terapan, Prof. Dr. Ir. Peter Bossier diakui secara internasional sebagai otoritas terkemuka di bidang penelitian akuakultur. Keahliannya terletak pada manajemen komunitas mikroba, interaksi inang-mikroba, dan genetika.

2. Dr. Julie Ekasari S.Pi., M.Sc. – Co-Lead Guru at DELOS

Topik: Gut Microbiome and Water Microbiome Changes in the Event of Disease in Shrimp Culture

Dr. Julie Ekasari, S.Pi., M.Sc., adalah seorang peneliti dan dosen akuakultur dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Sebagai bagian dari Tim AquaHero Guru di DELOS, dia melakukan penelitian untuk mengembangkan tambak udang di bawah payung DELOS. Jurnal ilmiahnya yang diterbitkan berfungsi sebagai referensi untuk penelitian akuakultur di seluruh dunia. Dr Julie Ekasari juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai 2nd Most Cited Author Bidang Ilmu Pengetahuan Alam di IPB University selama tiga tahun berturut-turut.

Daftarkan Diri Anda Sekarang Juga!

DELOS mengundang Anda semua pembudidaya udang, peneliti, mahasiswa, dan seluruh masyarakat dengan ketertarikan di dunia akuakultur untuk bergabung dalam Webinar OPINI DELOS dan DMI. 

Jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang peran microbiome dalam budidaya udang yang berkelanjutan sekaligus berdiskusi langsung dengan para ahli. Segera daftarkan diri Anda melalui bit.ly/OPINI-Delos sekarang juga!



Read More
23Jun
Berita

DELOS Hadiri Shrimp Aquaculture Conference 2023

Konferensi Budidaya Udang yang diselenggarakan oleh Petambak Muda Udang (PMI) berlangsung dari tanggal 20 hingga 22 Juni 2023 di Bali. SAC 2023 merupakan acara yang sangat dinantikan yang mempertemukan para pakar industri, peneliti, dan pembudidaya untuk berbagi pengetahuan dan mengeksplorasi kemajuan dunia budidaya udang.

Konferensi Pertambakan Udang telah memantapkan dirinya sebagai platform utama untuk pertukaran ide dan inovasi dalam budidaya udang. Konferensi tahun ini bertujuan untuk mengatasi isu-isu kritis seperti evolusi penyakit, dampak perubahan iklim lingkungan, dan tantangan yang ditimbulkan oleh resesi global. Dengan pesatnya pertumbuhan industri udang dan meningkatnya permintaan akan praktik berkelanjutan, acara tersebut memberikan wawasan berharga tentang masa depan budidaya udang.

Alexander Farthing, Chief Science Officer DELOS, menarik perhatian peserta dengan presentasinya yang menarik. Topiknya, "Apa Arti Sebenarnya Menggunakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dalam Budidaya Udang," menyelidiki peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan keberlanjutan dan produktivitas operasi budidaya udang.

Farthing menekankan pentingnya pendekatan holistik yang menggabungkan pengetahuan ilmiah, teknologi mutakhir, dan praktik manajemen operasional terbaik untuk mengatasi tantangan industri secara efektif. Dia menyoroti peran DELOS dalam memelopori budidaya udang vannamei yang berkelanjutan, menampilkan solusi inovatif mereka yang bertujuan meminimalkan dampak lingkungan dan memaksimalkan produktivitas.

DELOS, perusahaan terkemuka di sektor akuakultur, telah menjadi yang terdepan dalam merevolusi praktik budidaya udang melalui integrasi ilmu pengetahuan, teknologi, dan metodologi berkelanjutan. Komitmen mereka terhadap penelitian dan pengembangan telah menghasilkan terobosan yang meningkatkan pengelolaan penyakit, mengoptimalkan efisiensi pakan, dan mempromosikan pemanfaatan sumber daya yang bertanggung jawab.

Selama konferensi, DELOS memamerkan praktik budidaya udang vannamei berkelanjutan, menunjukkan keberhasilan penerapan inovasi ilmiah dan teknologi mereka. Pengunjung diperkenalkan dengan sistem dan metodologi canggih yang memungkinkan petani meminimalkan penggunaan antibiotik, meningkatkan kualitas air, dan meningkatkan kinerja pertanian secara keseluruhan.

Tim DELOS berinteraksi dengan peserta konferensi, mendorong berbagi pengetahuan dan kolaborasi antara petambak udang, peneliti, dan pakar industri. Partisipasi mereka bertujuan untuk tidak hanya memamerkan kemajuan mereka tetapi juga menginspirasi dan memberdayakan orang lain untuk mengadopsi praktik berkelanjutan dan berkontribusi pada pertumbuhan komunitas budidaya udang global.

Shrimp Aquaculture Conference 2023 di Bali terbukti sukses besar, menyediakan platform bagi para pemangku kepentingan industri untuk berkumpul, bertukar ide, dan mengeksplorasi kemungkinan baru. Dengan presentasi penuh wawasan oleh Alexander Farthing dan partisipasi DELOS, konferensi ini menyoroti potensi besar sains, teknologi, dan praktik berkelanjutan untuk membentuk masa depan budidaya udang. Seiring perkembangan industri, acara seperti ini akan memainkan peran penting dalam mendorong inovasi dan memastikan masa depan yang berkelanjutan dan sejahtera bagi budidaya udang di seluruh dunia.

