logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Author: Sukma Dewi Fortuna
Home Sukma Dewi Fortuna Page 6
15Feb
Aquaculture

Tips Pemberian Mineral untuk Tambak Udang

Mineral untuk tambak udang memiliki fungsi yang penting dalam hal menstabilkan pH, merangsang pertumbuhan plankton, dan mengurai senyawa berbahaya di tambak. Terdapat dua jenis mineral di tambak, yaitu yang berasal dari lingkungan perairan dan yang berasal dari pakan.

Kandungan mineral di tambak dapat mengalami fluktuasi selama budidaya berlangsung, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal ini dipengaruhi adanya diasimilasi oleh tubuh udang, pergantian air, dan rembesan.

Selain bagi udang, mineral juga bermanfaat untuk menunjang proses fotosintesis plankton di tambak. Jika plankton di tambak dalam keadaan stabil, maka kondisi lingkungan tambak juga akan baik.

Lantas, bagaimana tips pemberian mineral untuk tambak udang untuk hasil budidaya yang lebih optimal? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: 6 Resep Masakan Udang Khas Jepang yang Memiliki Rasa Otentik

Pentingnya Mineral yang Cukup untuk Tambak Udang

Kebutuhan mineral udang vaname berkisar antara 2-5% dari jumlah pakan udang. Namun, pada tambak dengan padat tebar yang lebih tinggi, suplai mineral yang dibutuhkan juga harus lebih tinggi pula.

Jika mineral untuk tambak udang kurang atau jumlahnya tidak seimbang, akibatnya dapat menjadi fatal. Mulai dari terganggunya masalah ekosistem tambak, kesehatan udang, hingga penurunan produktivitas dan kualitas hasil panen.

Kekurangan mineral di tambak udang juga dapat mengakibatkan mikroorganisme seperti plankton menjadi tidak berkembang dengan baik. Hal ini juga dapat menyebabkan penurunan kualitas air yang dapat menyebabkan udang menjadi stres dan lebih rentan terinfeksi patogen.

Baca Juga: Bahaya Penyakit Udang yang Disebabkan oleh Virus

Tips Pemberian Mineral untuk Tambak Udang

1. Pilih Mineral yang Dibutuhkan

Pilih mineral untuk tambak udang sesuai dengan kebutuhan udang yang dibudidayakan. Beberapa mineral umum yang penting untuk pertumbuhan udang di antaranya adalah Kalsium, Magnesium, Sodium, Potassium, Fosfor, Chlorine, Sulfur, Besi, Tembaga, Mangan, Seng, Cobalt, Molybdenum, Chromium, Selenium, Flourine, Iodium, dan Nickel.

2. Perhatikan Jumlah Kalsium

Kalsium merupakan mineral mikro yang penting untuk pembentukan cangkang udang yang kuat. Pastikan jumlah kalsium dalam jumlah yang cukup dalam air tambak, baik melalui pemberian langsung maupun dengan menambahkannya pada pakan.

3. Berikan Dosis yang Tepat

Mineral untuk tambak udang harus berada di komposisi yang tepat dan dibutuhkan oleh udang di tambak. Hindari memberikan terlalu banyak mineral, terutama jika tidak diperlukan karena dapat menyebabkan overdosis dan berdampak buruk pada kesehatan udang dan kualitas air secara keseluruhan.

4. Pertimbangkan Faktor Lingkungan

Perhatikan faktor-faktor lingkungan seperti parameter-parameter kualitas air sebelum memberikan mineral untuk tambak udang. Kondisi lingkungan air tambak yang berbeda atau sedang tidak dalam kondisi optimal dapat mempengaruhi penyerapan mineral oleh udang.

5. Pantau Terus Keseimbangan Mineral

Perubahan dalam keseimbangan mineral dapat terjadi seiring waktu budidaya yang disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk pertumbuhan udang, penggunaan air, dan dekomposisi bahan organik.

Pemantauan jumlah mineral di tambak dapat dilakukan dengan melakukan pengujian air secara rutin. Baik secara kimia, fisika, maupun biologi.

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Plankton di Tambak Udang

Budidaya Udang Vaname Lebih Produktif Bersama DELOS!

Mineral untuk tambak udang harus berada di kisaran optimal untuk memastikan udang tumbuh secara optimal. Untuk itu, penting bagi petambak untuk selalu memantau komposisi mineral di tambak udang mereka.

Kini Anda dapat lebih mudah menjalankan budidaya udang bersama DELOS. DELOS adalah perusahaan aquatech berbasis sains, teknologil dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu Anda dalam manajemen sekaligus meningkatkan produktivitas tambak Anda.

Manajemen tambak udang DELOS juga terintegrasi dengan AquaHero yang memudahkan Anda untuk memonitoring tambak udang setiap hari. Termasuk memantau parameter kualitas air harian.

Segera hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang manajemen tambak udang DELOS. Budidaya udang vaname lebih produktif bersama DELOS!

Read More
12Feb
Aquaculture

Tantangan Usaha Budidaya Udang Vaname

Tantangan usaha budidaya udang vaname dapat dihadapi oleh siapapun. Baik itu petambak yang telah berkecimpung di bidang ini dalam waktu yang lama, maupun mereka yang baru menjajaki bisnis budidaya udang vaname.

Tiga tantangan utama yang sering dihadapi dalam budidaya udang vaname adalah perubahan iklim, kondisi air tambak yang fluktuatif, dan serangan penyakit. Masing-masing tantangan ini dapat mempengaruhi produktivitas dan keberlangsungan budidaya. Terlebih lagi, apabila tidak ditangani dengan baik, dapat menyebabkan kerugian ekonomi bagi pelaku budidaya. Selengkapnya, mari kita bahas dalam artikel ini.

Baca Juga: 11 Jenis Penyakit Udang yang Sering Terjadi Selama Budidaya

Tantangan Usaha Budidaya Udang Vaname

1. Perubahan Iklim

Perubahan iklim telah menjadi ancaman serius bagi budidaya udang vaname. Perubahan suhu air laut dan kondisi cuaca yang tidak stabil dapat menyebabkan gangguan pada siklus hidup udang dan meningkatkan risiko stres pada udang yang dalam jangka panjang dapat berdampak pada produktivitas tambak.

Selain itu, perubahan iklim juga dapat menyebabkan cuaca ekstrem seperti badai tropis dan banjir yang dapat mengganggu keseimbangan air tambak dan merusak infrastruktur. Untuk mengatasi hal ini, petambak perlu mengadopsi praktik-praktik budidaya yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.

2. Kondisi Air Tambak yang Fluktuatif

Kondisi air tambak yang fluktuatif, termasuk berubahnya parameter-parameter kualitas air, merupakan tantangan yang paling umum dihadapi oleh para petambak udang vaname. Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan stres pada udang dan meningkatkan risiko serangan penyakit.

Untuk mengatasi masalah kondisi tambak yang fluktuatif ini, petambak dapat melakukan pemantauan parameter kualitas air secara teratur dan mengambil tindakan yang diperlukan ketika terjadi anomali atau perubahan angka pada masing-masing parameter kualitas air.

Baca Juga: 

3. Serangan Penyakit

Tantangan usaha budidaya udang vaname yang paling serius adalah adanya serangan penyakit. Pasalnya, serangan penyakit dapat berdampak pada kerugian finansial yang signifikan bagi para petambak.

Beberapa penyakit udang vaname yang sering menyerang tambak di antaranya White Spot Syndrom Virus (WSSV), IHHNV, EMS, EHP, dan Vibriosis. Penyakit-penyakit ini dapat menyebar dengan cepat dan menyebabkan kematian massal jika tidak segera ditangani.

Untuk mengurangi risiko serangan penyakit, petambak perlu menerapkan praktik-praktik manajemen budidaya udang vaname yang baik, seperti pemantauan kualitas air harian, rutin melakukan pengecekan kesehatan udang, penerapan biosecurity, dan penggunaan pakan berkualitas tinggi.

