11 Jenis Penyakit Udang yang Sering Terjadi Selama Budidaya
Penyakit udang menjadi salah satu faktor penyebab kegagalan yang harus diatasi selama budidaya. Terlebih lagi, penyakit-penyakit ini juga dapat menyebabkan kematian massal yang dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan dan penurunan produksi.
Jenis penyakit udang disebabkan oleh berbagai faktor yang mempengaruhi. Mulai dari patogen, kondisi lingkungan yang buruk, manajemen pengelolaan tambak yang buruk, hingga udang menjadi carrier dari udang yang sebelumnya telah terjangkit penyakit.
Lantas, apa saja jenis penyakit udang yang seringkali ditemui saat budidaya? Simak penjelasannya berikut ini.
Baca Juga: Kenali Ancaman Nitrit pada Tambak Udang dan Cara Mengatasinya
Faktor Penyebab Penyakit Udang Vaname
1. Patogen
Penyebab penyakit udang vaname yang paling umum ditemui adalah virus, bakteri, jamur, dan parasit. Beberapa contoh penyakit pada udang yang disebabkan oleh patogen di antaranya adalah White Spot Syndrom Virus (WSSV), Early Mortality Syndrom (EMS), Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV), Taura Syndrom Virus (TSV), dan Vibriosis.
Penyebaran penyakit akibat patogen pada udang ini dapat ditularkan melalui air, pakan, atau peralatan yang terkontaminasi dan dapat menyebar dengan cepat di dalam tambak.
2. Kondisi Lingkungan yang Buruk
Kondisi lingkungan secara langsung juga menjadi faktor penyebab terjadinya wabah penyakit pada udang. Kualitas air yang buruk, tingkat polutan yang tinggi, dan oksigen terlarut yang rendah dapat membuat udang lebih rentan terhadap serangan penyakit.
Tak hanya itu, kondisi stres seperti perubahan suhu atau salinitas yang drastis dan tiba-tiba juga dapat meningkatkan risiko udang terserang penyakit.
3. Praktik Manajemen Pengelolaan Tambak yang Buruk
Manajemen pengelolaan tambak yang buruk menjadi faktor pemicu munculnya penyakit udang yang selanjutnya. Manajemen pengelolaan ini termasuk di dalamnya manajemen pakan, manajemen kualitas air, manajemen kesehatan udang, manajemen limbah budaya dan biosekuriti.
Keseluruhan manajemen pengelolaan tambak ini harus bersinergi dan dipraktikkan dengan baik. Sebab, apabila da salah satu saja yang kurang, akan berdampak langsung pada udang sekaligus meningkatkan potensi udang terserang penyakit.
4. Impor Udang yang Sudah Terinfeksi
Indonesia banyak mengambil benur udang dari negara lain, misalnya Amerika Serikat. Namun, sebelum benur yang diimpor ini dibudidayakan, terlebih dahulu harus dilakukan pengecekan kualitas benur untuk memastikan benur tidak terserang penyakit atau menjadi carier.
Benur impor yang sudah terlanjur terinfeksi dapat menjadi carier untuk benur-benur lain di dalam kolam yang sama. Hal ini membuat penyebaran penyakit menjadi lebih cepat dan masif.
Baca Juga: Kenali Covert Mortality Nodavirus (CMNV) yang Dapat Menyerang Udang Vaname
Types of Shrimp Diseases That Often Infect
1. White Spot Syndrom Virus (WSS)
White spote disease atau penyakit bintik putih adalah salah satu penyakit pada udang vaname yang sangat menular dan mematikan. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang berasal dari kelompok krustasea. Selain itu, faktor lingkungan juga dapat memicu infeksi penyakit bintik putih.
Gejala awal penyakit bintik putih terlihat dari munculnya bintik putih yang disertai kemerahan pada tubuh udang. Lama-kelamaan, udang yang terserang penyakit ini akan meninggal secara perlahan. Sebab, penyakit ini menyebabkan udang kehilangan nafsu makan dan lama-kelamaan akan mati.
2. Early Mortality Syndrom (EMS)
Early Mortality Syndrome (EMS), also known as Acute Hepatopancreatic Necrosis Disease (AHPND), is a disease that attacks pond shrimp and is characterized by sudden death, loss of appetite, and abnormal swimming behaviour.