Read More
22Jun
Fun Read

Ini 11 Ciri-Ciri Udang Sehat dan Sakit

Budidaya udang vaname menjadi salah satu bisnis yang banyak digeluti oleh orang-orang di seluruh dunia. Potensi pasar yang luas membuat udang vaname seolah menjadi primadona. Namun, serangan penyakit juga terus mengintai saat budidaya. Oleh karena itu, kenali ciri-ciri udang sehat dan sakit berikut ini.

Ciri-ciri udang sehat dan sakit dapat dilihat dari indikator fisik, perilaku, dan fisiologisnya. Memahami karakteristik ini dapat membantu para petambak untuk mengambil langkah selanjutnya terkait kondisi udang.

Lantas, apa saja ciri-ciri udang sehat dan sakit? Baca selengkapnya dalam artikel ini!

Baca Juga: Mengenal Taura Syndrome Virus (TSV) Pada Udang Vaname

Ciri-Ciri Udang Sehat

1. Aktif Berenang dan Responsif

Ciri-ciri udang yang sehat dapat dilihat dari tingkat keaktifannya. Udang yang sehat biasanya akan aktif berenang ke sana ke mari dan responsif. Misalnya, ketika diberi makan, udang yang sehat akan muncul ke permukaan.

2. Tubuh Berwarna Jernih dan Cerah

Warna tubuh yang jernih dan cerah dapat menunjukkan bahwa udang dalam kondisi yang sehat. Sementara udang dengan cangkang yang kusam, pudar, atau berubah warna bisa menjadi indikasi adanya masalah kesehatan.

3. Tekstur Tubuh Keras

Udang sehat memiliki tekstur tubuh yang keras dan padat. Tidak boleh ditemui adanya lendir atau tubuh yang lembek saat disentuh.

4. Nafsu Makan Baik

Nafsu makan yang baik pada udang juga dapat menjadi indikator udang dalam kondisi sehat. Udang sehat akan makan secara teratur dan memakan pakan yang telah disediakan.

5. Tidak Ada Tanda-Tanda Stres

Ciri udang sehat yang terakhir adalah tidak adanya tanda-tanda stres, seperti lesu, bersembunyi di dasar kolam, hingga menunjukkan tanda-tanda agresif terhadap udang lainnya.

Baca Juga: 5 Tips Cara Mengelola Tambak Udang Vaname

Ciri-Ciri Udang Sakit

1. Lesu atau Lemah

Ciri udang sakit yang pertama adalah udang tampak lesu atau lemah. Biasanya udang akan bergerak lambat atau bahkan tidak bergerak sama sekali. Udang yang sakit akan cenderung berdiam di dasar kolam bahkan ketika diberi makan.

2. Memiliki Warna yang Pudar

Udang yang sakit memiliki cangkang yang berubah warna atau pudar. Selain itu, biasanya beberapa penyakit seperti penyakit myo dan bintik putih juga dapat memicu perubahan warna pada tubuh udang.

3. Tekstur Berlendir atau Lembek

Udang yang sakit biasanya memiliki tubuh yang berlendir atau lembek. Lendir ini biasanya menutupi seluruh bagian luar udang

4. Nafsu Makan Berkurang

Ciri udang sakit selanjutnya adalah nafsu makan udang yang berkurang. Udang yang sakit cenderung tidak nafsu makan dan tidak makan pakan secara teratur, sehingga akan ditemui banyak sisa-sisa pakan di tambak.

5. Menunjukkan Tanda-Tanda Stres

Tanda-tanda stres seperti berdiam di dasar kolam atau menunjukkan perilaku agresif terhadap udang lain juga dapat menjadi ciri udang yang sedang sakit.

6. Perilaku Abnormal

Ciri udang yang sakit dapat ditunjukkan dari perilaku abnormal udang, seperti misalnya berenang terbalik atau berputar-putar.

Baca Juga: Kenali 7 Ciri-Ciri Penyakit AHPND Pada Udang Vaname Sebelum Terlambat

Konsultasikan Kondisi Udang Anda Pada DELOS!

Ciri-ciri udang yang sehat dan sakit harus selalu menjadi perhatian para petambak. Udang yang sehat biasanya aktif bergerak, tubuhnya berwarna jernih dan cerah, memiliki nafsu makan yang baik, dan tidak menunjukkan tanda-tanda stres.

Sementara sebaliknya, ciri udang sakit adalah udang tampak lesu, cangkang berubah warna, tubuhnya berlendir, nafsu makan berkurang, menunjukkan tanda-tanda stres, hingga menunjukkan perilaku yang abnormal.

Bagi Anda yang memiliki udang yang menunjukkan ciri-ciri sakit, segera lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mendeteksi penyakit yang diderita udang dan menghindari tersebarnya wabah penyakit.

Anda dapat mengonsultasikan kondisi kesehatan udang anda pada DELOS. Dengan tim sains terbaik yang berdedikasi tinggi, DELOS dapat membantu Anda mendeteksi sekaligus mitigasi apabila terjadi serangan penyakit di tambak udang Anda.

Jadi, apabila udang Anda menunjukkan ciri-ciri udang sakit seperti penjelasan di atas, segera hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit permasalahan tambak Anda di kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Tunggu apa lagi? Segera konsultasikan kondisi udang anda pada DELOS sebelum terlambat!

