logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Juli 2023
Home 2023 Juli
28Jul
Penyakit Udang

How to Prevent Disease Spread in Shrimp Farms?

Mengetahui cara mencegah persebaran penyakit di tambak udang menjadi salah satu hal yang harus dimiliki oleh petambak. Hal ini mengingat kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat serangan penyakit dapat sangat tinggi. 

Beberapa langkah yang dapat diterapkan oleh para petambak untuk mencegah penyebaran penyakit di antaranya adalah pemilihan benih yang bebas dari penyakit, pengendalian populasi udang, pengelolaan kualitas air, pemberian pakan serta feed additive yang tepat, dan pengaplikasian biosecurity yang ketat.

Selengkapnya, simak dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: Mengenal Sampling dalam Budidaya Udang Beserta Manfaatnya

Cara Mencegah Persebaran Penyakit di Tambak

1. Pemilihan Benih Udang

Kualitas dari benih menjadi faktor penting dalam budidaya udang. Selain kualitas genetik, udang yang bebas dari penyakit menjadi salah satu syarat utama sebelum memulai pemeliharaan. Untuk memastikan benih yang akan digunakan terbebas dari penyakit, petambak bisa melakukan analisa mikroskopis dan uji PCR terhadap benih yang akan digunakan.

2. Pengendalian Populasi Udang

Overpopulasi di tambak udang dapat menyebabkan persaingan sumber daya dan stres pada udang, yang membuat udang lebih rentan terhadap infeksi penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan populasi udang di tambak dengan langkah-langkah seperti:

a. Penebaran Jumlah Benur Udang yang Tepat

Jangan mengisi tambak dengan udang terlalu padat. Pertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran tambak, kapasitas dukung lingkungan, dan teknologi budidaya yang digunakan sebelum menambahkan populasi udang.

b. Monitoring dan Pengujian

Lakukan pengawasan secara teratur dan uji laboratorium untuk mengidentifikasi potensi penyakit pada populasi udang. Jika ada tanda-tanda infeksi, langkah-langkah mitigasi dan penanganan harus diambil dengan segera untuk menghindari penyebaran lebih lanjut.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Stres pada Udang Vaname

3. Pengelolaan Kualitas Air

Kualitas air yang buruk dapat memicu stres pada udang dan dapat berakibat pada penurunan kekebalan tubuh, sehingga penularan penyakit menjadi lebih rentan. Oleh karena itu, mengelola kualitas air menjadi salah satu kunci dalam mencegah persebaran penyakit di tambak.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan dalam pengelolaan air tambak di antaranya adalah:

a. Pengecekan Rutin

Petambak harus melakukan pengukuran rutin terhadap parameter kualitas air seperti suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrat, nitrit, alkalinitas dan kesadahan. Pengecekan rutin ini dapat dilakukan dikolam budidaya dan kolam treatment. ata ini akan membantu mengidentifikasi perubahan yang mungkin mempengaruhi kesehatan udang.

b. Penyesuaian Parameter Kualitas Air

Berdasarkan hasil pengukuran, petambak harus mengambil tindakan untuk memperbaiki parameter kualitas air yang tidak optimal. Treatment yang dilakukan dapat disesuaikan dengan parameter kualitas air mana yang perlu dioptimasi.

4. Penggunaan Pakan dan Pemberian feed aditive yang Tepat

Kualitas pakan yang diberikan menjadi faktor penting untuk meningkatkan imunitas udang. Pakan dengan kualitas yang buruk dan tidak sesuai dengan kebutuhan dapat melemahkan kekebalan tubuh udang, sehingga udang akan lebih rentan terhadap penyakit. Petambak harus memastikan bahwa udang menerima pakan yang memiliki nilai nutris lengkap dan dapat mendukung pertumbuhan serta kekebalan tubuh udang.

Gunakan pakan yang bermutu tinggi dengan kandungan nutrisi yang sesuai untuk tahap perkembangan udang tertentu. Selain itu, kekebalan tubuh udang juga dapat disokong dari pemberian feed aditive yang tepat seperti immunostimulan dan probiotik. Jika terdapat tanda-tanda penyakit pada udang, konsultasikan dengan ahli akuakultur atau dokter hewan perikanan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat serta tindakan penanganan yang tepat untuk penyakit tersebut.

