logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Shrimp Export
Home Archive by Category "Shrimp Export"

Kategori: Shrimp Export

12Jun
Shrimp Export

Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional

Sebagai negara kepulauan dengan potensi perikanan yang cukup besar, daya saing udang Indonesia di pasar internasional masih perlu ditingkatkan lagi. Mengingat Indonesia masih berada di bawah negara-negara lain seperti Ekuador, India, Vietnam, dan Thailand.

Berdasarkan volumenya, perkembangan ekspor udang Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Data Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia menunjukkan pertumbuhan rata-rata produksi udang Indonesia setiap tahunnya mencapai 8,42 persen.

Pertumbuhan produksi yang cukup tinggi ini dihadapkan pada permasalahan persaingan dengan negara-negara lain dan juga adanya fluktuasi harga. Lantas, bagaimana daya saing udang Indonesia sesungguhnya di pasar internasional?

Baca Juga: Ingin Mendapatkan Sertifikasi Fair Trade? Berikut Caranya!

Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional

Perdagangan internasional komoditi udang terus mengalami pertumbuhan yang signifikan dari tahun ke tahun. Kecenderungan pertumbuhan nilai perdagangan internasional ini diperkirakan akan terus berlanjut ke depannya karena semakin tingginya permintaan negara-negara importir udang.

Jepang yang menjadi negara dengan konsumsi udang terbesar telah menghabiskan sebanyak US$ 6,5 milyar untuk mengekspor udang. Nilai ini berada di atas Amerika Serikat yang mengalokasikan dana sebesar US$ %,4 milyar pertahunnya. Belum lagi negara-negara lain seperti Swiss, Jerman, Singapura, dan lain-lain.

Di pasar Amerika Serikat, Indonesia menempati urutan ketiga sebagai pemasok udang terbesar setelah India dan Ekuador. Selama periode Juni-Juli 2022, Indonesia mengalami penurunan tren ekspor udang ke AS, yaitu pasa Juni 2022 Indonesia memasok sebanyak 10.486 MT dan pada Juli 2022 mengalami penurunan menjadi 9.910 MT.

Menurunnya nilai ekspor tersebut disebabkan oleh udang Indonesia yang dikalahkan oleh udang Ekuador yang memiliki harga yang lebih rendah. Peningkatan nilai produksi udang di Ekuador didorong oleh adanya manajemen tambak yang baik dan dukungan sepenuhnya dari pemerintah dan juga para peneliti universitas setempat, sehingga biaya produksi menjadi lebih rendah dan harga udang yang diekspor menjadi lebih murah.

Meskipun dari segi geografis dan luas tambak Indonesia mengungguli Ekuador. Namun, banyak produsen udang di Indonesia yang belum bisa memanfaatkan lahan secara produktif dan berkelanjutan. Selain itu, Indonesia juga harus berfokus pada serangan penyakit dan mengutamakan efisiensi budidaya.

Baca Juga: Efisiensi FCR Udang Vaname untuk Sukseskan Budidaya

Keunggulan Udang Indonesia

1. Kualitas Unggul dari Alam Indonesia

Salah satu kekuatan utama udang Indonesia adalah lingkungan alaminya yang mendukung pertumbuhan udang berkualitas tinggi. Kondisi perairan yang memadai memberikan lingkungan ideal bagi budidaya udang. Dengan teknik budidaya yang terus ditingkatkan dan dukungan dari stakeholder, petambak udang di Indonesia bisa mendapatkan udang dengan kualitas terbaik.

2. Meningkatnya Kesadaran Terhadap Budidaya Keberlanjutan

Semakin hari semakin banyak petambak udang di Indonesia yang menyadari betapa pentingnya melakukan praktik budidaya berkelanjutan dan mematuhi standar internasional. Komitmen terhadap praktik budidaya ramah lingkungan, pemantauan ketat terhadap penggunaan pakan dan saprotam yang aman, serta kepatuhan terhadap regulasi keamanan pangan dapat menaikkan tingkat kepercayaan pasar internasional terhadap udang Indonesia.

3. Diversifikasi Produk

Indonesia tidak hanya mengandalkan kualitas udangnya, tetapi juga mengedepankan diversifikasi produk dan kreativitas dalam pemasaran. Berbagai inovasi dalam produk olahan udang, seperti udang beku, udang dalam bentuk head-on, udang dalam bentuk headless, udang kupas, hingga udang beku kering telah memberikan pilihan yang lebih luas bagi pasar global.

4. Kolaborasi Industri dan Dukungan Pemerintah

Keberhasilan udang Indonesia di pasar internasional juga didorong oleh kolaborasi erat antara pelaku industri udang, pemerintah, dan lembaga terkait lainnya. Dukungan dalam bentuk fasilitasi akses ke pasar internasional, bantuan dalam peningkatan teknologi budidaya, serta regulasi yang mendukung pertumbuhan industri udang, semuanya menjadi faktor penting dalam mempertahankan dan meningkatkan daya saing udang Indonesia di pasar global.

Baca Juga: Jenis-Jenis Produk Udang yang Diekspor

Mulai Ekspor Udang Vaname Anda Bersama DELOS!

Persaingan antar negara untuk mendapatkan tempat di pasar internasional memang tidak bisa dihindari. Untuk memenangkan persaingan ini, produsen udang dan pemerintah Indonesia harus terus bekerja sama dalam melakukan inovasi, meningkatkan kualitas produk, serta mengadaptasi strategi pemasaran guna mempertahankan pangsa pasar.

Selain itu, memilih mitra ekspor yang transparan dan terpercaya juga sangat penting dalam industri ini. Untuk itu Anda dapat memilih DELOS AquaLink sebagai mitra ekspor yang transparan dan terpercaya!

DELOS AquaLink telah memiliki reputasi yang sangat baik di industri ini. Terutama dalam hal budidaya udang berkelanjutan serta transparansi dan ketelusuran produk udang kami.

Segera hubungi tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Mulai ekspor udang vaname Anda bersama DELOS AquaLInk!

__________

Sumber: 

Aristiyani, Ririn. (2017). Analisis Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional. [Skripsi]. Bandar Lampung: Universitas Lampung

Tajerin.; Muhammad Noor. (2004). Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional: Sebuah Analisis Dengan Pendekatan Pangsa Pasar Menggunakan Model Ekonometrika. Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 9 No. 2, Desember 2004 halaman 177-91

TROBOS Aqua. (2022). Bangkitnya Udang Ekuador di Pasar As. Majalah TROBOS Aqua edisi 124/15 September - 14 Oktober 2022

Read More
19Apr
Shrimp Export

Mengenal Istilah “Anti Dumping” dalam Ekspor Udang

Pada Oktober 2023, hubungan ekspor udang Indonesia-Amerika Serikat mengalami ketegangan akibat tuduhan pelanggaran anti dumping yang dilayangkan oleh Amerika Serikat. Tidak hanya Indonesia, tuduhan ini juga berimbas ke negara-negara lain seperti Ekuador, Vietnam, dan India. Lantas, apa sebenarnya istilah anti dumping dalam ekspor udang?

Mungkin Anda sudah pernah mendengar istilah anti dumping dalam ekspor udang maupun komoditi lainnya. Dalam dunia perdagangan internasional, anti dumping menjadi salah satu perhatian utama untuk mencegah adanya persaingan yang tidak sehat antar negara pengekspor.

Dalam perdagangan global yang bebas, beberapa negara seringkali melakukan dumping sebagai strategi untuk menguasai pangsa pasar. Hal ini menyebabkan negara-negara lain kehilangan pangsa pasarnya dan membuat persaingan menjadi tidak sehat.

Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan "anti-dumping", dan bagaimana dampaknya terhadap ekspor udang? Artikel ini akan mengulas lebih dalam mengenai hal tersebut.

Baca Juga: Bagaimana Proyeksi Peningkatan Ekspor Udang Indonesia di Tahun 2024?

Amerika Serikat Tuduh Indonesia Melakukan Anti-Dumping Udang

Pada Oktober 2023, Indonesia menghadapi tuduhan antidumping (AD) dan countervailing duties (CVD), terhadap ekspor udang beku Indonesia ke pasar Amerika Serikat dari America Shrimp Processor Association (ASPA) melalui petisi yang mereka layangkan.

Udang Indonesia yang mengalami tuduhan ini hanya udang tropis beku saja, sementara untuk udang segar dan udang breaded tidak termasuk di dalamnya. Tuduhan ini tidak hanya ditujukan kepada Indonesia, melainkan juga Ekuador.

Berdasarkan data yang dipaparkan CNBC Indonesia, dugaan margin dumping dari Indonesia antara 26,13-33,95%. Sementara dari Ekuador yakni 9,55-25,82%. Sedangkan dugaan Tarif Subsidi udang dari Ekuador, India, Indonesia dan Vietnam ada di atas de minimis. Adapun ketentuannya adalah kurang dari 1% untuk negara maju, dan kurang dari 2% untuk negara berkembang.

Berkaitan dengan masalah ini, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah menyiapkan langkah strategis berdasarkan kajian yang dilakukan secara seksama dan memilih lawyer internasional untuk mewakili Pemerintah Indonesia dalam menangani kasus ini.

Selain itu, KKP juga mendampingi eksportir mandatory respondents AD dan CVD bersama lawyer yang telah ditunjuk oleh masing-masing eksportir dalam rangka pengisian kuesioner dari US Department of Commerce (USDOC). Termasuk juga dalam pendampingan dan pengawalan proses hearing dan forum penyampaian argumen yang dilaksanakan oleh USDOC dan USITC.

Hal ini ditempuh oleh KKP untuk mendorong langkah-langkah penyelesaian agar tuduhan anti dumping ini tidak merugikan Indonesia.

Preliminary Determinations in the Anti-Dumping Investigation of Frozen Shrimp from Indonesia

On March 26, 2024, the United States Department of Commerce announced preliminary affirmative determinations in the anti-dumping investigation of frozen shrimp from Ecuador, India, and Vietnam, and a preliminary negative determination in the anti-dumping investigation against shrimp from Indonesia.

Two Indonesian shrimp exporting companies are implicated in this investigation. Each has been assigned subsidy rates of 0.39% and 0.71% against the selling price of shrimp. This has led to grievances from several American shrimp companies and industries.

However, as of now, the investigation into this case has not yet concluded, and the U.S. authorities continue to conduct further inquiries.

Istilah Dumping dalam Perdagangan Internasional

Persaingan pangsa pasar dalam perdagangan internasional menjadi hal yang wajar di kalangan negara-negara pengekspor. Para produsen dan pelaku industri pasti akan berlomba-lomba melakukan inovasi demi mendapatkan dan meningkatkan pangsa pasarnya. Namun, terkadang hal ini menimbulkan persaingan perdagangan yang tidak sehat.

Salah satu bentuk persaingan perdagangan internasional yang tidak sehat adalah dumping. Hal ini karena dumping dapat merugikan dan menyebabkan penyempitan pangsa pasar produsen lain. Selain itu, dumping juga dapat memberikan dampak negatif bagi usaha-usaha mikro di negara importir. Karena hal inilah, maka disusun langkah untuk menanggulanginya dalam kebijakan anti dumping.

Kebijakan anti-dumping digunakan oleh Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) untuk menyelesaikan sengketa dan meredakan kerugian akibat praktik dumping di negara tujuan. Pengusaha atau asosiasi usaha suatu negara dapat mengajukan komplain terhadap produk yang dijual di bawah harga pokok produksi, dengan penerapan bea masuk yang sesuai dengan persentase dumping yang dilakukan oleh negara eksportir untuk mengimbangi dampak ekonominya.

Baca Juga: Tips Pemberian Mineral untuk Tambak Udang

Dampak Dumping pada Ekspor Udang

Ekspor udang adalah salah satu sektor perdagangan yang sering kali menjadi sasaran tindakan dumping. Hal ini terutama terjadi karena industri udang merupakan industri yang cukup besar dan penting secara ekonomi bagi banyak negara. Dampak dari dumping terhadap ekspor udang bisa sangat signifikan, baik bagi negara eksportir maupun importir, yaitu:

1. Dampak pada Negara Eksportir

   - Penurunan Volume dan Pendapatan Ekspor

Tindakan dumping dapat mengarah pada pembatasan atau penalti terhadap ekspor udang dari negara tertentu, mengurangi volume dan pendapatan ekspor bagi negara eksportir.

   - Ketidakpastian dalam Pasar

Produsen udang di negara eksportir mungkin mengalami ketidakpastian dalam pasar internasional karena fluktuasi dalam kebijakan anti-dumping.

2. Dampak pada Negara Importir

   - Kenaikan Harga

Jika tindakan dumping mengarah pada peningkatan tarif atau pembatasan impor, negara importir mungkin menghadapi kenaikan harga untuk produk udang, yang dapat mempengaruhi konsumen lokal serta industri yang menggunakan udang sebagai bahan baku.

   - Ketergantungan Pasokan

Negara importir yang sangat bergantung pada impor udang dari negara tertentu yang terkena dampak dumping mungkin menghadapi masalah ketergantungan pasokan dan mencari alternatif pasokan dari sumber lain.

Pertimbangan Etis dan Ekonomi

Penerapan anti-dumping dalam perdagangan udang menimbulkan pertanyaan etis dan ekonomi yang kompleks. Di satu sisi, tindakan tersebut dapat dianggap sebagai upaya untuk melindungi industri lokal dan mencegah praktik perdagangan yang tidak adil.

Namun, di sisi lain, tindakan tersebut juga dapat menjadi hambatan bagi perdagangan yang bebas dan menyulitkan akses pasar bagi produsen dari negara berkembang yang bergantung pada ekspor udang untuk penghidupan mereka.

Baca Juga: Apakah Pakan Udang Berkualitas Harus Memiliki Kandungan Protein Tinggi?

Dukung Peningkatan Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!

Istilah "anti-dumping" memiliki dampak yang signifikan bagi kedua belah pihak, baik negara eksportir maupun importir. Sementara upaya untuk melindungi industri domestik dapat menjadi pertimbangan utama, perlu juga dipertimbangkan dampaknya terhadap perdagangan internasional secara keseluruhan dan kesejahteraan produsen serta konsumen di seluruh dunia. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang seimbang antara perlindungan industri lokal dan pemeliharaan perdagangan yang adil dan berkelanjutan.

Mari dukung peningkatan ekspor udang Indonesia bersama DELOS! DELOS bersama para petambak berkomitmen untuk meningkatkan kualitas udang Indonesia dan memastikan praktik budidaya udang yang berkelanjutan.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia. Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
10Apr
Fun ReadShrimp Export

Ini Negara Tujuan Ekspor Udang Indonesia

Indonesia, sebagai negara maritim dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, telah menjadi salah satu produsen utama udang di dunia. Negara tujuan ekspor udang Indonesia hasil produksi dalam negeri ini juga sangat beragam. Mulai dari negara-negara di Benua Asia, Eropa, hingga Amerika.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), volume ekspor udang budidaya Indonesia terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Terlebih lagi di tahun 2024 ini, Kementeriaan Kelautan dan Perikanan memiliki target produksi udang yang cukup ambisius, yaitu sebanyak 2 juta ton.