Jenis penyakit udang ini menjadi yang paling menakutkan bagi para petambak. Pasalnya, tingkat kematian akibat dari penyakit EMS bisa mencapai hingga 100% dari populasi.
3. Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus (IHHNV)
Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus merupakan jenis penyakit udang yang disebabkan oleh virus yang mengakibatkan udang mengalami kecacatan di bagian perut dan moncong.
Shrimp infected with IHHNV will show signs of swimming behaviour to the surface of the water, then remain motionless and eventually sink to the bottom of the pond. This behavior will continue until the shrimp die.
4. Taura Syndrom Virus (TSV)
Taura Syndrom Virus merupakan jenis penyakit udang yang pertama kali muncul di Sungai Taura, Ecuador. Sementara itu transmisinya dapat terjadi melalui air dan kontak langsung antar udang atau krustasea lainnya yang menjadi carrier dari virus TSV.
Hingga saat ini penyakit udang Taura Syndrom Virus penyebarannya hanya di wilayah Colombia, Peru, Brazil, Hawaii, Texas, dan Florida. Sementara di Asia belum terdeteksi adanya udang yang terjangkit virus ini.
5. Vibriosis
Vibriosis adalah jenis penyakit udang yang disebabkan oleh serangan dari bakteri Vibrio sp. Saat udang terinfeksi penyakit vibriosis, akan muncul gejala berupa kulit udang yang menjadi tipis, terdapat luka hitam di tubuh, dan ditemukannya anggota tubuh udang yang tidak lengkap.
Penyakit vibriosis tak kalah mematikan dari jenis penyakit lainnya yang ditemui pada udang. Bahkan, tingkat kematian yang diakibatkan oleh penyakit ini dapat mencapai 85% dari populasi.
6. White Feces Disease
White Feces Disease atau yang disebut juga sebagai penyakit berak putih pertama kali terdeteksi di Indonesia pada tahun 2014. Jenis penyakit ini menyebabkan kematian hingga 40% dari total populasi tambak intensif udang vannamei.
Gejala yang ditimbulkan oleh udang yang terserang White Feces Disease ini meliputi penurunan nafsu makan, usus udang mengalami perubahan warna menjadi putih, dan bahkan terlihat kosong karena kurangnya asupan makanan, pertumbuhan udang yang tidak normal, dan terdapat kotoran yang melayang di permukaan air.
7. Infectious Myonecrosis Virus (Myo/IMNV)
Infectious Myobecrosis Virus (IMNV) atau Myo pada udang vaname merupakan jenis penyakit udang yang dapat menyebabkan kematian massal. Gejala udang terinfeksi penyakit ini adalah memerahnya bagian ruas bawah sampai ekor udang. Kemudian secara perlahan, udang akan mati dan tenggelam di dasar tambak.
Penyakit Myo disebabkan oleh virus jenis RNA (Ribonuclereic Acid) dan tergolong ganas karena menyebabkan kematian massl dalam waktu yang singkat pada saat udang berumur 60-80 hari.
8. Insang Hitam
Penyakit insang hitam apda udang vaname disebabkan oleh genus Fusarium atau jamur. Selain jamur, Ciliates juga dapat menyebabkan sindrom insang hitam atau black gill.
Insang hitam menyebabkan insang yang berwarna normal menjadi gelap sebagai respons terhadap keberadan ciliates yang menjadi agen penyebab utama melanisasi insang dan mengakibatkan kerusakan pada permukaan alat pernapasan.
Warna insang udang normal berwarna putih kusam. Pada tahap awal penyakit insang hitam, terjadi bercak hitam pada insang. Tanda eksternal uang yang terinfeksi parah menunjukkan insang berwarna hitam bila dibandingkan dengan yang normal.
Seluruh insang menjadi berwarna hitam, dan beberapa di antaranya berwarna coklat, yang merupakan tahap awal infeksi insang hitam. Lamela insang udang yang terinfeksi insang hitam menunjukkan adanya spora jamur.