5. Pengaplikasian Biosekuriti yang Ketat

Aplikasi biosecurity menjadi hal yang paling penting dalam upaya untuk mencegah penyebaran penyakit di dalam tambak udang. Semua hal yang akan menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit baik dari dalam atau luar lingkungan tambak harus diminimalisasi.

a. Eksternal Biosecurity

Batasi akses orang asing ke tambak udang, dan pastikan semua peralatan tambak udang dan kendaraan yang masuk ke area tambak telah dibersihkan dan disterilkan dengan benar untuk menghindari penularan penyakit melalui kontaminasi luar.

b. Internal Biosecurity

Menjaga lingkungan budidaya dari masuknya hewan lain yang diduga sebagai carier atau pembawa penyakit. Selain itu, setiap pergantian kolam, semua pekerja harus melakukan desinfeksi pada tangan dan peralatan yang digunakan.

Baca Juga: Pentingnya Alkalinitas pada Tambak Udang, Cek Alkalinitas Anda Sekarang!

Cari Tahu dan Cegah Penyakit Udang Sejak Dini Bersama DELOS!

Penyakit udang menjadi salah satu hal yang paling merugikan dalam budidaya. Sebab, dampaknya dapat menyebabkan kematian udang secara massal dan berujung pada kerugian ekonomi akibat gagal panen.

Oleh karena itu, penting bagi petambak untuk melakukan pencegahan persebaran penyakit sejak dini, yaitu dengan pemilihan benur, pengendalian populasi, pengelolaan kualitas air, penggunaan pakan dan aditif yang tepat, dan penerapan biosecurity yang ketat.

Jika muncul penyakit udang pada tambak Anda, segera konsultasikan pada DELOS. DELOS adalah aquatech startup yang siap membantu Anda menanggulangi penyakit yang terjadi di tambak.

Bersama Tim AquaHero yang andal dan berdedikasi tinggi, kami siap membantu Anda dalam mitigasi dan pencegahan terjadinya penyakit pada tambak Anda.

Hubungi delos melalui contact@delosaqua.com atau melalui WhatsApp yang ada di website kami www.delosaqua.com untuk dapat kan solusi atas penyakit udang Anda!

Read More
27Jul
Berita

DELOS Bersama INVE Aquaculture Mengadakan Pelatihan Tentang Penyakit EHP

Sebagai perusahaan akuakultur berbasis teknologi dan sains, DELOS terus berdedikasi untuk menjadi pioneer dalam memajukan industri ini. Dengan komitmen untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas dalam budidaya udang vaname, DELOS menggandeng INVE Aquaculture untuk mengadakan pelatihan tentang penyakit EHP (Enterocytozoon hepatopenaei).

The training event took place over two days, on July 24-25, 2023, at the DELOS Malabar Office and at shrimp ponds, attended by the Teaching Team, Laboratory Team, Operations Team, and pond associates. 

Adanya pelatihan tentang penyakit EHP ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan Tim DELOS dalam menghadapi tantangan penyakit yang mungkin dihadapi selama budidaya berlangsung.

Baca Juga: DELOS Hadiri Shrimp Aquaculture Conference 2023

Penyakit EHP dan Tantangan dalam Budidaya Udang Vaname

EHP atau Enterocytozoon hepatopenaei adalah penyakit viral yang menargetkan hepatopankreas pada udang, khususnya pada udang vaname (Litopenaeus vannamei). 

Penyakit ini memiliki dampak serius pada produktivitas dan keberlanjutan akuakultur, mengakibatkan penurunan pertumbuhan dan kematian massal pada populasi udang yang terinfeksi. 

Oleh karena itu, deteksi dini dan langkah-langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi dampak negatif dari penyakit ini.

Baca Juga:DELOS Maritime Institute Batch 3: Membentuk Masa Depan Lab Analyst dan Shrimp Aquaculturist

Pelatihan oleh Para Ahli Global dari INVE Aquaculture

Acara pelatihan ini menjadi sangat spesial berkat kehadiran dua pembicara ahli dari INVE Aquaculture, Andrew Shinn. Shinn adalah pakar terkemuka dalam manajemen penyakit dan kesehatan akuakultur, dan pengetahuannya telah memberikan kontribusi besar dalam industri akuakultur secara global.

Andrew Shinn membawakan sesi tentang karakteristik penyakit EHP, termasuk penjelasan tentang gejala-gejala utama dan bagaimana pendeteksian cepat EHP melalui preparat di bawah mikroskop. Penekanannya pada deteksi dini dan pengenalan awal dari infeksi EHP menjadi kunci dalam mengatasi penyakit ini sebelum menyebar ke seluruh populasi udang.