Lantas, ke mana saja udang Indonesia diekspor? Simak selengkapnya dalam artikel ini!

Baca Juga: 8 Rekomendasi Pasar Ikan Segar di Jakarta

Peran Udang dalam Ekspor Indonesia

Udang merupakan salah satu komoditas unggulan dalam ekspor Indonesia. Pasar ekspor utama untuk udang Indonesia meliputi negara-negara Asia, Eropa, dan Amerika Serikat. Berkat kualitasnya yang tinggi, serta sistem budidaya udang yang semakin terkini, permintaan akan udang Indonesia terus meningkat di pasar internasional.

Destinasi Utama Ekspor Udang Indonesia

1. Amerika Serikat

Pasar Amerika Serikat juga merupakan tujuan ekspor yang penting bagi udang Indonesia. Dengan populasi yang besar dan permintaan yang terus meningkat untuk produk laut, Amerika Serikat menjadi pasar yang menjanjikan bagi produsen udang Indonesia.

Dengan pasar yang luas ini, Amerika Serikat menjadi negara tujuan ekspor udang terbesar Indonesia yang mengambil porsi 71,6 persen dari total ekspor udang nasional. Setiap tahunnya, Amerika Serikat mengimpor kurang lebih 700.000 ton udang dengan total 18% atau sekitar 130.000 ton berasal dari Indonesia.

Dengan nilai tersebut, Indonesia berada di posisi kedua sebagai eksportir udang terbesar di Amerika Serikat setelah Ekuador.

2. Jepang

Negara tujuan ekspor udang Indonesia yang kedua adalah Jepang. Budaya kuliner Jepang yang kaya akan produk laut membuat udang Indonesia memiliki pangsa pasar yang stabil di negara ini.

Setiap tahunnya, Jepang mengimpor sebanyak 220.000 ton udang dengan total 16% atau sekitar 35.000 ton berasal dari Indonesia. Dengan nilai ekspor udang ini, Indonesia menempati posisi ketiga sebagai negara eksportir udang terbesar di Jepang setelah India dan Vietnam.

Baca Juga: Apa Itu Istilah MBW dalam Budidaya Udang dan Bagaimana Cara Menghitungnya?

3. Singapura

Di posisi ketiga terdapat negara tetangga, Singapura yang menjadi negara tujuan ekspor udang budidaya Indonesia. Pada tahun 2021, Singapura tercatat mengekspor udang sebanyak 1,89 juta ton dari Indonesia atau dengan nilai total sebesar 8,2 juta US dollar.

4. Malaysia

Malaysia juga menjadi salah satu negara tujuan ekspor udang Indonesia. Pada tahun 2021, negeri jiran tersebut tercatat mengimpor udang dengan volume sebesar 2,07 juta kg atau senilai 3,38 juta USD dari Indonesia.

Baca Juga: Pengaruh Jumlah Pakan Terhadap Laju Pertumbuhan Udang Vaname

Tantangan dan Peluang Ekspor Udang Indonesia di Masa Depan

Meskipun ekspor udang Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, masih ada tantangan yang perlu dihadapi. Beberapa di antaranya termasuk keberlanjutan lingkungan, persaingan global, dan perubahan regulasi perdagangan internasional.

Beberapa wilayah yang memiliki pangsa pasar yang luas seperti Uni Eropa juga berpotensi bagi udang Indonesia. Namun, udang Indonesia terkendala beberapa hal untuk masuk ke dua wilayah ini, di antaranya Uni Eropa hanya menerima udang yang memiliki sertifikasi BAP 3 stars, ASC, BRC/IRF, serta lolos uji antibiotik yang ketat. Untuk itu, para petambak, pemerintah, dan semua pemangku kepentingan harus terus bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.

Mari Dukung Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!

Udang Indonesia memiliki potensi yang sangat tinggi untuk dapat merajai pasar ekspor dunia. Namun, untuk mencapai hal ini, diperlukan adanya kerja sama yang solid antara para produsen udang, eksportir, hingga pemerintah untuk memaksimalkan potensi udang Indonesia.

DELOS, together with Indonesian shrimp farmers, is committed to improving the quality of Indonesian shrimp through sustainable farming. Let’s support the increase in production and export value of Indonesian shrimp together with DELOS! Visit www.delosaqua.com or contact contact@delosaqua.com.

Read More
01Apr
Shrimp Export

Sertifikasi HACCP: Prosedur, Syarat, dan Cara Memperolehnya

Sertifikasi HACCP menjadi salah satu sertifikasi yang harus Anda miliki jika ingin melakukan ekspor udang ke luar negeri. Beberapa negara seperti Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat mewajibkan pengekspor memiliki sertifikasi ini.

Sertifikasi HACCP atau Hazard Analysis and Critical Control Point merupakan sertifikasi keamanan pangan untuk mendeterminasi bahaya keamanan pangan dan menerapkan kendali untuk memastikan produk yang dihasilkan aman.

Lantas, bagaimana cara memperoleh sertifikasi HACCP? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: Sertifikasi CBIB untuk Budidaya Udang dan Cara Mendapatkannya

Apa itu Sertifikasi HACCP?

Sertifikasi HACCP atau Hazard Analysis and Critical Control Point adalah sertifikasi yang ditujukan untuk memastikan tingkat keamanan dari produk pangan yang akan dipasarkan, baik di dalam negeri maupun diekspor ke luar negeri. 

Metode sertifikasi HACCP sudah diakui internasional dan menjadi standar dari semua perusahaan pangan di dunia. Namun, untuk mendapatkan sertifikasi ini, perlu dilakukan identifikasi, analisis, serta mengelola faktor risiko yang dapat membahayakan konsumen selama proses produksi berlangsung.

Metode peniliaian sertifikasi ini dimulai dari pemilihan bahan baku yang berkualitas dan aman, produksi, hingga ke penanganan distribusi produk ke konsumen. Sebab, sertifikasi ini menjadi jaminan jika produk pangan yang dipasarkan sudah aman untuk dikonsumsi.

Persyaratan Dokumen untuk Sertifikasi HACCP

Sebelum mengajukan sertifikasi HACCP, Anda perlu menyiapkan dokumen-dokumen yang meliputi:

  1. Nomor Induk Berusaha (NIB)
  2. Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP)
  3. Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
  4. Panduan Mutu yang telah divalidasi
  5. Rekaman Audit Internal

Baca Juga: Mudah! Ini Panduan Ekspor Udang ke Uni Eropa

Prosedur Mendapatkan Sertifikasi HACCP

Untuk memperoleh sertifikasi Hazard Analysis and Critical Control Point, berikut adalah prosedur yang akan Anda lewati:

1. Persiapan

Sebelum mengajukan permohonan sertifikasi HACCP, Unit Pengolahan Ikan (UPI) harus menyiapkan terlebih dahulu seluruh dokumen dan persyaratan untuk mendapatkan sertifikasi ini agar proses pengajuan berjalan lancar.

2. Mengimplementasikan Sistem HACCP

Sistem HACCP telah dirancang spesifik untuk jenis produk pangan tertentu di mana masing-masing produk pangan memiliki sistem yang berbeda pula. Untuk itu, pastikan Anda telah menerapkan sistem yang sesuai dengan produk Anda.

