logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Author: Sukma Dewi Fortuna
Home Sukma Dewi Fortuna Page 12
14Jun
AquacultureTips

4 Unsur Manajemen Tambak Udang Vaname Yang Harus Kamu Perhatikan

Akhir-akhir ini budidaya udang vaname semakin berkembang pesat dan banyak diminati karena keunggulan yang dimilikinya jika dibandingkan jenis-jenis udang lainnya. Namun, jika dibudidayakan tanpa manajemen tambak udang vaname yang baik, bisa saja malah kerugian yang didapatkan.

Beragam manfaat juga bisa didapatkan jika kita menerapkan manajemen tambak yang baik. Mulai dari efisiensi pakan, menghindarkan udang dari serangan penyakit, menjaga keberlangsungan lingkungan, hingga produktivitas tambak yang dihasilkan dapat maksimal.

Lantas apa saja yang harus diperhatikan dalam manajemen tambak udang yang baik? Baca sampai habis artikel ini untuk menemukan jawabannya, ya!

Baca Juga: 10 Jenis-Jenis Udang untuk Budidaya dan Aquascape

1. Manajemen Kualitas Air

farm management yang baik
Sumber: Dokumentasi DELOS

Air menjadi komponen utama dalam budidaya perairan, sehingga setiap kegiatan budidaya diharuskan memiliki manajemen kualitas air dan dasar tambak yang baik. Misalnya dengan melakukan monitoring kualitas air untuk memantau perubahan parameter kualitas air selama budidaya berlangsung.

Pengukuran kualitas air dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Pengukuran secara fisika dapat dilakukan secara langsung di masing-masing tambak udang dengan parameter pH, suhu, DO, dan salinitas air.

Sementara parameter kimia dan biologi dapat dilakukan di laboratorium dengan parameter berupa alkalinitas, kelimpahan jenis plankton, total bakteri, total vibrio, nitrit, nitrat, amonia, fosfat, TOM, dan total padatan tersuspensi.

Selain itu, manajemen dasar tambak udang juga harus diperhatikan untuk keberlangsungan budidaya. Manajemen dasar tambak ini meliputi tata letak kincir air, aktivitas pembuangan lumpur, dan perlakuan bakteri pengurai.

2. Manajemen Pakan Udang Vaname

Manajemen pakan udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Vannamei pakan udang Manajemen pakan udang vaname menjadi unsur lain yang harus diperhatikan dalam manajemen budidaya udang. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan pakan untuk menunjang keberhasilan dan efisiensi dalam budidaya.

Manajemen pakan memegang peran penting dalam hal efisiensi modal yang dikeluarkan saat budidaya. Sebab, hampir 60% modal dikeluarkan untuk pemberian pakan pada udang vaname.

Beberapa langkah dalam manajemen pakan dapat dilakukan dengan cara blind feeding, pakan setelah bulan pertama, dan kontrol anco.

Baca Juga: Jenis-Jenis Pakan Udang Vaname yang Baik Agar Udang Cepat Besar

3. Manajemen Kesehatan Udang

Manajement kesehatan udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Manajemen kesehatan udang vaname dilakukan dengan tujuan untuk mengamati adanya perubahan-perubahan yang ada pada udang. Perubahan ini biasanya menandakan adanya masalah kesehatan dan tanda-tanda penyakit tertentu yang menyerang udang.

Pengamatan dapat terlebih dahulu dilakukan dengan melihat bagaimana ciri-ciri udang yang sehat, yaitu memiliki pergerakan yang aktif, anggota tubuh lengkap dan utuh, insang berwarna merah dan cerah, isi usus penuh dan tidak terputus-putus, bentuk tubuh proporsional, warna kulit cerah dan bersih, ekor utuh, dan pertumbuhan panjang normal.

Jika terdapat anomali atau perbedaan yang muncul saat dilakukan pengamatan kesehatan, pastikan untuk segera melakukan penyelidikan dan mitigasi penyakit.

4. Manajemen Limbah Budidaya

Vannamei Shrimp Farm Management
Sumber: Dokumentasi DELOS

Seperti yang kita ketahui, budidaya perairan termasuk udang vaname menghasilkan libah organik yang dapat mencemari perairan di sekitarnya. Oleh karena itu penting bagi para petambak untuk memiliki manajemen limbah budidaya.

Limbah tambak sebagian besar berupa limbah organik yang mudah terdegradasi. Limbah-limbah ini berasal dari sisa pakan, bahan-bahan fermentasi, kotoran udang, serta organisme-organisme lainnya yang ada di dalam tambak.

Manajemen limbah budidaya udang vaname dapat dilakukan dengan dibuang atau dibersihkan melalui saluran siphon, diuraikan dengan probiotik, atau dioksidasi dengan oksigen.

Baca Juga: 7 Cara Budidaya Udang Vaname yang Mudah untuk Pemula - DELOS Aqua

Percayakan Manajemen Tambak Udangmu pada DELOS!

Manajemen tambak udang yang baik adalah kunci keberhasilan dari budidaya udang vaname. Tak perlu pula diragukan manfaat yang didapatkan dengan menerapkan manajemen budidaya udang yang baik.

Terlebih lagi jika kamu mempercayakan manajemen tambak udang milikmu pada DELOS. Dengan tim yang terdiri dari top 99 orang terbaik di Indonesia dalam bidang budidaya udang, DELOS siap membantumu melalui Farm Management yang kami miliki.

Terlebih lagi Farm Management DELOS terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan petambak untuk memonitoring tambak udang mereka. Lantas bagaimana jika terdeteksi adanya penyakit? DELOS juga memiliki dedicated scientist yang dapat membantumu untuk mitigasi penyakit yang ditemui pada tambak udang milikmu.

Kontak DELOS segera melalui contact@delosaqua.com atau submit permasalahan yang ingin kamu diskusikan seputar budidaya udang vaname melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
12Jun
AquacultureBerita

DELOS Maritime Institute Batch 3: Membentuk Masa Depan Lab Analyst dan Shrimp Aquaculturist

DELOS Maritime Institute merupakan program pelatihan untuk mencetak sumber daya manusia yang kompeten dan profesional di bidang akuakultur. Melalui program ini, para peserta akan mendapatkan pengetahuan sekaligus pengalaman dari para ahli untuk bekal memasuki dunia kerja.

Program ini merupakan inisiatif DELOS untuk membekali generasi muda dengan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk menjadi Lab Analyst dan Shrimp Aquaculturist yang mahir.

Dengan fokus pada praktik akuakultur budidaya udang vaname yang berkelanjutan, melalui program ini DELOS berkomitmen untuk terus menyelenggarakan program ini sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pengembangan industri.

DELOS Maritime Institute Batch 3 Resmi Dimulai

DELOS Maritime Institute Batch 3 resmi dimulai pada 12 Juni 2023. Sebanyak 23 peserta terpilih untuk mengikuti kelas teori selama enam hari untuk memperkuat pengetahuan dasar dan pemahaman mereka tentang prinsip dan praktik akuakultur.

Dalam kelas teori ini, berbagai materi diajarkan langsung oleh para ahli termasuk di antaranya, Biologi Udang oleh Dr. Julie Ekasari, S.Pi., M.Sc., Dasar Dasar Budidaya Udang oleh Dr. Desy Putri Handayani, S.Pi., M.Sc., dan Budidaya Udang Vaname oleh Ir. Wayan Agus Edhy pada hari pertama dan kedua.