Salah satu sorotan utama dari acara pelatihan ini adalah praktik pendeteksian cepat EHP melalui pengamatan preparat di bawah mikroskop. Para peserta diajarkan tentang teknik laboratorium yang efektif untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmasi keberadaan EHP dalam sampel udang. Pengetahuan ini memberikan Tim DELOS lebih sigap dalam mengambil tindakan pencegahan yang tepat dalam waktu singkat.

Melalui acara ini, para peserta mendapat wawasan yang berharga tentang pentingnya kesehatan dan manajemen penyakit dalam budidaya udang vaname. Para peserta mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang cara mencegah, mengidentifikasi, dan mengatasi penyakit EHP dengan lebih efisien.

Baca Juga: DELOS Sukses Selenggarakan Webinar OPINI tentang Dinamika Mikrobioma pada Budidaya Udang

Komitmen DELOS untuk Keberlanjutan Budidaya Udang Vaname

Sebagai bagian dari komitmennya untuk memajukan industri akuakultur, DELOS terus mendukung petambak udang dan tim internal DELOS dengan memberikan akses ke sumber daya dan pelatihan terkini. Kolaborasi dengan INVE Aquaculture telah membuktikan kembali fokus DELOS dalam menciptakan lingkungan budidaya yang berkelanjutan dan sehat bagi udang vaname.

Acara pelatihan tentang penyakit EHP dan cara antisipasinya ini tidak hanya memberikan manfaat dalam menghadapi tantangan saat ini, tetapi juga memberikan dorongan untuk masa depan yang lebih cerah dalam budidaya udang vaname.

Read More
26Jul
Aquaculture

Mengenal Sampling dalam Budidaya Udang Beserta Manfaatnya

Selama budidaya udang berlangsung, para petambak harus selalu memantau kondisi dan pertumbuhan udang di tambak. Hal ini biasanya dilakukan dengan sampling udang dalam periode waktu tertentu.

Sampling merupakan pengamatan kondisi udang yang dilakukan secara periodik dengan cara mengambil beberapa ekor udang dari masing-masing tambak untuk diperiksa lebih lanjut. Kegiatan ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan dalam budidaya, misalnya seperti serangan penyakit atau pertumbuhan udang yang tidak optimal.

Lantas, apa saja tujuan dan manfaat sampling? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: Using Probiotics for Shrimp Health, What’s the Impact?

Apa Itu Sampling Udang?

Sampling udang merupakan pengamatan kondisi udang yang dilakukan secara periodik dengan cara mengambil beberapa ekor udang dari masing-masing tambak untuk diperiksa lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan kondisi udang serta mengestimasikan kebutuhan pakan.

Sampling biasanya dilakukan secara periodik sejak benur ditebar ke tambak hingga menjelang panen. Biasanya udang diambil dari anco yang berada di masing-masing sudut kolam atau dengan menjala udang dan kemudian memeriksanya secara fisik dan mengujinya di laboratorium.

Tujuan Sampling Udang

1. Mengetahui Kondisi Udang 

Mengetahui kondisi udang menjadi salah satu tujuan utama sampling. Hasil pengamatan ini nantinya digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan terkait treatment dalam budidaya. Misalnya jika terdapat tanda-tanda penyakit, maka petambak dapat dengan sigap melakukan mitigasi setelah mengetahuinya melalui sampling.

2. Mengetahui Tingkat Keseragaman Udang

Tingkat keseragaman udang dalam suatu populasi dikatakan bagus jika ukuran dan beratnya relatif seragam. Untuk mengetahui hal ini dapat dilakukan dengan sampling saat udang memasuki umur tertentu kemudian menimbang bobot dan melihat keseragaman ukuran udang. Dengan mengetahui tingkat keseragaman, para petambak dapat memperhitungkan manajemen pakan yang tepat.

3. Menghitung Survival Rate

Sampling udang juga dapat digunakan untuk menghitung survival rate (SR) dalam periode waktu tertentu. Perhitungan survival rate dilakukan dengan menghitung biomassa udang dibagi jumlah awal benur yang ditebar dan dikalikan 100%.

4. Menghitung Average Body Weight

Average body weight (ABW) adalah berat rata-rata udang dalam suatu populasi pada saat periode tertentu. ABW diperoleh dengan menghitung berat total udang yang diambil dibagi jumlah ekor udang yang diambil.

5. Menghitung Biomassa Udang

Biomassa adalah jumlah berat total udang dari suatu populasi pada periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam satuan berat. Biomassa udang dapat diestimasikan melalui perkalian antara survival rate (SR) dengan jumlah populasi awal dikalikan dengan ABW pada saat tertentu.

