logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Author: Sukma Dewi Fortuna
Home Sukma Dewi Fortuna Page 8
23Des
Shrimp Export

Jenis-Jenis Produk Udang yang Diekspor

Jenis-Jenis Produk Udang yang Diekspor
Source: Freepik

Udang menjadi salah satu komoditas ekspor terbesar Indonesia yang memasuki pasar global. Jenis-jenis produk udang yang diekspor pun cukup beragam, mulai dari udang beku, udang dalam bentuk head on, udang dalam bentuk headless, dan sebagainya.

Udang Indonesia memang banyak diminati pasar internasional karena kualitasnya yang relatif bagus dibandingkan dengan negara lain. Lantas, jenis-jenis produk udang apa saja yang diminati pasar ekspor dunia?

Baca Juga: Dinamika Pasar Udang Vaname dan Pengaruhnya Terhadap Harga

Jenis-Jenis Produk Udang yang Diekspor

1. Udang Beku

Jenis produk udang yang paling diminati pasar ekspor adalah udang beku (frozen shrimp). Jenis produk ini menempati hingga 80% dari total udang yang diekspor. Biasanya, udang beku digunakan sebagai bahan untuk membuat tempura.

Produk udang beku terdiri dari berbagai ukuran dan jenis. Seperti udang vaname dan udang windu yang dibekukan dalam bentuk utuh (whole), head-on (dengan kepala), headless (tanpa kepala), peeled (dikupas), dan nobashi.

2. Udang dalam Bentuk Head On

Jenis produk udang dalam bentuk head on diekspor dalam bentuk utuh satu tubuh. Udang jenis ini tidak mengalami proses dikuliti ataupun diambil kepalanya.

Produk udang bentuk Head On banyak disukai di Pasar Asia. Sebab, kepala udang mempertahankan cita rasa khas dan dianggap memiliki nilai tambah bagi sebagian konsumen yang lebih suka mengolah udang dengan kepala untuk mendapatkan rasa yang lebih kuat.

Baca Juga:  Ingin Mendapatkan Sertifikasi Fair Trade? Berikut Caranya!

3. Udang dalam Bentuk Headless

Sebaliknya, jenis produk udang dalam bentuk headless tidak memiliki kepala yang membuatnya lebih mudah untuk diproses dan diolah. Produk ini banyak diminati orang-orang yang tidak ingin repot untuk memisahkan kepala terlebih dahulu saat memasak dan mengonsumsinya.

4. Udang Peeled (Udang Kupas)

Udang peeled adalah jenis produk di mana kulit luar udang telah dihilangkan. Hal ini membuat udang siap diolah tanpa perlu membersihkan kepala, kulit, dan ekor terlebih dahulu. Udang peeled juga dibagi menjadi beberapa macam, di antaranya:

a. Peeled Tail On

Jenis produk udang ini dipasarkan dalam bentuk semua bagian kepala dan kulitnya dihilangkan. Namun, bagian ekor tetap dibiarkan.

b. Peel Deveined Tail On

Jenis produk Peel Deveined Tail On hampir sama dengan jenis Peeled Tail On. Namun, yang membedakan antara kedua produk ini adalah cara membersihkan kotoran udang yang dilakukan dengan mencungkil secara perlahan mulai dari ruas pertama hingga ruas kelima.

c. Peeled and Deveined

Produk udang jenis ini telah dikuliti semua bagian tubuhnya termasuk ekor dan juga telah dibersihkan kotorannya yang berada di bagian punggung. Peeled and Deveined shrimp yang dipasarkan sudah siap untuk langsung diolah.

d. Peeled Undeveined

Berbeda dengan produk jenis udang lainnya, Peeled Undeveined shrimp adalah jenis udang yang sudah dikuliti tetapi belum dibersihkan kotoran yang ada di punggungnya.

e. Butterfly

Udang jenis batterfly mirip dengan udang peel deveined tail on. Semua bagian udang dibersihkan kecuali bagian ekor dan bagian perutnya yang dibersihkan hingga ke bagian bawah, tetapi tidak dipotong, sementara kotoran pada perutnya dihilangkan.

5. Udang Beku Kering

Udang beku kering juga banyak diminati pasar internasional. Jenis udang ini umumnya digunakan untuk membuat olahan tempura dan membuat sushi.

Baca Juga: Sertifikasi HACCP: Prosedur, Syarat, dan Cara Memperolehnya

Mulai Ekspor Udang Anda Bersama DELOS!

Jenis-jenis produk udang yang diekspor sangat beragam. Biasanya jenis ini bergantung pada permintaan pasar. Sementara masing-masing pasar memiliki jenis udang favoritnya masing-masing. Misalnya saja Pasar Jepang yang lebih menyukai frozen headless shrimp dibanding jenis lainnya.

Setelah membaca jenis produk udang yang diekspor di atas, apakah Anda mulai tertarik untuk mencoba mengekspor udang ke luar negeri? Jika iya, maka sangat penting bagi Anda untuk menemukan mitra yang tepat untuk melakukannya.

Anda dapat memilih DELOS AquaLink sebagai mitra ekspor udang Anda! Bersama AquaLink, Anda dapat melakukan ekspor udang dengan harga terbaik.

Segera hubungi tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com. Mulai ekspor udang vaname bersama DELOS!

Read More
20Des
Tips

Dampak Musim Hujan Terhadap Keberlangsungan Tambak Udang

impact of rainy season
Sumber: Dokumentasi DELOS

Sebagai negara tropis, Indonesia memiliki musim hujan yang berlangsung selama kurang lebih enam bulan. Tepatnya pada bulan November hingga Mei. Musim hujan ini memiliki dampak signifikan terhadap kondisi perairan tambak yang harus diwaspadai.

Tambak udang merupakan ekosistem buatan tempat udang tumbuh dan berkembang dari tahap stocking hingga panen. Kondisi perairan tambak ini sangat rentan terhadap perubahan iklim dan cuaca, khususnya saat musim hujan.

Dampak musim hujan terhadap keberlangsungan tambak dapat dilihat dari beberapa aspek yang mempengaruhi keberhasilan produksi, keseimbangan ekosistem tambak, hingga ekonomi para petambak. Selengkapnya, simak dalam artikel ini!

Baca Juga: 5 Ciri-Ciri Tambak Udang Vaname Intensif Yang Harus Kamu Ketahui

Dampak Musim Hujan Terhadap Keberlangsungan Tambak Udang

1. Mempegaruhi Kualitas Air

Salah satu dampak musim hujan terhadap tambak udang yang paling signifikan adalah perubahan kualitas air. Curah hujan yang tinggi dapat mengakibatkan meningkatnya volume air di tambak yang dapat mengganggu keseimbangan parameter-parameter kualitas air.