3. Analisis

Lakukan analisis dan evaluasi internal terkait pengaplikasian sistem HACCP yang telah diterapkan di perusahaan Anda. Namun, jika Anda masih mengalami kesulitan dalam hal pengaplikasian, Anda bisa menggunakan layanan konsultan yang membantu proses evaluasi dan analisis untuk sertifikasi ini.

4. Audit dan Penilaian oleh Tim HACCP

Setelah melakukan analisis dan evaluasi internal, Anda dapat melakukan permohonan sertifikasi HACCP. Kemudian Tim HACCP akan melaksanakan inspeksi dan menugaskan TIm Inspektur Mutu untuk melaksanakan pemeriksaan dokumen, inspeksi lapangan, desk audit, dan melaporkan hasil inspeksi.

Pada tahap inspeksi, tim penilai HACCP akan melakukan peninjauan lokasi produksi secara menyeluruh, wawancara dengan staff untuk memastikan seluruh staff sudah memahami sistem HACCP, memeriksa sampel pangan, dan memberikan ulasan mengenai implementasi HACCP.

5. Hasil Penilaian

Tim auditor dan penilai HACCP akan memberikan catatan berupa kekurangan apa saja yang harus diperbaiki dari pengimplementasian sistem ini. Perusahaan akan diberikan waktu untuk memperbaiki kekurangan yang ada.

Selanjutnya, perusahaan wajib melaporkan kembali ke tim auditor untuk pengecekan ulang dan memastikan sudah ada perbaikan sesuai yang disarankan. Jika perbaikan sudah sesuai, sertifikat akan diterbitkan.

Baca Juga: Ingin Ekspor Udang ke Amerika Serikat? Perhatikan Persyaratannya Berikut Ini

Manfaat Memiliki Sertifikasi HACCP

Memiliki sertifikasi HACCP memiliki beberapa manfaat yang menguntungkan perusahaan Anda, di antaranya:

  1. Meningkatkan kepercayaan konsumen.
  2. Menaikkan citra dari produk tersebut.
  3. Melebarkan jaringan bisnis, bahkan hingga ke luar negeri.
  4. Memberi jaminan akan keamanan dan kualitas produk.
  5. Media untuk promosi produk.

Mulai Ekspor Udang Vaname Anda Bersama AquaLink!

Itulah cara mendapatkan sertifikasi HACCP yang bisa Anda ikuti, terutama jika Anda ingin melakukan ekspor udang ke luar negeri. Sertifikat HACCP untuk perusahaan Anda akan ditetapkan dalam waktu 10 hari sejak permohonan sertifikasi diterima oleh Tim Pengendalian Mutu BKIPM.

Setelah memiliki sertifikasi HACCP, Anda dapat melakukan ekspor udang vaname ke beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Tiongkok. Selain itu, Anda juga perlu menemukan mitra yang tepat untuk mengekspor udang Anda.

Anda dapat memilih AquaLink sebagai mitra ekspor udang Anda! AquaLink dapat membantu Anda merambah pasar global dengan harga terbaik dan sistem yang transparan.

Segera hubungi Tim DELOS AquaLink melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami di www.delosaqua.com untuk memulai ekspor udang vaname Anda bersama AquaLink!

Read More
29Feb
Shrimp Export

Pengendalian Mutu Udang Ekspor dengan Konsep HACCP

Konsep HACCP (Hazard Analysis Critical Control Point) merupakan sebuah metode sistematis berbasis sains dari sistem manajemen risiko yang mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengendalikan risiko bahasa keamanan pangan. Indonesia telah menerapkan sistem pembinaan mutu udang ekspor dengan Program Manajemen Mutu Terpadu yang pada hakekatnya merupakan bentuk pengaplikasian konsep HACCP yang telah disesuaikan dengan kondisi pengolahan di Indonesia.

Sebagai salah satu komoditas perikanan terbesar, udang Indonesia memiliki permintaan tinggi di pasar Internasional. Ekspor udang menjadi salah satu sumber pendapatan yang signifikan untuk negara. Namun, untuk mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar, penting bagi produsen dan pelaku industri untuk menjag amutunya dengan baik. Salah satu pendekatan yang efektif dalam pengendalian mutu adalah melalui penerapan konsep Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP).

Lantas, bagaimana pengendalian mutu ekspor udang vaname dengan konsep HACCP? Selengkapnya baca dalam artikel berikut ini.

Baca Juga: Penerapan Ketertelusuran pada Produk Ekspor Udang Vaname

Apa itu HACCP?

HACCP merupakan suatu sistem manajemen mutu yang didasarkan pada identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan pengendalian titik-titik kritis dalam proses produksi. Konsep ini pertama kali dikembangkan oleh NASA pada tahun 1950-an untuk memastikan keamanan pangan bagi astronot. Sejak itu, HACCP telah menjadi standar internasional dalam industri pangan, termasuk industri perikanan.

Dengan memenuhi persyaratan dalam penanganan maupun pengolahan berdasarkan konsep HACCP, diharapkan hasil pengolahan udang Indonesia dapat memenuhi standar mutu yang ditetapkan baik secara nasional maupun internasional.

Dalam ekspor udang vaname, kontinuitas mutu produk sangat penting untuk meningkatkan kepercayaan negara-negara importir terhadap mutu produk udang Indonesia. Oleh karena itu, produsen udang harus semaksimal mungkin memenuhi keinginan negara importir untuk menjaga kepercayaan dan kontinuitas ekspor yang dilakukan yang pada akhirnya mampu memberikan devisa bagi negara.

Langkah-langkah HACCP dalam Konteks Udang Ekspor

1. Identifikasi Risiko Bahaya

Langkah pertama dalam penerapan HACCP adalah mengidentifikasi semua risiko bahaya yang mungkin terkait dengan setiap tahapan produksi untuk pengendalian mutu udang ekspor. Bahaya-bahaya ini bisa berasal dari berbagai sumber, termasuk kontaminasi bakteri, kimia, atau fisik.

Masing-masing potensi bahaya yang teidentifikasi harus dinilai signifikansinya untuk kemudian dilakukan pembahasan mengenai tindakan apa yang harus diterapkan untuk mengendalikan masing-masing potensi bahaya. Terdapat tiga langkah utama yang dilakukan, yaitu: identifikasi semua potensi bahaya, analisis bahaya, dan identifikasi tindakan pengendalian untuk bahaya yang signifikan.

2. Identifikasi Titik Kendali Krisis (CCP) Keamanan Pangan Udang Ekspor

Setelah bahaya diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menetapkan titik-titik kritis kontrol dalam proses produksi. CCP adalah tahapan di mana pengendalian harus diterapkan untuk mencegah, menghilangkan, atau mengurangi bahaya menjadi tingkat yang dapat diterima. Tidak ada metodologi khusus dalam penentuan CCP. Seluruhnya bergantung pada bisnis produksi udang dan Tim HACCP untuk menerapkan metodologi mana yang dipilih.

3. Menetapkan Batas Kritis untuk Setiap CCP

Setiap CCP memiliki batas kritis yang harus dipenuhi agar keamanan dan mutu udang ekspor terjaga. Misalnya, suhu penyimpanan udang harus di bawah batas kritis tertentu untuk mencegah pertumbuhan bakteri yang merugikan. Batas kritis ini harus dapat diukur dan mempunyai kemampuan untuk memantau dan mengukur sesuai dengan waktu riilnya.

4. Pembuatan Sistem Pemantauan

Pemantauan adalah tindakan yang terencana dan terjadwal atau pengamatan pada sebuah titik kendali kritis relatif untuk menetapkan batas kritis. Sistem pemantauan yang efektif diperlukan untuk memastikan bahwa CCP beroperasi sesuai yang diinginkan. Ini melibatkan pengawasan secara teratur dan pengukuran parameter-parameter kritis seperti suhu, kebersihan, dan keasaman yang dilakukan sesuai dengan waktu riilnya.

