logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Tips
Home Tips Page 4

Kategori: Tips

06Des
AquacultureTips

Efisiensi FCR Udang Vaname untuk Sukseskan Budidaya

Manajemen pakan menjadi salah satu penentu suksesnya budidaya udang vaname. Untuk mengetahui hal ini biasanya dilakukan dengan terlebih dahulu menghitung efisiensi FCR udang vaname yang dibudidayakan.

FCR atau feed conversion ratio adalah hasil dari penghitungan angka efektivitas dan efisiensi pakan yang ditebar. Melalui penghitungan FCR, kamu dapat mengetahui apakah pakan yang diberikan benar-benar dimakan oleh udang atau malah tersisa dan menjadi limbah kolam.

Dalam bahasa Indonesia, FCR dikenal juga dengan rasio konversi pakan yang dapat menunjukkan tingkat keefisienan manajemen pakan dalam setiap budidaya yang dilakukan. Semakin kecil angka FCR, semakin efisien pula manajemen pakan yang dilakukan.

Oleh karena itu, mari mengenal apa itu FCR dan bagaimana cara menghitungnya berikut ini.

Baca Juga: 5 Hal untuk Sukseskan Budidaya Udang Vanamei

Apa itu FCR Udang Vaname?

Feed convertion ratio atau FCR adalah perhitungan dari jumlah total berat pakan buatan dibagi dengan jumlah berat total (biomassa) hasil panen. Pada udang vaname, nilai FCR yang ideal berkisar antara 1,1-1,2. Semakin kecil nilai FCR yang didapatkan, semakin besar pula keuntungan yang diperoleh para petambak.

Tak hanya pada udang vaname, FCR juga berlaku untuk komoditas tambak lainnya, seperti ikan lele, ikan salmon, dll. Sementara tinggi rendahnya FCR ditentukan oleh jenis pakan, spesies, ukuran hewan, praktik pemberian pakan, kondisi air, dan sistem budidaya yang dijalankan.

Pentingnya FCR dalam Budidaya Udang Vaname

Rasio konversi pakan (FCR) merupakan metrik penting dalam budidaya udang vaname karena dapat memberikan informasi tentang efisiensi pakan yang telah diberikan selama budidaya berlangsung.

Angka FCR udang vaname yang rendah menunjukkan bahwa pakan yang diberikan pada udang vaname diserap dengan baik dan menjadikan budidaya lebih menguntungkan dari segi ekonomi maupun keberlanjutan.

Sebaliknya, FCR yang tinggi menunjukkan bahwa pakan yang diberikan tidak efisien dan dapat menyebabkan peningkatan biaya dan keuntungan yang lebih rendah bagi pembudidaya. Selain itu, angka FCR yang tinggi juga memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, terutama dalam hal pencemaran air.

Baca Juga: Probiotik Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Budidaya

Cara Menghitung FCR Udang Vaname

Untuk menghitung FCR dalam budidaya udang vaname, terlebih dahulu kamu harus menentukan jumlah pakan yang diberikan pada udang dan kemudian mengukur pertambahan berat udang selama periode waktu tertentu.

FCR kemudian dihitung dengan membagi jumlah pakan yang diberikan pada udang dengan pertambahan biomassa udang. Adapun rumus Feed Convertion Ratio (FCR) adalah sebagai berikut:

vannamei shrimp fcr

Misalnya, biomassa udang yang kamu budidayakan adalah 1 ton (1000 kg). Sementara jumlah pakan yang telah diberikan adalah 1,2 ton (1200 kg). Maka FCR udang vaname adalah 1200 : 1000 = 1,2.

Tips Efisiensi FCR Udang Vaname

Menyesuaikan pemberian pakan sangat penting untuk menjaga FCR (Feed Conversion Ration) tetap optimal. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai FCR yang efisien di antaranya meliputi:

1. Kebutuhan dan Umur Udang

Pemberian pakan udang vaname harus disesuaikan dengan kebutuhan dan umur udang. Contohnya, untuk udang yang berusia kurang dari 15 hari, disarankan memberikan pakan dalam bentuk bubuk agar lebih mudah dicerna. Sementara pada saat udang memasuki periode DOC 16-45 hari, pakan yang diberikan sebaiknya berupa crumble.

Pada dasarnya, jenis pakan udang vaname berbeda-beda. Hal ini tergantung pada kebutuhan nutrisi, ukuran pakan, dan umur udang.

2. Metode Pemberian Pakan

Pemberian pakan bisa dilakukan secara manual, seperti penyebaran secara langsung atau menggunakakan autofeeder. Dalam metode pemberian pakan ini perlu dipertimbangkan jumlah pakan, jadwal pemberian, dan juga memastikan agar penyebarannya merata di seluruh tambak. Sebab, penumpukan pakan berlebih dapat mempengaruhi kualitas air.

3. Frekuensi Pemberian Pakan

Selain mempertimbangkan kebutuhan dan usia udang, frekuensi pemberian pakan juga memiliki peran penting. Waktu interval antara pemberian pakan harus dipertimbangkan agar udang memiliki cukup waktu untuk mencerna pakan, minimal 48-90 menit. Proses pencernaan pakan sendiri membutuhkan waktu sekitar 4-6 jam sebelum akhirnya menjadi feses.

Untuk udang berusia kurang dari 15 hari, cukup bdrikan pakan sebanyak 3 kali sehari. Sedangkan untuk udang usia 16-30 hari, berikan sebanyak 4 kali sehari sesuai dengan kemampuan makan udang pada fase tersebut.

Ketika udang telah berusia lebih dari itu, pemberian pakan bisa dilakukan sebanyak 5 kali sehari. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa kondisi oksigen terlarut di tambak masih optimal.

Baca Juga: 3 Resep Udang Asam Manis Favorite Keluarga

Sukses Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS

Rasio konversi pakan (FCR) dapat menjadi salah satu indikator kesuksesan budidaya udang vaname yang dilakukan. Hal ini mengharuskan para petambak tidak bisa sembarangan dalam mengatur manajemen pakan.

Kini, untuk mempermudah budidaya udang vaname yang kamu lakukan, DELOS menawarkan Farm Management untuk mengelola tambak udang yang kamu miliki. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu sukseskan budidaya udang vanamemu.

Farm Management DELOS juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan setiap farm owner dan farm personnel untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Tak hanya itu, DELOS juga memiliki program rantai pasok terintegrasi, DELOS AquaLinkyang dapat membantumu mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga dan kualitas terbaik.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu tentang budidaya udang vaname melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Sukseskan budidaya udang vaname bersama DELOS!

vannamei shrimp fcr
Source: Unsplash
Read More
01Des
TipsKualitas Air

Menghadapi Tantangan Cuaca Tidak Menentu saat Budidaya Udang

Cuaca yang tidak menentu saat budidaya udang dapat menjadi tantangan serius bagi petambak. Sebab, hal ini mengganggu kondisi ekosistem yang diperlukan undang untuk tumbuh optimal.

Namun, dengan persiapan yang tepat dan pengelolaan tambak udang yang cermat, petambak dapat mengatasi dampak dari cuaca yang tidak menentu ini. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda untuk budidaya udang saat kondisi cuaca tidak menentu.

Baca Juga: Mengenal Manfaat Tandon Dalam Budidaya Udang

Tips Menghadapi Cuaca Tidak Menentu saat Budidaya Udang

1. Menjaga Parameter Kualitas Air Optimal

Cuaca yang tidak menentu atau berubah secara tiba-tiba dapat berpengaruh terhadap kualitas air di tambak udang. Penting bagi para petambak untuk menjaga kestabilan parameter kualitas air yang ada. Hal ini termasuk dengan segera mengambil tindakan cepat apabila terjadi anomali.