Pada hari ketiga dan keempat, peserta mendapat materi tentang Pakan dan Pencernaan Udang oleh Dr. Ichsan Achmad Fauzi., S.Pi., M.Sc., Sistem Manajemen dan General Supporting untuk Tambak Udang oleh Andhika Rakhmanda, Kesehatan & Penyakit Udang dan Manajemen Kesehatan Udang oleh Intan Chandra Dewi.

Sementara pada hari kelima dan keenam, para peserta DMI Batch 3 mendapatkan materi tentang Konstruksi Tambak Ideal oleh Wildan Nurussalam, S.Pi., M.Si., Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Laboratorium oleh Shella Marlinda, Sistem Manajemen di Laboratorium oleh Erwanda Bayu Pamungkas, dan Manajemen Bisnis Udang oleh Bobby Indra Gunawan.

Selain materi spesifik tentang budidaya udang vaname, peserta DMI Batch 3 juga mendapatkan materi pengenalan AquaHero dan Budaya Kerja di DELOS dari Tim Produk dan Tim People DELOS.

Sembilan Peserta Lolos Kelas Praktik Lapangan

Setelah berhasil menyelesaikan Kelas Teori, para peserta DELOS Maritime Institute melanjutkan ke Kelas Praktik Lapangan. Namun, tidak semua peserta Kelas Teori lolos ke tahap ini, melainkan hanya sembilan orang.

Dalam Kelas Praktik Lapangan ini, peserta DMI Batch 3 akan dihadapkan langsung dengan skenario dan tantangan nyata dalam budidaya udang vaname di tambak. Di sini, mereka berkesempatan untuk menerapkan ilmu yang diperole selama Kelas Teori dan mengembangkan keterampilan mereka di bawah bimbingan Farm Manager dan Lab Analyst DELOS.

Selama Kelas Praktik Lapangan ini peserta belajar dan melakukan berbagai hal di antaranya persiapan tambak, pengujian kualitas air, formulasi pakan, pemantauan penyakit udang, dan pencatatan berbagai hal yang mereka temui di tambak.

DELOS Maritime Institute Batch 3 Menjadi Perjalanan Transformatif Generasi Muda Akuakultur

DELOS Maritime Institute Batch 3 terbukti menjadi perjalanan transformatif bagi para peserta terpilih. Program ini tidak hanya membekali mereka dengan keahlian teknis yang dibutuhkan dalam industri, tetapi juga menanamkan apresiasi yang mendalam terhadap praktik-praktik berkelanjutan dan pentingnya menjaga keseimbangan antara akuakultur dan lingkungan.

DELOS tetap berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor akuakultur dan mempersiapkan generasi profesional berikutnya melalui inisiatif seperti DELOS Maritime Institute.

Dengan berinvestasi dalam pendidikan dan pelatihan talenta muda, DELOS bertujuan untuk berkontribusi pada pertumbuhan dan keberlanjutan industri aqua-tech, mendorong inovasi dan praktik yang bertanggung jawab.

Saat Batch 3 berakhir, DELOS Maritime Institute berharap dapat menyambut angkatan baru Analis Lab dan Pembudidaya Udang, yang akan meneruskan misi transformasi akuakultur dan membuat dampak positif bagi masa depan industri.

Read More
10Jun
AquacultureTips

Cara Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflok

Bioflok udang vaname menjadi salah satu sistem budidaya yang populer akhir-akhir ini. Teknologi bioflok pertama kali diterapkan oleh Dr. Yoram Avnimelech di Israel dan langsung mengalami kesuksesan. Hingga akhirnya, sistem bioflok juga diterapkan di tambak-tambak udang di Indonesia.

Bisa dibilang, sistem bioflok budidaya udang vaname menjadi bentuk inovasi untuk menjawab permasalahan pakan yang dialami oleh petambak. Pasalnya, dengan menerapkan sistem bioflok, suplai pakan alami udang menjadi lebih banyak.

Bagi para petambak yang ingin menerapkan sistem bioflok pada budidaya udang vaname, harus benar-benar mempraktikkannya dengan tepat. Sebab, salah sedikit dalam praktiknya dapat berakibat fatal.

Oleh karena itu, berikut telah kami rangkum cara budidaya udang vaname sistem bioflok yang dapat kamu jadikan sebagai acuan.

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Apa Itu Sistem Bioflok?

Secara harfiah, bioflok adalah kumpulan dari berbagai mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, fungi, plankton, dan bahan organik dari limbah yang tidak terdekomposisi.

Sementara sistem bioflok merupakan upaya untuk memanfaatkan limbah sisa pakan udang menjadi pakan mikroba. Sisa limbah pakan ini akan terdegradasi dan mikroba di dalamnya akan berkembang dan memperbanyak diri hingga akhirnya dihasilkan floks.

Floks dapat menjadi sumber protein yang baik bagi udang. Sebab, senyawa organik yang terdekomposisi mengandung senyawa karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O2), nitrogen (N), dan fosfor (P).

Dengan adanya bioflok udang vaname ini, para petambak dapat menekan biaya operasional yang biasanya digunakan untuk pembelian pakan. Sebab, sistem bioflok dapat mengurangi Feed Conversion Ratio (FCR) sekaligus meminimalisir adanya wabah penyakit.

Namun, perlu diingat jika sistem bioflok ini tidak berpengaruh pada peningkatan produktivitas tambak secara keseluruhan karena mikroorganisme yang terbentuk hanya menjadi pakan tambahan.

Budidaya udang vaname sistem bioflok dapat diterapkan mulai dari tambak sistem intensif hingga super intensif yang memiliki padat tebar tinggi. Namun, terlebih dahulu tambak harus memiliki tingkat aerasi yang tinggi dengan posisi kincir yang sesuai, kolam harus dilapisi beton atau polietilen densitas tinggi (HDPE), serta penambahan pelet dan molase.

Selain itu, petambak juga harus selalu melakukan kontrol bioflok selama budidaya udang vaname berlangsung.

Cara Budidaya Udang Vaname dengan Sistem Bioflok

Hingga saat ini banyak petambak udang Indonesia yang tertarik dan telah mengaplikasikan sistem bioflok. Namun, tak sedikit pula yang mengalami kegagalan karena pemahaman yang kurang terhadap teknologi ini.

kurang terhadap teknologi ini. Oleh karena itu, berikut adalah cara budidaya udang vaname dengan sistem bioflok yang bisa kamu praktikkan.

1. Lakukan Persiapkan Kolam Tambak dengan Baik

Sistem bioflok udang vaname tidak bisa diterapkan di semua tambak. Terdapat standar khusus yang harus dipenuhi agar budidaya udang vaname berlangsung dengan baik dan tidak mengalami kerugian.

Standar kolam tambak yang harus dipenuhi meliputi ukuran tambak yang telah disesuaikan dengan sistem budidaya, tambak tidak bocor dan telah dilapisi beton atau plastik HDPE tebal, sistem aerasi yang baik, serta ketinggian kolam berkisar antara 0,8-3 meter.

2. Pilih Bakteri Probiotik yang Tepat

Sistem bioflok udang vaname mengandalkan penggunaan bakteri probiotik untuk setiap kolam tambak. Bacillus subtilis menjadi salah satu jenis bakteri probiotik yang bisa dipilih karena bakteri ini mampu menguraikan unsur nitrogen dengan baik dan dapat menjaga kualitas air.