Read More
DCIM100MEDIADJI_0038.JPG
17Jun
AquacultureTechnology

Bagian-Bagian Tambak yang Berkelanjutan dan Ramah Lingkungan

Tambak merupakan tempat di mana udang, ikan, dan komoditas akuakultur lainnya dibudidayakan. Dalam praktiknya, bagian-bagian tambak harus dibuat sesuai standar yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Sebagai tempat di mana udang tumbuh, tambak harus dirancang dan diberikan perawatan secara khusus untuk memberikan kondisi ideal bagi udang. Tambak ini terdiri dari berbagai bagian penting agar berfungsi dengan baik dan menghasilkan produktivitas yang tinggi.

Oleh karena itu, berikut telah kami rangkum bagian-bagian tambak yang berkelanjutan dan ramah lingkungan yang dapat Anda jadikan sebagai referensi.

Baca Juga: 5 Jenis Kincir Air Tambak Udang beserta Fungsinya

Bagian-Bagian Tambak yang Ramah Lingkungan

1. Kolam Karantina

Bagian-bagian tambak yang pertama adalah kolam karantina yang berfungsi sebagai tempat penampungan air dengan standar mutu air yang baku. Kolam karantina ini digunakan sebagai suplai air pada saat penggantian air baru ke kolam pembesaran atau kolam tandon.

Kolam karantina ditempatkan sebelum kolam pembesaran untuk memudahkan penyaluran air. Secara optimal, suatu kolam karantina mampu menampung antara 30-50% air baru yang bergantung pada tingkat teknologi yang diterapkan.

2. Saluran Distribusi Air

Bagian tambak selanjutnya adalah saluran distribusi air yang berguna untuk membagi air ke masing-masing kolam pembesaran. Biasanya saluran distribusi air ditempatkan di sisi yang strategis untuk memudahkan dalam pendistribusian air.

Untuk tambak yang berskala tidak terlalu besar, biasanya kolam ini menjadi satu dengan kolam karantina untuk menghemat lahan.

3. Kolam Pembesaran

Kolam pembesaran menjadi tempat di mana benur ditebar dan dibesarkan hingga masuk waktu panen. Idealnya, kolam ini terletak di tengah-tengah tambak. Sementara untuk luas kolam bergantung pada sistem budidaya yang dijalankan, misalnya untuk sistem intensif antara 2000-4000 meter persegi.

Kolam pembesaran dapat berbentuk persegi maupun lingkaran. Namun, idealnya masing-masing sudut dibuat tumpul untuk memudahkan pengelolaan air dan limbah yang ada di dasar tambak.

4. Kolam Endapan Lumpur

Seperti namanya, kolam endapan lumpur merupakan tempat penampungan lumpur yang berasal dari kolam pembesaran. Kolam ini terletak di dekat dekat pusat pembuangan air dan limbah untuk memudahkan operasionalnya.

Baca Juga: Pentingnya Alkalinitas pada Tambak Udang, Cek Alkalinitas Anda Sekarang!

5. Kolam Tandon

Kolam tandon atau yang dikenal juga sebagai biofilter merupakan kolam yang digunakan untuk menyaring organisme, hama, maupun penyakit yang dapat membahayakan udang. Kolam ini bisanya terletak setelah petak pengendapan.

Pada kolam tandon biasanya ditemui rumput laut, kerang bakau, tiram, dan tumbuhan bakau yang berfungsi sebagai biofilter untuk menyerap zat-zat yang bersifat racun seperti NH3, CO2, dan nitrit yang terkandung di dalam air.

6. Kolam Pengolah Limbah

Bagian tambak udang vaname selanjutnya adalah kolam pengolahan limbah yang berfungsi sebagai tempat penampungan air buangan dari kolam pembesaran. Pada kolam ini, air akan disterilkan terlebih dahulu baik secara kimia maupun biologis sebelum akhirnya dibuang ke laut.

7. Saluran Pembuangan Pusat

Saluran pembuangan pusat merupakan sistem pembuangan air yang berada di tengah kolam tambak pembesaran udang. Saluran ini terbuat dari cor semen berbentuk bulat untuk mengalirkan air ke arah saluran pembuangan. Sementara dari segi ukuran dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing tambak.

8. Pintu Monik

Bagian-bagian tambak yang terakhir adalah pintu monik yang merupakan pintu pembuangan air. Pintu ini terbuat dari cor semen dan buis beton dengan pintu pengatur berada di pematang bagian sisi dalam.

Ukuran pintu monik tergantung pada luas kolam tambak dan konstruksi pematang yang ada. Pada tambak sederhana, pintu pembuangan air biasanya tidak terbuat dari beton, melainkan dari kayu atau PVC.

Baca Juga: Cara Menjaga Kualitas Air Tambak Udang Vaname Agar Tetap Optimal

Pilih DELOS Untuk Budidaya Udang Vaname Anda

Bagian-bagian tambak harus dirancang sesuai dengan regulasi yang berlaku, tentunya juga dengan memastika keberlanjutannya. Terlebih lagi, tambak menjadi tempat udang vaname dibudidayakan, sehingga harus dibuat semirip mungkin dengan ekosistem aslinya.