2. Pengelolaan Suhu Air

Perubahan suhu air yang drastis dapat memengaruhi kesehatan udang. Untuk mengatasi perubahan suhu ini, petambak harus selalu memeriksa dan mengontrol suhu air secara rutin. Jika terjadi anomali, segera lakukan tindakan cepat agar udang tidak stres.

3. Monitoring Kualitas Air Secara Teratur

Perubahan cuaca seringkali mempengaruhi kualitas air, seperti tingkat salinitas, suhu, pH, dan sebagainya. Melakukan pengukuran kualitas air secara teratur dan memantau perubahan-perubahan dalam parameter-parameter penting dapat membantu dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menyesuaikan kondisi lingkungan tambak udang.

Baca Juga: Cara Mengatasi Blooming Alga yang Berbahaya Bagi Tambak Udang

4. Perlindungan Terhadap Hujan Ekstrem

Cuaca buruk seringkali disertai dengan hujan deras yang dapat memengaruhi kualitas air di tambak. Memiliki penutup atau shelter untuk tambak dapat membantu melindungi udang dari dampak langsung air hujan yang berlebihan.

5. Pemberian Pakan yang Teratur

Kondisi cuaca yang tidak menentu dapat memengaruhi pola makan udang. Untuk menjaga pertumbuhan yang optimal, penting untuk memberikan pakan secara teratur dan memperhatikan apakah udang mengonsumsi pakan dengan baik. Penyesuaian jumlah pakan juga perlu dilakukan sesuai dengan kondisi udang dan lingkungan.

6. Kebersihan Tambak

Perubahan cuaca seringkali meningkatkan risiko penyakit dan kontaminasi patogen di tambak. Memastikan kebersihan tambak dengan melakukan pemeliharaan rutin seperti pembersihan dan penggantian air secara berkala dapat membantu mencegah penyebaran penyakit dan mempertahankan kualitas air yang baik.

7. Kesiapan Menghadapi Perubahan Ekstrem

Pada kasus cuaca ekstrem yang tak terduga, memiliki rencana darurat adalah kunci. Memiliki infrastruktur cadangan seperti pompa air, generator listrik, atau sumber daya lainnya yang dapat digunakan saat terjadi keadaan darurat dapat membantu mengurangi dampak negatif pada budidaya udang.

Baca Juga: Manfaat Filterisasi Air Tambak Udang Vaname dan Cara Melakukannya

Budidaya Udang Vaname Lebih Produktif Bersama DELOS

Budidaya udang adalah bisnis yang membutuhkan perhatian ekstra terutama dalam menghadapi perubahan cuaca tidak menentu. Dengan perencanaan yang baik, pengelolaan yang hati-hati, dan kesiapan menghadapi situasi ekstrem, petambak udang dapat mengurangi risiko dan mengoptimalkan produksi mereka bahkan saat cuaca yang stabil.

Masih banyak petambak yang kurang menyadari pentingnya pemantauan kualitas air untuk menjaga lingkungan tambak saat cuaca tidak menentu.Untuk itu, Anda dapat memilih DELOS sebagai mitra budidaya udang vaname Anda.

Di DELOS, Tim Laboratorium kami selalu memastikan pemantauan kualitas air harian untuk memantau kondisi tambak, sehingga apabila terjadi anomali dapat segera diberikan perlakuan khusus agar budidaya udang vaname tetap berjalan dengan baik.

Hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau klik ikon WhatsApp pada halaman ini untuk terhubung langsung dengan tim kami. Percayakan budidaya udang vaname Anda pada DELOS!

Read More
23Agu
AquacultureTipsKualitas Air

Ini Prospek dan Cara Ekspor Udang Vaname yang Lengkap dan Tepat

Ekspor udang vaname telah dilakukan oleh berbagai pihak sejak bertahun-tahun lalu. Hal ini karena udang vaname sangat diminati oleh pasar global. Namun, untuk melakukan kegiatan ekspor, Anda perlu mengetahui prosedurnya terlebih dahulu.

Cara ekspor udang vaname tidak lah sulit, tetapi juga tidak mudah. Anda harus memahami betul bagaimana prosedur dari pemerintah Indonesia sekaligus prosedur negara tujuan Anda ekspor.

Nah, selengkapnya, yuk baca artikel tentang cara ekspor udang vaname berikut ini!

Baca Juga: Peluang Ekspor dan Prospek Budidaya Udang Vaname yang Menjanjikan

Bagaimana Prospek Ekspor Udang Vaname di Pasar Global?

Udang vaname dikenal memiliki daging yang lezat, tekstur yang baik, dan dapat diolah menjadi berbagai hidangan lezat serta harganya yang terjangkau. Tak heran jika permintaan akan udang ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Di Indonesia, udang vaname menjadi salah satu komoditas ekspor tertinggi dengan nilai keuntungan mencapai jutaan dollar Amerika Serikat. Udang vaname telah menyumbang hingga 36% dari total komoditas ekspor perikanan Indonesia yang menunjukkan bahwa udang ini sangat diminati pasar global.

Berdasarkan data Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), produksi udang Indonesia terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2022, Indonesia memproduksi 1.099.976 ton udang. Nilai ini diharapkan mengalami peningkatan pada tahun 2023 yang ditargetkan mencapai 1.829.000 ton dan 2 juta ton pada tahun 2024.

Target ini dianggap cukup realistis mengingat potensi wilayah yang dimiliki Indonesia untuk budidaya sangat tinggi. Mulai dari lahan untuk budidaya seluas setidaknya 2,9 juta hektar, iklim budidaya yang mendukung setiap tahun, dan sumber air yang memadai.

Negara Tujuan Ekspor Udang Indonesia

Indonesia menjadi negara pengekspor udang terbesar nomor 4 di dunia. Angka ini diharapkan akan mengalami peningkatan di tahun-tahun mendatang dan menjadikan Indonesia sebagai pengekspor udang terbesar di dunia. Beberapa negara tujuan ekspor udang Indonesia di antaranya meliputi:

1. Singapura

Singapura menempati urutan pertama negara tujuan ekspor udang budidaya terbesar Indonesia. Tepatnya mencapai 1,89 juta kg atau setara dengan 8,2 juta dollar Amerika Serikat pada tahun 2021.

2. Malaysia

Selain Singapura, negara tetangga lainnya yaitu Malaysia menempati urutan kedua sebagai negara tujuan ekspor udang Indonesia.

Pada tahun 2021, Indonesia telah mengekspor total 2,07 juta kilogram udang atau setara 3,38 juta dollar Amerika Serikat ke Malaysia.

3. Tiongkok

Negara tujuan ekspor udang Indonesia yang ketiga adalah Tiongkok. Indonesia telah mengekspor udang ke Tiongkok sebanyak 733,3 ribu kilogram atau senilai 13,8 juta dollar Amerika Serikat pada tahun 2021.

4. Korea Selatan

Negara Asia Timur lainnya yang menjadi tujuan ekspor udang Indonesia adalah Korea Selatan. Selama tahun 2021, Indonesia telah mengekspor udang sebanyak 69,19 juta kilogram udang ke Korea Selatan.

5. Amerika Serikat

Pasar Amerika Serikat (AS) merupakan salah satu tujuan utama ekspor udang vaname Indonesia. Konsumsi makanan laut yang tinggi di AS dan permintaan terhadap udang vaname yang berkualitas membuat pasar ini sangat menjanjikan.