Jenis bakteri lainnya yang dapat digunakan adalah Bacillus cereu yang bisa membentuk flok bakteri sekaligus dapat mengendalikan pertumbuhan dari alga hijau.

3. Buat Starter Bioflok

Setelah memilih bakteri probiotik, langkah selanjutnya adalah membuat starter bioflok. Pada dasarnya, tahap ini sama dengan fermentasi dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah bakteri di dalam kolam tambak yang berfungsi sebagai penjaga kualitas Biopolymer (PHA) yang membantu proses untuk menekan patogen negatif.

Baca Juga: Udang Windu vs Undang Vaname, Mana yang Lebih Baik?

4. Tebarkan Benur Berkualitas Tinggi

Saat kolam tambak dengan teknologi bioflok sudah siap, selanjutnya petambak dapat mulai menebarkan benur udang ke dalam kolam. Namun, untuk mendapatkan hasil budidaya dengan kualitas terbaik, pastikan kamu memilih benur dengan kualitas tinggi dan telah tersertifikasi.

5. Lakukan Manajemen Pakan yang Tepat

Ketika flok belum terbentuk, petambak dapat memberikan pakan seperti budidaya udang vaname biasa. Misalnya dengan memberikan pakan berupa pelet sebanyak dua kali sehari yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Kemudian apabila flok sudah mulai terbentuk, kamu bisa mulai mengurangi pemberian pakan. Sebab, di sini lah peran flok yaitu sebagai sumber pakan alami dari udang. Dengan adanya flok ini, para petambak dapat mengurangi FCR dan menghemat biaya operasional pakan.

6. Pastikan Suplai Oksigen Terlarut (DO) Terpenuhi

Saat memilih menggunakan teknologi bioflok, petambak harus memastikan suplai oksigen terlarut (DO) secara terus-menerus. Sebab, kolam tambak yang kekurangan suplai oksigen dapat mengakibatkan udang yang ada di dalamnya mati.

Untuk memastikan suplai oksigen terlarut (DO) terpenuhi, petambak dapat menggunakan aerator atau kincir air sebagai alat pembantu untuk menyuplai oksigen tambahan. Selain itu, pastikan pula jumlah dari aerator atau kincir air ini telah sesuai dengan luas kolam tambak.

Dalam budidaya udang vaname bioflok, aerator atau kincir air tidak hanya berperan sebagai penyuplai oksigen, melainkan juga untuk menjaga agar bioflok tetap tersuspensi. Namun perlu diperhatikan jika biomassa bioflok tersuspensi tingkat tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas air tambak dan akhirnya dapat mengakibatkan gagal panen.

Keunggulan dan Kekurangan Sistem Bioflok

Sistem bioflok tak selamanya selalu unggul dari sistem budidaya udang vaname pada umumnya. Terdapat sisi positif dan sisi negatif dalam sistem budidaya ini. Berikut adalah keunggulan teknologi bioflok di antaranya meliputi:

  • Biosecurity yang sangat tinggi
  • Kapasitas produksi dan daya dukung biasanya 5-10% lebih tinggi
  • Udang tumbuh lebih besar dengan FCR lebih rendah
  • Biaya operasional 15-20% lebih rendah

Sementara itu, kekurangan sistem bioflok di antaranya:

  • Memerlukan suplai energi yang tinggi untuk aerator
  • Kegagalan suplai energi lebih dari 1 jam dapat berakibat fatal dan kritis
  • Kolam bioflok harus berjajar
  • Teknisi harus mendapat pengetahuan dan pelatihan khusus untuk memahami teknologi ini secara keseluruhan.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Sukses Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS

Menerapkan sistem bioflok udang vaname mungkin akan sedikit menyulitkan bagi para petambak. Terlebih lagi jika belum memahami teknologi ini secara keseluruhan. Salah sedikit saja, dapat berakibat fatal bagi budidaya udang yang dilakukan.

Agar budidaya udang vaname yang kamu lakukan sukses dan berjalan dengan baik, kamu bisa mengonsultasikannya dengan DELOS. Tim DELOS siap untuk membantumu mengelola tambak udang yang kamu miliki dan memberikan rekomendasi atas masalah yang dialami.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm technician untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Bingung masalah supply untuk kebutuhan tambak? DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration, yaitu AquaLink. Kami dapat membantu menghubungkan kamu dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Kamu dapat dengan mudah menghubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com, untuk mengetahui lebih lanjut tentang Farm Management dan program Supply Chain Integration kami. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
08Jun
Penyakit Udang

Kenali 7 Ciri-Ciri Penyakit AHPND Pada Udang Vaname Sebelum Terlambat

Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease atau dikenal juga sebagai penyakit AHPND pada udang vaname menjadi salah satu permasalahan yang sering dihadapi para petambak. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian massal yang berakibat pada kerugian besar dan gagal panen.

Penyakit nekrosis hepatopankreas akut (AHPND) berasal dari infeksi bakteri dengan strain Vibrio parahaemolyticus (V p AHPND). Penyakit ini juga dikenal dengan sindrom kematian dini (EMS) yang dapat menyebabkan produktivitas tambak menurun hingga 60% dan mengakibatkan kerugian yang cukp besar.

Agar tidak terlambat dalam melakukan mitigasi jika terserang penyakit AHPND ini, petambak harus mengetahui apa saja ciri-cirinya. Berikut kami rangkum beberapa ciri-ciri penyakit Accute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND) yang dapat anda jadikan acuan.

Baca Juga: Probiotik Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Budidaya

Apa Itu Penyakit AHPND?

Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease atau penyakit AHPND pada udang vaname merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dengan strain Vibrio parahaemolyticus (Vp AHPND).

Penyakit AHPND pertama kali muncul di Tiongkok pada tahun 2009 dan kemudian menyebar ke Vietnam pada tahun 2010, Malaysia pada tahun 2011, Thailand pada tahun 2012, Meksiko pada tahun 2013, Filipina pada tahun 2015, dan Amerika Selatan pada tahun 2016.

Akibat dari merebaknya penyakit AHPND pada udang vaname di negara-negara tersebut, produksi udang menurun hingga 60% dan mengakibatkan kerugian yang cukup besar.

Tak hanya menyerang udang vaname, penyakit AHPND juga menyerang spesies udang lain seperti P. monodon (udang windu), M. rosenbergii M. rosenbergii (udang galah), dan jenis krustasea lainnya.

Biasanya, udang pada fase awal kehidupan lebih rentan terhadap infeksi penyakit AHPND. Lebih lanjut, AHPND menyerang kelenjar pencernaan (hepatopancreas) dan mersak sel hepatopancreatic R (resorptive), B (blister), F(fibrillar), dan E (embrionik) yang mengakibatkan disfungsi organ hingga terjadi kematian masif.

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Ciri-Ciri Penyakit AHPND pada Udang

Udang vaname yang terinfeksi penyakit AHPND biasanya terlihat lesu dan menunjukkan perilaku berenang yang cenderung tidak normal. Selain hal tersebut, berikut adalah ciri-ciri lain saat udang telah terinfeksi Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease.

1. Menginfeksi Pada Fase Awal Kehidupan Udang

Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease pada udang vaname menginfeksi pada fase awal budidaya, tepatnya sejak hari ke-1 hingga ke-35 budidaya. Biasanya hal ini akan diikuti dengan kematian massal hingga 100% dari udang yang ditebar.