Baca Juga: Kebutuhan Nutrisi Udang Vaname untuk Pertumbuhan yang Optimal

Budidaya Udang Vaname Lebih Produktif Bersama DELOS!

Berbagai tantangan usaha budidaya udang vaname sering kali muncul saat budidaya berlangsung. Mulai dari masalah air, sarana dan prasarana, hingga serangan penyakit. Jika tidak dihadapi dengan baik, tantangan ini dapat berdampak pada kerugian secara ekonomi bagi petambak.

Namun Anda tak perlu khawatir, sebab DELOS hadir untuk membantu Anda mengelola tambak udang yang Anda miliki. Termasuk mencegah dan menangani berbagai masalah yang mungkin muncul selama budidaya berlangsung.

Untuk dapat terhubung dengan Tim DELOS, Anda dapat menghubungi kami melalui email contact@delosaqua.com atau kunjungi www.delosaqua.com. Budidaya udang vaname lebih mudah dan produktif bersama DELOS!

Read More
10Feb
Shrimp Export

Ciri-Ciri Udang yang Memenuhi Kualitas Ekspor

Udang telah lama menjadi komoditas ekspor perikanan terbesar Indonesia di pasar internasional. Namun sebelumnya, udang harus memenuhi ciri-ciri udang kualitas ekspor terlebih dahulu agar mampu bersaing.

Kualitas udang yang diekspor menjadi kunci penting bagi negara-negara penghasil udang untuk memasuki pasar global dan mempertahankan reputasi mereka. Nah, berikut adlaah ciri-ciri selengkapnya.

Baca Juga: 4 Resep Masakan Udang Khas Amerika yang Populer dan Lezat

Ciri-Ciri Udang Kualitas Ekspor

1. Kesegaran Udang

Ciri-ciri udang kualitas ekspor yang pertama dapat dilihat dari kesegarannya. Udang berkualitas ekspor harus memiliki tekstur yang kenyal dan mantap. Kulit udang seharusnya kokoh, tidak lembek, dan tidak berlendir. Selain itu, udang harus terasa segar, tanpa bau amis atau anyir yang kuat.

2. Warna yang Cerah dan Konsisten

Warna udang adalah indikator penting dari ciri-ciri udang kualitas ekspor. Udang berkualitas ekspor umumnya memiliki warna yang cerah dan konsisten. Warna kulit yang redup atau pudar bisa menjadi tanda kurangnya kesegaran atau penanganan yang tidak tepat.

3. Ukuran yang Konsisten

Ukuran udang juga penting dalam menentukan kualitasnya. Produsen udang ekspor harus memastikan bahwa ukuran udang yang dikirimkan sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Udang dengan ukuran yang tidak konsisten mungkin menimbulkan ketidakpuasan bagi konsumen.

4. Kondisi Kebersihan dan Kesehatan yang Baik

Ciri-ciri udang kualitas ekspor selanjutnya adalah harus memenuhi standar kondisi kebersihan dan kesehatan yang baik. Udang yang akan diekspor harus bebas dari kotoran, parasit, atau kerusakan fisik lainnya. Pembersihan dan pengolahan udang harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan kebersihan dan kesehatan produk. Kontaminasi bakteri atau bahan kimia yang berbahaya harus dihindari sepenuhnya.

Baca Juga: Manfaat Es Batu untuk Menjaga Kesegaran Udang Vaname Setelah Dipanen

5. Diproses dan Ditangani dengan Tepat

Proses penanganan udang dan pemrosesan udang yang baru saja dipanen hingga pengemasan sangat penting dalam menjaga kualitasnya. Udang harus segera ditangani setelah dipanen untuk mencegah kerusakan dan penurunan kualitas. Pendinginan yang cepat dan pengemasan yang sesuai dalam suhu yang tepat dapat memperpanjang umur simpan udang.

6. Memiliki Sertifikasi Standar Internasional

Udang yang dimaksudkan untuk diekspor harus memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan internasional, seperti HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points), standar Global Good Agricultural Practices (GAP), dan sertifikat-sertifikat lainnya. Sertifikasi seperti halal atau organik juga dapat meningkatkan daya saing produk di pasar global.

7. Patuh Terhadap Regulasi

Produsen udang ekspor harus memastikan bahwa proses produksi mereka mematuhi semua regulasi dan peraturan yang berlaku baik di negara asal maupun negara tujuan ekspor. Kepatuhan terhadap aturan terkait lingkungan, tenaga kerja, dan kesejahteraan hewan juga semakin dihargai oleh pasar global.

8. Pengemasan yang Sesuai

Ciri-ciri udang kualitas ekspor yang terakhir adalah dikemas sesuai standar untuk menjaga kualitasnya selama pengiriman dan penyimpanan. Pengemasan harus dilakukan dengan material yang sesuai, kuat, dan higienis. Informasi yang jelas mengenai asal udang, tanggal produksi, dan informasi lainnya juga harus disertakan dalam kemasan.

Baca Juga: 7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Yang Harus Anda Ketahui

Dukung Peningkatan Nilai Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!

Dengan memperhatikan ciri-ciri udang kualitas ekspor di atas, produsen udang dapat memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar kualitas ekspor yang tinggi. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar internasional, tetapi juga membangun reputasi yang baik dan memperluas pangsa pasar global mereka.

Mari bersama kita dukung peningkatan ekspor udang Indonesia ke pasar global bersama DELOS! DELOS, bersama para petambak terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas udang Indonesia dan memastikan proses budidaya udang yang berkelanjutan.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia. Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
08Feb
Fun Read

4 Resep Masakan Udang Khas Amerika yang Populer dan Lezat

Udang adalah bahan makanan yang disukai dalam masakan Amerika, memberikan keanekaragaman, rasa, dan sentuhan rasa makanan laut pada setiap hidangan. Resep masakan udang khas Amerika pun sangat bervariasi dan memiliki rasa yang lezat.

Dari hidangan klasik dari Amerika Selatan hingga kelezatan kuliner kontemporer, ada banyak cara untuk menikmati udang dalam masakan Amerika. Mari kita jelajahi beberapa hidangan udang populer dan cara memasaknya di dapur Anda sendiri.

Baca Juga: 7 Aneka Masakan Udang Khas Nusantara yang Lezat dan Praktis

Masakan Udang Khas Amerika

1. Udang Scampi

american shrimp recipes
Shrimp Scampi

Bahan-bahan:

- 450 gram udang besar, dikupas dan dibuang bagian hitamnya

- 4 siung bawang putih, dicincang halus

- 60 gram mentega

- 60 ml anggur putih

- 2 sendok makan jus lemon

- Garam dan merica secukupnya

- 15 gram peterseli segar cincang

- Pasta yang sudah dimasak sesuai selera

Cara Membuat

  1. Di wajan besar, lelehkan mentega dengan api sedang. Tumis bawang putih cincang hingga harum.
  2. Tambahkan udang ke dalam wajan dan masak hingga berubah warna menjadi merah muda, sekitar 2-3 menit per sisi.
  3. Tuangkan anggur putih dan jus lemon ke dalam wajan, dan bumbui dengan garam dan merica. Rebus selama 2-3 menit lagi.
  4. Remove from heat and stir in chopped parsley.
  5. Sajikan udang scampi di atas pasta yang sudah dimasak dan taburi dengan peterseli tambahan jika diinginkan. Selamat menikmati!