5. Menetapkan Tindakan Korektif

Developing an HACCP plan for controlling the quality of exported shrimp requires time and resources. However, there will be times when critical limits lose control. When this happens, it is crucial to control the process as quickly as possible and implement predetermined corrective actions.

Corrective actions may include temporarily stopping production, conducting additional sanitation, or adjusting operational parameters.

6. Verification

To increase confidence in the quality control of the export shrimp, several verification activities must be routinely performed to demonstrate that the established plan has been implemented and is working effectively.

Verification processes are carried out to ensure that the HACCP system functions as intended. This involves internal audits, laboratory testing, and continuous monitoring.

7. Documentation

All steps in implementing HACCP must be thoroughly documented. All HACCP procedures for controlling the quality of Indonesian shrimp exports must be documented. This is to ensure that producers can demonstrate effective control over critical safety aspects. Documentation should demonstrate that hazards have been accurately identified and critical limits have been correctly set.

This documentation includes HACCP plans, monitoring records, corrective action records, and all other relevant documents. These records should provide objective evidence that all monitoring, corrective actions, and verification activities have been carried out.

Baca Juga: 7 Strategi Dongkrak Produksi dan Ekspor Udang Vaname Indonesia

Benefits of Implementing HACCP in the Export Shrimp Industry

Implementing the HACCP concept in the export shrimp industry provides several significant benefits, including:

1. Improving Food Safety

By identifying and controlling potential hazards, HACCP helps ensure that exported shrimp are safe for consumption.

2. Enhancing Product Quality

By paying attention to critical points in the production process, HACCP helps maintain the quality of shrimp, such as colour, texture, and taste, which are important for customer satisfaction.

3. Meeting International Standards

Many countries require the implementation of HACCP as a prerequisite for importing fish products. By implementing HACCP, shrimp producers can ensure that their products meet strict international standards.

4. Increasing Market Competitiveness

Shrimp products produced through the HACCP system tend to be more favoured in the international market due to their reputation for safety and quality.

Baca Juga: Sertifikasi HACCP: Prosedur, Syarat, dan Cara Memperolehnya

Support the Increase of Indonesian Shrimp Exports with DELOS!

Implementing the HACCP concept is not only a necessity for shrimp export producers but also a long-term investment in the sustainability of the industry and maintaining the quality control of the export shrimp. By ensuring the safety and quality of products, the shrimp industry can continue to grow and provide significant economic benefits to producing countries.

Let’s support the increase in Indonesian shrimp exports to the global market with DELOS! DELOS, along with shrimp farmers, remains committed to improving the quality of Indonesian shrimp and ensuring sustainable shrimp farming processes.

Contact DELOS at contact@delosaqua.com or visit our website at www.delosaqua.com. Let’s support Indonesian shrimp exports together with DELOS!

Read More
21Feb
Shrimp ExportTips

7 Strategi Dongkrak Produksi dan Ekspor Udang Vaname Indonesia

Udang Vaname telah menjadi salah satu komoditas unggulan dalam ekspor perikanan Indonesia ke pasar global. Namun, naik-turunnya nilai ekspor membuat pemerintah dan pelaku industri harus mulai menemukan strategi baru untuk mendongkrak produksi dan ekspor udang vaname Indonesia.

Hal ini bertujuan untuk mempertahankan posisi udang Indonesia di pasar global dan meningkatkan daya saing. Dalam artikel ini akan dibahas beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk meningkatkan produksi dan ekspor udang Vaname Indonesia.

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengganti Air Tambak Udang?

Strategi Dongkrak Produksi dan Ekspor Udang Vaname Indonesia

1. Peningkatan Kualitas Budidaya

Langkah pertama yang perlu dilakukan untuk dongkrak produksi dan ekspor udang Vaname Indonesia adalah dengan meningkatkan kualitas budidaya. Hal ini mencakup pemilihan benur yang unggul, penerapan teknologi budidaya yang modern, serta pengelolaan kualitas air yang baik. 

Dengan meningkatkan kualitas budidaya, diharapkan produksi udang Vaname dapat ditingkatkan secara signifikan, sehingga dapat memenuhi permintaan pasar ekspor yang terus meningkat.

2. Peningkatan Skala Usaha

Selain meningkatkan kualitas budidaya, peningkatan skala usaha juga menjadi strategi penting dalam meningkatkan produksi udang Vaname. Dengan meningkatkan skala usaha, efisiensi produksi dapat ditingkatkan, sehingga biaya produksi per unit dapat dikurangi. Hal ini akan membuat produk udang Vaname Indonesia menjadi lebih kompetitif di pasar global.

3. Diversifikasi Produk

Untuk meningkatkan daya saing di pasar global, Indonesia perlu melakukan diversifikasi produk udang Vaname. Selain udang segar, Indonesia juga dapat memperluas produksi udang olahan, seperti udang beku, udang kering, atau produk olahan lainnya. 

Diversifikasi produk akan memberikan fleksibilitas dalam memenuhi permintaan pasar yang beragam, serta meningkatkan nilai tambah produk udang Vaname Indonesia.

Baca Juga: 7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Yang Harus Anda Ketahui

4. Penguatan Sistem Distribusi dan Logistik

Penguatan sistem distribusi dan logistik juga menjadi kunci dalam meningkatkan ekspor udang Vaname. Indonesia perlu memperbaiki infrastruktur logistik, seperti pelabuhan dan jaringan transportasi, untuk memastikan kelancaran distribusi produk udang Vaname ke pasar ekspor. Selain itu, pengembangan sistem informasi dan teknologi juga dapat membantu dalam memantau dan mengelola rantai pasok secara lebih efisien.

5. Peningkatan Standar Mutu dan Keamanan Produk

Untuk mempertahankan dan meningkatkan kepercayaan pasar internasional, Indonesia perlu terus meningkatkan standar mutu dan keamanan produk udang Vaname. Hal ini mencakup penerapan standar budidaya yang ramah lingkungan, serta pemantauan ketat terhadap penggunaan bahan kimia dan obat-obatan dalam budidaya udang. 

Dengan memastikan produk udang Vaname Indonesia memenuhi standar mutu dan keamanan yang tinggi, Indonesia dapat memperkuat posisinya di pasar global.

6. Promosi dan Pemasaran Aktif

Upaya promosi dan pemasaran yang aktif juga menjadi strategi penting dalam meningkatkan ekspor udang Vaname Indonesia. Melalui partisipasi dalam pameran dagang internasional, kampanye promosi melalui media sosial, dan kerjasama dengan lembaga pemasaran internasional, Indonesia dapat meningkatkan visibilitas dan citra merek produk udang Vaname. Promosi yang efektif akan membantu meningkatkan permintaan pasar dan memperluas pangsa pasar ekspor.

7. Pengembangan Kemitraan Strategis

Terakhir, pengembangan kemitraan strategis dengan negara-negara pengimpor utama juga dapat menjadi strategi yang efektif dalam meningkatkan ekspor udang Vaname Indonesia. Melalui kerjasama bilateral atau multilateral, Indonesia dapat memperluas akses pasar, memperkuat hubungan dagang, dan memperoleh keuntungan kompetitif dalam perdagangan internasional.

Baca Juga: Ciri-Ciri Udang yang Memenuhi Kualitas Ekspor

Dukung Peningkatan Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!