Namun, Indonesia harus bersaing dengan beberapa negara Amerika Latin seperti Ekuador untuk bermain di Pasar AS.

6. Uni Eropa

Negara-negara di Uni Eropa juga menjadi pasar yang signifikan untuk ekspor udang vaname Indonesia. Peraturan yang ketat terkait kualitas dan keamanan pangan di Uni Eropa membuat produsen udang Indonesia harus memenuhi standar yang ketat untuk masuk ke pasar ini.

7. Jepang

Sebagai negara pengonsumsi udang tertinggi di dunia, Jepang juga menjadi tujuan ekspor udang vaname Indonesia. Hal ini karena Jepang tidak memiliki areal produksi untuk budidaya udang sendiri.

Beberapa jenis udang yang banyak dikonsumsi di Jepang adalah giant tiger atau udang windu dan whiteleg shrimp atau udang vaname.

Baca Juga: Ini 7 Tips Panen Udang Vaname yang Sukses dan Cuan

Kriteria Udang Vaname Ekspor

Agar proses ekspor udang Anda sukses, penting untuk memenuhi kriteria kualitas tertentu. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi di antaranya adalah:

1. Ukuran dan Berat

Udang vaname yang diekspor harus memiliki ukuran dan berat yang sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh negara tujuan. Ukuran dan berat yang seragam membantu menjaga konsistensi dalam produk yang dikirim.

2. Kualitas dan Penampilan

Udang harus dalam kondisi dan penampilan terbaik saat akan diekspor. Jangan sampai udang mengalami kerusakan fisik, seperti luka, cacat, atau bagian tubuh yang terlepas. Selain itu, pastikan warna dan tekstur kulitnya normal.

3. Kebersihan dan Keamanan

Udang harus bersih dan bebas dari kontaminan yang dapat membahayakan kesehatan manusia. Proses budidaya dan pemrosesan udang hingga dikemas harus mengutamakan kebersihan dan higenisitas.

4. Pemrosesan dan Pengemasan

Udang harus diproses dan dikemas dengan benar sesuai dengan standar internasional. Proses ini melibatkan pembersihan, pengupasan pembekuan, dan pengemasan yang tepat tanpa merusak bagian tubuh dari udang.

Tata Cara Ekspor Udang Vaname

Agar proses ekspor udang vaname yang Anda lakukan berjalan dengan baik, Anda harus memperhatikan tata caranya berikut ini.

1. Pemilihan dan Penyiapan Udang

Pilih udang-udang yang memenuhi kriteria ekspor. Mulai ukuran, berat, hingga kualitasnya. Pastikan pula udang telah melewati pemeriksaan kesehatan dan keamanan untuk dikonsumsi.

2. Pengemasan yang Benar dan Sesuai Standar

Selanjutnya, pastikan Anda telah melakukan pengemasan yang sesuai standar. Baik itu untuk produk udang beku maupun udang segar.

Pengemasan udang ekspor yang baik dilakukan dengan menggunakan kemasan yang terbuat dari bahan yang tahan perubahan suhu dan kelembapan.

3. Tetapkan Harga yang Tepat

Sebelum melakukan ekspor, tetapkan harga yang tepat untuk udang yang akan Anda ekspor. Harga yang tepat adalah harga yang tidak terlalu rendah mupun terlalu tinggi, tetapi tetap bersaing di pasar.

Harga yang sesuai akan meningkatkan daya tarik udang Anda di pasar ekspor. Terutama jika didukung dengan kualitas produk yang unggul, permintaan terhadap udang Anda akan meningkat.

4. Menyusun Dokumen Resmi

Agar ekspor udang vaname yang Anda lakukan berjalan lancar, Anda harus menyiapkan berbagai dokumen resmi yang dibutuhkan. Dokumen-dokumen ini meliputi dokumen yang diperlukan di Indonesia dan negara tujuan ekspor.

Beberapa dokumen yang dibutuhkan di antaranya:

  • Faktur
  • Sertifikat HACCP (Hazard Analysis Critical
  • Nomor Induk Berusaha (NIB)
  • Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP)
  • Surat Ketetapan Pajak (SKP)
  • Rekaman Audit Internal
  • Surat Permohonan Pendaftaran Nomor Registrasi
  • Surat Pernyataan Pemanfaatan Nomor Registrasi

5. Membuat Kontrak Ekspor-Impor

Membuat kontrak resmi antara eksportir dan importir juga penting untuk dilakukan. Kontrak biasanya berisi informasi tentang jenis, jumlah, harga, jadwal pengiriman, dan deskripsi udang yangakan diekspor.

Di dalam kontrak ini, kedua belah pihak harus saling menyetujui poin-poin yang ada di dalam kontrak.

6. Pilih Jalur Pendistribusian Terbaik

Komoditas ekspor dapat didistribusikan melalui dua jalur, yaitu jalur laut dan jalur udara. Biasanya jalur laut memiliki harga yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan jalur udara. Namun, jarak tempuhnya juga lebih lama.

Baca Juga: Startup Aquatech Delos Yakin Indonesia Jadi Pengekspor Udang Terbesar

Mulai Ekspor Udang Vaname Bersama AquaLink!

Setelah membaca prospek dan tata cara ekspor udang vaname di atas, apakah Anda mulai tertarik untuk menggeluti bisnis ini? Jika iya, maka sangat penting untuk menemukan mitra yang tepat untuk melakukannya.

Untuk itu, Anda dapat memilih AquaLink sebagai mitra ekspor udang Anda! Bersama AquaLink, Anda dapat melakukan ekspor udang dengan harga terbaik.

Segera hubungi tim DELOS AquaLink melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Mulai ekspor udang vaname bersama

Read More
03Agu
AquacultureTips

Langkah-Langkah Penting Menjaga Kualitas Udang Saat Panen

Udang juga menjadi komoditas ekspor penting bagi banyak negara, salah satunya Indonesia. Bagi petambak udang, menjaga kualitas udang saat panen adalah hal yang krusial untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memenuhi permintaan pasar.

Proses panen udang vaname yang tepat akan memastikan udang tetap segar, berkualitas tinggi, dan bebas dari kontaminasi organisme lain. Lebih lanjut dalam artikel ini akan dibahas bagaimana langkah-langkah penting yang perlu diperhatikan saat panen untuk menjaga kualitas udang tetap segar hingga sampai ke tangan konsumen.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

1. Penentuan Waktu Panen yang Tepat

Memilih waktu panen yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas udang yang optimal. Udang sebaiknya dipanen saat ukurannya telah mencapai ukuran pasar yang diinginkan. Membiarkan udang terlalu lama di tambak dapat menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dan kualitas daging udang yang menurun.

2. Persiapan Kolam dan Peralatan

Sebelum panen, pastikan tambak udang bersih dari berbagai kotoran dan sisa pakan yang tidak habis. Air kolam harus dalam kondisi yang baik dan bebas dari zat-zat yang dapat merusak kualitas udang.

Selain itu, pastikan juga peralatan panen seperti jaring dan wadah penyimpanan sudah dicuci bersih dan disterilkan sebelum digunakan. Kontaminasi dari peralatan tambak udang yang kotor dapat menyebabkan pembusukan dan menurunnya kualitas udang.

3. Penggunaan Anestesi

Menggunakan anestesi sebelum panen dapat membantu mengurangi stres pada udang dan menghindari kerusakan pada kualitas daging udang. Anestesi membuat udang menjadi lebih tenang selama proses penangkapan, transportasi, dan penanganan lebih lanjut. Beberapa petani udang menggunakan bahan alami seperti ekstrak daun kelapa atau ekstrak cengkeh sebagai anestesi, yang aman untuk udang dan tidak meninggalkan residu berbahaya.