2. Shrimp Po’ Boy

shrimp po boy
Shrimp Po’ Boy

Bahan-bahan:

- 450 gram udang sedang, dikupas dan dibuang bagian hitamnya

- 120 gram tepung terigu

- 1 sendok teh bumbu Cajun

- 2 butir telur, dikocok

- 120 gram tepung roti

- Minyak sayur untuk menggoreng

- Roti French atau roti hoagie

- Daun selada, irisan tomat, acar, dan saus remoulade untuk hiasan

Cara Membuat

  1.  Place flour mixed with Cajun seasoning, beaten eggs, and breadcrumbs in three separate bowls.
  2. Gulingkan udang dalam tepung, celupkan ke dalam telur yang dikocok, dan balut dengan tepung roti.
  3. Panaskan minyak sayur dalam wajan dalam keadaan mendidih sekitar 175°C.
  4. Goreng udang berbalut tepung dalam beberapa tahap hingga kecokelatan dan renyah, sekitar 2-3 menit per tahap.
  5. Tiriskan udang yang digoreng dengan kertas tisu dan beri sedikit garam.
  6. Iris roti French atau roti hoagie menjadi dua bagian dan susun dengan daun selada, irisan tomat, udang goreng, acar, dan saus remoulade.
  7. Sajikan po' boy udang segera dengan cole slaw atau keripik kentang sebagai pelengkap. Nikmati kelezatan renyah dan gurihnya!

3. Shrimp and Grits

american shrimp recipes
Shrimp and Grits

Bahan-bahan:

- 190 gram grits tumbuk kasar

- 950 ml air atau kaldu ayam

- 100 gram keju cheddar parut

- 60 gram mentega

- Garam dan merica secukupnya

- 450 gram udang besar, dikupas dan dibuang bagian hitamnya

- 4 lembar bacon, cincang

- 1 bawang kecil, dicincang

- 1 paprika, dicincang

– 2 cloves garlic, minced

- 60 ml kaldu ayam

- 2 sendok makan jus lemon segar

- 2 siung bawang putih, dicincang halus

Cara Membuat

  1. Dalam panci sedang, didihkan air atau kaldu ayam. Aduk perlahan grits, keju parut, mentega, garam, dan merica hingga mengental, sekitar 20-25 menit.
  2. Masukkan keju parut, mentega, garam, dan merica hingga keju meleleh dan grits menjadi kental. Tetap hangat.
  3. Dalam wajan besar, masak bacon cincang hingga renyah. Angkat bacon dari wajan dan sisihkan, biarkan lemaknya tetap di wajan.
  4. Tambahkan bawang putih yang dicincang dan masak selama satu menit lagi.
  5. Panaskan wajan dengan api sedang-tinggi dan tambahkan udang. Masak hingga udang berwarna merah muda, sekitar 2-3 menit per sisi.
  6. Tambahkan kaldu ayam, jus lemon, dan bacon yang sudah dimasak. Masak selama satu menit lagi hingga panas.
  7. Sajikan campuran udang di atas grits kental, taburi dengan peterseli cincang. Selamat menikmati hidangan hangat dan nyaman ini!

Baca Juga: 7 Manfaat Mengkonsumsi Udang Vaname Untuk Kesehatan Tubuh

4. Shrimp Etouffee

shrimp etouffee
Shrimp Etouffee

Bahan-bahan:

- ½ cangkir mentega

- ½ cangkir tepung terigu

- 1 bawang bombay besar, dicincang

- 1 paprika merah besar, dicincang

- 2 batang sereh, bagian putih yang dicincang halus

- 3 siung bawang putih, dicincang halus

- 1 ½ cangkir kaldu ayam

- 2 sendok makan pasta tomat

- 2 sendok teh sambal atau saus cabai

- 450 gram udang besar, dikupas dan dibuang bagian hitamnya

- Garam dan merica secukupnya

- 2 sendok makan peterseli segar cincang, untuk hiasan

- Nasi panas, untuk penyajian

Cara Membuat

  1. Dalam panci besar, lelehkan mentega dan tambahkan tepung terigu. Aduk terus hingga campuran berwarna kecokelatan, sekitar 10-15 menit.
  2. Masukkan bawang bombay, paprika, sereh, dan bawang putih ke dalam panci. Tumis hingga sayuran lunak, sekitar 5-7 menit.
  3. Tuangkan kaldu ayam ke dalam panci, aduk rata. Masak hingga sedikit mengental, sekitar 5-7 menit lagi.
  4. Tambahkan pasta tomat dan saus cabai, aduk rata. Biarkan mendidih perlahan.
  5. Masukkan udang ke dalam panci dan masak hingga udang berwarna merah muda dan matang sepenuhnya, sekitar 3-5 menit.
  6. Bumbui dengan garam dan merica secukupnya sesuai selera.
  7. Sajikan etouffee udang panas di atas nasi panas, taburi dengan peterseli segar cincang. Selamat menikmati hidangan kaya rasa ini!

Baca Juga: Ini 11 Ciri-Ciri Udang Sehat dan Sakit

Dukung Ekspor Udang Vaname Indonesia Bersama DELOS!

Dari berbagai makanan di atas, mana masakan udang khas Amerika yang paling Anda sukai? Tahukah Anda, jika Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor udang terbesar di Amerika? Bisa jadi, udang-udang yang disajikan di restoran untuk menu makanan di atas merupakan udang dari Indonesia.

Let’s support the increase of Indonesian shrimp exports to the global market, including America, together with DELOS. DELOS, along with shrimp farmers, is committed to improving the quality of Indonesian shrimp and ensuring sustainable shrimp farming practices.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia. Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
06Feb
Penyakit Udang

11 Jenis Penyakit Udang yang Sering Terjadi Selama Budidaya

Penyakit udang menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan yang harus diatasi selama budidaya. Terlebih lagi, penyakit-penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian massal yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan dan penurunan produksi.

Jenis penyakit udang disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi. Mulai dari patogen, kondisi lingkungan yang buruk, manajemen pengelolaan tambak yang buruk, hingga udang menjadi carrier dari udang yang sebelumnya telah terjangkit penyakit.

Lantas, apa saja jenis penyakit udang yang seringkali ditemui saat budidaya? Simak penjelasannya berikut ini.

Baca Juga: Kenali Ancaman Nitrit pada Tambak Udang dan Cara Mengatasinya

Faktor Penyebab Penyakit Udang Vaname

1. Patogen

Penyebab penyakit udang vaname yang paling umum ditemui adalah virus, bakteri, jamur, dan parasit. Beberapa contoh penyakit pada udang yang disebabkan oleh patogen di antaranya adalah White Spot Syndrom Virus (WSSV), Early Mortality Syndrom (EMS), Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV), Taura Syndrom Virus (TSV), dan Vibriosis.

Penyebaran penyakit akibat patogen pada udang ini dapat ditularkan melalui air, pakan, atau peralatan yang terkontaminasi dan dapat menyebar dengan cepat di dalam tambak.

2. Kondisi Lingkungan yang Buruk

Kondisi lingkungan secara langsung juga menjadi faktor penyebab terjadinya wabah penyakit pada udang. Kualitas air yang buruk, tingkat polutan yang tinggi, dan oksigen terlarut yang rendah dapat membuat udang lebih rentan terhadap serangan penyakit.

Tak hanya itu, kondisi stres seperti perubahan suhu atau salinitas yang drastis dan tiba-tiba juga dapat meningkatkan risiko udang terserang penyakit.

3. Praktik Manajemen Pengelolaan Tambak yang Buruk

Manajemen pengelolaan tambak yang buruk menjadi faktor pemicu munculnya penyakit udang yang selanjutnya. Manajemen pengelolaan ini termasuk di dalamnya manajemen pakan, manajemen kualitas air, manajemen kesehatan udang, manajemen limbah budaya dan biosekuriti.

Keseluruhan manajemen pengelolaan tambak ini harus bersinergi dan dipraktikkan dengan baik. Sebab, apabila da salah satu saja yang kurang, akan berdampak langsung pada udang sekaligus meningkatkan potensi udang terserang penyakit.