Strategi dongkrak produksi dan ekspor udang vaname Indonesia diperlukan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat di pasar global. Dengan berbagai strategi di atas, Indonesia dapat memperkuat posisinya sebagai salah satu produsen dan eksportir udang Vaname terkemuka di dunia.

Untuk itu, mari bersama DELOS kita dukung peningkatan ekspor udang Indonesia ke pasar dunia. DELOS adalah perusahaan startup yang bergerak di bidang aquatech dan berusaha untuk mendisrupsi industri akuakultur tradisional dan terfragmentasi di Indonesia.

Bersama petambak Indonesia, DELOS terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas udang Indonesia dan memastikan proses budidaya udang yang berkelanjutan.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia. Hubungi DELOS melalui contact@delosaqua.com atau kunjungi website kami di www.delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
18Feb
Shrimp Export

Penerapan Ketertelusuran pada Produk Ekspor Udang Vaname

Sistem ketertelusuran pada produk ekspor udang vaname dikembangkan untuk mencegah kejahatan pangan dan membantu pelaksanaan penarikan produk saat diperlukan. Hal ini agar proses ekspor udang vaname berjalan secara efektif dan efisien. Selain itu, ketertelusuran juga menjadi alat bantu pengembangan standar pangan global.

Perhatian terhadap kualitas dan keamanan pangan masyarakat dalam negeri maupun global semakin meningkat akhir-akhir ini. Sebagian besar konsumen lebih memperhatikan proses pengolahan pangan from farm to table.

Terjaminnya keteluketertelusuran suatu produk ekspor udang vaname dapat meningkatkan nilai jual produk tersebut. Hal ini karena konsumen menjadi lebih percaya terhadap produk yang mereka pilih. Selengkapnya, baca dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: Kapan Waktu yang Tepat untuk Mengganti Air Tambak Udang?

Apa Itu Ketertelusuran pada Produk Ekspor Udang Vaname?

Food traceability atau ketertelusuran pada produk ekspor udang vaname adalah suatu metode untuk menelusuri saat udang dibudidayakan dan kemudian diolah sepanjang rantai pangan hingga siap dikonsumsi.

Selain itu, terdapat pula food authentication yang menjadi metode untuk memberikan jaminan kepada konsumen untuk memperoleh haknya sesuai dengan komposisi yang tertera pada label produk udang vaname yang dipasarkan.

Baik food traceability maupun food authentication diperlukan untuk memastikan bahwa produk yang dipasarkan bukan merupakan produk yang dihasilakn dari kejahatan pangan (food fraud) yang peluang terjadinya cukup tinggi di era globalisasi ini.

Perkembangan dari sistem ketertelusuran dan autentikasi pangan ini dapat diikuti sejak 1994 saat ISO mendefinisikan mengenai istilah traceability (ISO 8402). Selanjutnya, tahun 2022 the Foof Safety Agency (FSA) menambahkan karakteristiknya, dan unit-unit yang menjadi titik kritis yang harus tercatat dengan baik.

Tahun 2004, CODEX memperbaruhi definisi traceability, dan tahun 2005 ISO melalui ISO 9000, mengemukakan definisi baru dan perlakuan aplikasinya ke depan. Sementara di sisi lain, Danezis et al. (2016) mengembangkan definisi authentication, yaitu suatu metode untuk penjaminan sesuai label yang diberikan, penambahan informasi bahan asal, dan metode proses yang diterapkan.

Baca Juga: 7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Yang Harus Anda Ketahui

Sistem Ketertelusuran Produk Ekspor Udang Vaname

Dalam sistem ketertelusuran produk ekspor udang vaname dan produk-produk pangan lainnya, dikenal istilah tracking dan tracing. Tracking adalah kegiatan penelusuran ke arah hilir, sedangkan tracing adalah kegiatan penelusuran ke arah hulu.

Ketertelusuran adalah suatu mekanisme kegiatan yang meliputi identikasi unit-unit proses sebagai titik kritis untuk melakukan pengamatan, hubungan (link), pencatatan informasi, dan pengumpulan serta penyimpanan informasi dan verifikasinya.

Publikasi yang dikeluarkan FAO pada tahun 2017 berupa pedoman yang memuat pronsip dan implementasi ketertelusuran mulai dari tingkat petani, pemasok, jasa pangan, eksportir, dan seterusnya hingga siap konsumsi.

Pedoman tersebut memuat contoh implementasi yang meliputi hal-hal yang perlu disiapkan, cara melakukan proses ketertelusuran, hingga teknologi yang digunakan. Pada prinsipnya, pelaku dapat mengidentifikasi unit-unit pengamatan kritis untuk menjadi pusat perhatian, memberinya identitas yang jelas, dan menerapkan metode yang sesuai.

Misalnya, perusahaan processing udang vaname harus tahu betul identitas dan karakter pemasok produk ekspor udang vaname mereka. Demikian pula sebaliknya, pemasok atau petambak udang harus tau dan memahami informasi perusahaan processing yang mereka pilih untuk memproses udang mereka.

Kegiatan perekaman juga menjadi salah satu cara yang ditempuh bagi para pelaku usaha ekspor udang vaname. Perekaman secara modern dapat dilakukan secara elektronik dan data dapat disimpan secara real time untuk memudahkan proses ketertelusuran saat diperlukan. Hal ini memudahkan konsumen dan pelaku industri untuk mengetahui asal produk yang mereka beli.

Peluang dan Tantangan Ketertelusuran Produk Ekspor Udang Vaname

Rantai pangan global menuntut pemenuhan data dan tantangan terbesar dari proses ketertelusuran adalah penyimpanan data yang bersifat multidimensi. Tanpa adanya kelengkapan dan kemudahan mendapatkan data suatu bahan baku, proses pembuatan produk, maka proses ketertelusuran tidak mudah dilakukan.

Pengembangan teknologi yang akan mempermudah proses ketertelusuran seperti penggunaan IoT, big data, machine learning, dan sejenisnya sudah seharusnya mulai dilakukan dan diterapkan. Selain itu, pemerintah juga berperan penting dalam proses pengembangan ketertelusuran pada produk ekspor udang vaname ini melalui regulasi-regulasi yang dikeluarkan.

Baca Juga: Tantangan Usaha Budidaya Udang Vaname

Dukung Peningkatan Kualitas Ekspor Udang Vaname Indonesia Bersama DELOS!

Ketertelusuran produk ekspor udang vaname menjadi tanggung jawab setiap pelaku industri. Mulai dari petambak, processor, distributor, hingga eksportir dan importir. Hal ini bertujuan untuk memastikan produk yang sampai ke tangan konsumen bukan merupakan produk yang menjadi bagian dari kejahatan pangan.

Mari kita dukung peningkatan kualitas dan volume ekspor udang Indonesia, khususnya udang vaname, ke pasar dunia bersama DELOS! DELOS, bersama para petambak terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas udang Indonesia dan memastikan proses budidaya udang yang berkelanjutan.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia! Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
10Feb
Shrimp Export

Ciri-Ciri Udang yang Memenuhi Kualitas Ekspor

Udang telah lama menjadi komoditas ekspor perikanan terbesar Indonesia di pasar internasional. Namun sebelumnya, udang harus memenuhi ciri-ciri udang kualitas ekspor terlebih dahulu agar mampu bersaing.

Kualitas udang yang diekspor menjadi kunci penting bagi negara-negara penghasil udang untuk memasuki pasar global dan mempertahankan reputasi mereka. Nah, berikut adlaah ciri-ciri selengkapnya.