4. Penanganan yang Sesuai

Saat panen, petambak harus berhati-hati agar tidak merusak atau menyebabkan luka pada udang. Udang yang terluka atau rusak dapat menjadi sumber infeksi pada udang lainnya.

Hindari menginjak-injak udang atau menumpuknya dalam jumlah yang berlebihan. Selain itu, jangan biarkan udang terlalu lama terpapar udara karena udang perlu kelembapan untuk tetap segar.

Baca Juga:  Masa Panen Udang Vaname beserta Jenis-Jenisnya

5. Pendinginan dengan Cepat

Setelah dipanen, udang harus segera didinginkan untuk memperlambat proses dekomposisi dan menjaga kesegaran daging udang. Udang adalah organisme yang mudah rusak, sehingga penyimpanan dalam suhu yang tepat sangat penting. Gunakan es atau alat pendingin lainnya untuk menjaga suhu udang tetap rendah selama transportasi dari tambak ke tempat pemrosesan atau pasar.

6. Pemilahan dan Grading

Pemilahan dan grading adalah langkah penting lainnya dalam menjaga kualitas udang. Udang sebaiknya dipilah berdasarkan ukuran dan jenisnya. Udang yang lebih besar biasanya memiliki harga yang lebih tinggi, sedangkan udang dengan kualitas bagus harus dipisahkan dari yang cacat. Grading ini membantu memastikan bahwa udang yang dijual memenuhi standar yang diharapkan oleh konsumen.

7. Penggunaan Metode Pengawetan yang Tepat

Jika udang tidak akan segera dijual atau diproses, petambak harus menggunakan metode pengawetan yang tepat untuk menjaga kualitasnya. Beberapa metode pengawetan yang umum digunakan adalah penggaraman, pengeringan, atau pemberian suhu rendah. Pemilihan metode pengawetan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan jenis udang yang dipanen.

Baca Juga: Panen Parsial Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Tingkatkan Keuntungan Budidaya

Panen Udangmu Secara Transparan dan Terpercaya Bersama DELOS!

Melakukan penanganan udang yang tepat saat panen sangat penting dilakukan untuk menjaga kesegaran udang udang hingga sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, Anda dapat mengikuti langkah-langkah di atas agar udang yang Anda panen tetap dalam kondisi terbaik.

DELOS memperkenalkan AquaLink, solusi terpercaya untuk panen udang Anda dengan harga yang kompetitif! 

AquaLink menawarkan layanan panen udan berstandar internasional. Tim kami berkomitmen penuh untuk memberikan pengalaman panen terbaik untuk tambak Anda. Layanan ini disesuaikan dengan kebutuhantambak Anda, dengan serangkaian SOP dan pengalaman industri selama bertahun-tahun untuk memastikan kualitas panen udang Anda.

Hubungi contact@delosaqua.com atau WhatsApp ke +6281328128109 untuk mendiskusikan layanan kami. Panen udangmu secara transparan dan terpercaya bersama DELOS!

Read More
05Jul
AquacultureTips

Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Banyak orang ingin memulai budidaya udang vaname, tetapi masih belum tahu harus memulai dari mana. Sebab, melakukan budi daya udang tidak bisa sembarangan. Banyak persiapan dan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum anda memulainya.

Udang vaname merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sejak pertama kali diperkenalkan ke Indonesia, udang vaname langsung menjadi primadona di kalangan para petambak.
Sebab, udang yang memiliki nama latin Litopenaeus Vannamei ini memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap lingkungan dan mampu beradaptasi dengan cepat. Tak hanya itu, permintaan pasar terhadap udang vaname juga terus mengalami kenaikan.

Tak heran, jika banyak orang tertarik untuk memulai budi daya udang vaname ini. Nah, bagi anda yang baru ingin memulai budidaya udang vaname. Simak cara-caranya berikut ini, ya!

Baca Juga: Perkenalkan Akuakultur pada Masyarakat, DELOS Ikuti Seminar dan Musda SCI Jabar-Banten

Tahap Persiapan Budidaya

1. Persiapan Tambak

Dalam budidaya udang vaname, hal pertama yang harus dilakukan adalah persiapan tambak untuk membentuk ekosistem yang kondusif untuk pemeliharaan udang selama satu siklus budidaya.

Selama persiapan tambak berlangsung, beberapa hal yang harus dipastikan meliputi:

  • Kolam dalam keadaan bersih, kering, dan tidak bocor.
  • Penyesuaian kebutuhan aerasi dan turbulensi dengan target produksi, konfigurasi, ketersediaan energi, dan sistem budidaya.
  • Memastikan kolam tambak telah bebas dari potensi sisa-sisa mikroorganisme yang dapat merugikan kegiatan budidaya, seperti bakteri, virus, dll.

2. Persiapan Alat-Alat Tambak dan Laboratorium

Setiap tambak harus memiliki peralatan masing-masing dan tidak boleh digunakan secara bergantian dengan tambak lain. Baik alat-alat di lapangan seperti selang sipon, secchi disk, serok klekap, dikat dinding, ember, dan water sampler maupun alat laboratorium seperti water quality checker, pH meter, dan DO meter.

Oleh karena itu, para petambak harus mempersiapkan setiap alat yang dibutuhkan dengan baik. Pastikan semua peralatan sudah lengkap dan siap untuk digunakan sebelum siklus budidaya dimulai.

3. Persiapan Sumber Daya Manusia

Tak hanya kolam dan peralatan, sumber daya manusia yang kompeten dan memadai juga perlu dipersiapkan. Hal ini agar budidaya udang vaname yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Pastikan jumlah sumber daya manusia, keahlian, serta pembagian tugas setiap orang dilakukan dengan jelas. Persiapan sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan pencatatan data-data tambak yang rapi dan budidaya vaname yang lebih sukses.

4. Sterilisasi Kolam Tambak

Sterilisasi kolam termasuk ke dalam tahap persiapan air yang membentuk ekosistem dasar di mana udang akan tumbuh dan berkembang. Melalui tahap ini, para petambak harus memastikan kombinasi antara bakteri autotrof dan heterotrof di dalam tambak telah seimbang.

Selain itu, pastikan pula tidak ada patogen dan hama lain yang masih tersisa di kolam tambak. Biasanya sterilisasi dilakukan dengan penambahan chlorine sesuai dengan aturan dan dosis yang berlaku.

5. Penebaran Mikroorganisme

Persiapan terakhir sebelum budidaya udang vaname dilakukan adalah penebaran mikroorganisme. Mikroorganisme ini nantinya juga dapat menjadi pakan alami udang. Namun tak hanya itu, mikroorganisme juga dapat membantu menyerap amonia, menghasilkan oksigen, menstabilkan suhu air, hingga melawan bakteri yang merugikan.

Baca Juga: Ketahui Ini Udang Vaname Favorit Para Petambak

Tata Cara Budidaya Udang Vaname

1. Pemilihan dan Penebaran Benur

cara budidaya udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Pemilihan benur menjadi kunci sukses dalam budidaya vaname. Benur yang ideal harus bebas penyakit dan resisten terhadap penyakit. Selain itu terdapat beberapa kriteria lain yang harus dipenuhi, di antaranya panjang tubuh >10 mm, variasi ukuran <1, pigmen warna tajam, dan aktif berenang menyebar.

Sebelum benur ditebar, terlebih dahulu harus dilakukan aklimatisasi untuk mempercepat adaptasi benur dari media air kantong ke ekosistem air tambak. Tahap ini juga untuk menghindari stress pada benur dan menekan tingkat kematian saat penebaran.