Bagi Anda yang ingin memulai membangun tambak, DELOS adalah tempat yang tepat untuk Anda. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu Anda mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

DELOS manajemen tambak juga didukung aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan Anda untuk memantau kondisi udang di tambak hanya melalui gadget setiap harinya.

Ingin mendapatkan suplai kebutuhan tambak dengan harga terjangkau? AquaLink dapat menghubungkan Anda dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Anda dapat dengan mudah menghubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com untuk mendapatkan penawaran terbaik bagi bisnis budidaya udang vaname Anda. Kelola tambak udang Anda bersama DELOS!

Read More
14Jun
AquacultureTips

4 Unsur Manajemen Tambak Udang Vaname Yang Harus Kamu Perhatikan

Akhir-akhir ini budidaya udang vaname semakin berkembang pesat dan banyak diminati karena keunggulan yang dimilikinya jika dibandingkan jenis-jenis udang lainnya. Namun, jika dibudidayakan tanpa manajemen tambak udang vaname yang baik, bisa saja malah kerugian yang didapatkan.

Beragam manfaat juga bisa didapatkan jika kita menerapkan manajemen tambak yang baik. Mulai dari efisiensi pakan, menghindarkan udang dari serangan penyakit, menjaga keberlangsungan lingkungan, hingga produktivitas tambak yang dihasilkan dapat maksimal.

Lantas apa saja yang harus diperhatikan dalam manajemen tambak udang yang baik? Baca sampai habis artikel ini untuk menemukan jawabannya, ya!

Baca Juga: 10 Jenis-Jenis Udang untuk Budidaya dan Aquascape

1. Manajemen Kualitas Air

farm management yang baik
Sumber: Dokumentasi DELOS

Air menjadi komponen utama dalam budidaya perairan, sehingga setiap kegiatan budidaya diharuskan memiliki manajemen kualitas air dan dasar tambak yang baik. Misalnya dengan melakukan monitoring kualitas air untuk memantau perubahan parameter kualitas air selama budidaya berlangsung.

Pengukuran kualitas air dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Pengukuran secara fisika dapat dilakukan secara langsung di masing-masing tambak udang dengan parameter pH, suhu, DO, dan salinitas air.

Sementara parameter kimia dan biologi dapat dilakukan di laboratorium dengan parameter berupa alkalinitas, kelimpahan jenis plankton, total bakteri, total vibrio, nitrit, nitrat, amonia, fosfat, TOM, dan total padatan tersuspensi.

Selain itu, manajemen dasar tambak udang juga harus diperhatikan untuk keberlangsungan budidaya. Manajemen dasar tambak ini meliputi tata letak kincir air, aktivitas pembuangan lumpur, dan perlakuan bakteri pengurai.

2. Manajemen Pakan Udang Vaname

Manajemen pakan udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Vannamei pakan udang Manajemen pakan udang vaname menjadi unsur lain yang harus diperhatikan dalam manajemen budidaya udang. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan pakan untuk menunjang keberhasilan dan efisiensi dalam budidaya.

Manajemen pakan memegang peran penting dalam hal efisiensi modal yang dikeluarkan saat budidaya. Sebab, hampir 60% modal dikeluarkan untuk pemberian pakan pada udang vaname.

Beberapa langkah dalam manajemen pakan dapat dilakukan dengan cara blind feeding, pakan setelah bulan pertama, dan kontrol anco.

Baca Juga: Jenis-Jenis Pakan Udang Vaname yang Baik Agar Udang Cepat Besar

3. Manajemen Kesehatan Udang

Manajement kesehatan udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Manajemen kesehatan udang vaname dilakukan dengan tujuan untuk mengamati adanya perubahan-perubahan yang ada pada udang. Perubahan ini biasanya menandakan adanya masalah kesehatan dan tanda-tanda penyakit tertentu yang menyerang udang.

Pengamatan dapat terlebih dahulu dilakukan dengan melihat bagaimana ciri-ciri udang yang sehat, yaitu memiliki pergerakan yang aktif, anggota tubuh lengkap dan utuh, insang berwarna merah dan cerah, isi usus penuh dan tidak terputus-putus, bentuk tubuh proporsional, warna kulit cerah dan bersih, ekor utuh, dan pertumbuhan panjang normal.

Jika terdapat anomali atau perbedaan yang muncul saat dilakukan pengamatan kesehatan, pastikan untuk segera melakukan penyelidikan dan mitigasi penyakit.

4. Manajemen Limbah Budidaya

Vannamei Shrimp Farm Management
Sumber: Dokumentasi DELOS

Seperti yang kita ketahui, budidaya perairan termasuk udang vaname menghasilkan libah organik yang dapat mencemari perairan di sekitarnya. Oleh karena itu penting bagi para petambak untuk memiliki manajemen limbah budidaya.

Limbah tambak sebagian besar berupa limbah organik yang mudah terdegradasi. Limbah-limbah ini berasal dari sisa pakan, bahan-bahan fermentasi, kotoran udang, serta organisme-organisme lainnya yang ada di dalam tambak.

Manajemen limbah budidaya udang vaname dapat dilakukan dengan dibuang atau dibersihkan melalui saluran siphon, diuraikan dengan probiotik, atau dioksidasi dengan oksigen.

Baca Juga: 7 Cara Budidaya Udang Vaname yang Mudah untuk Pemula - DELOS Aqua

Percayakan Manajemen Tambak Udangmu pada DELOS!