6. Menghitung Size Udang

Sampling juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung size udang. Size udang sendiri dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah ekor udang per 1 kg. Contohnya: dalam 1 kg udang terdapat 90 ekor, maka itu disebut size 90.

7. Mengetahui Kondisi Dasar Tambak

Sampling juga dapat bermanfaat untuk mengetahui kondisi dasar tambak. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat endapan yang turut terbawa saat kita melempar jala ke dalam tambak untuk sampling. Pengamatan perlu dilakukan untuk mengetahui apa saja yang ada di dalam endapan lumpur tersebut, apakah ada udang yang mati dalam batas wajar atau tidak.

Baca Juga: Tantangan dalam Akuakultur: Membangun Masa Depan Berkelanjutan

Jenis-Jenis Sampling dalam Budidaya Udang

1. Sampling Benur

Sampling benur dilakukan untuk mengetahui estimasi jumlah populasi benur serta kondisi kualitas benur yang akan ditebar ke tambak. Cara melakukannya adalah dengan mengambil kantong benur secara acak sebagai sampel lalu memindahkan benur di dalamnya ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Selanjutnya Anda dapat mengamati kondisi benur secara mikroskopis, melakukan uji stres, uji aktivitas benur, serta menghitung jumlah benur dalam sampling.

2. Sampling Anco

Sampling anco adalah sampling yang dilakukan dengan bantuan anco pada masing-masing kolam tambak. Anco dalam hal ini berperan dalam memudahkan pengambilan udang yang masih berukuran kecil. Biasanya, sampling anco dilakukan ketika udang telah memasuki DOC 25-35 saat ukuran udang belum terlalu besar.

3. Sampling Jala

Jenis sampling dalam budidaya udang yang terakhir adalah sampling jala. Seperti namanya, sampling ini menggunakan jala untuk mengambil udang dari dalam tambak. Biasanya sampling jala dilakukan ketika udang sudah berukuran relatif besar (2.5 gram) atau mulai dari DOC 30.

Baca Juga: Ini 11 Ciri-Ciri Udang Sehat dan Sakit

Percayakan Budidaya Udang Vaname Anda pada DELOS!

Sampling menjadi salah satu kegiatan yang harus dilakukan selama budidaya berlangsung. Kegiatan ini berguna untuk memantau kondisi udang dan mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan selama budidaya.

Kini Anda dapat lebih mudah menjalankan budidaya udang bersama DELOS. DELOS adalah perusahaan aquatech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu Anda dalam manajemen sekaligus meningkatkan produktivitas tambak Anda.

DELOS manajemen tambak juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm technician untuk memonitoring tambak udang setiap hari.

Bingung masalah kebutuhan tambak? DELOS juga memiliki program AquaLink yang dapat membantu Anda mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang Farm Management dan program rantai pasok terintegrasi kami. Percayakan budidaya udang vaname Anda pada DELOS!

Read More
08Jul
AquacultureBerita

DELOS Sukses Selenggarakan Webinar OPINI tentang Dinamika Mikrobioma pada Budidaya Udang

Budidaya udang vaname menjadi industri yang penting di seluruh dunia dengan semakin meningkatnya permintaan produk udang. Namun, menjalankan budidaya udang tidak terlepas dari berbagai tantangan.

Salah satu aspek kunci yang mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan udang adalah mikrobioma, komunitas kompleks mikroorganisme yang menghuni usus dan lingkungan air tempat udang hidup.

Melalui Webinar OPINI (Obrolan Pintar Terkini) dan bersama para pembicara ahli di bidang akuakultur, DELOS mengupas bagaimana dinamika mikrobioma pada budidaya udang vaname.

Webinar kedua tentang Dinamika Mikrobioma dalam Budidaya Udang, yang diselenggarakan oleh DELOS, menarik audiens yang beragam dari petambak udang, peneliti, dan profesional industri. Acara ini bertujuan untuk memberikan wawasan berharga tentang pengelolaan ekosistem mikroba di tambak udang, serta menyoroti perubahan mikrobioma usus dan air selama wabah penyakit di budidaya udang.

Webinar OPINI yang bertajuk “Microbiome Dynamics in Shrimp Culture” ini menarik audiens yang beragam, mulai dari mahasiswa, petambak udang, peneliti, hingga masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dalam budidaya udang.