Akibat hujan, suhu air dapat mengalami stratifikasi atau ketidakmerataan, terutama di bagian bawah air. Namun, sinar matahari mampu meningkatkan kembali suhu air, sedangkan hujan sepanjang hari dapat diatasi dengan aerator (kincir) yang membantu untuk membuat suhu air menjadi merata lagi.

Penurunan suhu akan mengurangi konsumsi pakan udang, sekitar 10% (berat kering) untuk setiap derajat Celcius penurunan suhu. Ketika suhu air turun sekitar 3-5℃, konsumsi pakan bisa turun hingga 30%.

Suhu yang rendah mendorong udang untuk mencari air yang lebih hangat dan cenderung menghindari permukaan air untuk menghindari efek suara atau percikan hujan. Hal ini berarti udang kemungkinan akan berada di bagian dasar kolam, yang pada saat yang sama mungkin mengalami penurunan kadar oksigen terlarut (DO).

2. Meningkatnya Risiko Infeksi Penyakit

Pengaruh musim hujan terhadap tambak udang juga berkaitan dengan risiko penyakit. Perubahan kondisi lingkungan yang disebabkan oleh musim hujan dapat memicu meningkatnya pertumbuhan patogen penyebab penyakit.

Terlebih lagi jika udang stres akibat perubahan lingkungan yang terjadi secara tiba-tiba lebih rentan terhadap infeksi, sehingga memperparah kondisi kesehatan tambak udang Anda.

Baca Juga: Cara Menekan FCR Udang Vaname untuk Budidaya Lebih Menguntungkan

3. Menurunnya Jumlah Plankton

Jumlah plankton dapat menurun secara drastis setelah hujan. Hal ini dapat terjadi khususnya pada mikroalga. Penyebabnya adalah penurunan pH air, penurunan konsentrasi mineral dan unsur hara mikro, dan rendahnya intensitas sinar matahari.

4. Dampak Ekonomi

Pengaruh musim hujan pada tambak udang juga berdampak pada aspek ekonomi. Produksi udang yang terganggu atau berkurang karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung dapat menyebabkan kerugian finansial bagi para petambak.

Ketika hujan terjadi saat memasuki waktu panen, petambak biasanya juga harus menunda pelaksanaan panen. Sebab, memaksakan panen udang saat musim hujan dapat berpengaruh pada kualitas udang yang dihasilkan.

Baca Juga: Menghadapi Tantangan Cuaca Tidak Menentu saat Budidaya Udang

Pantau Budidaya Udang Anda dengan AquaHero!

Musim hujan memiliki pengaruh signifikan terhadap keberlangsungan tambak udang. Untuk menghadapi tantangan ini, petambak perlu untuk mempersiapkan segala sesauatunya, termasuk dalam hal pemantauan kualitas air yang menjadi tempat udang tumbuh dan berkembang.

Kini Anda dapat dengan mudah mencatat dan memantau parameter-parameter kualitas air tambak udang vaname dengan AquaHero!

AquaHero merupakan aplikasi yang dikembangkan DELOS untuk memudahkan Anda memantau kondisi tambak setiap saat. Mulai dari kualitas air, pertumbuhan udang, rekomendasi tindakan, hingga estimasi BEP (break even point) saat budidaya.

Segera hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com untuk dapat mencoba berbagai fitur AquaHero dan menjadikan budidaya udang vaname lebih mudah dan traceable. Pantau kondisi tambak Anda dengan AquaHero!

Read More
13Des
Shrimp Export

Dinamika Pasar Udang Vaname dan Pengaruhnya Terhadap Harga

Ketersediaan pasokan dan fluktuasi permintaan memainkan peran kunci dalam menentukan harga udang vaname di pasar global. Hal ini memberikan keuntungan bagi negara-negara penghasil udang, salah satunya Indonesia untuk dapat memanfaatkan peluang menguasai pasar internasional.

Udang vaname saat ini menjadi salah satu komoditas perikanan yang paling diminati di pasar internasional. Hingga saat ini, udang vaname telah menyumbang hingga 36% dari total komoditas ekspor perikanan Indonesia.

Namun, terkadang harga udang mengalami fluktuasi yang tidak menentu yang disebabkan oleh pengaruh permintaan pasar yang berbeda-beda. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai keterkaitan antara permintaan pasar dan pengaruhnya terhadap harga udang.

Baca Juga: Ingin Mendapatkan Sertifikasi Fair Trade? Berikut Caranya!

Hubungan Antara Permintaan Pasar dan Harga Udang

Pada dasarnya, harga udang bergantung pada tingkat permintaan pasar. Hal ini berarti semakin tinggi permintaan pasar terhadap udang size tertentu, semakin tinggi pula harganya dibandingkan dengan size lain.

Namun sebaliknya, apabila udang size tertentu memiliki stok yang melimpah karena kurangnya minat pasar, maka harganya akan semakin turun. Di sini lah hukum permintaan dan penawaran berlaku dalam bisnis udang vaname.

Perbedaan Harga Antar Pabrik untuk Ukuran Tertentu

Setiap pabrik memiliki keunikannya dalam pasar ekspor. Masing-masing pabrik umumnya menjalankan kontrak dengan eksportir yang mengatur penjualan udang berdasarkan ukuran tertentu. Kontrak ini menetapkan persyaratan yang harus dipenuhi oleh pabrik.

Dalam upaya memenuhi kontrak dengan eksportir, pabrik-pabrik memastikan udang yang mereka produksi sesuai dengan permintaan. Misalnya, jika suatu pabrik memiliki kontrak untuk menyediakan udang size tertentu, mereka akan fokus pada produksi ukuran tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Variasi harga yang ada untuk setiap ukuran udang tercermin dari dinamika pasar dan persaingan antar pabrik yang berusaha untuk memenuhi permintaan. Kondisi ini menciptakan dinamika yang kompleks yang mana tidak hanya ditentukan oleh faktor pasokan dan permintaan, tetapi juga adanya kontrak.

Baca Juga: Sertifikasi HACCP: Prosedur, Syarat, dan Cara Memperolehnya

Faktor-faktor Lain yang Mempengaruhi Harga Udang

Selain pasokan dan permintaan, terdapat faktor-faktor lain yang berpengaruh pada harga udang di pasar global, di antaranya:

1. Pengaruh Kondisi Cuaca dan Perubahan Iklim

Kondisi perubahan cuaca dapat mengganggu budidaya udang vaname secara langsung, tepatnya air hujan akan membuat keseimbangan air tambak terganggu. Perubahan ekosistem tambak yang drastis dapat membuat udang menjadi stres dan menjadi rentan terhadap penyakit.

Saat udang mengalami stres, daya tahan tubuh udang dapat terganggu dan menyebabkan udang menjadi lebih rentan terhadap penyakit. Saat tambak udang terserang penyakit, tingkat produktivitas tambak akan menurun dan secara langsung memengaruhi harga di pasaran.