4. Impor Udang yang Sudah Terinfeksi

Indonesia banyak mengambil benur udang dari negara lain, misalnya Amerika Serikat. Namun, sebelum benur yang diimpor ini dibudidayakan, terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan kualitas benur untuk memastikan benur tidak terserang penyakit atau menjadi carier.

Benur impor yang sudah terlanjur terinfeksi dapat menjadi carier untuk benur-benur lain di dalam kolam yang sama. Hal ini membuat penyebaran penyakit menjadi lebih cepat dan masif.

Baca Juga: Kenali Covert Mortality Nodavirus (CMNV) yang Dapat Menyerang Udang Vaname

Types of Shrimp Diseases That Often Infect

1. White Spot Syndrom Virus (WSS)

White spote disease atau penyakit bintik putih adalah salah satu penyakit pada udang vaname yang sangat menular dan mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang berasal dari kelompok krustasea. Selain itu, faktor lingkungan juga dapat memicu infeksi penyakit bintik putih.

Gejala awal penyakit bintik putih terlihat dari munculnya bintik putih yang disertai kemerahan pada tubuh udang. Lama-kelamaan, udang yang terserang penyakit ini akan meninggal secara perlahan. Sebab, penyakit ini menyebabkan udang kehilangan nafsu makan dan lama-kelamaan akan mati.

2. Early Mortality Syndrom (EMS)

Early Mortality Syndrome (EMS), also known as Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND), is a disease that attacks pond shrimp and is characterized by sudden death, loss of appetite, and abnormal swimming behaviour.

Jenis penyakit udang ini menjadi yang paling menakutkan bagi para petambak. Pasalnya, tingkat kematian akibat dari penyakit EMS bisa mencapai hingga 100% dari populasi.

3. Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV)

Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus merupakan jenis penyakit udang yang disebabkan oleh virus yang mengakibatkan udang mengalami kecacatan di bagian perut dan moncong.

Shrimp infected with IHHNV will show signs of swimming behaviour to the surface of the water, then remain motionless and eventually sink to the bottom of the pond. This behavior will continue until the shrimp die.

4. Taura Syndrom Virus (TSV)

Taura Syndrom Virus merupakan jenis penyakit udang yang pertama kali muncul di Sungai Taura, Ecuador. Sementara itu transmisinya dapat terjadi melalui air dan kontak langsung antar udang atau krustasea lainnya yang menjadi carrier dari virus TSV.

Hingga saat ini penyakit udang Taura Syndrom Virus penyebarannya hanya di wilayah Colombia, Peru, Brazil, Hawaii, Texas, dan Florida. Sementara di Asia belum terdeteksi adanya udang yang terjangkit virus ini.

5. Vibriosis

Vibriosis adalah jenis penyakit udang yang disebabkan oleh serangan dari bakteri Vibrio sp. Saat udang terinfeksi penyakit vibriosis, akan muncul gejala berupa kulit udang yang menjadi tipis, terdapat luka hitam di tubuh, dan ditemukannya anggota tubuh udang yang tidak lengkap.

Penyakit vibriosis tak kalah mematikan dari jenis penyakit lainnya yang ditemui pada udang. Bahkan, tingkat kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini dapat mencapai 85% dari populasi.

6. White Feces Disease

White Feces Disease atau yang disebut juga sebagai penyakit berak putih pertama kali terdeteksi di Indonesia pada tahun 2014. Jenis penyakit ini menyebabkan kematian hingga 40% dari total populasi tambak intensif udang vannamei.

Gejala yang ditimbulkan oleh udang yang terserang White Feces Disease ini meliputi penurunan nafsu makan, usus udang mengalami perubahan warna menjadi putih, dan bahkan terlihat kosong karena kurangnya asupan makanan, pertumbuhan udang yang tidak normal, dan terdapat kotoran yang melayang di permukaan air.

7. Infectious Myonecrosis Virus (Myo/IMNV)

Infectious Myobecrosis Virus (IMNV) atau Myo pada udang vaname merupakan jenis penyakit udang yang dapat menyebabkan kematian massal. Gejala udang terinfeksi penyakit ini adalah memerahnya bagian ruas bawah sampai ekor udang. Kemudian secara perlahan, udang akan mati dan tenggelam di dasar tambak.

Penyakit Myo disebabkan oleh virus jenis RNA (Ribonuclereic Acid) dan tergolong ganas karena menyebabkan kematian massl dalam waktu yang singkat pada saat udang berumur 60-80 hari.

8. Insang Hitam

Penyakit insang hitam apda udang vaname disebabkan oleh genus Fusarium atau jamur. Selain jamur, Ciliates juga dapat menyebabkan sindrom insang hitam atau black gill.

Insang hitam menyebabkan insang yang berwarna normal menjadi gelap sebagai respons terhadap keberadan ciliates yang menjadi agen penyebab utama melanisasi insang dan mengakibatkan kerusakan pada permukaan alat pernapasan.

Warna insang udang normal berwarna putih kusam. Pada tahap awal penyakit insang hitam, terjadi bercak hitam pada insang. Tanda eksternal uang yang terinfeksi parah menunjukkan insang berwarna hitam bila dibandingkan dengan yang normal.

Seluruh insang menjadi berwarna hitam, dan beberapa di antaranya berwarna coklat, yang merupakan tahap awal infeksi insang hitam. Lamela insang udang yang terinfeksi insang hitam menunjukkan adanya spora jamur.

9. Bintik Hitam

Di tubuh udang dapat terbentuk bintik-bintik berwarna hitam yang dikenal sebagai black spot. Karapas udang biasanya berwarna coklat dan dapat menunjukkan bercak atau bintik hitam. Bintik hitam ini biasanya muncul setelah udang dipanen, menjadi tanda penurunan kualitas udang.

Penyebabnya adalah bakteri bernama Vibrio anguillarum, yang berkembang di perairan asin pada suhu antara 25 hingga 32 derajat Celsius. Bakteri ini umumnya ditemukan di lingkungan tambak dan tidak menyebabkan penyakit jika konsentrasinya tetap terkendali.

Namun, bakteri Vibrio dapat menjadi berbahaya ketika kualitas air di tambak memburuk, terutama karena penumpukan sisa pakan organik di dasar tambak. Penurunan kualitas tambak dapat memicu pertumbuhan bakteri Vibrio. Selain itu, sinar matahari yang langsung mengenai udang pasca panen juga dapat mempercepat munculnya bintik hitam pada udang.

Untuk mencegah hal ini, para pembudidaya dapat membersihkan secara rutin dasar tambak dari kotoran, termasuk sisa pakan dan sisa moulting. Mereka juga harus menjaga kualitas air dengan memperhatikan jumlah plankton, meningkatkan oksigen terlarut, memberikan mineral yang cukup, dan mengelola pemberian pakan agar tidak terjadi overfeeding yang dapat membuat dasar tambak menjadi kotor.

10. Kepala Kuning

Penyakit kepala kuning meningkatkan tingkat kematian hingga 100% dalam rentang waktu 3 hingga 5 hari setelah terinfeksi. Faktor pemicunya adalah perubahan pH dan DO yang tiba-tiba. Gejala klinis biasanya timbul setelah 2-4 hari terinfeksi, dengan kematian terjadi dalam 3 hingga 5 hari.

Like WSSV disease, this disease is classified as a category C-1 pathogenic virus. Clinical symptoms of the yellow head disease include increased shrimp appetite followed by a drastic decrease until the late stages of the disease, changes in the colour of the shrimp tail to reddish with a yellowish head, and paleness or brownish colouration in the gills.

Tanda-tanda ini mungkin tidak selalu terlihat pada udang yang terinfeksi, oleh karena itu, diagnosa yang akurat memerlukan pewarnaan insang dan pemeriksaan hemolimfa, serta dapat dikonfirmasi lebih lanjut melalui RT-PCR.