Baca Juga:  4 Jenis Tambak Udang Vaname yang Harus Kamu Ketahui

Dua Pembicara Hadir Berbagi Wawasan di Webinar OPINI

Dua pembicara terkemuka di dunia akuakultur hadir dalam Webinar OPINI DELOS dan DMI kali ini. Pembicara pertama adalah Dr. Julie Ekasari, S.Pi., M.Si., Co-Lead Guru di DELOS dan Peneliti di IPB University.

Bu Julie membawakan topik tentang “Gut Microbiome and Water Microbiome Changes in the Event of Disease in Shrimp Culture” yang membahas bagaimana keberadaan mikrobioma dapat berpengaruh pada kesehatan udang dan risiko adanya penyakit. Selain itu, Bu Julie juga menekankan akan pentingnya pengelolaan kualitas air dan menjaga keseimbangan komunitas mikroba untuk mengurangi risiko penyakit di tambak udang.

OPINI Webinar
Sumber: Dokumentasi DELOS

Pembicara kedua hadir dari Ghent University, yaitu Prof. Dr. Ir. Peter Bossier yang membawakan topik “Microbial Ecosystem Management in Shrimp Pond” yang menyoroti pentingnya manajemen mikroba dalam budidaya udang untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan udang selama budidaya.

Berdasarkan pengalamannya yang luas dalam penelitian akuakultur, Prof. Peter juga membahas berbagai strategi pengelolaan mikrobioma, di antaranya dengan penggunaan probiotik, prebiotik, dan lain-lain.

Prof Peter Bossier at Webinar OPINI DELOS dan DMI
Sumber: Dokumentasi DELOS

Pembahasan dua pembicara Webinar OPINI DELOS dan DMI kali ini menarik antusias para peserta dan memicu diskusi yang sangat menarik tentang dinamika mikrobioma dalam budidaya udang.

Baca Juga: DELOS Hadiri Shrimp Aquaculture Conference 2023

Webinar OPINI Menjadi Komitmen DELOS untuk Memajukan Industri Akuakultur

Webinar OPINI menjadi bentuk komitmen DELOS untuk terus memajukan industri akuakultur dengan menyediakan ilmu pengetahuan secara gratis bagi masyarakat luas. Ke depannya, DELOS akan terus menggelar Webinar OPINI dan bekerja sama dengan para ahli akuakultur lainnya.

Keberadaan Webinar OPINI DELOS dan DMI tidak hanya membantu memperkaya wawasan petambak dan pelaku industri akuakultur, melainkan juga memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat awam tentang bagaimana akuakultur bekerja.

Nantikan Webinar OPINI DELOS dan DMI edisi selanjutnya dan terus perkaya wawasan Anda di dunia akuakultur!

Read More
05Jul
AquacultureTips

Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Banyak orang ingin memulai budidaya udang vaname, tetapi masih belum tahu harus memulai dari mana. Sebab, melakukan budi daya udang tidak bisa sembarangan. Banyak persiapan dan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum anda memulainya.

Udang vaname merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sejak pertama kali diperkenalkan ke Indonesia, udang vaname langsung menjadi primadona di kalangan para petambak.
Sebab, udang yang memiliki nama latin Litopenaeus Vannamei ini memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap lingkungan dan mampu beradaptasi dengan cepat. Tak hanya itu, permintaan pasar terhadap udang vaname juga terus mengalami kenaikan.

Tak heran, jika banyak orang tertarik untuk memulai budi daya udang vaname ini. Nah, bagi anda yang baru ingin memulai budidaya udang vaname. Simak cara-caranya berikut ini, ya!

Baca Juga: Perkenalkan Akuakultur pada Masyarakat, DELOS Ikuti Seminar dan Musda SCI Jabar-Banten

Tahap Persiapan Budidaya

1. Persiapan Tambak

Dalam budidaya udang vaname, hal pertama yang harus dilakukan adalah persiapan tambak untuk membentuk ekosistem yang kondusif untuk pemeliharaan udang selama satu siklus budidaya.

Selama persiapan tambak berlangsung, beberapa hal yang harus dipastikan meliputi:

  • Kolam dalam keadaan bersih, kering, dan tidak bocor.
  • Penyesuaian kebutuhan aerasi dan turbulensi dengan target produksi, konfigurasi, ketersediaan energi, dan sistem budidaya.
  • Memastikan kolam tambak telah bebas dari potensi sisa-sisa mikroorganisme yang dapat merugikan kegiatan budidaya, seperti bakteri, virus, dll.