2. Udang Menjadi Tidak Nafsu Makan

Penyakit AHPND menyebabkan udang menjadi tidak nafsu makan hingga menunjukkan gejala anoreksia. Lebih lanjut, gejala ini diikuti dengan kosongnya saluran pencernaan dan hilangnya pigmentasi jaringan.

3. Pertumbuhan Udang Melambat

Udang yang tidak nafsu makan sebagai akibat dari infeksi AHPND secara tidak langsung juga memicu pertumbuhan udang yang menjadi lebih lambat. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan udang dipengaruhi secara langsung oleh makanan yang dikonsumsi.

4. Saluran Pencernaan Menjadi Kosong

Udang yang telah teinfeksi penyakit AHPND menunjukkan kondisi pencernaan yang kosong. Sebab, penyakit ini menyerang pencernaan udang secara langsung.

5. Hepatopankreas Menjadi Pucat

Saat terinfeksi penyakit AHPND, pada awal infeksi, jaringan hepatopankreas udang vaname akan mengalami kerapuhan. Kemudian seiring berkembangnya penyakit, jaringan ini akan menjadi pucat dan keras.

6. Munculnya Bintik Hitam pada Hepatopankreas

Setelah menjadi pucat dan keras, fase berikutnya akan memunculkan bintik atau garis-garis halur berwarna hitam pada hepatopankreas. Bintik hitam ini menunjukkan adanya melanisasi fokus pada sel tubular hepatopankreas.

7. Tingkat Kematian Tinggi

Tingkat kematian akibat penyakit AHPND pada udang vaname mencapai 100% di sebagian besar negara. Namun, di beberapa negara lain menunjukkan sebaliknya, yaitu tingkat kematian yang rendah.

Perbedaan toleransi tingkat kematian ini disebabkan karena wilayah dengan tingkat kematian rendah telah memiliki riwayat penyakit serupa sebelumnya. Hal ini membuat sistem kekebalan tubuh udang vaname menjadi lebih baik dibanding dengan wilayah lainnya.

Cara Mengatasi Penyakit AHPND pada Udang

Hingga saat ini pengobatan untuk penyakit AHPND pada udang vaname belum diketahui secara pasti. Namun, para petambak dapat melakukan langkah-langkah pencegahannya dalam pengelolaan tambak, misalnya dengan aerasi, pemberian pakan yang sesuai, dan menjaga kualitas air tambak.

Penyakit yang disebabkan oleh bakteri patogen pada udang vaname umumnya dikendalikan dengan menggunakan strategi pengelolaan yang tepat, antara lain dengan suplementasi imunostimulan, prebiotik, probiotik, menjaga kualitas air dan pakan, serta menjaga aerasi kolam tambak.

Namun, pengendalian ini tidak serta-merta mampu menghentikan penyebaran penyakit ketika udang vaname telah terserang Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease. Pendekatan konvensional seperti dengan menghentikan pemberian pakan atau memberikan desinfektan dapat menjadi jalan keluar lain, meskipun tingkat keberhasilannya juga tergolong rendah.

Baca Juga: Kenali Covert Mortality Nodavirus (CMNV) yang Dapat Menyerang Udang Vaname

Cegah Penyakit AHPND pada Udang Vaname bersama DELOS!

Hingga saat ini Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease atau penyakit AHPND pada udang vaname masih belum diketahui cara penanggulangannya. Namun, petambak dapat melakukan pencegahan sejak dini, yaitu dengan melakukan pengelolaan tambak yang tepat.

Oleh karena itu DELOS memiliki Farm Management yang dapat membantu anda dalam mengelola tambak udang sesuai dengan standar internasional.

Bersama dengan tim sains dan tim operasional yang andal dan berpengalaman selama bertahun-tahun, DELOS siap membantumu dalam membantu dalam mengelola tambak udang termasuk melakukan mitigasi jika terdeteksi adanya penyakit pada tambak udang milikmu.

Untuk menjadi bagian dari DELOS, anda dapat menghubungi contact@delosaqua.com atau ajukan pertanyaan melalui kolom kontak pada website kam www.delosaqua.com. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
05Jun
Penyakit Udang

Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Penyakit Myo pada udang vaname dikenal juga dengan sebutan penyakit IMNV. Penyakit ini disebabkan oleh virus Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) yang merusak jaringan otot pada udang. Akibatnya jaringan tubuh hingga ekor udang mati dan warnanya menjadi memerah.

Penyakit Myo pertama kali ditemukan di Brazil pada tahun 2002. Penyakit ini tergolong sebagai penyakit yang ganas dan mematikan pada udang vaname dengan angka kematian massal mencapai 70% dari total udang yang ditebar di kolam tambak.

Sementara di Indonesia, penyakit ini pertama kali ditemukan pada tahun 2006, tepatnya di salah satu tambak yang berada di Kabupaten Situbondo. Sejak saat itu, terus dilakukan penelitian terkait penyakit udang ini.

Lantas seperti apa sebenarnya penyakit Myo IMNV pada udang vaname ini dan bagaimana ciri-cirinya? Simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: 7 Cara Mudah Budidaya Udang Vaname untuk Pemula

Apa Itu Penyakit Myo Pada Udang Vaname?

Infectious Myonecrosis Virus (IMNV) atau yang lebih dikenal dengan penyakit myo adalah virus yang menyerang udang vaname dan dapat menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar akibat kematian massal.

Virus IMNV dapat menginfeksi semua tahap kehidupan udang, termasuk post larva, juvenil, hingga udang dewasa. Namun, kematian lebih banyak ditemui saat tahap udang muda hingga udang dewasa.

Sementara itu, penularan virus ini dapat terjadi melalui dua cara, yaitu secara horizontal dan secara vertikal. Perilaku kanibalisme pada udang yang terinfeksi dapat menjadi cara penularan penyakit ini secara horizontal. Sementara secara vertikal, virus ini dapat ditularkan induk ke benur yang dihasilkannya.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memulai Bisnis Tambak Udang

Ciri-Ciri Udang Vaname Terserang IMNV

1. Tubuh Udang Menjadi Pucat

myo disease in vannamei shrimp
Sumber: Vijayapoopathi, et.al., 2020. diakses melalui researchgate.net

Tubuh udang vaname yang terserang penyakit myo lama-kelamaan akan berubah menjadi pucat. Sementara pada udang yang sehat dan normal, warna tubuhnya cenderung transparan.

2. Warna Otot Menjadi Putih

Otot pada udang vaname akan berubah menjadi putih seperti susu. Perubahan warna ini juga bisa dilihat dari segmen-segmen tubuh dari udang yang terserang penyakit IMNV.

3. Bagian Ruas Bawah Sampai Ekor Udang Memerah

penyakit imnv pada udang vaname
Sumber: onlinelibrary.wiley.com

Ciri-ciri udang vaname terserang IMNV yang paling mudah dikenali adalah bagian ruas bawah sampai ekor udang memerah mirip dengan udang yang telah dimasak. Hal ini disebabkan karena semua jaringan yang ada di dalamnya telah mati.

Baca Juga: Jenis-Jenis Pakan Udang Vaname yang Baik Agar Udang Cepat Besar

Cari Tahu Tentang Penyakit Myo dan Cara Penanganannya bersama DELOS!