11. Enterocyotozoon hepatopenaei (EHP)

Enterocytozoon hepatopenasei (EHP), atau dikenal juga sebagai penyakit EHP pada udang, merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh parasit microsporidia. Parasit ini mengakibatkan pertumbuhan udang menjadi lambat.

Penyakit EHP pada udang pertama kali terdeteksi pada tahun 2004 di Thailand pada udang windu yang dibudidayakan. Di Indonesia, penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 2015.

Meskipun penyakit EHP tidak secara langsung menyebabkan kematian pada udang, namun dampaknya terasa melalui penurunan laju pertumbuhan udang selama masa budidaya. Hal ini dapat mengakibatkan perbedaan ukuran udang yang signifikan dalam satu kolam budidaya.

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Kelola Tambak Udang Bebas Penyakit Bersama DELOS!

Berbagai jenis penyakit udang dapat menyebabkan kematian massal yang berdampak pada kerugian produksi yang harus diderita oleh petambak. Di sini lah manajemen operasional tambak yang baik memegang peran kunci dalam pencegahan maupun mitigasi.

Namun, anda tak perlu khawatir sebab DELOS hadir untuk membantu anda mengelola tambak udang yang anda miliki. DELOS merupakan perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik ydengan tim yang terdiri dari top 99 terbaik di Indonesia.

DELOS pond management is also integrated with AquaHero, making it easier for farm owners and farm personnel to monitor the condition of shrimp ponds every day in real-time based on uploaded data.

To connect with the DELOS Team, you only need to send an email via contact@delosaqua.com or submit your questions via our website contact column at www.delosaqua.com. Choose DELOS to accompany your shrimp farming!

Read More
02Feb
AquacultureKualitas Air

Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengganti Air Tambak Udang?

Mengganti air tambak udang merupakan salah satu solusi dalam mengatasi masalah kualitas air yang dihadapi saat budidaya. Air tambak sebaiknya diganti ketika kualitasnya menurun atau terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan hal tersebut dilakukan.

Pada dasarnya, kualitas air berperan penting dalam kesuksesan budidaya. Untuk itu, para petambak harus selalu memantau bagaimana kondisi dan kualitas air tambak mereka agar udang dapat tumbuh optimal.

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk mengganti air tambak udang? Temukan jawabannya dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: Parameter Kualitas Air di Tambak Udang

Tujuan Penggantian Air Tambak Saat Budidaya

1. Mengatur Suhu Air

Penggantian air membantu dalam mengatur suhu air tambak, terutama pada kondisi cuaca ekstrem. Hal ini penting untuk menjaga suhu air dalam kisaran yang optimal untuk pertumbuhan dan kesehatan udang.

2. Mencegah Kenaikan Salinitas pada Musim Kemarau

Penggantian air menjadi strategi penting untuk mencegah kenaikan salinitas yang berlebihan, terutama pada musim kemarau. Salinitas yang tinggi dapat merugikan kesehatan udang dan mengurangi produktivitas tambak.

3. Meningkatkan Konsentrasi DO (Dissolved Oxygen)

Proses penggantian air membantu meningkatkan konsentrasi oksigen terlarut dalam tambak. Ketersediaan oksigen yang cukup sangat vital untuk proses metabolisme udang dan mencegah kondisi hipoksia.

4. Membuang Kelebihan Fitoplankton

Penggantian air membantu mengontrol populasi fitoplankton dalam tambak. Kelebihan fitoplankton dapat menyebabkan kondisi air yang tidak stabil dan dapat berdampak negatif pada kesehatan udang.

5. Mengurangi Konsentrasi Nutrien

Proses penggantian air membantu mengurangi konsentrasi nutrien dalam tambak. Nutrien yang berlebihan dapat menyebabkan pertumbuhan alga dan dapat menjadi sumber masalah ekologis dalam tambak.

6. Menurunkan Konsentrasi Amonia, Nitrat, atau Nitrit

Penggantian air berperan dalam mengurangi konsentrasi zat-zat berbahaya seperti amonia, nitrat, atau nitrit. Konsentrasi yang tinggi dapat merugikan kesehatan udang dan dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.

7. Membuang Sisa Metabolisme

Penggantian air membantu dalam menghilangkan sisa metabolisme udang yang terakumulasi di dalam tambak. Hal ini mencegah terjadinya penumpukan zat-zat yang dapat merugikan.

8. Mengganti Kehilangan Air karena Penguapan atau Kebocoran

Selain untuk menjaga kualitas air, penggantian air juga berfungsi untuk mengganti kehilangan air yang disebabkan oleh penguapan alami atau kebocoran. Hal ini membantu menjaga volume air tambak agar tetap stabil.

Baca Juga: Pengaplikasian Biosecurity yang Tepat untuk Tambak Udang

Waktu Mengganti Air Tambak Udang yang Tepat

Sebelum mengganti air tambak, penting bagi Anda untuk memahami bahwa proses ini tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Beberapa ciri-ciri waktu yang tepat untuk melakukan penggantian air tambak di antaranya:

1. Terjadinya Peningkatan pH Air > 0,5 atau di Atas Batas yang Ditentukan

Perubahan signifikan pada tingkat pH air dapat menjadi indikasi bahwa air tambak perlu diganti. Kenaikan pH yang lebih dari 0,5 dari batas normal menandakan ketidakstabilan yang dapat merugikan udang.

2. Perubahan Warna Air

Perubahan warna air menjadi jernih dengan kecerahan lebih dari 80 cm atau sebaliknya, menjadi lebih keruh dengan kecerahan kurang dari 30 cm, dapat menjadi tanda bahwa kualitas air tambak perlu diperbaiki melalui penggantian air.

3. Tingginya Bahan Organik dalam Air Tambak

Akumulasi bahan organik dalam air tambak dapat mempengaruhi kualitas air. Jika terdapat peningkatan yang signifikan, penggantian air dapat membantu mengurangi beban bahan organik di dalam tambak.

4. Menurunnya Nafsu Makan Udang

Jika terjadi penurunan nafsu makan udang, hal ini dapat menjadi tanda stres atau masalah kesehatan. Penggantian air dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih baik bagi udang untuk meningkatkan nafsu makan mereka.

5. Terjadinya Blooming Plankton

Blooming plankton yang berlebihan dapat menyebabkan perubahan signifikan pada kualitas air. Penggantian air dapat membantu mengontrol populasi plankton dan mencegah masalah yang mungkin timbul.

6. Mortalitas Udang Meningkat

Jika terjadi peningkatan mortalitas udang tanpa penyebab yang jelas, hal ini dapat menjadi tanda bahwa kondisi air tambak perlu dievaluasi dan mungkin perlu dilakukan penggantian air.

7. Banyaknya Endapan di Dasar Tambak

Endapan di dasar tambak yang berlebihan dapat menjadi indikator bahwa air tambak perlu diganti. Penggantian air membantu mengurangi tingkat endapan dan menjaga kebersihan dasar tambak.

8. Kandungan Vibrio yang Cukup Tinggi

Tingginya kandungan bakteri Vibrio dalam air tambak dapat menjadi tanda potensi masalah kesehatan udang. Penggantian air dapat membantu mengurangi jumlah bakteri patogen dalam tambak.

Baca Juga: Cara Tebar Benur Udang Vaname yang Benar dan Lengkap!

Catat dan Pantau Kualitas Air Tambak Anda dengan AquaHero!

Pergantian air tambak udang tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Untuk itu, petambak harus memperhatikan waktu dan tata cara penggantian air tersebut agar kualitas hidup udang yang sedang dibudidayakan tidak terganggu selama proses berlangsung.

Untuk mengetahui kapan air tambak Anda harus diganti, Anda dapat melakukan pemantauan kualitas air tambak Anda dengan AquaHero!

AquaHero merupakan aplikasi yang dikembangkan DELOS untuk memudahkan Anda memantau kondisi tambak setiap harinya. Mulai dari kualitas air, pertumbuhan udang, rekomendasi tindakan, hingga estimasi BEP (break even point) saat budidaya.