2. Manajemen Pemberian Pakan

Manajemen pakan udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Budidaya udang vaname intensif tidak dapat dilakukan tanpa pakan buatan. Oleh karena itu, para petambak harus mempersiapkan manajemen pakan yang baik untuk memaksimalkan budidaya yang dilakukan.

Manajemen pakan udang merupakan langkah memaksimalkan manfaat dari pakan untuk menunjang keberhasilan budidaya. Manajemen pakan menjadi salah satu faktor terpenting, terutama yang berkaitan dengan modal yang dikeluarkan. Semakin efektif dan efisien seseorang dalam melakukan manajemen pakan udang vaname, semakin efisien pula modal yang dikeluarkan.

3. Sampling Rutin

Cultivate vannamei shrimp
Sumber: Dokumentasi DELOS

Sampling secara rutin bertujuan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan udang selama budidaya berlangsung. Sampling menjadi salah satu kegiatan penting untuk melihat pertumbuhan undang yang dibutuhkan untuk evaluasi, salah satunya dalam hal pemberian pakan.

Biasanya, sampling dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk mengetahui average body weight (ABW), pertumbuhan (ADG), estimasi populasi, survival rate (SR), biomassa, dan mengamati kualitas udang.

4. Manajemen Kualitas Air

manajemen air tambak udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Selama budidaya vaname berlangsung, para petambak harus menerapkan manajemen kualitas air yang baik dan terus mengamatinya. Ini bertujuan agar apabila terjadi perubahan atau fluktuasi parameter kualitas air selama budidaya, petambak dapat lebih mudah untuk mengetahuinya.

Air yang digunakan untuk budidaya vaname adalah air laut dengan tingkat salinitas di atas 15 ppt yang harus diganti setiap 60 hari sekali. Sementara parameter yang digunakan untuk pengukuran kualitas air meliputi pH, DO, suhu, kecerahan, total amonia nitrogen, NH3, total vibrio count, alkalinitas, salinitas, serta jenis dan jumlah plankton.

5. Perawatan dan Obat-Obatan Udang Vaname

budidaya udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Selama budidaya berlangsung, petambak harus memastikan udang berada dalam kondisi yang sehat dan mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Oleh karena itu berbagai perawatan seperti pemberian probiotik dan vitamin perlu untuk dilakukan.

Selain itu, tambak juga harus didisinfektasi sesuai standar untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang buruk bagi keberlangsungan budidaya.

6. Panen

budidaya udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Terakhir adalah tahap panen, yaitu proses memetik hasil dari budidaya vaname yang telah anda lakukan. Tahap panen dibagi menjadi empat, yaitu panen secara keseluruhan (panen total), panen sebagian (panen parsial), panen abnormal, dan panen emergency.

Panen normal dilakukan jika abw udang vaname mencapai lebih dari 14 gram. Panen parsial biasanya dilakukan ketika kapasitas tambak telah mencapai batas maksimal. Sementara panen abnormal dan panen emergency dilakukan ketika terjadi hal-hal tertentu saat budidaya, misalnya angka kematian yang tinggi.

Baca Juga: Udang Windu vs Undang Vaname, Mana yang Lebih Baik?

Modal Budidaya Udang Vaname

Bisnis udang vaname memanglah menggiurkan, dengan nilai keuntungan yang fantastis, bisnis ini kian diminati oleh masyarakat. Namun, di sisi lain, modal yang dikeluarkan untuk memulai budidaya udang vaname tidaklah sedikit.

Banyaknya modal budidaya udang vaname yang dikeluarkan tergantung pada banyak faktor. Misalnya jenis teknologi yang diterapkan, apakah tradisional, semi-intensif, intensif, maupun super intensif.

Jenis modal yang dikeluarkan untuk budidaya udang vaname terbagi menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal kerja.

Modal tetap merupakan modal awal yang dikeluarkan saat hendak memulai budidaya udang vaname. Jumlahnya akan terus tetap dan tidak terpengaruh oleh naik turunnya operasional budidaya, yaitu biaya pembelian lahan jika Anda belum memilikinya, biaya peralatan, dan pembuatan kolam.

Modal kerja budidaya udang vaname adalah biaya yang harus kita keluarkan selama budidaya berlangsung. Biaya ini bersifat fluktuatif dan mengikuti kebutuhan operasional tambak. Misalnya benur, pupuk, pakan, suplemen, probiotik, dan sebagainya.

Biaya modal kerja dapat lebih banyak maupun lebih sedikit tergantung pada cara Anda memilih jenis pupuk, pakan, suplemen, dan probiotik yang berkualitas tinggi. Sehingga kualitas panen yang didapatkan akan baik pula.

Bertambak Lebih Mudah Bersama Farm Management DELOS

Memulai budidaya udang vaname dapat menjadi sesuatu yang merepotkan bagi pemula. Terdapat banyak persiapan yang harus benar-benar dilakukan agar budidaya yang dilakukan mendapatkan hasil yang optimal.

Akan tetapi, kini kamu tak perlu khawatir karena DELOS siap untuk membantumu mengelola tambak udang yang kamu miliki. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantumu mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm technician untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Bingung masalah supply untuk kebutuhan tambak? DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration, yaitu AquaLink. Kami dapat membantu menghubungkan kamu dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Kamu dapat dengan mudah menghubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com, untuk mengetahui lebih lanjut tentang Farm Management dan program Supply Chain Integration kami. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
03Jul
AquacultureTips

Menguntungkan! Ini Tips Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflok

Teknologi bioflok pada budidaya udang vaname adalah pendekatan inovatif yang semakin populer beberapa tahun belakangan ini. Teknologi ini melibatkan penggunaan mikroorganisme dalam sistem budidaya yang dapat membantu menjaga kualitas air dan meningkatkan kesehatan udang.

Dalam budidaya udang vaname, teknologi bioflok terbukti efektif dalam menekan biaya pakan, meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang, serta meningkatkan kekebalan tubuh dan meminimalkan risiko penyakit.

Namun, sebelum menerapkan budidaya udang vaname bioflok, Anda terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana cara kerja teknologi inovatif yang satu ini. Simak selengkapnya dalam artikel berikut.

Bagaimana Cara Menggunakan Bioflok dalam Budidaya Udang Vaname?

Langka awal penerapan teknologi bioflok udang vaname adalah dengan pembuatan sistem. Sistem ini melibatkan penciptaan lingkungan budidaya yang mendorong pertumbuhan mikroorganisme menguntungkan seperti bakteri dan alga.

Cara menciptakan lingkungan budidaya sistem bioflok dapat dilakukan dengan mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air, yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme.

Untuk mengatur sistem bioflok, terdapat beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, di antaranya adalah ukuran tambak, padat tebar udang vaname, dan jenis pakan udang yang digunakan.

Ukuran kolam yang ideal untuk menerapkan teknologi bioflok adalah antara 500 hingga 1000 meter persegi. Sementara padat tebar tidak boleh terlalu tinggi karena dapat menyebabkan akumulasi bahan organik yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam air. Serta pakan yang digunakan harus memiliki kandungan protein yang tinggi dan mudah dicerna oleh udang.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Stres pada Udang Vaname

Manfaat Penggunaan Bioflok dalam Budidaya Udang Vaname

1. Peningkatan Kualitas Air

Salah satu manfaat utama penerapan teknologi bioflok dalam budidaya udang vaname adalah membantu menjaga kualitas air tetap optimal. Mikroorganisme dalam sistem ini dapat memecah bahan organik yang mengurangi kadar amonia, nitrit, dan nitrat di dalam air.