2. Persiapan Alat-Alat Tambak dan Laboratorium

Setiap tambak harus memiliki peralatan masing-masing dan tidak boleh digunakan secara bergantian dengan tambak lain. Baik alat-alat di lapangan seperti selang sipon, secchi disk, serok klekap, dikat dinding, ember, dan water sampler maupun alat laboratorium seperti water quality checker, pH meter, dan DO meter.

Oleh karena itu, para petambak harus mempersiapkan setiap alat yang dibutuhkan dengan baik. Pastikan semua peralatan sudah lengkap dan siap untuk digunakan sebelum siklus budidaya dimulai.

3. Persiapan Sumber Daya Manusia

Tak hanya kolam dan peralatan, sumber daya manusia yang kompeten dan memadai juga perlu dipersiapkan. Hal ini agar budidaya udang vaname yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Pastikan jumlah sumber daya manusia, keahlian, serta pembagian tugas setiap orang dilakukan dengan jelas. Persiapan sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan pencatatan data-data tambak yang rapi dan budidaya vaname yang lebih sukses.

4. Sterilisasi Kolam Tambak

Sterilisasi kolam termasuk ke dalam tahap persiapan air yang membentuk ekosistem dasar di mana udang akan tumbuh dan berkembang. Melalui tahap ini, para petambak harus memastikan kombinasi antara bakteri autotrof dan heterotrof di dalam tambak telah seimbang.

Selain itu, pastikan pula tidak ada patogen dan hama lain yang masih tersisa di kolam tambak. Biasanya sterilisasi dilakukan dengan penambahan chlorine sesuai dengan aturan dan dosis yang berlaku.

5. Penebaran Mikroorganisme

Persiapan terakhir sebelum budidaya udang vaname dilakukan adalah penebaran mikroorganisme. Mikroorganisme ini nantinya juga dapat menjadi pakan alami udang. Namun tak hanya itu, mikroorganisme juga dapat membantu menyerap amonia, menghasilkan oksigen, menstabilkan suhu air, hingga melawan bakteri yang merugikan.

Baca Juga: Ketahui Ini Udang Vaname Favorit Para Petambak

Tata Cara Budidaya Udang Vaname

1. Pemilihan dan Penebaran Benur

cara budidaya udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Pemilihan benur menjadi kunci sukses dalam budidaya vaname. Benur yang ideal harus bebas penyakit dan resisten terhadap penyakit. Selain itu terdapat beberapa kriteria lain yang harus dipenuhi, di antaranya panjang tubuh >10 mm, variasi ukuran <1, pigmen warna tajam, dan aktif berenang menyebar.

Sebelum benur ditebar, terlebih dahulu harus dilakukan aklimatisasi untuk mempercepat adaptasi benur dari media air kantong ke ekosistem air tambak. Tahap ini juga untuk menghindari stress pada benur dan menekan tingkat kematian saat penebaran.

2. Manajemen Pemberian Pakan

Manajemen pakan udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Budidaya udang vaname intensif tidak dapat dilakukan tanpa pakan buatan. Oleh karena itu, para petambak harus mempersiapkan manajemen pakan yang baik untuk memaksimalkan budidaya yang dilakukan.

Manajemen pakan udang merupakan langkah memaksimalkan manfaat dari pakan untuk menunjang keberhasilan budidaya. Manajemen pakan menjadi salah satu faktor terpenting, terutama yang berkaitan dengan modal yang dikeluarkan. Semakin efektif dan efisien seseorang dalam melakukan manajemen pakan udang vaname, semakin efisien pula modal yang dikeluarkan.

3. Sampling Rutin

Cultivate vannamei shrimp
Sumber: Dokumentasi DELOS

Sampling secara rutin bertujuan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan udang selama budidaya berlangsung. Sampling menjadi salah satu kegiatan penting untuk melihat pertumbuhan undang yang dibutuhkan untuk evaluasi, salah satunya dalam hal pemberian pakan.

Biasanya, sampling dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk mengetahui average body weight (ABW), pertumbuhan (ADG), estimasi populasi, survival rate (SR), biomassa, dan mengamati kualitas udang.

4. Manajemen Kualitas Air

manajemen air tambak udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Selama budidaya vaname berlangsung, para petambak harus menerapkan manajemen kualitas air yang baik dan terus mengamatinya. Ini bertujuan agar apabila terjadi perubahan atau fluktuasi parameter kualitas air selama budidaya, petambak dapat lebih mudah untuk mengetahuinya.