2. Kebijakan Perdagangan Internasional dan Tarif

Dalam kegiatan ekspor udang vaname, kebijakan perdagangan antarnegara, termasuk tarif yang dikenakan, kuota impor, serta kesepakatan perdagangan internasional berdampak besar terhadap harga udang vaname di pasaran.

Misalnya, negara-negara pengimpor udang mengenakan tarif tambahan bagi negara pengekspor. Hal ini dapat menghambat akses produsen udang ke pasar tertentu atau bahkan mengurangi daya saing produk udang mereka.

Kebijakan perdagangan yang berubah-ubah dapat menciptakan ketidakpastian di pasar yang kemudian mempengaruhi harga dan permintaan udang secara keseluruhan. Namun, perlu diingat jika setiap negara biasanya memiliki kebijakannya masing-masing.

Baca Juga: Ini Prospek dan Cara Ekspor Udang Vaname yang Lengkap dan Tepat

Dapatkan Harga Udang Vaname Terbaik di AquaLink!

Harga udang merupakan hasil dari berbagai faktor yang kompleks, termasuk pasokan, permintaan, kondisi eksternal, dan kebijakan perdagangan. Menghadapi dinamika pasar udang secara bijaksana menjadi kunci untuk menjaga stabilitas harga dan menjaga keseimbangan dalam industri makanan laut secara keseluruhan.

Jika Anda berniat untuk memasuki pasar global dan mendapatkan harga udang vaname terbaik, Anda dapat bekerja sama dengan AquaLink! AquaLink adalah rantai pasok maritim terintegrasi yang akan menghubungkan petambak dan memfasilitasi penjualan hasil panen dengan harga terbaik.

Segera hubungi Tim AquaLink melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com/aqualink untuk mendapatkan harga terbaik untuk ekspor udang Anda!

Read More
10Des
AquacultureTips

Cara Menumbuhkan Plankton di Tambak Udang dengan Praktis dan Mudah

Terdapat beberapa cara menumbuhkan plankton pada tambak udang dengan praktis dan mudah. Plankton merupakan salah satu komponen penting selama budidaya udang vaname karena manfaatnya yang sangat banyak untuk kelangsungan hidup udang.

Secara alami, tambak udang vaname mengandung banyak plankton. Organisme ini memainkan peran penting dalam ekologi tambak dan mempengaruhi kualitas air. Namun, dalam kondisi tertentu, plankton juga dapat membawa masalah dalama budidaya.

Plankton memiliki jenis yang sangat beragam, beberapa di antaranya dapat tumbuh di hampir semua jenis air. Namun, ada pula yang hanya dapat tumbuh dalam kondisi lingkungan tertentu. Berikut adalah cara menumbuhkan plankton pada tambak udang dengan praktis dan mudah.

Baca Juga: Panen Parsial Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Tingkatkan Keuntungan Budidaya

Cara Menumbuhkan Plankton di Tambak Udang dengan Praktis dan Mudah

1. Penambahan Kapur Dolomit

Cara menumbuhkan plankton pada tambak udang yang pertama adalah dengan menambahkan kapur dolomit (CaCO3). Kapur dolomit berperan dalam meningkatkan alkalinitas air tambak yang dimanfaatkan bakteri nitrifikasi untuk mengubah amonia (NH3) menjadi nitrat (NO3) yang dapat dimanfaatkan oleh plankton untuk tumbuh.

2. Penambahan Fermentasi 

Penambahan fermentasi seperti molase juga dapat menjadi cara lain menumbuhkan plankton pada tambak udang. Keberadaan bahan fermentasi ini berguna untuk mempercepat pertumbuhan plankton pada tambak udang vaname Anda.

3. Menciptakan Kondisi Lingkungan yang Tepat untuk Pertumbuhan Plankton

Plankton memerlukan kondisi khusus untuk tumbuh di perairan tambak. Fitoplankton membutuhkan sinar matahari, nutrisi, dan karbon dioksida untuk tumbuh. Sementara zooplankton membutuhkan sumber makanan yang memadai, oksigen, dan suhu air yang sesuai.

Untuk mendorong pertumbuhan fitoplankton dan zooplankton di tambak, penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang menyediakan unsur-unsur penting ini dalam jumlah yang tepat.

4. Mengontrol Kadar Nutrisi

Tingkat nutrisi di tambak udang dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan plankton. Tingkat nutrisi yang tinggi seperti nitrogen fan fosfor dapat menyebabkan tingginya pertumbuhan alga, sementara tingkat nutrisi yang rendah dapat membuat tingkat pertumbuhan fitoplankton buruk.

Baca Juga: Ini Desain dan Konstruksi Tambak Udang Vaname yang Ideal

Potensi Dampak Buruk Plankton pada Tambak Udang

Meskipun plankton memiliki banyak manfaat, tetapi jumlah plankton yang berlebih dapat menimbulkan dampak negatif. Misalnya saat malam hari di kolam dengan fitoplankton yang padat, respirasi fitoplankton dan organisme lain dapat menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut yang rendah yang dapat menekan atau membunuh spesies budidaya.

Selain itu, pada kolam yang aerasinya rendah atau bahkan tidak diaerasi sama sekali, keberadaan plankton yang tinggi dapat mengurangi kedalaman visibilitas bawah air tambak yang dapat menyebabkan konsentrasi oksigen terlarut malam hari yang terlalu rendah.

Sementara pada siang hari, tambak udang yang memiliki terlalu banyak konsentrasi fitoplankton dapat menyebabkan pH air terlalu tinggi. Sebab, fitoplankton melakukan fotosintesis pada siang hari dan dapat menguras air dari karbon dioksida bebas yang ada.

Baca Juga: Manfaat Molase dan Tips Penggunaannya untuk Tambak Udang

Pilih DELOS untuk Manajemen Tambak Udang Anda!

Cara menumbuhkan plankton pada tambak udang vaname memang tergolong mudah. Terlebih lagi plankton memiliki banyak manfaat untuk budidaya. Namun, perlu diingat jika konsentrasi plankton yang berlebih juga dapat berdampak buruk pada budidaya.

Oleh karena itu, penting bagi petambak untuk selalu menjaga kestabilan plankton di kolam. Untuk itu, Anda dapat mempercayakan manajemen tambak udang Anda pada DELOS!

DELOS adalah aquatech startup berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu Anda mengelola tambak udang berdasarkan best practice akuakultur untuk mendapatkan hasil produktivitas terbaik.

DELOS manajemen tambak juga terintegrasi langsung dengan AquaHero untuk memudahkan Anda dalam memantau kondisi tambak di mana saja dan kapan saja.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu tentang budidaya udang vaname melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com untuk berpartner dengan kami. Pilih DELOS untuk budidaya udang vaname Anda!