2. Hemat Biaya

Teknologi bioflok juga dapat membuat Anda lebih hemat biaya dibandingkan metode budidaya udang tradisional. Sebab, mikroorganisme dalam sistem bioflok dapat menjadi penyedia sumber nutrisi alami dan mengurangi biaya pengeluaran untuk pakan. Selain itu, budidaya udang vaname sistem bioflok juga dapat mempertahankan kualitas air dalam kondisi yang baik dalam waktu yang lebih lama, sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk kebutuhan penggantian air.

3. Tingkat Kelangsungan Hidup dan Tingkat Pertumbuhan yang Tinggi

Penggunaan teknologi bioflok telah terbukti dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang vaname. Hal ini karena mikroorganisme dalam sistem dapat memberikan nutrisi tambahan untuk udang yang mendorong pertumbuhan dan perkembangannya.

Baca Juga: Cara Menumbuhkan Plankton di Tambak Udang dengan Praktis dan Mudah

Tips Menggunakan Bioflok dalam Budidaya Udang Vaname

1. Pertahankan Kandungan Bahan Organik yang Tinggi

Untuk memastikan pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat dalam sistem bioflok, penting untuk mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air. Anda dapat melakukannya dnegan memberi udang pakan berkualitas tinggi dan menghindari pemberian pakan yang berlebihan.

2. Selalu Pantau Kualitas Air

Pemantauan paramter kualitas air secara rutin seperti kadar amonia, nitrit, nitrat, dan pH sangat penting untuk memastikan bahwa sistem bioflok berfungsi dengan benar. Jika angka salah satu dari parameter ini terlalu tinggi, Anda harus segera mengambil tindakan untuk menjadikannya kembali optimal.

3. Kendalikan Padat Tebar

Padat tebar udang vaname harus selalu dikontrol untuk menghindari densitas yang berlebihan. Kolam yang menampung udang berlebih dapat menyebabkan udang saling berebut untuk mendapatkan nutrisi dan oksigen terlarut, sehingga dapat berbahaya bagi kelangsungan hidupnya.

Baca Juga: Budidaya Udang Vaname Intensif, Bagaimana Caranya?

Pilih DELOS untuk Budidaya Udang Vaname Anda

Budidaya udang vaname bioflok merupakan inovasi yang cukup menjanjikan dalam dunia akuakultur. Teknologi ini memiliki banyak manfaat termasuk di antaranya dalah peningkatan kualitas air, efektivitas biaya, dan tingkat kelangsungan hidup serta pertumbuhan udang.

Untuk memastikan keberhasilan budidaya dengan teknologi bioflok, penting untuk mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air, memantau parameter kualitas air secara teratur, dan mengontrol kepadatan tebar.

DELOS adalah pilihan yang tepat untuk Anda yang ingin memulai bisnis budidaya udang vaname. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu anda mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

Manajemen tambak DELOS didukung dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan Anda untuk memantau kondisi tambak udang Anda setiap harinya, kapan saja dan di mana saja.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau kunjungi website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang manajemen tambak DELOS. Percayakan budidaya udang vaname Anda pada DELOS!

Read More
14Jun
AquacultureTips

4 Unsur Manajemen Tambak Udang Vaname Yang Harus Kamu Perhatikan

Akhir-akhir ini budidaya udang vaname semakin berkembang pesat dan banyak diminati karena keunggulan yang dimilikinya jika dibandingkan jenis-jenis udang lainnya. Namun, jika dibudidayakan tanpa manajemen tambak udang vaname yang baik, bisa saja malah kerugian yang didapatkan.

Beragam manfaat juga bisa didapatkan jika kita menerapkan manajemen tambak yang baik. Mulai dari efisiensi pakan, menghindarkan udang dari serangan penyakit, menjaga keberlangsungan lingkungan, hingga produktivitas tambak yang dihasilkan dapat maksimal.

Lantas apa saja yang harus diperhatikan dalam manajemen tambak udang yang baik? Baca sampai habis artikel ini untuk menemukan jawabannya, ya!

Baca Juga: 10 Jenis-Jenis Udang untuk Budidaya dan Aquascape

1. Manajemen Kualitas Air

farm management yang baik
Sumber: Dokumentasi DELOS

Air menjadi komponen utama dalam budidaya perairan, sehingga setiap kegiatan budidaya diharuskan memiliki manajemen kualitas air dan dasar tambak yang baik. Misalnya dengan melakukan monitoring kualitas air untuk memantau perubahan parameter kualitas air selama budidaya berlangsung.

Pengukuran kualitas air dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Pengukuran secara fisika dapat dilakukan secara langsung di masing-masing tambak udang dengan parameter pH, suhu, DO, dan salinitas air.

Sementara parameter kimia dan biologi dapat dilakukan di laboratorium dengan parameter berupa alkalinitas, kelimpahan jenis plankton, total bakteri, total vibrio, nitrit, nitrat, amonia, fosfat, TOM, dan total padatan tersuspensi.

Selain itu, manajemen dasar tambak udang juga harus diperhatikan untuk keberlangsungan budidaya. Manajemen dasar tambak ini meliputi tata letak kincir air, aktivitas pembuangan lumpur, dan perlakuan bakteri pengurai.

2. Manajemen Pakan Udang Vaname

Manajemen pakan udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Vannamei pakan udang Manajemen pakan udang vaname menjadi unsur lain yang harus diperhatikan dalam manajemen budidaya udang. Tujuannya adalah untuk memaksimalkan pemanfaatan pakan untuk menunjang keberhasilan dan efisiensi dalam budidaya.

Manajemen pakan memegang peran penting dalam hal efisiensi modal yang dikeluarkan saat budidaya. Sebab, hampir 60% modal dikeluarkan untuk pemberian pakan pada udang vaname.

Beberapa langkah dalam manajemen pakan dapat dilakukan dengan cara blind feeding, pakan setelah bulan pertama, dan kontrol anco.

Baca Juga: Jenis-Jenis Pakan Udang Vaname yang Baik Agar Udang Cepat Besar

3. Manajemen Kesehatan Udang

Manajement kesehatan udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Manajemen kesehatan udang vaname dilakukan dengan tujuan untuk mengamati adanya perubahan-perubahan yang ada pada udang. Perubahan ini biasanya menandakan adanya masalah kesehatan dan tanda-tanda penyakit tertentu yang menyerang udang.

Pengamatan dapat terlebih dahulu dilakukan dengan melihat bagaimana ciri-ciri udang yang sehat, yaitu memiliki pergerakan yang aktif, anggota tubuh lengkap dan utuh, insang berwarna merah dan cerah, isi usus penuh dan tidak terputus-putus, bentuk tubuh proporsional, warna kulit cerah dan bersih, ekor utuh, dan pertumbuhan panjang normal.

Jika terdapat anomali atau perbedaan yang muncul saat dilakukan pengamatan kesehatan, pastikan untuk segera melakukan penyelidikan dan mitigasi penyakit.

4. Manajemen Limbah Budidaya

Vannamei Shrimp Farm Management
Sumber: Dokumentasi DELOS

Seperti yang kita ketahui, budidaya perairan termasuk udang vaname menghasilkan libah organik yang dapat mencemari perairan di sekitarnya. Oleh karena itu penting bagi para petambak untuk memiliki manajemen limbah budidaya.

Limbah tambak sebagian besar berupa limbah organik yang mudah terdegradasi. Limbah-limbah ini berasal dari sisa pakan, bahan-bahan fermentasi, kotoran udang, serta organisme-organisme lainnya yang ada di dalam tambak.