Air yang digunakan untuk budidaya vaname adalah air laut dengan tingkat salinitas di atas 15 ppt yang harus diganti setiap 60 hari sekali. Sementara parameter yang digunakan untuk pengukuran kualitas air meliputi pH, DO, suhu, kecerahan, total amonia nitrogen, NH3, total vibrio count, alkalinitas, salinitas, serta jenis dan jumlah plankton.

5. Perawatan dan Obat-Obatan Udang Vaname

budidaya udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Selama budidaya berlangsung, petambak harus memastikan udang berada dalam kondisi yang sehat dan mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Oleh karena itu berbagai perawatan seperti pemberian probiotik dan vitamin perlu untuk dilakukan.

Selain itu, tambak juga harus didisinfektasi sesuai standar untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang buruk bagi keberlangsungan budidaya.

6. Panen

budidaya udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Terakhir adalah tahap panen, yaitu proses memetik hasil dari budidaya vaname yang telah anda lakukan. Tahap panen dibagi menjadi empat, yaitu panen secara keseluruhan (panen total), panen sebagian (panen parsial), panen abnormal, dan panen emergency.

Panen normal dilakukan jika abw udang vaname mencapai lebih dari 14 gram. Panen parsial biasanya dilakukan ketika kapasitas tambak telah mencapai batas maksimal. Sementara panen abnormal dan panen emergency dilakukan ketika terjadi hal-hal tertentu saat budidaya, misalnya angka kematian yang tinggi.

Baca Juga: Udang Windu vs Undang Vaname, Mana yang Lebih Baik?

Modal Budidaya Udang Vaname

Bisnis udang vaname memanglah menggiurkan, dengan nilai keuntungan yang fantastis, bisnis ini kian diminati oleh masyarakat. Namun, di sisi lain, modal yang dikeluarkan untuk memulai budidaya udang vaname tidaklah sedikit.

Banyaknya modal budidaya udang vaname yang dikeluarkan tergantung pada banyak faktor. Misalnya jenis teknologi yang diterapkan, apakah tradisional, semi-intensif, intensif, maupun super intensif.

Jenis modal yang dikeluarkan untuk budidaya udang vaname terbagi menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal kerja.

Modal tetap merupakan modal awal yang dikeluarkan saat hendak memulai budidaya udang vaname. Jumlahnya akan terus tetap dan tidak terpengaruh oleh naik turunnya operasional budidaya, yaitu biaya pembelian lahan jika Anda belum memilikinya, biaya peralatan, dan pembuatan kolam.

Modal kerja budidaya udang vaname adalah biaya yang harus kita keluarkan selama budidaya berlangsung. Biaya ini bersifat fluktuatif dan mengikuti kebutuhan operasional tambak. Misalnya benur, pupuk, pakan, suplemen, probiotik, dan sebagainya.

Biaya modal kerja dapat lebih banyak maupun lebih sedikit tergantung pada cara Anda memilih jenis pupuk, pakan, suplemen, dan probiotik yang berkualitas tinggi. Sehingga kualitas panen yang didapatkan akan baik pula.

Bertambak Lebih Mudah Bersama Farm Management DELOS

Memulai budidaya udang vaname dapat menjadi sesuatu yang merepotkan bagi pemula. Terdapat banyak persiapan yang harus benar-benar dilakukan agar budidaya yang dilakukan mendapatkan hasil yang optimal.

Akan tetapi, kini kamu tak perlu khawatir karena DELOS siap untuk membantumu mengelola tambak udang yang kamu miliki. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantumu mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm technician untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Bingung masalah supply untuk kebutuhan tambak? DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration, yaitu AquaLink. Kami dapat membantu menghubungkan kamu dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Kamu dapat dengan mudah menghubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com, untuk mengetahui lebih lanjut tentang Farm Management dan program Supply Chain Integration kami. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
03Jul
AquacultureTips

Menguntungkan! Ini Tips Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflok

Teknologi bioflok pada budidaya udang vaname adalah pendekatan inovatif yang semakin populer beberapa tahun belakangan ini. Teknologi ini melibatkan penggunaan mikroorganisme dalam sistem budidaya yang dapat membantu menjaga kualitas air dan meningkatkan kesehatan udang.

Dalam budidaya udang vaname, teknologi bioflok terbukti efektif dalam menekan biaya pakan, meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang, serta meningkatkan kekebalan tubuh dan meminimalkan risiko penyakit.

Namun, sebelum menerapkan budidaya udang vaname bioflok, Anda terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana cara kerja teknologi inovatif yang satu ini. Simak selengkapnya dalam artikel berikut.