Segera hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com untuk dapat mencoba fitur-fitur AquaHero dan menjadikan budidaya udang vaname Anda lebih mudah dan traceable. Pilih AquaHero untuk catat dan pantau kualitas air tambak Anda!

Read More
31Jan
TechnologyTips

Manfaat Es Batu untuk Menjaga Kesegaran Udang Vaname Setelah Dipanen

Saat panen, penting untuk menjaga kesegaran udang vaname. Terutama saat pengangkutan dari tambak hingga sampai ke processing. Upaya ini menjadi langkah penting untuk menjaga kualitas udang sekaligus mempertahankan nilai ekonomisnya.

The potential economic losses that may occur if harvested shrimp is damaged during transportation include a decline in prices imposed by processors. 

Biasanya, untuk menjaga kesegaran udang vaname selama proses pengangkutan dilakukan dengan menambahkan es batu dengan rasio tertentu. Selengkapnya baca dalam artikel berikut ini.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Manfaat Es Batu untuk Menjaga Kesegaran Udang Vaname

Untuk menjaga kesegaran udang vaname pasca panen hingga sampai ke processing, biasanya dilakukan dengan menambahkan es batu. Rasio terbaik es batu yang digunakan adalah 1:1. Namun, hal ini tergantung pada medan dan lamanya perjalanan udang hingga ke processing.

Pemakaian es batu dengan rasio yang tepat akan membantu menjaga kualitas dan nutrisi dalam udang. Sehingga konsumen akan mendapatkan gizi yang optimal saat mengonsumsinya. Nah, berikut adalah lima manfaat es batu untuk menjaga kesegaran udang:

1. Mendinginkan Udang

Setelah dipanen, udang harus segera didinginkan untuk menghambat proses pembusukan. Penggunaan es batu memainkan peran kunci dalam mempertahankan kesegaran udang selama proses transportasi hingga ke processing. Udang yang didinginkan dengan baik akan tetap segar dan berkualitas.

2. Mengendalikan Suhu

Kualitas udang sangat bergantung pada suhu, dan es batu berfungsi sebagai medium pendingin efektif untuk menjaga suhu optimal selama transportasi sekaligus memastikan kesegaran udang. Suhu yang stabil membantu mencegah pertumbuhan bakteri, memperlambat pembusukan, serta menjaga kualitas udang tetap segar.

3. Mempertahankan Tekstur Udang

Suhu dan penanganan yang tidak sesuai setelah panen udang dapat mengubah teksturnya. Es batu dapat membantu mempertahankan udang sehingga tekstur udang akan tetap konsisten hingga sampai ke processing untuk diolah.

4. Mencegah Kerusakan Fisik pada Udang

Goncangan dan gesekan selama proses transportasi udang ke processing dapat menyebabkan kerusakan fisik seperti patah ekor, kepala, atau kerusakan pada karapas. Es batu berfungsi dalam menjaga kualitas udang dengan menjadi lapisan pelindung dan peredam terhadap guncangan untuk mengurangi risiko kerusakan fisik.

5. Meningkatkan Masa Simpan Udang

Es batu dapat membantu menjaga suhu rendah yang diperlukan untuk mempertahankan kualitas udang. Dengan memperlambat proses pembusukan, es batu juga memperpanjang masa simpan udang, serta memungkinkan transportasi jarak yang lebih jauh tanpa mengorbankan kualitas udang.

Baca Juga: Langkah-Langkah Penting Menjaga Kualitas Udang Saat Panen

Dapatkan Hasil Panen Udang Berkualitas Tinggi Bersama DELOS!

Menjaga kualitas udang vaname saat panen menjadi salah satu cara untuk memaksimalkan keuntungan saat budidaya. Pasalnya, jika kualitas udang menurun selama proses transportasi, harga udang pun juga ikut menurun yang berdampak pada kerugian secara ekonomi.

Agar terhindar dari kerugian karena kesalahan penanganan saat panen udang, Anda bisa mempercayakan panen udang di tambak Anda pada DELOS. DELOS memiliki tim panen yang ahli untuk memastikan kualitas udang Anda hingga sampai ke processing. Tak hanya itu, DELOS juga memiliki program rantai pasokan terintegrasi, AquaLink, untuk menghubungkan Anda dengan para pelaku industri untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan budidaya.

Segera hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami, www.delosaqua.comdan dapatkan hasil panen terbaik untuk tambak Anda!

Read More
29Jan
Shrimp Export

Bagaimana Proyeksi Peningkatan Ekspor Udang Indonesia di Tahun 2024?

Peningkatan ekspor udang Indonesia menjadi salah satu target besar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di tahun 2024 ini. Sejak tahun 2020, KKP telah menetapkan target ambisius peningkatan ekspor udang sebesar 250 persen.

Angka 250% ini didasarkan pada produksi udang nasional sepanjang 2020 yang mencapai angka 856.753 ton. Volume produksi udang ini mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga membuat KKP percaya diri akan target peningkatan ekspor udang Indonesia di tahun 2024 ini.

Tentu, hal ini memicu perbincangan tentang bagaimana strategi yang akan diterapkan agar target tersebut tercapai. Simak selengkapnya dalam artikel ini:

Apakah Target Ini Realistis?

Menurut Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh. Abdi Suhufan, target peningkatan volume ekspor udang sebanyak 250% ini cukup realistis jika dibarengi dengan adanya terobosan dan inovasi. Tentu hal ini membutuhkan kerja sama yang baik dan kuat dari semua pihak pemangku kepentingan yang terlibat dalam subsektor perikanan budidaya.

Selain itu, terdapat sejumlah masalah mendasar yang selama ini kurang diperhatikan oleh KKP yang berpotensi menghambat tercapainya target tersebut. Masalah ini terkait pada proses produksi udang, status lahan tambak, kondisi saluran air, ketersediaan air untuk budidaya, dan sebagainya.

Menurut Suhufan, jika KKP hanya melakukan intervensi sebatas pada penyediaan bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan, seperti benih, pintu air, dan genset, hal ini tidak bisa mendorong peningkatan angka produksi udang yang signfikan yang tentunya akan berpengaruh pada volume udang yang diekspor.

Baca Juga: Kunci Keberhasilan dalam Membangun Citra Ekspor Udang yang Unggul

1. Pentingnya Ekspor Udang bagi Perikanan Nasional

Ekspor udang telah menjadi kontributor utama dalam total nilai ekspor produk perikanan nasional. Pada tahun 2023, volume ekspor udang Indonesia mencapai 241.200 ton dengan total nilai sebesar 2,16 miliar dollar AS.

Sementara produksi udang nasional di tahun 2022 mencapai 1,48 juta ton dengan nilai Rp92,69 triliun. Nilai ini meningkat 21,25% dibanding tahun sebelumnya. Tentu, adanya peningkatan produksi yang tidak dibarengi dengan peningkatan nilai ekspor menjadi PR yang besar bagi pelaku industri ini.

2. Target dan Strategi KKP

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target ekspor udang hingga 250% di tahun 2024 ini. Beberapa strategi untuk mencapai target ini telah dilakukan oleh KKP, salah satunya adalah pembangunan tambak udang modern di BUBK Kebumen.

Menteri KKP, TB Haeru Rahayu mengungkapkan jika untuk mencapai target peningkatan nilai ekspor udang hingga 250 persen harus mengandalkan tambak dengan teknologi intensif dan super intensif yang memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

3. Pengembangan Kawasan Tambak Berkelanjutan sebagai Pendorong Produksi Udang

Model percontohan pengelolaan kawasan tambak udang berkelanjutan telah berhasil diterapkan oleh KKP di tambak udang modern BUBK Kebumen. Pendekatan ini menekankan pengelolaan terintegrasi dan ramah lingkungan, sehingga kegiatan budidaya udang dapat dilakukan secara terus-menerus dan target produksi dapat tercapai.