Penyakit myo atau IMNV pada udang vaname menjadi salah satu penyakit yang sangat merugikan bagi para petambak. Pasalnya, penyakit ini dapat menyebabkan kematian massal pada udang yang sudah terinfeksi.

Saat timbul gejala atau muncul ciri-ciri udang terserang penyakit myo, sebaiknya kamu segera menghubungi atau mengonsultasikannya dengan orang-orang yang telah ahli di bidang penanganan penyakit udang vaname ini.

Namun, jika kamu masih belum mengetahui ke mana kamu harus berkonsultasi, DELOS hadir dan siap untuk membantumu menanggulanginya. Dengan tim sains berdedikasi yang DELOS miliki, kami siap untuk membantumu dalam mitigasi jika terdeteksi adanya penyakit pada tambak udang milikmu.

Tak hanya penyakit myo pada udang vaname, Tim Sains DELOS juga berpengalaman dalam penanganan berbagai penyakit lainnya. Seperti white feces dan IHHNV. Jadi, tak perlu ragu dan segera hubungi DELOS contact@delosaqua.com atau melalui kolom kontak yang ada di website kami www.delosaqua.com untuk mendapatkan solusi atas masalah penyakit udangmu!

Read More
03Jun
AquacultureBerita

Peluang Ekspor dan Prospek Budidaya Udang Vaname yang Menjanjikan

Prospek budidaya udang vaname terus meningkat setiap harinya. Pasalnya, jika dibandingkan dengan jenis udang lain, udang yang berasal dari Samudera Pasifik ini memiliki daya tahan terhadap lingkungan lebih baik dan waktu budidaya yang lebih singkat.

Selain itu, permintaan pasar domestik maupun global yang sangat tinggi terhadap udang vaname juga meningkatkan kepopuleran udang ini. Tak heran memang, sebab udang vaname memiliki cita rasa yang khas dan tekstur lembut yang cocok untuk berbagai jenis masakan.

Baca Juga: Mengenal Udang Vaname yang Menjadi Favorit Para Petambak

Prospek Budidaya Udang Vaname

Permintaan pasar global yang terus meningkat terhadap udang vaname membuat banyak orang mulai melirik bisnis ini. Baik yang berupa tambak skala kecil seperti tambak tradisional maupun tambak skala besar seperti tambak intensif dan super intensif.

Udang vaname memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat, waktu budidaya lebih singkat, dan daya tahan terhadap lingkungan yang lebih baik jika dibandingkan dengan jenis udang lainnya. Selain itu, udang vaname juga relatif lebih tahan terhadap penyakit.

Sejak diperkenalkan secara resmi di Indonesia pada tahun 2001, udang vaname langsung menjadi primadona para petambak. Terlebih lagi saat itu budidaya udang windu terus mengalami penurunan akibat serangan penyakit.

Indonesia sendiri sejak lama telah masuk ke jajaran pengekspor udang terbesar di dunia. Pada tahun 2021, Indonesia menduduki peringkat ke-4 setelah India, Ecuador, dan Vietnam.

Namun, mengingat Indonesia sebagai negara maritim terbesar di dunia, potensi yang tersimpan dalam produksi udang vaname masih memiliki prospek yang cukup besar. Bahkan, jika dioptimalkan, Indonesia dapat menjadi pemimpin produsen sekaligus pengekspor udang dunia.

Hingga kini, dari total keseluruhan tambak di Indonesia, 75% di antaranya hanya dapat berkontribusi sebesar 10% dari total kuantitas ekspor. Hal ini disebabkan oleh kurang maksimalnya pemeliharaan dan pengelolaan tambak.

Oleh karena itu, hingga saat ini prospek budidaya udang vaname masih cukup menggiurkan. Mengingat potensi pasar yang luas, kondisi lingkunga dan sumber daya manusia yang mendukung yang dimiliki Indonesia.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Keunggulan Udang Vaname

Bisa dibilang, udang vaname kini telah menguasai pasar udang dunia. Udang bernama latin Litopenaeus vannamei ini lebih banyak dipilih dibandingkan jenis udang lainnya. Pencapaian ini tidak terlepas dari keunggulan udang vaname yang dapat dirinci sebagai berikut:

  1. Waktu budidaya yang relatif lebih singkat, yaitu hanya sekitar 3 bulan saja.
  2. Relatif tahan terhadap serangan penyakit jika dibandingkan dengan jenis udang lainnya.
  3. Tingkat kelangsungan hidup tinggi.
  4. Dapat dibudidayakan dengan padat tebar tinggi.
  5. Memiliki pangsa pasar yang fleksibel dan luas untuk semua size.

Peluang Ekspor Udang Vaname

Tren positif produktivitas tambak udang di Indonesia yang terus meningkat membuat banyak orang mulai tergiur untuk menjalankan bisnis budidaya udang vaname. Terlebih lagi peluang ekspor udang vaname juga tergolong sangat tinggi.

Udang vaname menjiad salah satu jenis udang yang menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia. Hal ini dipicu tingginya permintaan yang terus-menerus mengalami kenaikan untuk memenuhi pasar global.

Negara yang menjadi tujuan ekspor udang vaname Indonesia di antaranya adalah Amerika Serikat, Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan Inggris.

Baca Juga: Lakukan 5 Hal ini Untuk Sukseskan Budidaya Udang Vaname

Mulai Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS

Prospek budidaya udang vaname memang sangat menjanjikan. Mengingat dari tahun ke tahun permintaan pasar global terhadap udang vaname selalu meningkat pesat. Namun, perlu diingat untuk selalu menerapkan praktik budidaya yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Bagi anda yang baru ingin memulai bisnis udang vaname, DELOS dapat menjadi pilihan terbaik untuk membantu anda memulainya. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu anda mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

DELOS Farm Management terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan anda untuk memonitoring kondisi tambak udang setiap harinya secara real-time.

Tak hanya itu, DELOS juga memiliki AquaLink yang menjadi rantai pasok terintegrasi untuk memudahkan anda mendapat sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu tentang budidaya udang vaname melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Mulai budidaya udang vaname bersama DELOS!

Read More
31Mei
AquacultureProbiotics/Feeds

Probiotik Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Budidaya

probiotik udang vaname

Probiotik udang vaname menjadi salah satu komponen penting dalam budidaya, tepatnya untuk menjaga kesehatan udang. Terlebih lagi jika budidaya dilakukan di kolam tipe intensif atau super intensif yang memiliki padat tebar tinggi.

Sebelum menggunakan probiotik, dulu para petambak menggunakan antibiotik untuk mengatasi masalah kesehatan pada udang. Namun, lambat laun orang-orang sadar bahwa penggunaan antibiotik menciptakan resistensi antimikroba yang berdampak negatif pada lingkungan.

Melalui artikel ini, kita akan mengenal lebih lanjut apa itu probiotik udang vaname berserta manfaatnya. Yuk, baca sampai habis!

Baca Juga: 7 Cara Mudah Budidaya Udang Vaname untuk Pemula

Apa itu Probiotik Udang Vaname?

Probiotik udang vaname adalah suplemen pakan yang berupa mikroba hidup yang bermanfaat bagi udang vaname dengan memberikan keseimbangan pada usus. Melalui pemberian probiotik ini, penggunaan pakan saat budidaya dapat menjadi lebih efisien.