Read More
06Des
AquacultureTips

Efisiensi FCR Udang Vaname untuk Sukseskan Budidaya

Manajemen pakan menjadi salah satu penentu suksesnya budidaya udang vaname. Untuk mengetahui hal ini biasanya dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung efisiensi FCR udang vaname yang dibudidayakan.

FCR atau feed conversion ratio adalah hasil dari penghitungan angka efektivitas dan efisiensi pakan yang ditebar. Melalui penghitungan FCR, kamu dapat mengetahui apakah pakan yang diberikan benar-benar dimakan oleh udang atau malah tersisa dan menjadi limbah kolam.

Dalam bahasa Indonesia, FCR dikenal juga dengan rasio konversi pakan yang dapat menunjukkan tingkat keefisienan manajemen pakan dalam setiap budidaya yang dilakukan. Semakin kecil angka FCR, semakin efisien pula manajemen pakan yang dilakukan.

Oleh karena itu, mari mengenal apa itu FCR dan bagaimana cara menghitungnya berikut ini.

Baca Juga: 5 Hal untuk Sukseskan Budidaya Udang Vanamei

Apa itu FCR Udang Vaname?

Feed convertion ratio atau FCR adalah perhitungan dari jumlah total berat pakan buatan dibagi dengan jumlah berat total (biomassa) hasil panen. Pada udang vaname, nilai FCR yang ideal berkisar antara 1,1-1,2. Semakin kecil nilai FCR yang didapatkan, semakin besar pula keuntungan yang diperoleh para petambak.

Tak hanya pada udang vaname, FCR juga berlaku untuk komoditas tambak lainnya, seperti ikan lele, ikan salmon, dll. Sementara tinggi rendahnya FCR ditentukan oleh jenis pakan, spesies, ukuran hewan, praktik pemberian pakan, kondisi air, dan sistem budidaya yang dijalankan.

Pentingnya FCR dalam Budidaya Udang Vaname

Rasio konversi pakan (FCR) merupakan metrik penting dalam budidaya udang vaname karena dapat memberikan informasi tentang efisiensi pakan yang telah diberikan selama budidaya berlangsung.

Angka FCR udang vaname yang rendah menunjukkan bahwa pakan yang diberikan pada udang vaname diserap dengan baik dan menjadikan budidaya lebih menguntungkan dari segi ekonomi maupun keberlanjutan.

Sebaliknya, FCR yang tinggi menunjukkan bahwa pakan yang diberikan tidak efisien dan dapat menyebabkan peningkatan biaya dan keuntungan yang lebih rendah bagi pembudidaya. Selain itu, angka FCR yang tinggi juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, terutama dalam hal pencemaran air.

Baca Juga: Probiotik Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Budidaya

Cara Menghitung FCR Udang Vaname

Untuk menghitung FCR dalam budidaya udang vaname, terlebih dahulu kamu harus menentukan jumlah pakan yang diberikan pada udang dan kemudian mengukur pertambahan berat udang selama periode waktu tertentu.

FCR kemudian dihitung dengan membagi jumlah pakan yang diberikan pada udang dengan pertambahan biomassa udang. Adapun rumus Feed Convertion Ratio (FCR) adalah sebagai berikut:

vannamei shrimp fcr

Misalnya, biomassa udang yang kamu budidayakan adalah 1 ton (1000 kg). Sementara jumlah pakan yang telah diberikan adalah 1,2 ton (1200 kg). Maka FCR udang vaname adalah 1200 : 1000 = 1,2.

Tips Efisiensi FCR Udang Vaname

Menyesuaikan pemberian pakan sangat penting untuk menjaga FCR (Feed Conversion Ration) tetap optimal. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai FCR yang efisien di antaranya meliputi:

1. Kebutuhan dan Umur Udang

Pemberian pakan udang vaname harus disesuaikan dengan kebutuhan dan umur udang. Contohnya, untuk udang yang berusia kurang dari 15 hari, disarankan memberikan pakan dalam bentuk bubuk agar lebih mudah dicerna. Sementara pada saat udang memasuki periode DOC 16-45 hari, pakan yang diberikan sebaiknya berupa crumble.

Pada dasarnya, jenis pakan udang vaname berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kebutuhan nutrisi, ukuran pakan, dan umur udang.

2. Metode Pemberian Pakan

Pemberian pakan bisa dilakukan secara manual, seperti penyebaran secara langsung atau menggunakakan autofeeder. Dalam metode pemberian pakan ini perlu dipertimbangkan jumlah pakan, jadwal pemberian, dan juga memastikan agar penyebarannya merata di seluruh tambak. Sebab, penumpukan pakan berlebih dapat mempengaruhi kualitas air.

3. Frekuensi Pemberian Pakan

Selain mempertimbangkan kebutuhan dan usia udang, frekuensi pemberian pakan juga memiliki peran penting. Waktu interval antara pemberian pakan harus dipertimbangkan agar udang memiliki cukup waktu untuk mencerna pakan, minimal 48-90 menit. Proses pencernaan pakan sendiri membutuhkan waktu sekitar 4-6 jam sebelum akhirnya menjadi feses.

Untuk udang berusia kurang dari 15 hari, cukup bdrikan pakan sebanyak 3 kali sehari. Sedangkan untuk udang usia 16-30 hari, berikan sebanyak 4 kali sehari sesuai dengan kemampuan makan udang pada fase tersebut.

Ketika udang telah berusia lebih dari itu, pemberian pakan bisa dilakukan sebanyak 5 kali sehari. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kondisi oksigen terlarut di tambak masih optimal.

Baca Juga: 3 Resep Udang Asam Manis Favorite Keluarga

Sukses Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS

Rasio konversi pakan (FCR) dapat menjadi salah satu indikator kesuksesan budidaya udang vaname yang dilakukan. Hal ini mengharuskan para petambak tidak bisa sembarangan dalam mengatur manajemen pakan.

Kini, untuk mempermudah budidaya udang vaname yang kamu lakukan, DELOS menawarkan Farm Management untuk mengelola tambak udang yang kamu miliki. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu sukseskan budidaya udang vanamemu.

Farm Management DELOS juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan setiap farm owner dan farm personnel untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Tak hanya itu, DELOS juga memiliki program rantai pasok terintegrasi, DELOS AquaLinkyang dapat membantumu mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga dan kualitas terbaik.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu tentang budidaya udang vaname melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Sukseskan budidaya udang vaname bersama DELOS!

vannamei shrimp fcr
Source: Unsplash
Read More
01Des
TipsKualitas Air

Menghadapi Tantangan Cuaca Tidak Menentu saat Budidaya Udang

Cuaca yang tidak menentu saat budidaya udang dapat menjadi tantangan serius bagi petambak. Sebab, hal ini mengganggu kondisi ekosistem yang diperlukan undang untuk tumbuh optimal.