Baca Juga: 4 Resep Masakan Udang Khas Amerika yang Populer dan Lezat

Ciri-Ciri Udang Kualitas Ekspor

1. Kesegaran Udang

Ciri-ciri udang kualitas ekspor yang pertama dapat dilihat dari kesegarannya. Udang berkualitas ekspor harus memiliki tekstur yang kenyal dan mantap. Kulit udang seharusnya kokoh, tidak lembek, dan tidak berlendir. Selain itu, udang harus terasa segar, tanpa bau amis atau anyir yang kuat.

2. Warna yang Cerah dan Konsisten

Warna udang adalah indikator penting dari ciri-ciri udang kualitas ekspor. Udang berkualitas ekspor umumnya memiliki warna yang cerah dan konsisten. Warna kulit yang redup atau pudar bisa menjadi tanda kurangnya kesegaran atau penanganan yang tidak tepat.

3. Ukuran yang Konsisten

Ukuran udang juga penting dalam menentukan kualitasnya. Produsen udang ekspor harus memastikan bahwa ukuran udang yang dikirimkan sesuai dengan spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Udang dengan ukuran yang tidak konsisten mungkin menimbulkan ketidakpuasan bagi konsumen.

4. Kondisi Kebersihan dan Kesehatan yang Baik

Ciri-ciri udang kualitas ekspor selanjutnya adalah harus memenuhi standar kondisi kebersihan dan kesehatan yang baik. Udang yang akan diekspor harus bebas dari kotoran, parasit, atau kerusakan fisik lainnya. Pembersihan dan pengolahan udang harus dilakukan dengan hati-hati untuk memastikan kebersihan dan kesehatan produk. Kontaminasi bakteri atau bahan kimia yang berbahaya harus dihindari sepenuhnya.

Baca Juga: Manfaat Es Batu untuk Menjaga Kesegaran Udang Vaname Setelah Dipanen

5. Diproses dan Ditangani dengan Tepat

Proses penanganan udang dan pemrosesan udang yang baru saja dipanen hingga pengemasan sangat penting dalam menjaga kualitasnya. Udang harus segera ditangani setelah dipanen untuk mencegah kerusakan dan penurunan kualitas. Pendinginan yang cepat dan pengemasan yang sesuai dalam suhu yang tepat dapat memperpanjang umur simpan udang.

6. Memiliki Sertifikasi Standar Internasional

Udang yang dimaksudkan untuk diekspor harus memenuhi standar kualitas dan keamanan pangan internasional, seperti HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points), standar Global Good Agricultural Practices (GAP), dan sertifikat-sertifikat lainnya. Sertifikasi seperti halal atau organik juga dapat meningkatkan daya saing produk di pasar global.

7. Patuh Terhadap Regulasi

Produsen udang ekspor harus memastikan bahwa proses produksi mereka mematuhi semua regulasi dan peraturan yang berlaku baik di negara asal maupun negara tujuan ekspor. Kepatuhan terhadap aturan terkait lingkungan, tenaga kerja, dan kesejahteraan hewan juga semakin dihargai oleh pasar global.

8. Pengemasan yang Sesuai

Ciri-ciri udang kualitas ekspor yang terakhir adalah dikemas sesuai standar untuk menjaga kualitasnya selama pengiriman dan penyimpanan. Pengemasan harus dilakukan dengan material yang sesuai, kuat, dan higienis. Informasi yang jelas mengenai asal udang, tanggal produksi, dan informasi lainnya juga harus disertakan dalam kemasan.

Baca Juga: 7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Yang Harus Anda Ketahui

Dukung Peningkatan Nilai Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!

Dengan memperhatikan ciri-ciri udang kualitas ekspor di atas, produsen udang dapat memastikan bahwa produk mereka memenuhi standar kualitas ekspor yang tinggi. Hal ini tidak hanya dapat meningkatkan daya saing produk mereka di pasar internasional, tetapi juga membangun reputasi yang baik dan memperluas pangsa pasar global mereka.

Mari bersama kita dukung peningkatan ekspor udang Indonesia ke pasar global bersama DELOS! DELOS, bersama para petambak terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas udang Indonesia dan memastikan proses budidaya udang yang berkelanjutan.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia. Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
29Jan
Shrimp Export

Bagaimana Proyeksi Peningkatan Ekspor Udang Indonesia di Tahun 2024?

Peningkatan ekspor udang Indonesia menjadi salah satu target besar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di tahun 2024 ini. Sejak tahun 2020, KKP telah menetapkan target ambisius peningkatan ekspor udang sebesar 250 persen.

Angka 250% ini didasarkan pada produksi udang nasional sepanjang 2020 yang mencapai angka 856.753 ton. Volume produksi udang ini mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga membuat KKP percaya diri akan target peningkatan ekspor udang Indonesia di tahun 2024 ini.

Tentu, hal ini memicu perbincangan tentang bagaimana strategi yang akan diterapkan agar target tersebut tercapai. Simak selengkapnya dalam artikel ini:

Apakah Target Ini Realistis?

Menurut Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh. Abdi Suhufan, target peningkatan volume ekspor udang sebanyak 250% ini cukup realistis jika dibarengi dengan adanya terobosan dan inovasi. Tentu hal ini membutuhkan kerja sama yang baik dan kuat dari semua pihak pemangku kepentingan yang terlibat dalam subsektor perikanan budidaya.

Selain itu, terdapat sejumlah masalah mendasar yang selama ini kurang diperhatikan oleh KKP yang berpotensi menghambat tercapainya target tersebut. Masalah ini terkait pada proses produksi udang, status lahan tambak, kondisi saluran air, ketersediaan air untuk budidaya, dan sebagainya.

Menurut Suhufan, jika KKP hanya melakukan intervensi sebatas pada penyediaan bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan, seperti benih, pintu air, dan genset, hal ini tidak bisa mendorong peningkatan angka produksi udang yang signfikan yang tentunya akan berpengaruh pada volume udang yang diekspor.

Baca Juga: Kunci Keberhasilan dalam Membangun Citra Ekspor Udang yang Unggul

1. Pentingnya Ekspor Udang bagi Perikanan Nasional

Ekspor udang telah menjadi kontributor utama dalam total nilai ekspor produk perikanan nasional. Pada tahun 2023, volume ekspor udang Indonesia mencapai 241.200 ton dengan total nilai sebesar 2,16 miliar dollar AS.

Sementara produksi udang nasional di tahun 2022 mencapai 1,48 juta ton dengan nilai Rp92,69 triliun. Nilai ini meningkat 21,25% dibanding tahun sebelumnya. Tentu, adanya peningkatan produksi yang tidak dibarengi dengan peningkatan nilai ekspor menjadi PR yang besar bagi pelaku industri ini.

2. Target dan Strategi KKP

Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target ekspor udang hingga 250% di tahun 2024 ini. Beberapa strategi untuk mencapai target ini telah dilakukan oleh KKP, salah satunya adalah pembangunan tambak udang modern di BUBK Kebumen.

Menteri KKP, TB Haeru Rahayu mengungkapkan jika untuk mencapai target peningkatan nilai ekspor udang hingga 250 persen harus mengandalkan tambak dengan teknologi intensif dan super intensif yang memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi.

3. Pengembangan Kawasan Tambak Berkelanjutan sebagai Pendorong Produksi Udang

Model percontohan pengelolaan kawasan tambak udang berkelanjutan telah berhasil diterapkan oleh KKP di tambak udang modern BUBK Kebumen. Pendekatan ini menekankan pengelolaan terintegrasi dan ramah lingkungan, sehingga kegiatan budidaya udang dapat dilakukan secara terus-menerus dan target produksi dapat tercapai.