Namun, dalam dunia akuakultur, probiotik tidak hanya berperan dalam sistem pencernaan hewan yang dibudidayakan saja, melainkan juga dapat meningkatkan nilai nutrisi, sistem imun, hingga menjadikan kualitas air lebih baik lagi.

Jenis-Jenis Probiotik untuk Akuakultur

Vannamei shrimp probiotics
Sumber: Dokumentasi DELOS

Probiotik untuk akuakultur secara garis besar dibedakan menjadi dua jenis, yaitu probiotik air dan probiotik usus. Masing-masing probiotik ini

1. Probiotik Air

Seperti namanya, penggunaan probiotik air dalam budidaya udang vaname dilakukan dengan mencampurkannya langsung ke dalam air tambak. Sementara cara kerjanya yaitu dengan menghambat perkembangan bakteri patogen dan meningkatkan kualitas air.

Biasanya strain bakteri yang digunakan dalam probiotik jenis ini adalah Bacillus acidophilus, Bacillus subtilis, Bachilus licheniformis, Nitrobacter spp., Aerobacter dan Saccharomyces cerevisiae.

2. Probiotik Pakan

Probiotik pakan adalah jenis porbiotik yang digunakan untuk meningkatkan keseimbangan mikroba dalam usus udang vaname. Biasanya penggunaannya dengan mencampurkan strain bakteri ke dalam makanan udang.

Sementara jenis strain bakteri yang digunakan di antaranya adalah Lactobacillus atau Saccharomyces cerevisiae, bakteri nitrifikasi, Streptococci, Roseobacter, dan Bacillus sp. Strain bakteri ini bekerja di usus udang dengan memodifikasi keseimbangan mikroba di dalamnya dan menghambat pertumbuhan mikroba jahat.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memulai Usaha Tambak Udang

Manfaat Probiotik untuk Udang Vaname

probiotik udang vaname
Source: Lumoshop.com

Penggunaan probiotik memberikan manfaat dan dampak yang positif dalam budidaya udang vaname. Beberapa manfaat tersebut di antaranya:

1. Merangsang Kekebalan Tubuh Udang

Strain bakteri yang terkandung dalam probiotik bertindak sebagai imunostimulan untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada udang vaname. Peningkatan kekebalan tubuh ini dapat dilakukan dalam tiga cara, yaitu:

  1. Meningkatkan aktivitas makrofag
  2. Meningkatkan produksi antibodi sistematis berupa imunoglobulin dan interferon
  3. Meningkatkan antibodi lokal pada permukaan mukus seperti dinding usus.

2. Memproduksi Senyawa Penghambat Pertumbuhan Mikroba Jahat

Probiotik dengan strain bakteri asam laktat dan Bacillus dapat menghasilkan beberapa senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba jahat. Salah satunya yang paling banyak dan penting adalah senyawa bakteriosin berupa protein yang diproduksi oleh strain tertentu.

3. Peningkatan Persaingan Nutrisi pada Usus Udang

Secara teoritis, persaingan nutrisi memainkan peran penting dalam komposisi organisme yang ada di dalam usus udang vaname. Meningkatkan keberadaan strain bakteri tertentu melalui penggunaan probiotik dalpat menurunkan substrat yang tersedia untuk populasi bakteri lainnya.

Secara teoritis, persaingan nutrisi memainkan peran penting dalam komposisi organisme yang ada di dalam usus udang vaname. Meningkatkan keberadaan strain bakteri tertentu melalui penggunaan probiotik dalpat menurunkan substrat yang tersedia untuk populasi bakteri lainnya.

4. Menghindarkan dari Kerugian Penggunaan Antibiotik

Penggunaan antibiotik sebagai jalan untuk menyembuhkan penyakit pada hewan dan manusia telah lama dilakukan. Namun, antibiotik memiliki dampak negatif jika digunakan dalam jangka panjang, yaitu adanya resistensi bakteri.

Oleh karena itu, penggunaan probiotik dapat menjadi alternatif pilihan untuk menghindari dampak negatif dari antibiotik ini.

5. Merangsang Pertumbuhan dan Meningkatkan Nutrisi Udang

Tak hanya pakan dengan nutrisi yang tinggi, dalam budidaya udang vaname diperlukan pula kandungan protein dan bakteri baik serta beberapa pelengkap lainnya untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan udang.

Dalam hal ini, bakteri probiotik adalah pilihan terbaik bagi para petambak. Pasalnya, dalam beberapa penelitian ditemukan bahwa dengan adanya probiotik, pertumbuhan udang dapat menjadi lebih optimal.

Baca Juga: Mengenal Istilah MBW Udang dan Cara Menghitungnya

Dapatkan Probiotik Udang Terbaik di DELOS AquaLink!

Kebutuhan probiotik dalam budidaya udang vaname menjadi salah satu alternatif solusi dalam pemeliharaan kesehatan udang yang aman dan berkelanjutan. Probiotik dapat memberikan berbagai manfaat bagi para petambak, mulai dari mengurangi risiko terserang penyakit, mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, hingga meningkatkan produktivitas tambak. Namun tentunya dengan penggunaan yang sesuai dengan takaran yang disarankan.

Untuk mendapatkan probiotik udang terbaik, kamu bisa mendapatkannya di DELOS AquaLink!

DELOS AquaLink adalah rantai pasok terintegrasi yang menghubungkan mitra-mitra kami untuk mendapatkan produk kebutuhan tambak dnegan kualitas dan harga terbaik. Melalui AquaLink, kamu bisa mendapatkan kebutuhan alat tambak, probiotik, logistik, hingga jasa panen.

To connect and become part of AquaLink, you can contact us directly via contact@delosaqua.com. Let’s partner with us!Feed

Read More
19Mei
AquacultureFun Read

5 Ciri-Ciri Tambak Udang Vaname Intensif Yang Harus Kamu Ketahui

Tambak udang vaname intensif adalah jenis tambak yang dikembangkan sebagai sarana untuk meningkatkan produktivitas budidaya udang vaname. Namun, di sisi lain, tambak intensif juga menghasilkan limbah yang lebih banyak akibat padat tebarnya yang tinggi.

Limbah dari tambak intensif ini berasal dari sisa pakan yang diberikan pada udang vaname yang biasanya berbentuk senyawa-senyawa karbon, nitrogen, dan fosfor. Pada dasarnya ketiga senyawa ini dapat terurai sendiri secara alami, tetapi dalam waktu yang lebih lama dari satu siklus budidaya. Oleh karena itu, akan terjadi peningkatan volume limbah jika sisa dari siklus sebelumnya belum teratasi.

Selain sisa limbah, perhitungan dan tata letak dari tambak udang vaname intensif juga lebih kompleks jika dibandingkan dengan jenis-jenis tambak lainnya.

Baca Juga: Harga Udang Vaname Terbaru di Indonesia

Karakteristik Tambak Udang Vaname Intensif

Tambak intensif udang vaname memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda dengan jenis tambak lainnya. Hal ini dipengaruhi oleh padat tebar dari jenis tambak ini. Adapun ciri-ciri tambak udang vaname sebagai berikut:

1. Tidak Terpengaruh Siklus Pasang-Surut Air Laut

Sumber air di dalam tambak intensif tidak bergantung pada pasang surutnya air laut. Jadi, meskipun ketika air laut tengah surut, air di dalam tambak tidak akan terpengaruh.