Manajemen tambak udang yang baik adalah kunci keberhasilan dari budidaya udang vaname. Tak perlu pula diragukan manfaat yang didapatkan dengan menerapkan manajemen budidaya udang yang baik.

Terlebih lagi jika kamu mempercayakan manajemen tambak udang milikmu pada DELOS. Dengan tim yang terdiri dari top 99 orang terbaik di Indonesia dalam bidang budidaya udang, DELOS siap membantumu melalui Farm Management yang kami miliki.

Terlebih lagi Farm Management DELOS terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan petambak untuk memonitoring tambak udang mereka. Lantas bagaimana jika terdeteksi adanya penyakit? DELOS juga memiliki dedicated scientist yang dapat membantumu untuk mitigasi penyakit yang ditemui pada tambak udang milikmu.

Kontak DELOS segera melalui contact@delosaqua.com atau submit permasalahan yang ingin kamu diskusikan seputar budidaya udang vaname melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
12Jun
AquacultureBerita

DELOS Maritime Institute Batch 3: Membentuk Masa Depan Lab Analyst dan Shrimp Aquaculturist

DELOS Maritime Institute merupakan program pelatihan untuk mencetak sumber daya manusia yang kompeten dan profesional di bidang akuakultur. Melalui program ini, para peserta akan mendapatkan pengetahuan sekaligus pengalaman dari para ahli untuk bekal memasuki dunia kerja.

Program ini merupakan inisiatif DELOS untuk membekali generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi Lab Analyst dan Shrimp Aquaculturist yang mahir.

Dengan fokus pada praktik akuakultur budidaya udang vaname yang berkelanjutan, melalui program ini DELOS berkomitmen untuk terus menyelenggarakan program ini sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pengembangan industri.

DELOS Maritime Institute Batch 3 Resmi Dimulai

DELOS Maritime Institute Batch 3 resmi dimulai pada 12 Juni 2023. Sebanyak 23 peserta terpilih untuk mengikuti kelas teori selama enam hari untuk memperkuat pengetahuan dasar dan pemahaman mereka tentang prinsip dan praktik akuakultur.

Dalam kelas teori ini, berbagai materi diajarkan langsung oleh para ahli termasuk di antaranya, Biologi Udang oleh Dr. Julie Ekasari, S.Pi., M.Sc., Dasar Dasar Budidaya Udang oleh Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., M.Sc., dan Budidaya Udang Vaname oleh Ir. Wayan Agus Edhy pada hari pertama dan kedua.

Pada hari ketiga dan keempat, peserta mendapat materi tentang Pakan dan Pencernaan Udang oleh Dr. Ichsan Achmad Fauzi., S.Pi., M.Sc., Sistem Manajemen dan General Supporting untuk Tambak Udang oleh Andhika Rakhmanda, Kesehatan & Penyakit Udang dan Manajemen Kesehatan Udang oleh Intan Chandra Dewi.

Sementara pada hari kelima dan keenam, para peserta DMI Batch 3 mendapatkan materi tentang Konstruksi Tambak Ideal oleh Wildan Nurussalam, S.Pi., M.Si., Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium oleh Shella Marlinda, Sistem Manajemen di Laboratorium oleh Erwanda Bayu Pamungkas, dan Manajemen Bisnis Udang oleh Bobby Indra Gunawan.

Selain materi spesifik tentang budidaya udang vaname, peserta DMI Batch 3 juga mendapatkan materi pengenalan AquaHero dan Budaya Kerja di DELOS dari Tim Produk dan Tim People DELOS.

Sembilan Peserta Lolos Kelas Praktik Lapangan

Setelah berhasil menyelesaikan Kelas Teori, para peserta DELOS Maritime Institute melanjutkan ke Kelas Praktik Lapangan. Namun, tidak semua peserta Kelas Teori lolos ke tahap ini, melainkan hanya sembilan orang.

Dalam Kelas Praktik Lapangan ini, peserta DMI Batch 3 akan dihadapkan langsung dengan skenario dan tantangan nyata dalam budidaya udang vaname di tambak. Di sini, mereka berkesempatan untuk menerapkan ilmu yang diperole selama Kelas Teori dan mengembangkan keterampilan mereka di bawah bimbingan Farm Manager dan Lab Analyst DELOS.

Selama Kelas Praktik Lapangan ini peserta belajar dan melakukan berbagai hal di antaranya persiapan tambak, pengujian kualitas air, formulasi pakan, pemantauan penyakit udang, dan pencatatan berbagai hal yang mereka temui di tambak.

DELOS Maritime Institute Batch 3 Menjadi Perjalanan Transformatif Generasi Muda Akuakultur

DELOS Maritime Institute Batch 3 terbukti menjadi perjalanan transformatif bagi para peserta terpilih. Program ini tidak hanya membekali mereka dengan keahlian teknis yang dibutuhkan dalam industri, tetapi juga menanamkan apresiasi yang mendalam terhadap praktik-praktik berkelanjutan dan pentingnya menjaga keseimbangan antara akuakultur dan lingkungan.

DELOS tetap berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor akuakultur dan mempersiapkan generasi profesional berikutnya melalui inisiatif seperti DELOS Maritime Institute.

Dengan berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan talenta muda, DELOS bertujuan untuk berkontribusi pada pertumbuhan dan keberlanjutan industri aqua-tech, mendorong inovasi dan praktik yang bertanggung jawab.