Namun, dengan persiapan yang tepat dan pengelolaan tambak udang yang cermat, petambak dapat mengatasi dampak dari cuaca yang tidak menentu ini. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda untuk budidaya udang saat kondisi cuaca tidak menentu.

Baca Juga: Mengenal Manfaat Tandon Dalam Budidaya Udang

Tips Menghadapi Cuaca Tidak Menentu saat Budidaya Udang

1. Menjaga Parameter Kualitas Air Optimal

Cuaca yang tidak menentu atau berubah secara tiba-tiba dapat berpengaruh terhadap kualitas air di tambak udang. Penting bagi para petambak untuk menjaga kestabilan parameter kualitas air yang ada. Hal ini termasuk dengan segera mengambil tindakan cepat apabila terjadi anomali.

2. Pengelolaan Suhu Air

Perubahan suhu air yang drastis dapat memengaruhi kesehatan udang. Untuk mengatasi perubahan suhu ini, petambak harus selalu memeriksa dan mengontrol suhu air secara rutin. Jika terjadi anomali, segera lakukan tindakan cepat agar udang tidak stres.

3. Monitoring Kualitas Air Secara Teratur

Perubahan cuaca seringkali mempengaruhi kualitas air, seperti tingkat salinitas, suhu, pH, dan sebagainya. Melakukan pengukuran kualitas air secara teratur dan memantau perubahan-perubahan dalam parameter-parameter penting dapat membantu dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan kondisi lingkungan tambak udang.

Baca Juga: Cara Mengatasi Blooming Alga yang Berbahaya Bagi Tambak Udang

4. Perlindungan Terhadap Hujan Ekstrem

Cuaca buruk seringkali disertai dengan hujan deras yang dapat memengaruhi kualitas air di tambak. Memiliki penutup atau shelter untuk tambak dapat membantu melindungi udang dari dampak langsung air hujan yang berlebihan.

5. Pemberian Pakan yang Teratur

Kondisi cuaca yang tidak menentu dapat memengaruhi pola makan udang. Untuk menjaga pertumbuhan yang optimal, penting untuk memberikan pakan secara teratur dan memperhatikan apakah udang mengonsumsi pakan dengan baik. Penyesuaian jumlah pakan juga perlu dilakukan sesuai dengan kondisi udang dan lingkungan.

6. Kebersihan Tambak

Perubahan cuaca seringkali meningkatkan risiko penyakit dan kontaminasi patogen di tambak. Memastikan kebersihan tambak dengan melakukan pemeliharaan rutin seperti pembersihan dan penggantian air secara berkala dapat membantu mencegah penyebaran penyakit dan mempertahankan kualitas air yang baik.

7. Kesiapan Menghadapi Perubahan Ekstrem

Pada kasus cuaca ekstrem yang tak terduga, memiliki rencana darurat adalah kunci. Memiliki infrastruktur cadangan seperti pompa air, generator listrik, atau sumber daya lainnya yang dapat digunakan saat terjadi keadaan darurat dapat membantu mengurangi dampak negatif pada budidaya udang.

Baca Juga: Manfaat Filterisasi Air Tambak Udang Vaname dan Cara Melakukannya

Budidaya Udang Vaname Lebih Produktif Bersama DELOS

Budidaya udang adalah bisnis yang membutuhkan perhatian ekstra terutama dalam menghadapi perubahan cuaca tidak menentu. Dengan perencanaan yang baik, pengelolaan yang hati-hati, dan kesiapan menghadapi situasi ekstrem, petambak udang dapat mengurangi risiko dan mengoptimalkan produksi mereka bahkan saat cuaca yang stabil.

Masih banyak petambak yang kurang menyadari pentingnya pemantauan kualitas air untuk menjaga lingkungan tambak saat cuaca tidak menentu.Untuk itu, Anda dapat memilih DELOS sebagai mitra budidaya udang vaname Anda.

Di DELOS, Tim Laboratorium kami selalu memastikan pemantauan kualitas air harian untuk memantau kondisi tambak, sehingga apabila terjadi anomali dapat segera diberikan perlakuan khusus agar budidaya udang vaname tetap berjalan dengan baik.

Hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau klik ikon WhatsApp pada halaman ini untuk terhubung langsung dengan tim kami. Percayakan budidaya udang vaname Anda pada DELOS!

Read More
30Nov
Penyakit Udang

Types of Bacterial Diseases in Shrimp

Penyakit udang yang disebabkan oleh bakteri dapat menjadi ancaman yang besar bagi petambak. Akhir-akhir ini, penyakit ini menyerang tambak udang, menjadi faktor signifikan dari berkurangnya produksi udang dan menyebabkan kerugian ekonomi.

The budidaya udang industry plays a crucial role in meeting global seafood demands rich in protein, essential amino acids, and micronutrients. Consequently, producers continually innovate to develop this industry, such as implementing high-density stocking like in super-intensive culture systems.

However, this innovation comes with increased risks of infections and shrimp disease outbreaks. This necessitates constant vigilance for shrimp farmers and the entire vannamei shrimp aquaculture industry.

After discussing viral shrimp diseases previously, this article will delve further into bacterial-induced shrimp diseases.

Baca Juga: Probiotik Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Budidaya

Types of Shrimp Diseases Caused by Bacteria

1. Vibriosis

Vibriosis is a shrimp disease caused by Vibrio bacteria and can cause high mortality rates worldwide. Vibrio bacterial infections can occur from the hatchery to the grow-out ponds. Typically, the introduction of Vibrio bacteria into grow-out ponds occurs due to environmental factors, often carried by carrier animals. Shrimp gills are the most vulnerable area due to their thin exoskeleton covering.

Vibrio harveyi is the bacterium most frequently causing mass mortality in a relatively short period. It attacks shrimp larvae at zoea, mysis, and post-larval stages.

Shrimp diseases resulting from Vibrio infections include loose shell syndrome (LSS) and white gut disease (WGD). Both diseases can cause massive mortality during shrimp farming.

2. AHPND

The second bacterial shrimp disease is AHPND (Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease) caused by an infection from Vibrio parahaemolyticus bacteria capable of producing toxins leading to shrimp mortality rates of up to 100%. 

Deaths due to AHPND occur within 40 days after stocking in ponds. Shrimp affected by this disease exhibit empty digestive tracts, pale and shriveled hepatopancreas, soft skin, and black spots on the hepatopancreas. Typically, deaths occur around the 10th day after stocking, and weakened shrimp sink to the pond bottom before dying.

3. White Feces Disease (WFD)

Another bacterial shrimp disease is White Feces Disease (WFD), resulting from declining water quality and accumulated feed residues in ponds, leading to the formation of organic compounds. It is characterized by long white feces in the ponds. Its effects on shrimp include skin shedding and the presence of worm-like parasites in the intestines, reducing feed efficiency, inhibiting shrimp growth, and significantly decreasing survival rates.