2. Petak Tambak Berbentuk Teratur

Tambak intensif memiliki bentuk kolam yang teratur. Biasanya berbentuk bujur sangkar dengan luas antara 0,2-0,5 ha per petaknya.

3. Menggunakan Sistem Aerasi

Ciri-ciri lain dari tambak intensif adalah adanya sistem aerasi pada tambak yang berguna untuk meningkatkan oksigen terlarut dalam perairan tambak. Sistem aerasi ini biasanya didukung dengan kincir air, blower, pompa sumberisble, dan peralatan-peralatan lainnya.

4. Padat Tebar Tinggi

Dalam sistem budidaya intensif, perlu adanya penyesuaian padat penebaran agar hasil produksi dapat maksimal dengan biaya seminimal mungkin.

Padat penebaran merupakan penentu tingkat teknologi yang dibutuhkan dalam sistem budidaya.

5. Bergantung pada Pakan Buatan

Mengingat padat tebar benur udang yang tinggi pada jenis tambak intensif, kebutuhan pakan pun juga tinggi. Oleh karena itu, sejak benur ditebar, kebutuhan pakan langsung dipenuhi dengan pakan buatan.

Baca Juga: Mengenal Istilah DOC dalam Tambak Udang

Tujuan Penyesuaian Padat Tebar Udang Vaname

Padat tebar benur udang vaname sangat penting untuk disesuaikan dengan kapasitas kolam tambak yang ada. Sebab, padat tebar ini berpengaruh terhadap produktivitas kolam sekaligus biaya yang dikeluarkan untuk budidaya.

1. Menjaga Kualitas Air Tetap Baik

Kualitas air dalam budidaya udang vaname dipengaruhi oleh sisa-sisa pakan dan kotoran. Semakin banyak kepadatan udang vaname saat budidaya, semakin banyak pula sisa-sisa pakan dan kotoran yang dihasilkan.

Jika kotoran dan sisa-sisa pakan terlalu banyak di dalam air, kondisi kualitas air pun dapat terganggu bahkan dapat menjadi beracun.

2. Menjaga Pertumbuhan Udang Vaname

Padat tebar udang vaname yang tidak disesuaikan dengan kapasitas kolam dapat menyebabkan udang yang dibudidayakan tidak tumbuh dengan baik. Sebab, udang akan saling berebut ruang gerak dan nutrisi dari makanan yang dapat mengakibatkan pertumbuhan udang menjadi lambat jika padat tebarnya terlalu tinggi. Sementara jika padat tebarnya terlalu rendah, pemanfaatan ruang menjadi kurang maksimal.

3. Menghindari Serangan Penyakit

Penyesuaian padat tebar udang vaname juga dapat menghindarkan udang dari penyakit selama budidaya berlangsung. Jika padat tebarnya terlalu tinggi, risiko kematian pada udang vaname saat terserang penyakit pun juga cukup tinggi dan sebaliknya.

Baca Juga: 4 Unsur Manajemen Tambak Udang Vaname Yang Harus Kamu Perhatikan

Konsultasikan Tambak Udangmu di DELOS

Jenis tambak dengan penyesuaian padat tebar sangat memengaruhi produktivitas panen dalam budidaya perairan. Oleh karena itu, penting untuk menentukan sejak awal jumlah benur yang akan ditebar sebelum budidaya dimulai.

Jika kamu membutuhkan informasi terkait manajemen tambak udang yang baik dan tepat, DELOS memiliki layanan konsultasi melalui contact@delosaqua.com atau melalui form yang ada di website kami www.delosaqua.com.

Melalui layanan konsultasi ini, kamu bisa mendapatkan jawaban terhadap masalah tambak udangmu dari tim ahli yang kami miliki. Selain itu, kami juga dapat membantu membuka peluang bisnis tambak udang dengan pendekatan sosial, lingkungan, infrastruktur, dan peraturan di sekitar lokasi tambak. Hubungi DELOS sekarang juga! DELOS sekarang juga!

Read More
18Mei
AquacultureFun Read

Masa Panen Udang Vaname beserta Jenis-Jenisnya

masa panen udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Masa panen udang vaname dilakukan ketika udang telah berumur lebih dari 100 hari dengan berat rata-rata per ekornya mencapai 20 gram. Namun, dalam kondisi khusus seperti adanya kematian massal, membuat udang harus dipanen lebih awal.

Panen merupakan proses pengambilan udang dari tambak yang telah berumur lebih dari 100 hari dengan berat mencapai 20 gram per ekornya. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang paling dinanti oleh para petambak sebagai bagian akhir dalam budidaya.

Pada umumnya, panen udang vaname dilakukan ketika udang telah mencapai umur tertentu. Namun, dalam kondisi khusus, terdapat jenis-jenis panen lainnya yang harus dilakukan. Misalnya ketika daya tampung kolam sudah tidak mencukupi atau ketika terjadi kematian massal pada udang.

Penasaran apa saja jenis-jenis panen udang vaname? Yuk, baca artikel ini sampai habis untuk temukan jawabannya.

Baca Juga: Getting to Know The DOC Term in Shrimp Farming

Berapa Lama Masa Panen Udang Vaname?

Dalam satu siklus budidaya, udang vaname sudah bisa dipanen saat berumur lebih dari 100 hari atau kurang lebih tiga bulan. Namun, jika kapasitas tambak hampir mencapai batas maksimal, biasanya dilakukan panen parsial terlebih dahulu untuk menghindari meningkatnya kematian udang akibat kekurangan oksigen.

Panen parsial pada udang vaname biasanya dilakukan saat DOC (day of culture) mencapai 60-70 hari. Hal ini menjadi salah satu strategi budidaya udang vaname agar pertumbuhan udang tetap normal dan stabil.

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Tambak Udang Vaname Intensif Yang Harus Kamu Ketahui

Jenis-Jenis Panen Udang Vaname

1. Panen Normal

Panen normal udang vaname biasanya dilakukan ketika DOC (day of culture) udang sudah mencapai kurang lebih 100 hari. Selain itu, kriteria lainnya yaitu ABW (average body weight) sudah mencapai lebih dari 14 gram.

2. Panen Parsial

Panen partial dalam budidaya udang vaname biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi biomassa atau daya tampung kolam. Sebab, jika daya tampung kolam sudah melewati batas maksimal, pertumbuhan udang menjadi kurang maksimal.

3. Panen Abnormal

Jenis panen udang selanjutnya adalah panen abnormal. Panen ini dilakukan ketika udang di tambak mengalami beberapa gejala, di antaranya meliputi angka kematian di atas 100 ekor per hari selama tiga hari berturut-turut, pertumbuhan udang yang lambat, dan pakan yang menurun setiap harinya.

4. Panen Emergency

Terakhir adalah panen emergency, yaitu panen udang vaname yang dilakukan karena kondisi darurat. Misalnya ketika udang terinfeksi virus mematikan sehingga menyebabkan kematian massal hingga 1000 ekor per harinya, tanggul longsor, listrik padam, hingga kincir air yang mati.

Baca Juga: Harga Udang Vaname Terbaru di Indonesia

Maksimalkan Panen Udang Vaname Bersama DELOS

Masa panen udang vaname harus selalu diperhatikan selama budidaya berlangsung. Sebab, terdapat hal-hal yang kemungkinan terjadi dan mengharuskan udang dipanen terlebih dahulu sebelum mencapai usia lebih dari 100 hari.