Manajemen limbah budidaya udang vaname dapat dilakukan dengan dibuang atau dibersihkan melalui saluran siphon, diuraikan dengan probiotik, atau dioksidasi dengan oksigen.

Baca Juga: 7 Cara Budidaya Udang Vaname yang Mudah untuk Pemula - DELOS Aqua

Percayakan Manajemen Tambak Udangmu pada DELOS!

Manajemen tambak udang yang baik adalah kunci keberhasilan dari budidaya udang vaname. Tak perlu pula diragukan manfaat yang didapatkan dengan menerapkan manajemen budidaya udang yang baik.

Terlebih lagi jika kamu mempercayakan manajemen tambak udang milikmu pada DELOS. Dengan tim yang terdiri dari top 99 orang terbaik di Indonesia dalam bidang budidaya udang, DELOS siap membantumu melalui Farm Management yang kami miliki.

Terlebih lagi Farm Management DELOS terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan petambak untuk memonitoring tambak udang mereka. Lantas bagaimana jika terdeteksi adanya penyakit? DELOS juga memiliki dedicated scientist yang dapat membantumu untuk mitigasi penyakit yang ditemui pada tambak udang milikmu.

Kontak DELOS segera melalui contact@delosaqua.com atau submit permasalahan yang ingin kamu diskusikan seputar budidaya udang vaname melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
10Jun
AquacultureTips

Cara Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflok

Bioflok udang vaname menjadi salah satu sistem budidaya yang populer akhir-akhir ini. Teknologi bioflok pertama kali diterapkan oleh Dr. Yoram Avnimelech di Israel dan langsung mengalami kesuksesan. Hingga akhirnya, sistem bioflok juga diterapkan di tambak-tambak udang di Indonesia.

Bisa dibilang, sistem bioflok budidaya udang vaname menjadi bentuk inovasi untuk menjawab permasalahan pakan yang dialami oleh petambak. Pasalnya, dengan menerapkan sistem bioflok, suplai pakan alami udang menjadi lebih banyak.

Bagi para petambak yang ingin menerapkan sistem bioflok pada budidaya udang vaname, harus benar-benar mempraktikkannya dengan tepat. Sebab, salah sedikit dalam praktiknya dapat berakibat fatal.

Oleh karena itu, berikut telah kami rangkum cara budidaya udang vaname sistem bioflok yang dapat kamu jadikan sebagai acuan.

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Apa Itu Sistem Bioflok?

Secara harfiah, bioflok adalah kumpulan dari berbagai mikroorganisme seperti bakteri, protozoa, fungi, plankton, dan bahan organik dari limbah yang tidak terdekomposisi.

Sementara sistem bioflok merupakan upaya untuk memanfaatkan limbah sisa pakan udang menjadi pakan mikroba. Sisa limbah pakan ini akan terdegradasi dan mikroba di dalamnya akan berkembang dan memperbanyak diri hingga akhirnya dihasilkan floks.

Floks dapat menjadi sumber protein yang baik bagi udang. Sebab, senyawa organik yang terdekomposisi mengandung senyawa karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O2), nitrogen (N), dan fosfor (P).

Dengan adanya bioflok udang vaname ini, para petambak dapat menekan biaya operasional yang biasanya digunakan untuk pembelian pakan. Sebab, sistem bioflok dapat mengurangi Feed Conversion Ratio (FCR) sekaligus meminimalisir adanya wabah penyakit.

Namun, perlu diingat jika sistem bioflok ini tidak berpengaruh pada peningkatan produktivitas tambak secara keseluruhan karena mikroorganisme yang terbentuk hanya menjadi pakan tambahan.

Budidaya udang vaname sistem bioflok dapat diterapkan mulai dari tambak sistem intensif hingga super intensif yang memiliki padat tebar tinggi. Namun, terlebih dahulu tambak harus memiliki tingkat aerasi yang tinggi dengan posisi kincir yang sesuai, kolam harus dilapisi beton atau polietilen densitas tinggi (HDPE), serta penambahan pelet dan molase.

Selain itu, petambak juga harus selalu melakukan kontrol bioflok selama budidaya udang vaname berlangsung.

Cara Budidaya Udang Vaname dengan Sistem Bioflok

Hingga saat ini banyak petambak udang Indonesia yang tertarik dan telah mengaplikasikan sistem bioflok. Namun, tak sedikit pula yang mengalami kegagalan karena pemahaman yang kurang terhadap teknologi ini.

kurang terhadap teknologi ini. Oleh karena itu, berikut adalah cara budidaya udang vaname dengan sistem bioflok yang bisa kamu praktikkan.

1. Lakukan Persiapkan Kolam Tambak dengan Baik

Sistem bioflok udang vaname tidak bisa diterapkan di semua tambak. Terdapat standar khusus yang harus dipenuhi agar budidaya udang vaname berlangsung dengan baik dan tidak mengalami kerugian.

Standar kolam tambak yang harus dipenuhi meliputi ukuran tambak yang telah disesuaikan dengan sistem budidaya, tambak tidak bocor dan telah dilapisi beton atau plastik HDPE tebal, sistem aerasi yang baik, serta ketinggian kolam berkisar antara 0,8-3 meter.

2. Pilih Bakteri Probiotik yang Tepat

Sistem bioflok udang vaname mengandalkan penggunaan bakteri probiotik untuk setiap kolam tambak. Bacillus subtilis menjadi salah satu jenis bakteri probiotik yang bisa dipilih karena bakteri ini mampu menguraikan unsur nitrogen dengan baik dan dapat menjaga kualitas air.

Jenis bakteri lainnya yang dapat digunakan adalah Bacillus cereu yang bisa membentuk flok bakteri sekaligus dapat mengendalikan pertumbuhan dari alga hijau.

3. Buat Starter Bioflok

Setelah memilih bakteri probiotik, langkah selanjutnya adalah membuat starter bioflok. Pada dasarnya, tahap ini sama dengan fermentasi dengan tujuan untuk memperbanyak jumlah bakteri di dalam kolam tambak yang berfungsi sebagai penjaga kualitas Biopolymer (PHA) yang membantu proses untuk menekan patogen negatif.

Baca Juga: Udang Windu vs Undang Vaname, Mana yang Lebih Baik?

4. Tebarkan Benur Berkualitas Tinggi

Saat kolam tambak dengan teknologi bioflok sudah siap, selanjutnya petambak dapat mulai menebarkan benur udang ke dalam kolam. Namun, untuk mendapatkan hasil budidaya dengan kualitas terbaik, pastikan kamu memilih benur dengan kualitas tinggi dan telah tersertifikasi.

5. Lakukan Manajemen Pakan yang Tepat

Ketika flok belum terbentuk, petambak dapat memberikan pakan seperti budidaya udang vaname biasa. Misalnya dengan memberikan pakan berupa pelet sebanyak dua kali sehari yang disesuaikan dengan kebutuhan.

Kemudian apabila flok sudah mulai terbentuk, kamu bisa mulai mengurangi pemberian pakan. Sebab, di sini lah peran flok yaitu sebagai sumber pakan alami dari udang. Dengan adanya flok ini, para petambak dapat mengurangi FCR dan menghemat biaya operasional pakan.

6. Pastikan Suplai Oksigen Terlarut (DO) Terpenuhi

Saat memilih menggunakan teknologi bioflok, petambak harus memastikan suplai oksigen terlarut (DO) secara terus-menerus. Sebab, kolam tambak yang kekurangan suplai oksigen dapat mengakibatkan udang yang ada di dalamnya mati.