4. Black Spot Disease

Black Spot Disease caused by Vibrio anguillarum can spread in aquatic environments. This disease results in black and brown spots on the shells of affected shrimp. Contributing factors include poor water quality and the accumulation of organic feed residues at the pond bottom. Typically, this disease occurs post-harvest.

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Sources of Bacterial Diseases in Shrimp

1. Environment

The environment can trigger the emergence of bacterial diseases in shrimp. Environmental factors encompass various parameters of pond water quality where shrimp live. The most influential water quality parameters are organic material content and temperature.

Research conducted by the Fisheries Research Institute has proven that organic material significantly affects the increased population rate of Vibrio harveyi bacteria. Rich and high organic content water often originates from waste.

Bacteria are generally fluctuating and can infect and cause shrimp deaths in poor water quality conditions. To mitigate this, practices such as pond draining and efficient feed provision are essential.

Additionally, water temperature significantly affects shrimp metabolism. Normal metabolic processes occur when the water temperature is optimal. Below-optimal temperatures induce stress and worsen shrimp health.

2. Broodstock Contamination

Bacterial diseases in shrimp can horizontally transmit from broodstock to larvae. Infected broodstock releases tissue and ovary fluids together with eggs, allowing pathogens in the fluid to adhere to the eggs. When the eggs hatch into larvae, they become infected with the pathogen. If these larvae are cultivated, their survival rates decrease due to disease susceptibility.

Control and Prevention Measures

1. Effective Environmental Management

To prevent bacterial diseases in shrimp, maintaining good pond environmental management is crucial. This includes ensuring all water quality parameters are at optimal levels.

2. Hygienic Farming Equipment Maintenance

During shrimp farming, avoid using the same farming equipment between ponds. Using the same equipment interchangeably can spread bacterial contamination to other farming ponds.

3. Proper Feed Management

Bacterial accumulation in ponds is often due to poorly processed organic waste from uneaten feed settling at the pond’s bottom. Therefore, controlling shrimp feed provision is crucial.

4. Routine Monitoring

Regular checks are essential in preventing bacterial-induced shrimp diseases. Routine monitoring, usually done through PCR testing at specific stages of the shrimp, helps identify fluctuations in water quality.

Baca Juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memulai Usaha Tambak Udang

Perform Routine Shrimp Health Checks with AquaCheck!

Routine shrimp health checks can be a preventative step against bacterial-induced shrimp diseases. Regular PCR tests help prevent widespread shrimp diseases, averting more significant losses.

For those seeking shrimp PCR facilities, consider AquaCheck! AquaCheck is DELOS’s PCR testing service, assisting in detecting up to five pathogens simultaneously at an affordable price.

Moreover, AquaCheck can detect various samples universally, including larvae, shrimp, sediment, water, and other potential pathogen carriers in ponds.

Contact DELOS at contact@delosaqua.com or submit inquiries through our website’s contact column at www.delosaqua.com. Check your shrimp’s health condition with AquaCheck!

Read More
26Nov
Kualitas Air

Mengenal Manfaat Tandon Dalam Budidaya Udang

reservoir in shrimp farming
Sumber: Dokumentasi DELOS

Tandon dalam budidaya udang vaname super intensif menjadi salah satu komponen penting untuk menjaga kestabilan ekosistem tambak. Sebab, air sebagai komponen utama dari budidaya perlu dikelola dengan baik untuk mendukung pertumbuhan udang saat budidaya.

Selain harus memperhatikan air buangan hasil budidaya, kita juga harus memperhatikan air yang akan dimasukkan ke dalam kolam tambak. Hal ini dikarenakan kualitas air tambak menentukan keberhasilan budidaya yang dilakukan. Jika kualitas air yang digunakan untuk budidaya buruk, terdapat banyak risiko negatif seperti udang yang rawan terserang penyakit dan berakibat pada menurunnya produktivitas.

Baca Juga: Pentingnya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk Tambak Udang

Apa itu Tandon?

Tandon dalam budidaya udang merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan air dengan kualitas baik selama budidaya udang berlangsung. Biasanya, tandon juga dipenuhi dengan ganggang, rumput laut, atau lumut yang bermanfaat untuk membantu menyaring air yang akan digunakan untuk budidaya.

Baca Juga: Cara Menjaga Kualitas Air Tambak Udang Vaname Agar Tetap Optimal

Manfaat Tandon dalam Budidaya Udang

Keberadaan tandon di tambak udang bermanfaat dalam perbaikan kualitas air. Fungsi utamanya yaitu untuk pengendapan air sebelum masuk ke dalam kolam budidaya. Hal ini berguna untuk meminimalisir faktor eksternal yang berasal dari air dan dapat mengganggu keberlangsungan hidup udang.

Langkah awal dalam proses pengairan sistem tandon adalah dengan pengendapan. Pada kondisi tertentu, sterilisasi air dilakukan dengan menggunakan bahan untuk menghilangkan patogen dapat dilakukan dengan dosis yang sesuai setandar.

Tandon berperan sangat penting dalam penyediaan air yang sehat pada awal masa budidaya dan untuk melakukan penggantian atau penambahan air selama proses budidaya. Dengan melakukan pergantian air ini, kandungan amonia dalam air budidaya juga dapat berkurang.

Selain itu, tandon juga dapat difungsikan sebagai biofilter alami untuk meningkatkan kualitas air dan mencegah penyakit. Biofilter ini dapat berupa tanaman air seperti ganggang, rumput laut, atau lumut. Tanaman air ini mampu menjadi filter alami sebelum air dimasukkan ke dalam tambak.

Baca Juga: Cara Mengatasi Blooming Alga yang Berbahaya Bagi Tambak Udang

Mulai Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS!

Tandon dalam budidaya udang super intensif menjadi salah satu hal krusial yang harus diperhatikan oleh petambak. Sebab, tandon sebagai sarana penyaringan air memiliki banyak manfaat untuk keberlangsungan udang, salah satunya sebagai pencegah masuknya patogen yang berasal dari air.

Hal ini mengingat air sebagai tempat udang hidup harus memiliki kualitas yang baik dan parameter-parameternya selalu dalam kondisi optimal. Untuk itu, di DELOS kami melakukan pengecekan parameter kualitas air secara harian, sehingga Anda dapat segera mengambil keputusan apabila terjadi fluktuasi.

Selain itu, budidaya udang vaname DELOS juga didukung dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm personnel untuk memonitoring tambak udang setiap hari. Termasuk index kualitas air harian.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau kunjungi website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang layanan kami. Mulai budidaya udang vaname Anda bersama DELOS!