Nah, untuk menghindarkan dari keraguan saat budidaya udang, kamu bisa mempercayakan manajemen tambak udang milikimu pada DELOSDengan tim inti yang terdiri dari top 99 orang terbaik di Indonesia dalam bidang budidaya udan

Terlebih lagi, DELOS Farm Management terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan petambak untuk memonitoring tambak udang mereka, termasuk jika terjadi kejadian yang tak terduga dan mengharuskan untuk panen lebih cepat.

Untuk menjadi bagian dari ekosistem DELOS, kamu dapat menghubungi contact@delosaqua.com atau ajukan pertanyaan melalui kolom kontak pada website kami www.delosaqua.com. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
16Mei
AquacultureFun Read

Mengenal Udang Vaname yang Menjadi Favorit Para Petambak

Anda pasti sudah tidak asing dengan udang vaname, bukan? Udang dari keluarga Penaeidae ini memang menjadi primadona di kalangan para petambak. Pasalnya, jika dibandingkan jenis udang lainnya, vaname memiliki lebih banyak keunggulan.

Udang yang memiliki nama latin Litopenaeus vannamei ini juga menjadi jenis udang yang berkontribusi besar dalam dunia ekspor jika dibanding jenis udang lainnya. Tak heran kini semakin banyak orang yang ingin membudidayakan udang jenis ini.

Nah, bagi kamu yang tertarik untuk lebih mengenal udang vaname ini, yuk, baca artikel ini sampai habis untuk mengetahui informasinya!

Baca Juga: Pentingnya Sterilisasi di Tambak Udang

Morfologi Udang Vaname 

vannamei shrimp morphology
Sumber: Dokumentasi DELOS

Litopenaeus vannamei memiliki tubuh yang berwarna putih transparan yang kemudian membuatnya dijuluki sebagai udang putih atau white shrimp. Namun, tubuh ini juga dapat menampilkan rona kebiruan, loh. Hal ini berasal dari kromatofor biru yang ada pada tubuhnya.

Sebagai artropoda atau hewan yang tidak memiliki tulang belakang, morfologi udang vaname terbagi menjadi dua bagian, yaitu bagian kepala dan dada yang menyatu (Cephalothorax) serta bagian perut (abdomen).Cephalothorax) and the abdomen.

Bagian kepala udang vaname terdiri dari antenula sebagai komoreseptor, antenna sebagai pendeteksi predator, mandibula, dua pasang maksilla untuk menghancurkan makanan, maksiliped sebagai penyaring dan penghantar makanan ke mulut, sepasang mata facet (compound eye), rostrum, dan peripoda atau kaki jalan.

Sementara bagian abdomen terdiri dari enam segmen, yaitu segmen 1-3 yang disebut tergum dan segmen 4-6 yang disebut pleuron. Pada bagian abdomen udang vaname ini terdapat lima pasang kaki renang (pleopoda) serta ekor kipas yang terbentuk dari uropod dan telson. uropods dan telson.

Baca Juga: Biosekuriti dalam Budidaya Udang

Siklus Hidup Udang Vaname

Sebelum menjadi udang yang sering anda temui di supermarket, vaname memiliki beberapa tahapan siklus kehidupan yang harus dilewati. Mulai dari telur, stadia naupli, protozoea, stadia mysis, post larva, yuwana, udang muda, hingga udang dewasa.

1. Telur

Udang betina akan kawin dengan udang jantan dan melepaskan hingga ratusan ribu telur ke dalam air.

2. Stadia Naupli

Telur yang telah dibuahi kemudian akan berkembang ke tahap stadia naupli dengan ukuran 0,32-0,58 mm. Pada tahap ini, udang vaname belum memiliki sistem pencernaan yang sempurna. Sementara kebutuhan makanannya masih dipenuhi oleh yolk sac (kuning telur).

3. Protozoea

Naupli yang cadangan kuning telurnya sudah habis dan mengalami pergantian kulit kemudian berubah menjadi protozoea. Pada tahap ini vaname mulai memerlukan makanan dari lingkungan sekitar, salah satunya adalah fitoplankton.

4. Stadia Mysis

Vaname kemudian akan mengalami tiga kali pergantian kulit (molting) dan berubah menjadi mysis. Perkembangan yang paling terlihat dari tahap ini adalah munculnya kaki renang (pleopods) dan bertambahnya ruas-ruas tubuh. Pada stadia mysis, ukuran udang vaname mencapai 3,50-4,80 mm.

5. Post-larva

Saat mencapai fase post larva, udang vaname sudah tampak seperti udang dewasa. Pada tahap ini, udang sudah mulai aktif bergerak lurus ke depan. Sementara bagi petambak, untuk mengetahui umur dari post larva ini ditambahkan angka di belakangnya, misalnya PL 1 untuk post larva yang berumur 1 hari.

6. Yuwana

Saat mencapai PL 10 atau post larva yang berumur 10 hari, udang kemudian disebut sebagai juvenil atau yuwana.

7. Udang Muda

Yuwana yang telah berumur 80-90 hari sudah dapat disebut sebagai udang muda. Biasanya udang-udang muda ini telah mencapai berat 21-23 gram per ekor.

8. Udang Dewasa

Untuk mencapai tahap udang dewasa yang siap untuk dipanen, udang muda memerlukan waktu selama 25-30 hari. Udang-udang dewasa ini memiliki berat rata-rata mencapai 28-30 gram per-ekornya.

Keunggulan dari Budi daya Udang Vaname

keunggulan udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Sejak kemunculannya di Indonesia, udang vaname seketika menjadi salah satu komoditas ekspor yang potensial. Sebab, udang yang berasal dari kawasan sub tropis ini memiliki daya tahan terhadap lingkungan yang sangat baik dan mampu beradaptasi dengan cepat.

Selain itu, terdapat beberapa keunggulan lainnya yang meliputi nilai ekonomis tinggi, pertumbuhan yang lebih cepat, lebih tahan terhadap penyakit dan lingkungan yang tidak stabil, dan kelangsungan hidup tinggi.

Baca Juga: Teknologi Delos di Tambak Udang Mampu Memanen Lebih Dari 40 Ton/Ha

Mulai Bisnis Akuakultur Anda bersama DELOS!

Keunggulan udang vaname memang sudah tidak perlu diragukan lagi. Ditambah lagi permintaan pasar yang terus meningkat membuat banyak orang mulai tergiur untuk memulai budi daya udang jenis ini.

Namun, memulai budi daya udang vaname tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Terdapat banyak hal yang perlu dipertimbangkan agar mendapatkan hasil panen yang maksimal. Nah, apabila anda bingung ingin memulai budi daya udang vaname dari mana, DELOS siap membantu anda. DELOS di sini untukmu!

Melalui Farm Management yang terintegrasi dengan aplikasi AquaHero, DELOS dapat membantu anda untuk mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur melalui pendekatan masalah sosial, lingkungan, infrastruktur, dan peraturan di lokasi yang ditentukan.

Selain itu, kami juga memiliki program Supply Chain Integration untuk membantu partner kami mendapatkan produk-produk dan harga terbaik untuk budi daya udang yang mereka lakukan.

Tak perlu ragu atau khawatir, anda bisa langsung mengubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.comYuk, mulai berbisnis akuakultur bersama DELOS!

Read More
  • 1
  • …
  • 10
  • 11
  • 12
  • 13
  • 14
  • …
  • 16
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top