Saat Batch 3 berakhir, DELOS Maritime Institute berharap dapat menyambut angkatan baru Analis Lab dan Pembudidaya Udang, yang akan meneruskan misi transformasi akuakultur dan membuat dampak positif bagi masa depan industri.

Read More
10Jun
AquacultureTips

Cara Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflok

Bioflok udang vaname menjadi salah satu sistem budidaya yang populer akhir-akhir ini. Teknologi bioflok pertama kali diterapkan oleh Dr. Yoram Avnimelech di Israel dan langsung mengalami kesuksesan. Hingga akhirnya, sistem bioflok juga diterapkan di tambak-tambak udang di Indonesia.

Bisa dibilang, sistem bioflok budidaya udang vaname menjadi bentuk inovasi untuk menjawab permasalahan pakan yang dialami oleh petambak. Pasalnya, dengan menerapkan sistem bioflok, suplai pakan alami udang menjadi lebih banyak.

Bagi para petambak yang ingin menerapkan sistem bioflok pada budidaya udang vaname, harus benar-benar mempraktikkannya dengan tepat. Sebab, salah sedikit dalam praktiknya dapat berakibat fatal.

Oleh karena itu, berikut telah kami rangkum cara budidaya udang vaname sistem bioflok yang dapat kamu jadikan sebagai acuan.

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Apa Itu Sistem Bioflok?

Secara harfiah, bioflok adalah kumpulan dari berbagai mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, fungi, plankton, dan bahan organik dari limbah yang tidak terdekomposisi.

Sementara sistem bioflok merupakan upaya untuk memanfaatkan limbah sisa pakan udang menjadi pakan mikroba. Sisa limbah pakan ini akan terdegradasi dan mikroba di dalamnya akan berkembang dan memperbanyak diri hingga akhirnya dihasilkan floks.

Floks dapat menjadi sumber protein yang baik bagi udang. Sebab, senyawa organik yang terdekomposisi mengandung senyawa karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O2), nitrogen (N), dan fosfor (P).

Dengan adanya bioflok udang vaname ini, para petambak dapat menekan biaya operasional yang biasanya digunakan untuk pembelian pakan. Sebab, sistem bioflok dapat mengurangi Feed Conversion Ratio (FCR) sekaligus meminimalisir adanya wabah penyakit.

Namun, perlu diingat jika sistem bioflok ini tidak berpengaruh pada peningkatan produktivitas tambak secara keseluruhan karena mikroorganisme yang terbentuk hanya menjadi pakan tambahan.

Budidaya udang vaname sistem bioflok dapat diterapkan mulai dari tambak sistem intensif hingga super intensif yang memiliki padat tebar tinggi. Namun, terlebih dahulu tambak harus memiliki tingkat aerasi yang tinggi dengan posisi kincir yang sesuai, kolam harus dilapisi beton atau polietilen densitas tinggi (HDPE), serta penambahan pelet dan molase.

Selain itu, petambak juga harus selalu melakukan kontrol bioflok selama budidaya udang vaname berlangsung.

Cara Budidaya Udang Vaname dengan Sistem Bioflok

Hingga saat ini banyak petambak udang Indonesia yang tertarik dan telah mengaplikasikan sistem bioflok. Namun, tak sedikit pula yang mengalami kegagalan karena pemahaman yang kurang terhadap teknologi ini.

kurang terhadap teknologi ini. Oleh karena itu, berikut adalah cara budidaya udang vaname dengan sistem bioflok yang bisa kamu praktikkan.

1. Lakukan Persiapkan Kolam Tambak dengan Baik

Sistem bioflok udang vaname tidak bisa diterapkan di semua tambak. Terdapat standar khusus yang harus dipenuhi agar budidaya udang vaname berlangsung dengan baik dan tidak mengalami kerugian.

Standar kolam tambak yang harus dipenuhi meliputi ukuran tambak yang telah disesuaikan dengan sistem budidaya, tambak tidak bocor dan telah dilapisi beton atau plastik HDPE tebal, sistem aerasi yang baik, serta ketinggian kolam berkisar antara 0,8-3 meter.

2. Pilih Bakteri Probiotik yang Tepat

Sistem bioflok udang vaname mengandalkan penggunaan bakteri probiotik untuk setiap kolam tambak. Bacillus subtilis menjadi salah satu jenis bakteri probiotik yang bisa dipilih karena bakteri ini mampu menguraikan unsur nitrogen dengan baik dan dapat menjaga kualitas air.

Jenis bakteri lainnya yang dapat digunakan adalah Bacillus cereu yang bisa membentuk flok bakteri sekaligus dapat mengendalikan pertumbuhan dari alga hijau.

3. Buat Starter Bioflok

Setelah memilih bakteri probiotik, langkah selanjutnya adalah membuat starter bioflok. Pada dasarnya, tahap ini sama dengan fermentasi dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah bakteri di dalam kolam tambak yang berfungsi sebagai penjaga kualitas Biopolymer (PHA) yang membantu proses untuk menekan patogen negatif.

Baca Juga: Udang Windu vs Undang Vaname, Mana yang Lebih Baik?