Baca Juga: Hambatan dan Tantangan Ekspor Udang Indonesia di Pasar Global

4. Peran Swasta dan Investor dalam Mewujudkan Proyeksi

Banyak perusahaan swasta nasional mulai tertarik pada bisnis budidaya udang, terutama dengan model pengelolaan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tentu hal ini dapat membuat target eskpor udang nasional lebih cepat tercapai. Keseriusan semua stakeholders dapat menjadi kunci keberhasilan dan peluang besar terbuka untuk meningkatkan supply share ekspor udang nasional.

5. Tantangan yang Dihadapi dan Solusinya

Untuk mencapai suatu target, tentu akan ada tantangan yang dihadapi. Ini menjadi salah satu hal yang harus disoroti untuk meningkatkan nilai ekspor udang Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan perusahaan swasta nasional menjadi hal yang krusial untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi potensi kendala.

6. Peluang Peningkatan Ekspor Udang Indonesia

a. Diversifikasi Pasar Ekspor

Diversifikasi pasar ekspor dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan nilai ekspor udang Indonesia. Saat ini, sekitar 18,35% dari total volume produksi udang nasional diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan China. Peningkatan penetrasi pasar ke negara-negara berkembang dan potensial lainnya dapat membuka pintu untuk peningkatan share ekspor yang lebih besar.

b. Peningkatan Nilai Tambah Produk

Dengan memperluas lini produk dan meningkatkan kualitas, udang Indonesia dapat memenuhi permintaan konsumen yang semakin beragam di pasar internasional. Inovasi dalam pengolahan udang, seperti produk olahan bernilai tinggi, dapat membuka peluang baru dalam meningkatkan daya saing di pasar global.

c. Peningkatan kolaborasi

Kolaborasi dapat mendukung inovasi dalam budidaya udang. Mulai dari segi ilmu pengetahuan, penelitian, hingga teknologi. Hal ini dapat membuat praktik budidaya yang lebih efisien, dan peningkatan kualitas udang dapat membuka pintu menuju pangsa pasar yang lebih besar.

Baca Juga:  7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Yang Harus Anda Ketahui

Dukung Peningkatan Nilai Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!

Target peningkatan nilai ekspor udang Indonesia hingga 250% pada tahun 2024 merupakan sebuah target ambisius yang tidak mustahil untuk diwujudkan. Strategi pengembangan kawasan tambak berkelanjutan dan kolaborasi untuk menghasilkan inovasi menjadi kunci utamanya.

Mari bersama DELOS in supporting the increase in Indonesian shrimp export volume, especially vannamei shrimp, to the global market! DELOS, together with shrimp farmers, is committed to improving the quality of Indonesian shrimp and ensuring sustainable shrimp farming practices.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia! Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
25Jan
AquacultureTips

Pengaplikasian Biosecurity yang Tepat untuk Tambak Udang

Biosecurity pada tambak udang adalah serangkaian tindakan untuk mencegah masuknya penyakit ke dalam wilayah tambak. Lingkup biosecurity biasanya terdiri dari kolam budidaya dan wilayah tambak secara keseluruhan.

Layaknya peribahasa “mencegah lebih baik dari mengobati”, biosecurity menjadi salah satu cara terbaik untuk meminimalisir risiko kerugian akibat penyakit saat budidaya. Namun, pengaplikasiannya harus sesuai dengan standar.

Penerapan biosecutiry di tambak udang merupakan suatu keharusan untuk mengurangi risiko kegagalan budidaya. Semua jenis tambak dari skala tradisional hingga super intensif perlu menerapkan tindakan ini.

Lantas, bagaimana pengaplikasian biosecurity yang tepat dan sesuai standar? Simak selengkapnya dalam artikel ini.

Baca Juga: 12 Peralatan Tambak Udang Vaname yang Harus Disiapkan Sebelum Budidaya

Pengaplikasian Biosecurity yang Tepat

Dalam pengaplikasian biosecurity tambak udang, terdapat beberapa aspek yang perlu diperhatikan. Mulai dari benur, pakan udang, air, probiotik, dan lainnya.

1. Penggunaan Benur yang Berkualitas

Langkah pertama penerapan biosecurity adalah dengan memilih benur yang memiliki benur yang berkualitas baik dan bersertifikasi. Pastikan benur yang Anda pilih bebas dari penyakit untuk mencegah adanya infeksi penyakit dan masalah pertumbuhan di kemudian hari.

2. Perhatikan Kualitas Air Tambak

Kualitas air tambak menjadi salah satu aspek yang harus diperhatikan selama budidaya berlangsung. Anda harus rutin melakukan pengujian parameter kualitas air untuk memastikan air tambak selalu dalam kondisi optimal. Selain itu, Anda juga dapat menambahkan probiotik untuk meningkatkan kualitas air sekaligus daya tahan tubuh udang agar terhindar dari serangan penyakit.

3. Perhatikan Aksesibilitas Tambak

Aksesibilitas tambak seperti keluar masuknya kendaraan, manusia, dan hewan dapat menjadi vector pembawa penyakit yang dapat masuk ke dalam tambak. Beberapa aktivitas yang dapat digunakan untuk mencegah pathogen masuk ke dalam tambak adalah:

  • Membatasi jumlah orang yang masuk kedalam tambak
  • Membatasi orang yang masuk ke area budidaya
  • Menetapkan prosedur pelaporan dan perizinan untuk masuk ke tambak (semua tamu wajib lapor)
  • Sementara untuk mencegah masuknya hewan liar ke dalam tambak dapat dilakukan dengan pemasangan alat penghalau berupa Pagar bambu, Crab Protecting Line (CPL), dan Bird Scaring Line (BSL).

Penerapan biosecurity lain yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan desinfektan pada setiap pintu masuk tambak untuk orang-orang yang akan memasuki tambak. Hal ini digunakan untuk mencegah adanya kemungkinan patogen masuk bersama orang maupun kendaraan.

Baca Juga: 5 Jenis Kincir Air Tambak Udang beserta Fungsinya

4. Proses Tebar Benur yang Memperhatikan Biosecurity

Pada saat proses tebar benur, biosecurity harus tetap diterapkan dan dimonitoring dari awal kedatangan benur hingga proses penebaran di lapangan. Pada saat kedatangan, truck pembawa benur harus melewati fasilitas wheel bath sebelum masuk ke area kolam. Kemudian kantong benur juga harus didesinfeksi (dapat dilakukan dengan mencelupkan kantong benur dalam desinfektan. Hal yang tidak kalah penting adalah semua personil yang melakukan proses tebar benur harus melakukan desinfeksi diri, sebelum masuk ke dalam kolam budidaya untuk melakukan proses penebaran, terutama pada saat penebaran benur dilakukan secara manual.

5. Pengelolaan Air Tambak

Menerapkan biosecurity tambak udang juga dapat dilakukan pada pengelolaan air yang keluar dan masuk ke tambak. Biasanya hal ini dilakukan dengan menyediakan tandon dan kolam treatment untuk menyaring air dan melakukan proses disinfeksi sebelum air masuk ke kolam.

Pada kolam tandon dilakukan proses treatment air secara fisika yang biasanya berupa pengendapan sedimen yang terbawa, penyaringan partikel partikel kasar, penurunkan bahan organik total dari sumber air yang akan digunakan. Sedangkan kolam treatment dilakukan proses kimia yang bertujuan untuk membunuh pathogen sebelum masuk kedalam kolam budidaya, proses yang biasa dilakukan adalah disinfeksi air pada kolam treatment. Sehingga kemungkinan air yang akan masuk ke kolam budidaya memiliki pathogen berkurang hingga hilang.