Read More
22Nov
Kualitas Air

Cara Mengatasi Blooming Alga yang Berbahaya Bagi Tambak Udang

Dalam budidaya udang vaname, terdapat beberapa jenis alga atau plankton yang ada di tambak udang. Keberadaan plankton yang beraga ini menunjukkan bahwa kondisi lingkungan tambak dalam kondisi stabil dan baik. Namun, blooming alga atau ledakan jumlah plankton yang berbahaya bagi keberlangsungan hidup udang.

Blooming alga atau ledakan plankton adalah peristiwa meningkatnya jumlah populasi alga di dalam kolam tambak yang menyebabkan perubahan warna air kolam. Blooming alga dapat berbahaya bagi keberlangsungan hidup udang, mengingat beberapa jenis alga dapat mengeluarkan racun.

Apa itu Alga?

algal blooms

Alga atau yang dikenal juga dengan fitoplankton merupakan organisme mikroskopis yang bergerak bebas dan melayang-layang di dalam air tambak. Keberadaan alga ini mempengaruhi warna air tambak secara langsung.

Dalam budidaya udang vaname, alga bermanfaat sebagai pakan udang alami sekaligus sebagai penghasil oksigen yang bermanfaat untuk respirasi udang. Namun, keberadaan alga ini harus selalu dikontrol untuk menghindari adanya ledakan alga yang berbahaya bagi keberlangsungan hidup udang.

Baca Juga:  Treat or Toxin: Plankton – Friend or Foe?

Pentingnya Alga pada Tambak Udang

1. Sumber Oksigen

Keberadaan alga bertanggung jawab sebagai penyuplai lebih dari 30% total oksigen yang dibutuhkan oleh udang vaname di tambak. Oksigen ini diproduksi dari proses fotosintesis yang berlangsung pada siang hari dengan bantuan sinar matahari.

Namun, dalam budidaya udang vanameyang menerapkan sistem intensif hingga super-intensif biasanya memerlukan tambahan suplai oksigen dengan menggunakan aerator.

2. Pakan Alami Udang

Keberadaan alga dalam industri budidaya udang vaname penting dan berharga. Organisme mikroskopis ini dapat bermanfaat sebagai sumber pakan bagi larva udang. Sebagai pakan alami, keberadaan alga di tambak harus dikontrol setiap harinya.

3. Indikator Polusi

Alga juga dapat menjadi tanda bahwa air tambak udang Anda terkontaminasi, yaitu tepatnya saat pertumbuhannya tidak terkontrol. Hal ini disebabkan meningkatnya kandungan mineral di dalam air akibat bahan kimia pertanian dan pupuk yang kaya akan nitrogen dan fosfor.

Apa itu Blooming Alga?

Blooming alga atau ledakan alga adalah peningkatan jumlah akumulasi yang cepat dalam populasi alga di dalam tambak udang. Kejadian ini biasanya diidentifikasi dengan perubahan warna pigmen air.

Blooming alga merupakan dampak dari terlalu melimpahnya pupuk nitrogen atau fosfor yang ada di lingkungan air tambak dan menyebabkan pertumbuhan alga yang berlebihan. Ledakan alga ini dapat berugikan bagi budidaya udang vaname, salah satunya adalah mencegah sinar matahari masuk ke dalam kolam dan menyebabkan penurunan jumlah kandungan oksigen di dalam air.

Penyebab Blooming Alga

1. Kelebihan Nutrien

Kelebihan nutrien dapat mengakibatkan terjadinya peningkatan populasi fitoplankton pada tambak udang secara tidak terkendali. Peningkatan populasi fitoplankton atau yang dikenal juga sebagai blooming alga ditandai dengan berubahnya warna air menjadi hijau pekat. Saat terjadi blooming alga, air tambak akan kehilangan asupan oksigen, pH air menjadi tidak stabil dan fluktuatif.

2. Keberadaan Limbah Organik

Tambak udang vaname memiliki limbah organik yang cukup banyak. Limbah ini dapat berasal dari pakan yang tidak habis, udang-udang yang mati, maupun feses udang. Jika limbah ini tidak ditangani dengan baik, dapat mengakibatkan pertumbuhan alga yang tidak terkendali.

Baca Juga: Cara Menumbuhkan Plankton di Tambak Udang dengan Praktis dan Mudah

Dampak Terjadinya Blooming Alga di Tambak Udang

Air tambak yang berwarna hijau memang sesuatu yang umum. Hal ini menandakan bahwa tambak tersebut kaya akan plankton. Namun, saat populasi plankton terlalu banyak, dapat menyebabkan dampak negatif bagi keberlangsungan hidup udang.

Ketika populasi plankton membludak atau bahkan tidak terkendali, maka air pada tambak akan menjadi hijau pekat. Kepekatan ini membuat sinar matahari tidak bisa menembus air tambak, sehingga udang tidak bisa mendapat paparan sinar matahari.

Kepekatan yang tinggi ini juga memungkinkan oksigen tidak tersirkulasi dengan baik. Hal ini dapat membuat udang kekurangan oksigen, terlebih lagi jika tidak ada aerator sebagai pendukung sirkulasi oksigen di tambak.

Cara Mengatasi Blooming Alga pada Tambak Udang

1. Menurunkan Kadar Nutrien Tambak

Mengurangi nutrien berarti mengurangi asupan pakan yang diberikan pada udang di tambak. Hal ini karena pakan yang berlebihan dan tidak termakan oleh udang akan mengendap di dasar tambak. Endapan tersebut dapat memicu terjadinya blooming alga.

Oleh karena itu, Anda harus melakukan manajemen pemberian pakan yang baik. Hal ini termasuk juga mengurangi pakan yang diberikan saat udang berada di fase tidak nafsu makan.

2. Memastikan Aerasi yang Baik

Tambak yang tidak memiliki sistem aerasi yang baik dapat menjadi faktor pemicu mrmbludaknya populasi fitoplankton pada tambak. Untuk itu, Anda harus memastikan bahwa kincir air yang ada di tambak Anda bekerja terus-menerus hingga fitoplankton dapat berkurang.

Aerasi yang buruk dapat menyebabkan menumpuknya limbah di dasar tambak. Aerasi juga membantu meningkatkan kadar oksigen terlarut di dalam air.

Baca Juga: Zat Beracun di Tambak Udang: Ancaman Tersembunyi dalam Budidaya

Budidaya Udang Vaname Lebih Menguntungkan Bersama DELOS!

Blooming alga menjadi salah satu fenomena yang harus diwaspadai bagi para petambak udang. Sebab, blooming alga dapat mengganggu keberlangsungan hidup udang. Untuk itu, Anda harus selalu memastikan bahwa keberadaan plankton di tambak Anda dalam keadan terkontrol.