4. Tebarkan Benur Berkualitas Tinggi

Saat kolam tambak dengan teknologi bioflok sudah siap, selanjutnya petambak dapat mulai menebarkan benur udang ke dalam kolam. Namun, untuk mendapatkan hasil budidaya dengan kualitas terbaik, pastikan kamu memilih benur dengan kualitas tinggi dan telah tersertifikasi.

5. Lakukan Manajemen Pakan yang Tepat

Ketika flok belum terbentuk, petambak dapat memberikan pakan seperti budidaya udang vaname biasa. Misalnya dengan memberikan pakan berupa pelet sebanyak dua kali sehari yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Kemudian apabila flok sudah mulai terbentuk, kamu bisa mulai mengurangi pemberian pakan. Sebab, di sini lah peran flok yaitu sebagai sumber pakan alami dari udang. Dengan adanya flok ini, para petambak dapat mengurangi FCR dan menghemat biaya operasional pakan.

6. Pastikan Suplai Oksigen Terlarut (DO) Terpenuhi

Saat memilih menggunakan teknologi bioflok, petambak harus memastikan suplai oksigen terlarut (DO) secara terus-menerus. Sebab, kolam tambak yang kekurangan suplai oksigen dapat mengakibatkan udang yang ada di dalamnya mati.

Untuk memastikan suplai oksigen terlarut (DO) terpenuhi, petambak dapat menggunakan aerator atau kincir air sebagai alat pembantu untuk menyuplai oksigen tambahan. Selain itu, pastikan pula jumlah dari aerator atau kincir air ini telah sesuai dengan luas kolam tambak.

Dalam budidaya udang vaname bioflok, aerator atau kincir air tidak hanya berperan sebagai penyuplai oksigen, melainkan juga untuk menjaga agar bioflok tetap tersuspensi. Namun perlu diperhatikan jika biomassa bioflok tersuspensi tingkat tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas air tambak dan akhirnya dapat mengakibatkan gagal panen.

Keunggulan dan Kekurangan Sistem Bioflok

Sistem bioflok tak selamanya selalu unggul dari sistem budidaya udang vaname pada umumnya. Terdapat sisi positif dan sisi negatif dalam sistem budidaya ini. Berikut adalah keunggulan teknologi bioflok di antaranya meliputi:

  • Biosecurity yang sangat tinggi
  • Kapasitas produksi dan daya dukung biasanya 5-10% lebih tinggi
  • Udang tumbuh lebih besar dengan FCR lebih rendah
  • Biaya operasional 15-20% lebih rendah

Sementara itu, kekurangan sistem bioflok di antaranya:

  • Memerlukan suplai energi yang tinggi untuk aerator
  • Kegagalan suplai energi lebih dari 1 jam dapat berakibat fatal dan kritis
  • Kolam bioflok harus berjajar
  • Teknisi harus mendapat pengetahuan dan pelatihan khusus untuk memahami teknologi ini secara keseluruhan.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Sukses Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS

Menerapkan sistem bioflok udang vaname mungkin akan sedikit menyulitkan bagi para petambak. Terlebih lagi jika belum memahami teknologi ini secara keseluruhan. Salah sedikit saja, dapat berakibat fatal bagi budidaya udang yang dilakukan.

Agar budidaya udang vaname yang kamu lakukan sukses dan berjalan dengan baik, kamu bisa mengonsultasikannya dengan DELOS. Tim DELOS siap untuk membantumu mengelola tambak udang yang kamu miliki dan memberikan rekomendasi atas masalah yang dialami.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm technician untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Bingung masalah supply untuk kebutuhan tambak? DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration, yaitu AquaLink. Kami dapat membantu menghubungkan kamu dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Kamu dapat dengan mudah menghubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com, untuk mengetahui lebih lanjut tentang Farm Management dan program Supply Chain Integration kami. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
08Jun
Penyakit Udang

Kenali 7 Ciri-Ciri Penyakit AHPND Pada Udang Vaname Sebelum Terlambat

Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease atau dikenal juga sebagai penyakit AHPND pada udang vaname menjadi salah satu permasalahan yang sering dihadapi para petambak. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian massal yang berakibat pada kerugian besar dan gagal panen.

Penyakit nekrosis hepatopankreas akut (AHPND) berasal dari infeksi bakteri dengan strain Vibrio parahaemolyticus (V p AHPND). Penyakit ini juga dikenal dengan sindrom kematian dini (EMS) yang dapat menyebabkan produktivitas tambak menurun hingga 60% dan mengakibatkan kerugian yang cukp besar.

Agar tidak terlambat dalam melakukan mitigasi jika terserang penyakit AHPND ini, petambak harus mengetahui apa saja ciri-cirinya. Berikut kami rangkum beberapa ciri-ciri penyakit Accute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang dapat anda jadikan acuan.

Baca Juga: Probiotik Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Budidaya

Apa Itu Penyakit AHPND?

Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease atau penyakit AHPND pada udang vaname merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dengan strain Vibrio parahaemolyticus (Vp AHPND).

Penyakit AHPND pertama kali muncul di Tiongkok pada tahun 2009 dan kemudian menyebar ke Vietnam pada tahun 2010, Malaysia pada tahun 2011, Thailand pada tahun 2012, Meksiko pada tahun 2013, Filipina pada tahun 2015, dan Amerika Selatan pada tahun 2016.

Akibat dari merebaknya penyakit AHPND pada udang vaname di negara-negara tersebut, produksi udang menurun hingga 60% dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar.