Selain air yang masuk, air yang keluar dari tambak juga harus dilakukan treatment terlebih dahulu untuk menjaga keberlangsungan lingkungan. Jika air langsung dibuang ke lingkungan tanpa terlebih dahulu disaring, pencemaran lingkungan dan wabah penyakit tidak dapat dihindari karena kontaminasi patogen.

Baca Juga: Probiotik Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Budidaya

Peran Biosecurity dalam Pengendalian Penyakit pada Benur

Adanya infeksi penyakit pada tambak udang menjadi salah satu faktor kegagalan dalam budidaya. Terlebih lagi jika infeksi tersebut sudah menyerang sejak tahap benur dan dapat merugikan secara sosial ekonomi.

Penyakit yang menginfeksi udang disebabkan oleh virus dan bakteri. Penyebaran penyakit perlu dikendalikan guna mendukung budidaya yang berkelanjutan dan strategi yang dapat dilakukan dengan penerapan biosecurity pada tambak udang. Khususnya sejak masa stocking.

Beberapa penerapan biosecurity untuk mengendalikan penyakit pada benur di antaranya dilakukan dengan:

  1. Tindakan karantina terhadap induk udang yang baru memasuki farm.
  2. Pengujian ulang penyakit secara laboratoris terhadap induk.
  3. Melakukan penanganan limbah padat dan cair secara tepat.
  4. Mengatur personil dan kendaraan yang memasuki area budidaya.
  5. Melakukan pergantian air menggunakan air secara rutin untuk menjamin kualitasnya.
  6. Melakukan screening kesehatan secara rutin.

Penerapan biosecurity untuk mengendalikan penyebaran patogen dapat memberikan efek positif, yaitu meminimalisir munculnya penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri dan virus saat tahap pembenihan.

Kebijakan biosecurity yang dilakukan secara konsisten dan ditaati oleh semua personil tambak sangat mendukung keberhasilan pengendalian penyakit udang. Agar penerapan biosecurity berhasil, petambak harus menuangkan peraturan-peraturannya secara tertulis.

Baca Juga: Cara Tebar Benur Udang Vaname yang Benar dan Lengkap!

Percayakan Budidaya Udang Anda pada DELOS!

Menerapkan biosecurity yang tepat dan sesuai standar sangat penting untuk dilakukan dalam budidaya udang. Dengan adanya biosecurity, risiko munculnya penyakit yang dapat menyebabkan kerugian produksi dapat dihindari.

If you’re interested in environmentally friendly budidaya udang vaname, DELOS is the right partner for you. DELOS is a leading aquatech company based on science, technology, and operational management, capable of helping you enhance the productivity of your shrimp ponds while practising sustainable and environmentally friendly shrimp cultivation.

Tim DELOS terdiri dari peneliti dan orang-orang yang kompeten serta berdedikasi tinggi untuk memastikan budidaya udang di tambak Anda berjalan dengan baik. Selain itu, manajemen tambak DELOS juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan Anda untuk memantau kondisi tambak udang dengan mudah setiap harinya hanya melalui gadget.

Hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau klik ikon WhatsApp pada halaman website kami www.delosaqua.com untuk terhubung langsung dengan kami. Tingkatkan produktivitas tambak Anda bersama DELOS!

Read More
23Jan
Shrimp Export

7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Yang Harus Anda Ketahui

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor udang Indonesia tebilang cukup beragam dan kompleks. Pasalnya, hal ini tidak hanya berasal dari pihak importir saja, melainkan juga dari pihak eksportir. Selain itu, proses budidaya yang dilakukan pun juga turut berpengaruh. 

Sementara itu, proses budidaya udang sendiri juga turut membentuk pola dinamika ekspor tersebut. Keseluruhan dinamika ini menciptakan landasan yang rumit dan serbaguna, memerlukan pemahaman mendalam untuk merespon perubahan dan memaksimalkan potensi ekspor udang Indonesia di pasar global.

Dalam konteks ini, penelitian mendalam dan pemahaman menyeluruh terhadap faktor-faktor tersebut menjadi esensial untuk mengoptimalkan posisi Indonesia dalam industri ekspor udang yang kompetitif.

Baca Juga: Jenis-Jenis Produk Udang yang Diekspor

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Indonesia

1. Produksi Domestik

Produksi domestik merupakan fondasi utama dalam menentukan ketersediaan udang untuk diekspor. Faktor-faktor seperti teknologi, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah yang mendukung jalannya budidaya udang domestik di Indonesia memainkan peran penting. 

Salah satu hal yang perlu diperhatikan para pemangku kepentingan adalah peningkatan produksi harus dilakukan agar ketersediaan pasokan udang untuk diekspor selalu ada agar semakin menguntungkan perekonomian Indonesia.

2. Harga Komoditas Udang

Harga komoditas udang menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi ekspor udang Indonesia. Harga ekspor yang rendah di pasaran menjadikan persaingan produk lebih kompetitif. 

Fluktuasi harga dapat dipengaruhi oleh kondisi pasokan global, permintaan pasar, dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, pemantauan dan penyesuaian terhadap perubahan harga menjadi penting dalam mengelola ekspor udang.

3. Harga Komoditas Substitusi

Selain harga udang sendiri, harga komoditas pengganti atau substitusi juga memainkan peran dalam menentukan daya saing ekspor. Jika harga komoditas pengganti meningkat, konsumen dapat beralih ke alternatif tersebut, mengurangi permintaan terhadap ekspor udang Indonesia. Oleh karena itu, pemantauan pasar dan inovasi dalam pengembangan produk dapat membantu menjaga daya saing.

Baca Juga: Dinamika Pasar Udang Vaname dan Pengaruhnya Terhadap Harga

4. Nilai Tukar Riil

Nilai tukar riil atau nilai kurs mata uang juga menjadi faktor yang mempengaruhi ekspor udang. Sebab, nilai kurs mata uang dapat mempengaruhi daya beli dan harga ekspor itu sendiri. 

Nilai tukar didasarkan pada 2 persepsi, yaitu persepsi yang mencerminkan nilai tukar mata uang dalam perdagangan nyata, dapat mempengaruhi daya beli dan harga ekspor. Apresiasi atau depresiasi mata uang dapat memengaruhi daya saing harga ekspor udang Indonesia di pasar internasional.

5. Pendapatan Penduduk Negara Tujuan Ekspor Udang

Tingkat pendapatan penduduk di negara tujuan ekspor juga memiliki dampak signifikan terhadap permintaan udang. Negara-negara dengan pendapatan tinggi cenderung memiliki tingkat konsumsi yang lebih tinggi, mendukung ekspor udang Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman terhadap profil konsumen dan kecenderungan pasar di negara tujuan menjadi penting.

6. Tingkat Konsumsi Negara Tujuan Ekspor

Tingkat konsumsi udang di negara tujuan ekspor adalah indikator kunci untuk potensi pasar. Analisis terhadap pola konsumsi, preferensi, dan tren di negara-negara tersebut dapat membantu perencanaan ekspor udang Indonesia agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.

7. Penerapan HACCP

Penerapan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) merupakan faktor kualitas yang krusial. Negara-negara pengimpor umumnya memiliki standar keamanan pangan yang ketat. Penerapan HACCP dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk udang Indonesia, membuka pintu untuk ekspansi pasar dan meningkatkan daya saing.

Baca Juga: Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional

Dukung Peningkatan Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor udang Indonesia dapat terbilang sangat kompleks. Pemerintah, industri perikanan, dan pelaku ekspor perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang agar ekspor udang Indonesia tetap berdaya saing di pasar internasional yang dinamis.

Mari bersama DELOS kita dukung peningkatan volume ekspor udang Indonesia, khususnya udang vaname, ke pasar dunia! DELOS, bersama para petambak terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas udang Indonesia dan memastikan proses budidaya udang yang berkelanjutan.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia! Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
  • 1
  • …
  • 4
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
  • …
  • 16
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top