Bagaimana Cara Menggunakan Bioflok dalam Budidaya Udang Vaname?

Langka awal penerapan teknologi bioflok udang vaname adalah dengan pembuatan sistem. Sistem ini melibatkan penciptaan lingkungan budidaya yang mendorong pertumbuhan mikroorganisme menguntungkan seperti bakteri dan alga.

Cara menciptakan lingkungan budidaya sistem bioflok dapat dilakukan dengan mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air, yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme.

Untuk mengatur sistem bioflok, terdapat beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, di antaranya adalah ukuran tambak, padat tebar udang vaname, dan jenis pakan udang yang digunakan.

Ukuran kolam yang ideal untuk menerapkan teknologi bioflok adalah antara 500 hingga 1000 meter persegi. Sementara padat tebar tidak boleh terlalu tinggi karena dapat menyebabkan akumulasi bahan organik yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam air. Serta pakan yang digunakan harus memiliki kandungan protein yang tinggi dan mudah dicerna oleh udang.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Stres pada Udang Vaname

Manfaat Penggunaan Bioflok dalam Budidaya Udang Vaname

1. Peningkatan Kualitas Air

Salah satu manfaat utama penerapan teknologi bioflok dalam budidaya udang vaname adalah membantu menjaga kualitas air tetap optimal. Mikroorganisme dalam sistem ini dapat memecah bahan organik yang mengurangi kadar amonia, nitrit, dan nitrat di dalam air.

2. Hemat Biaya

Teknologi bioflok juga dapat membuat Anda lebih hemat biaya dibandingkan metode budidaya udang tradisional. Sebab, mikroorganisme dalam sistem bioflok dapat menjadi penyedia sumber nutrisi alami dan mengurangi biaya pengeluaran untuk pakan. Selain itu, budidaya udang vaname sistem bioflok juga dapat mempertahankan kualitas air dalam kondisi yang baik dalam waktu yang lebih lama, sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk kebutuhan penggantian air.

3. Tingkat Kelangsungan Hidup dan Tingkat Pertumbuhan yang Tinggi

Penggunaan teknologi bioflok telah terbukti dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang vaname. Hal ini karena mikroorganisme dalam sistem dapat memberikan nutrisi tambahan untuk udang yang mendorong pertumbuhan dan perkembangannya.

Baca Juga: Cara Menumbuhkan Plankton di Tambak Udang dengan Praktis dan Mudah

Tips Menggunakan Bioflok dalam Budidaya Udang Vaname

1. Pertahankan Kandungan Bahan Organik yang Tinggi

Untuk memastikan pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat dalam sistem bioflok, penting untuk mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air. Anda dapat melakukannya dnegan memberi udang pakan berkualitas tinggi dan menghindari pemberian pakan yang berlebihan.

2. Selalu Pantau Kualitas Air

Pemantauan paramter kualitas air secara rutin seperti kadar amonia, nitrit, nitrat, dan pH sangat penting untuk memastikan bahwa sistem bioflok berfungsi dengan benar. Jika angka salah satu dari parameter ini terlalu tinggi, Anda harus segera mengambil tindakan untuk menjadikannya kembali optimal.

3. Kendalikan Padat Tebar

Padat tebar udang vaname harus selalu dikontrol untuk menghindari densitas yang berlebihan. Kolam yang menampung udang berlebih dapat menyebabkan udang saling berebut untuk mendapatkan nutrisi dan oksigen terlarut, sehingga dapat berbahaya bagi kelangsungan hidupnya.

Baca Juga: Budidaya Udang Vaname Intensif, Bagaimana Caranya?

Pilih DELOS untuk Budidaya Udang Vaname Anda

Budidaya udang vaname bioflok merupakan inovasi yang cukup menjanjikan dalam dunia akuakultur. Teknologi ini memiliki banyak manfaat termasuk di antaranya dalah peningkatan kualitas air, efektivitas biaya, dan tingkat kelangsungan hidup serta pertumbuhan udang.

Untuk memastikan keberhasilan budidaya dengan teknologi bioflok, penting untuk mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air, memantau parameter kualitas air secara teratur, dan mengontrol kepadatan tebar.

DELOS adalah pilihan yang tepat untuk Anda yang ingin memulai bisnis budidaya udang vaname. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu anda mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

Manajemen tambak DELOS didukung dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan Anda untuk memantau kondisi tambak udang Anda setiap harinya, kapan saja dan di mana saja.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau kunjungi website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang manajemen tambak DELOS. Percayakan budidaya udang vaname Anda pada DELOS!

Read More
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top