9. Bintik Hitam
Di tubuh udang dapat terbentuk bintik-bintik berwarna hitam yang dikenal sebagai black spot. Karapas udang biasanya berwarna coklat dan dapat menunjukkan bercak atau bintik hitam. Bintik hitam ini biasanya muncul setelah udang dipanen, menjadi tanda penurunan kualitas udang.
Penyebabnya adalah bakteri bernama Vibrio anguillarum, yang berkembang di perairan asin pada suhu antara 25 hingga 32 derajat Celsius. Bakteri ini umumnya ditemukan di lingkungan tambak dan tidak menyebabkan penyakit jika konsentrasinya tetap terkendali.
Namun, bakteri Vibrio dapat menjadi berbahaya ketika kualitas air di tambak memburuk, terutama karena penumpukan sisa pakan organik di dasar tambak. Penurunan kualitas tambak dapat memicu pertumbuhan bakteri Vibrio. Selain itu, sinar matahari yang langsung mengenai udang pasca panen juga dapat mempercepat munculnya bintik hitam pada udang.
Untuk mencegah hal ini, para pembudidaya dapat membersihkan secara rutin dasar tambak dari kotoran, termasuk sisa pakan dan sisa moulting. Mereka juga harus menjaga kualitas air dengan memperhatikan jumlah plankton, meningkatkan oksigen terlarut, memberikan mineral yang cukup, dan mengelola pemberian pakan agar tidak terjadi overfeeding yang dapat membuat dasar tambak menjadi kotor.
10. Kepala Kuning
Penyakit kepala kuning meningkatkan tingkat kematian hingga 100% dalam rentang waktu 3 hingga 5 hari setelah terinfeksi. Faktor pemicunya adalah perubahan pH dan DO yang tiba-tiba. Gejala klinis biasanya timbul setelah 2-4 hari terinfeksi, dengan kematian terjadi dalam 3 hingga 5 hari.
Like WSSV disease, this disease is classified as a category C-1 pathogenic virus. Clinical symptoms of the yellow head disease include increased shrimp appetite followed by a drastic decrease until the late stages of the disease, changes in the colour of the shrimp tail to reddish with a yellowish head, and paleness or brownish colouration in the gills.
Tanda-tanda ini mungkin tidak selalu terlihat pada udang yang terinfeksi, oleh karena itu, diagnosa yang akurat memerlukan pewarnaan insang dan pemeriksaan hemolimfa, serta dapat dikonfirmasi lebih lanjut melalui RT-PCR.
11. Enterocyotozoon hepatopenaei (EHP)
Enterocytozoon hepatopenasei (EHP), atau dikenal juga sebagai penyakit EHP pada udang, merupakan jenis penyakit yang disebabkan oleh parasit microsporidia. Parasit ini mengakibatkan pertumbuhan udang menjadi lambat.
Penyakit EHP pada udang pertama kali terdeteksi pada tahun 2004 di Thailand pada udang windu yang dibudidayakan. Di Indonesia, penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 2015.
Meskipun penyakit EHP tidak secara langsung menyebabkan kematian pada udang, namun dampaknya terasa melalui penurunan laju pertumbuhan udang selama masa budidaya. Hal ini dapat mengakibatkan perbedaan ukuran udang yang signifikan dalam satu kolam budidaya.
Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya
Kelola Tambak Udang Bebas Penyakit Bersama DELOS!
Berbagai jenis penyakit udang dapat menyebabkan kematian massal yang berdampak pada kerugian produksi yang harus diderita oleh petambak. Di sini lah manajemen operasional tambak yang baik memegang peran kunci dalam pencegahan maupun mitigasi.
Namun, anda tak perlu khawatir sebab DELOS hadir untuk membantu anda mengelola tambak udang yang anda miliki. DELOS merupakan perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik ydengan tim yang terdiri dari top 99 terbaik di Indonesia.
DELOS pond management is also integrated with AquaHero, making it easier for farm owners and farm personnel to monitor the condition of shrimp ponds every day in real-time based on uploaded data.
To connect with the DELOS Team, you only need to send an email via contact@delosaqua.com or submit your questions via our website contact column at www.delosaqua.com. Choose DELOS to accompany your shrimp farming!