Bagi Anda yang ingin memulai budidaya udang vaname, DELOS dapat menjadi mitra terbaik budidaya udang Anda. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang yang dapat membantu Anda mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

Di DELOS, pengecekan parameter kualitas air dilakukan setiap hari, sehingga Anda dapat segera mengambil keputusan apabila terjadi fluktuasi. Selain itu, DELOS juga didukung dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm personnel untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau kunjungi website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang layanan kami. Mulai budidaya udang vaname Anda bersama DELOS!

Read More
18Nov
Penyakit Udang

Bahaya Penyakit Udang yang Disebabkan oleh Virus

Penyakit udang yang disebabkan oleh virus menjadi momok menakutkan yang menghantui para petambak dan dapat menginfeksi kapanpun.

Sebagai salah satu komoditas perikanan dengan tingkat permintaan tertinggi di dunia. Dari tahun ke tahun, permintaan terhadap udang selalu meningkat. Namun, industri ini sering kali dihadapkan pada ancaman penyakit yang disebabkan oleh virus.

Apa saja penyakit-penyakit tersebut? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: Cara Tebar Benur Udang Vaname yang Benar dan Lengkap!

Ancaman Penyakit Udang yang Disebabkan oleh Virus

Penyakit udang yang disebabkan oleh virus dapat menjadi ancaman serius bagi industri perikanan. Virus-virus ini menyebar dengan cepat di antara populasi udang yang padat, seperti yang sering terjadi di tambak atau peternakan udang. Faktor-faktor lingkungan seperti kualitas air, kepadatan populasi, dan kondisi sanitasi yang buruk dapat memicu penyebaran penyakit ini dengan cepat.

Jenis-jenis Penyakit Udang yang Disebabkan oleh Virus

1. Taura Syndrome Virus (TSV)

TSV adalah salah satu virus yang paling merusak dalam industri udang. Penyakit ini ditandai dengan gejala seperti penurunan nafsu makan, warna tubuh yang tidak normal, dan akhirnya kematian mendadak pada udang yang terinfeksi. TSV telah menyebabkan kerugian yang besar dalam industri udang di berbagai belahan dunia.

2. White Spot Syndrome Virus (WSSV)

WSSV menyebabkan gejala bintik-bintik putih pada tubuh udang. Penyakit ini sangat menular dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. WSSV menjadi penyebab utama dari kegagalan panen udang di banyak tambak udang.

3. Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV)

IHHNV mengganggu sistem pernapasan udang dan menyebabkan perubahan warna tubuh serta berkurangnya pertumbuhan udang. Meskipun jarang menyebabkan kematian, virus ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan karena menghambat pertumbuhan udang.

4. Yellow Head Virus (YHV)

YHV menyebabkan perubahan warna kepala udang menjadi kuning dan kemudian menyebabkan kematian. Penyakit ini memiliki tingkat keparahan yang tinggi dan dapat menyebar dengan cepat di antara populasi udang.

5. Decapod Iridescent Virus 1 (DIV1)

DIV1 adalah virus yang menyerang berbagai jenis udang. Penyakit ini menyebabkan perubahan warna pada tubuh udang menjadi iridescent atau berkilau dan seringkali menyebabkan kematian pada udang yang terinfeksi.

Dampak Penyakit Udang Akibat Virus

Penyakit-penyakit yang disebabkan oleh virus pada udang memiliki dampak yang merugikan pada industri akuakultur. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh kematian massal udang, penurunan produksi, dan kegagalan panen telah menjadi masalah serius bagi para peternak udang.

Selain itu, penyakit ini juga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem perairan. Kematian massal udang yang terinfeksi virus dapat meningkatkan tingkat polusi di lingkungan perairan dan mengancam keberlanjutan lingkungan.

Baca Juga: Strategi Mengendalikan Amonia di Tambak Udang Vaname

Upaya Pengendalian dan Pencegahan

Para ahli dan peternak udang terus melakukan upaya pengendalian dan pencegahan untuk mengurangi dampak penyakit virus pada udang. Beberapa langkah yang dilakukan meliputi:

1. Penerapan Praktik Budidaya yang Baik

Salah satu pendekatan utama dalam pengendalian penyakit virus pada udang adalah dengan menerapkan praktik budidaya yang baik. Hal ini mencakup dalam pengelolaan kualitas air, kebersihan tambak, dan seleksi benih udang yang sehat.

2. Vaksinasi dan Pengobatan

Pengembangan vaksin menjadi salah satu strategi penting dalam upaya pencegahan penyakit virus pada udang. Selain vaksinasi, penggunaan obat-obatan yang tepat juga menjadi pilihan untuk mengatasi infeksi virus pada udang. Pengobatan yang diberikan harus sesuai dengan standar keamanan pangan dan tidak membahayakan.

3. Isolasi dan Karantina

Penerapan praktik isolasi dan karantina merupakan langkah krusial dalam mencegah penyebaran virus di antara populasi udang. Udang yang terinfeksi harus segera diisolasi dan dipindahkan dari populasi utama untuk mencegah penularan ke udang yang sehat.

4. Pengawasan dan Monitoring Rutin

Pengawasan dan pemantauan rutin terhadap kesehatan udang menjadi bagian penting dalam strategi pengendalian penyakit. Anda dapat melakukan uji PCR rutin pada DOC tertentu. Pemeriksaan berkala dilakukan untuk mendeteksi secara dini adanya gejala penyakit atau infeksi virus. Identifikasi cepat memungkinkan tindakan yang tepat untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.

5. Edukasi dan Pelatihan

Pengetahuan yang ditingkatkan tentang penyakit virus pada udang serta praktik-praktik pengendalian yang tepat harus disosialisasikan kepada petambak dan para pelaku budidaya udang lainnya.

Baca Juga: Kenali Penyakit EHP Udang dan Cara Pencegahannya

Lakukan Pengecekan Kesehatan Rutin Udang Anda dengan AquaCheck!

Melakukan pengecekan kesehatan rutin menjadi salah satu keharusan sebagai tindakan pencegahan terhadap penyakit yang disebabkan oleh virus pada udang vaname. Sebab, dengan uji PCR rutin, Anda bisa mencegah penyakit udang sebelum menyebar luas dan menyebabkan kerugian yang lebih besar.

Untuk Anda yang tengah mencari fasilitas PCR udang, Anda bisa mendapatkannya di AquaCheck! AquaCheck merupakan layanan uji PCR dari DELOS untuk membantu Anda dalam mendeteksi hingga lima patogen sekaligus dengan harga terjangkau.

Selain itu, AquaCheck juga mampu mendeteksi sampel yang universal. Mulai dari benur, udang, lumpur, air, hingga hewan lain yang diduga menjadi carrier patogen di tambak.

Hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau submit pertanyaan Anda melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Cek kondisi kesehatan udang Anda bersama AquaCheck!

Read More
  • 1
  • …
  • 6
  • 7
  • 8
  • 9
  • 10
  • …
  • 16
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top