Baca Juga: Hambatan dan Tantangan Ekspor Udang Indonesia di Pasar Global

4. Peran Swasta dan Investor dalam Mewujudkan Proyeksi

Banyak perusahaan swasta nasional mulai tertarik pada bisnis budidaya udang, terutama dengan model pengelolaan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tentu hal ini dapat membuat target eskpor udang nasional lebih cepat tercapai. Keseriusan semua stakeholders dapat menjadi kunci keberhasilan dan peluang besar terbuka untuk meningkatkan supply share ekspor udang nasional.

5. Tantangan yang Dihadapi dan Solusinya

Untuk mencapai suatu target, tentu akan ada tantangan yang dihadapi. Ini menjadi salah satu hal yang harus disoroti untuk meningkatkan nilai ekspor udang Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan perusahaan swasta nasional menjadi hal yang krusial untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi potensi kendala.

6. Peluang Peningkatan Ekspor Udang Indonesia

a. Diversifikasi Pasar Ekspor

Diversifikasi pasar ekspor dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan nilai ekspor udang Indonesia. Saat ini, sekitar 18,35% dari total volume produksi udang nasional diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan China. Peningkatan penetrasi pasar ke negara-negara berkembang dan potensial lainnya dapat membuka pintu untuk peningkatan share ekspor yang lebih besar.

b. Peningkatan Nilai Tambah Produk

Dengan memperluas lini produk dan meningkatkan kualitas, udang Indonesia dapat memenuhi permintaan konsumen yang semakin beragam di pasar internasional. Inovasi dalam pengolahan udang, seperti produk olahan bernilai tinggi, dapat membuka peluang baru dalam meningkatkan daya saing di pasar global.

c. Peningkatan kolaborasi

Kolaborasi dapat mendukung inovasi dalam budidaya udang. Mulai dari segi ilmu pengetahuan, penelitian, hingga teknologi. Hal ini dapat membuat praktik budidaya yang lebih efisien, dan peningkatan kualitas udang dapat membuka pintu menuju pangsa pasar yang lebih besar.

Baca Juga:  7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Yang Harus Anda Ketahui

Dukung Peningkatan Nilai Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!

Target peningkatan nilai ekspor udang Indonesia hingga 250% pada tahun 2024 merupakan sebuah target ambisius yang tidak mustahil untuk diwujudkan. Strategi pengembangan kawasan tambak berkelanjutan dan kolaborasi untuk menghasilkan inovasi menjadi kunci utamanya.

Mari bersama DELOS in supporting the increase in Indonesian shrimp export volume, especially vannamei shrimp, to the global market! DELOS, together with shrimp farmers, is committed to improving the quality of Indonesian shrimp and ensuring sustainable shrimp farming practices.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia! Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
23Jan
Shrimp Export

7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Yang Harus Anda Ketahui

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor udang Indonesia tebilang cukup beragam dan kompleks. Pasalnya, hal ini tidak hanya berasal dari pihak importir saja, melainkan juga dari pihak eksportir. Selain itu, proses budidaya yang dilakukan pun juga turut berpengaruh. 

Sementara itu, proses budidaya udang sendiri juga turut membentuk pola dinamika ekspor tersebut. Keseluruhan dinamika ini menciptakan landasan yang rumit dan serbaguna, memerlukan pemahaman mendalam untuk merespon perubahan dan memaksimalkan potensi ekspor udang Indonesia di pasar global.

Dalam konteks ini, penelitian mendalam dan pemahaman menyeluruh terhadap faktor-faktor tersebut menjadi esensial untuk mengoptimalkan posisi Indonesia dalam industri ekspor udang yang kompetitif.

Baca Juga: Jenis-Jenis Produk Udang yang Diekspor

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Indonesia

1. Produksi Domestik

Produksi domestik merupakan fondasi utama dalam menentukan ketersediaan udang untuk diekspor. Faktor-faktor seperti teknologi, infrastruktur, dan kebijakan pemerintah yang mendukung jalannya budidaya udang domestik di Indonesia memainkan peran penting. 

Salah satu hal yang perlu diperhatikan para pemangku kepentingan adalah peningkatan produksi harus dilakukan agar ketersediaan pasokan udang untuk diekspor selalu ada agar semakin menguntungkan perekonomian Indonesia.

2. Harga Komoditas Udang

Harga komoditas udang menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi ekspor udang Indonesia. Harga ekspor yang rendah di pasaran menjadikan persaingan produk lebih kompetitif. 

Fluktuasi harga dapat dipengaruhi oleh kondisi pasokan global, permintaan pasar, dan faktor-faktor lainnya. Oleh karena itu, pemantauan dan penyesuaian terhadap perubahan harga menjadi penting dalam mengelola ekspor udang.

3. Harga Komoditas Substitusi

Selain harga udang sendiri, harga komoditas pengganti atau substitusi juga memainkan peran dalam menentukan daya saing ekspor. Jika harga komoditas pengganti meningkat, konsumen dapat beralih ke alternatif tersebut, mengurangi permintaan terhadap ekspor udang Indonesia. Oleh karena itu, pemantauan pasar dan inovasi dalam pengembangan produk dapat membantu menjaga daya saing.

Baca Juga: Dinamika Pasar Udang Vaname dan Pengaruhnya Terhadap Harga

4. Nilai Tukar Riil

Nilai tukar riil atau nilai kurs mata uang juga menjadi faktor yang mempengaruhi ekspor udang. Sebab, nilai kurs mata uang dapat mempengaruhi daya beli dan harga ekspor itu sendiri. 

Nilai tukar didasarkan pada 2 persepsi, yaitu persepsi yang mencerminkan nilai tukar mata uang dalam perdagangan nyata, dapat mempengaruhi daya beli dan harga ekspor. Apresiasi atau depresiasi mata uang dapat memengaruhi daya saing harga ekspor udang Indonesia di pasar internasional.

5. Pendapatan Penduduk Negara Tujuan Ekspor Udang

Tingkat pendapatan penduduk di negara tujuan ekspor juga memiliki dampak signifikan terhadap permintaan udang. Negara-negara dengan pendapatan tinggi cenderung memiliki tingkat konsumsi yang lebih tinggi, mendukung ekspor udang Indonesia. Oleh karena itu, pemahaman terhadap profil konsumen dan kecenderungan pasar di negara tujuan menjadi penting.

6. Tingkat Konsumsi Negara Tujuan Ekspor

Tingkat konsumsi udang di negara tujuan ekspor adalah indikator kunci untuk potensi pasar. Analisis terhadap pola konsumsi, preferensi, dan tren di negara-negara tersebut dapat membantu perencanaan ekspor udang Indonesia agar lebih sesuai dengan kebutuhan pasar.

7. Penerapan HACCP

Penerapan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points) merupakan faktor kualitas yang krusial. Negara-negara pengimpor umumnya memiliki standar keamanan pangan yang ketat. Penerapan HACCP dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk udang Indonesia, membuka pintu untuk ekspansi pasar dan meningkatkan daya saing.

Baca Juga: Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional

Dukung Peningkatan Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!

Faktor-faktor yang mempengaruhi ekspor udang Indonesia dapat terbilang sangat kompleks. Pemerintah, industri perikanan, dan pelaku ekspor perlu bekerja sama untuk mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang agar ekspor udang Indonesia tetap berdaya saing di pasar internasional yang dinamis.

Mari bersama DELOS kita dukung peningkatan volume ekspor udang Indonesia, khususnya udang vaname, ke pasar dunia! DELOS, bersama para petambak terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas udang Indonesia dan memastikan proses budidaya udang yang berkelanjutan.

Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia! Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
  • 1
  • 2
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top