Tak hanya menyerang udang vaname, penyakit AHPND juga menyerang spesies udang lain seperti P. monodon (udang windu), M. rosenbergii M. rosenbergii (udang galah), dan jenis krustasea lainnya.

Biasanya, udang pada fase awal kehidupan lebih rentan terhadap infeksi penyakit AHPND. Lebih lanjut, AHPND menyerang kelenjar pencernaan (hepatopancreas) dan mersak sel hepatopancreatic R (resorptive), B (blister), F(fibrillar), dan E (embrionik) yang mengakibatkan disfungsi organ hingga terjadi kematian masif.

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Ciri-Ciri Penyakit AHPND pada Udang

Udang vaname yang terinfeksi penyakit AHPND biasanya terlihat lesu dan menunjukkan perilaku berenang yang cenderung tidak normal. Selain hal tersebut, berikut adalah ciri-ciri lain saat udang telah terinfeksi Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease.

1. Menginfeksi Pada Fase Awal Kehidupan Udang

Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease pada udang vaname menginfeksi pada fase awal budidaya, tepatnya sejak hari ke-1 hingga ke-35 budidaya. Biasanya hal ini akan diikuti dengan kematian massal hingga 100% dari udang yang ditebar.

2. Udang Menjadi Tidak Nafsu Makan

Penyakit AHPND menyebabkan udang menjadi tidak nafsu makan hingga menunjukkan gejala anoreksia. Lebih lanjut, gejala ini diikuti dengan kosongnya saluran pencernaan dan hilangnya pigmentasi jaringan.

3. Pertumbuhan Udang Melambat

Udang yang tidak nafsu makan sebagai akibat dari infeksi AHPND secara tidak langsung juga memicu pertumbuhan udang yang menjadi lebih lambat. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan udang dipengaruhi secara langsung oleh makanan yang dikonsumsi.

4. Saluran Pencernaan Menjadi Kosong

Udang yang telah teinfeksi penyakit AHPND menunjukkan kondisi pencernaan yang kosong. Sebab, penyakit ini menyerang pencernaan udang secara langsung.

5. Hepatopankreas Menjadi Pucat

Saat terinfeksi penyakit AHPND, pada awal infeksi, jaringan hepatopankreas udang vaname akan mengalami kerapuhan. Kemudian seiring berkembangnya penyakit, jaringan ini akan menjadi pucat dan keras.

6. Munculnya Bintik Hitam pada Hepatopankreas

Setelah menjadi pucat dan keras, fase berikutnya akan memunculkan bintik atau garis-garis halur berwarna hitam pada hepatopankreas. Bintik hitam ini menunjukkan adanya melanisasi fokus pada sel tubular hepatopankreas.

7. Tingkat Kematian Tinggi

Tingkat kematian akibat penyakit AHPND pada udang vaname mencapai 100% di sebagian besar negara. Namun, di beberapa negara lain menunjukkan sebaliknya, yaitu tingkat kematian yang rendah.

Perbedaan toleransi tingkat kematian ini disebabkan karena wilayah dengan tingkat kematian rendah telah memiliki riwayat penyakit serupa sebelumnya. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh udang vaname menjadi lebih baik dibanding dengan wilayah lainnya.

Cara Mengatasi Penyakit AHPND pada Udang

Hingga saat ini pengobatan untuk penyakit AHPND pada udang vaname belum diketahui secara pasti. Namun, para petambak dapat melakukan langkah-langkah pencegahannya dalam pengelolaan tambak, misalnya dengan aerasi, pemberian pakan yang sesuai, dan menjaga kualitas air tambak.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen pada udang vaname umumnya dikendalikan dengan menggunakan strategi pengelolaan yang tepat, antara lain dengan suplementasi imunostimulan, prebiotik, probiotik, menjaga kualitas air dan pakan, serta menjaga aerasi kolam tambak.

Namun, pengendalian ini tidak serta-merta mampu menghentikan penyebaran penyakit ketika udang vaname telah terserang Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease. Pendekatan konvensional seperti dengan menghentikan pemberian pakan atau memberikan desinfektan dapat menjadi jalan keluar lain, meskipun tingkat keberhasilannya juga tergolong rendah.

Baca Juga: Kenali Covert Mortality Nodavirus (CMNV) yang Dapat Menyerang Udang Vaname

Cegah Penyakit AHPND pada Udang Vaname bersama DELOS!

Hingga saat ini Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease atau penyakit AHPND pada udang vaname masih belum diketahui cara penanggulangannya. Namun, petambak dapat melakukan pencegahan sejak dini, yaitu dengan melakukan pengelolaan tambak yang tepat.

Oleh karena itu DELOS memiliki Farm Management yang dapat membantu anda dalam mengelola tambak udang sesuai dengan standar internasional.

Bersama dengan tim sains dan tim operasional yang andal dan berpengalaman selama bertahun-tahun, DELOS siap membantumu dalam membantu dalam mengelola tambak udang termasuk melakukan mitigasi jika terdeteksi adanya penyakit pada tambak udang milikmu.

Untuk menjadi bagian dari DELOS, anda dapat menghubungi contact@delosaqua.com atau ajukan pertanyaan melalui kolom kontak pada website kam www.delosaqua.com. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
  • 1
  • 2
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top