Untuk memastikan suplai oksigen terlarut (DO) terpenuhi, petambak dapat menggunakan aerator atau kincir air sebagai alat pembantu untuk menyuplai oksigen tambahan. Selain itu, pastikan pula jumlah dari aerator atau kincir air ini telah sesuai dengan luas kolam tambak.

Dalam budidaya udang vaname bioflok, aerator atau kincir air tidak hanya berperan sebagai penyuplai oksigen, melainkan juga untuk menjaga agar bioflok tetap tersuspensi. Namun perlu diperhatikan jika biomassa bioflok tersuspensi tingkat tinggi dapat menyebabkan penurunan kualitas air tambak dan akhirnya dapat mengakibatkan gagal panen.

Keunggulan dan Kekurangan Sistem Bioflok

Sistem bioflok tak selamanya selalu unggul dari sistem budidaya udang vaname pada umumnya. Terdapat sisi positif dan sisi negatif dalam sistem budidaya ini. Berikut adalah keunggulan teknologi bioflok di antaranya meliputi:

  • Biosecurity yang sangat tinggi
  • Kapasitas produksi dan daya dukung biasanya 5-10% lebih tinggi
  • Udang tumbuh lebih besar dengan FCR lebih rendah
  • Biaya operasional 15-20% lebih rendah

Sementara itu, kekurangan sistem bioflok di antaranya:

  • Memerlukan suplai energi yang tinggi untuk aerator
  • Kegagalan suplai energi lebih dari 1 jam dapat berakibat fatal dan kritis
  • Kolam bioflok harus berjajar
  • Teknisi harus mendapat pengetahuan dan pelatihan khusus untuk memahami teknologi ini secara keseluruhan.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Sukses Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS

Menerapkan sistem bioflok udang vaname mungkin akan sedikit menyulitkan bagi para petambak. Terlebih lagi jika belum memahami teknologi ini secara keseluruhan. Salah sedikit saja, dapat berakibat fatal bagi budidaya udang yang dilakukan.

Agar budidaya udang vaname yang kamu lakukan sukses dan berjalan dengan baik, kamu bisa mengonsultasikannya dengan DELOS. Tim DELOS siap untuk membantumu mengelola tambak udang yang kamu miliki dan memberikan rekomendasi atas masalah yang dialami.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm technician untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Bingung masalah supply untuk kebutuhan tambak? DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration, yaitu AquaLink. Kami dapat membantu menghubungkan kamu dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Kamu dapat dengan mudah menghubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com, untuk mengetahui lebih lanjut tentang Farm Management dan program Supply Chain Integration kami. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
10Mei
AquacultureTips

12 Peralatan Tambak Udang Vaname yang Harus Disiapkan Sebelum Budidaya

Peralatan tambak udang vaname menjadi hal utama yang harus dipersiapkan sebelum menjalankan budidaya. Sebab, setiap tambak harus memiliki peralatan masing-masing dan tidak boleh digunakans secara bergantian.

Baik budidaya udang vaname skala kecil, maupun skala besar mulai dari tambak intensif hingga semi intensif memerlukan peralatan tambak yang lengkap. Mulai dari aerator, peralatan laboratorium, hingga peralatan yang harus ada di setiap kolam.

Jadi, berikut adalah peralatan tambak udang vaname equipment that you have to prepare before cultivating:

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

1. Aerator

Peralatan tambak udang vaname yang pertama adalah aerator atau kincir air. Aerator berperan dalam menjaga oksigen terlarut dalam air sekaligus untuk mengontrol kotoran dan lumpur yang ada di setiap kolam tambak.

Aerator memiliki beberapa jenis, di antaranya adalah kincir air dengan roda dayung, aerator spiral, aerator pompa, aerator pompa vertikal, dan jet aerator. Sementara untuk pemilihan jenisnya tergantung pada jenis budidaya yang dilakukan.

2. Geomembrane (Lapisan Plastik)

Geomembrane merupakan lapisan plastik yang digunakan sebagai dasar tambak agar air tambak tidak bercampur dengan tanah. Lapisan ini berfungsi untuk menjaga kualitas air agar tetap bersih dan tidak mudah tercemar.

Biasanya jenis geomembrane yang digunakan adalah berupa plastik mulsa atau HDPE dengan ketebalan minimal 0,50 micron.

3. DO Meter

DO Meter atau alat pengukur oksigen terlarut adalah udang vaname peralatan tambak udang vaname yang berfungsi untuk mengukur oksigen terlarut dalam kolam tambak. Saat budidaya berlangsung, petambak harus memastikan suplai oksigen terlarut minimal >4 ppm agar udang dapat tumbuh optimal.

4. Refraktometer

Refraktometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat salinitas pada tambak udang vaname. Peralatan tambak udang vaname ini cukup penting saat tahap persiapan kolam dilakukan, yaitu untuk mengukur kesamaan salinitas antara air tambak dengan air pada kantong benur.

Tingkat salinitas optimal pada air tambak udang vaname adalah 15-25 ppt.

5. pH Meter

Selama budidaya berlangsung, petambak harus memastikan pH air selalu dalam kondisi optimal. Oleh karena itu, dibutuhkan pH meter untuk mengukur tingkat keasaman masing-masing kolam tambak.

Cara menggunakan peralatan tambak udang vaname yang satu ini adalah dengan terlebih dahulu mengambil sampel air kolam dan kemudian pH meter akan otomatis menunjukkan angka pH dari air. pH air yang optimal bagi udang vaname adalah 7,5-8,5.

6. Pompa Air

Seperti pompa air pada umumnya, pompa air pada tambak udang vaname berfungsi untuk mengalirkan air ke dalam tambak saat persiapan kolam berlangsung. Selain itu pompa air ini juga berfungsi untuk melakukan shipon kotoran dari tambak.

Baca Juga: Tips Manajemen Pakan Udang Vaname, Budidaya Anti Rugi!

7. Jaring Udang

Jaring atau jala menjadi peralatan tambak udang vaname yang diperlukan ketika panen tiba. Tak hanya panen keseluruhan, jaring udang juga diperlukan saat panen parsial dan juga sampling setiap harinya.

8. Anco

Anco menjadi peralatan tambak udang vaname yang harus ada di setiap kolam. Biasanya anco ditempatkan di sudut-sudut tertentu kolam tambak yang memiliki arus lebih tenang. Pada setiap kolam, terdapat satu hingga empat anco yang disesuaikan dengan luas kolam.

9. Selang Siphon

Selang siphon pada tambak udang vaname berguna untuk menyedot lumpur yang ada di dasar kolam dan mengalirkannya ke saluran pembuangan. Untuk menjalankan fungsinya, selang ini memanfaatkan gaya gravitas dan tekanan air.

Selain itu, selang siphon juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya kematian atau apabila terjadi molting pada udang vaname.

10. Secchi Disk

Secchi Disk menjadi peralatan tambak udang vaname yang digunakan untuk mengukur tingkat kekeruhan air. Air tambak yang keruh dapat menyebabkan daya ikat oksigen menjadi rendah dan batas pandang ikan berkurang dan selera makan menjadi terganggu. Tentunya, hal ini dapat berdampak pada pertumbuhan ikan yang menjadi kurang optimal.

Seperti namanya, secchi disk berbentuk lingkaran menyerupai cakram yang permukaannya berpola dengan warna hitam dan putih. Cara menggunakannya pun cukup mudah, yaitu dengan mengikatnya dengan tali dan memasukkannya ke dalam air. Saat pola yang ada di secchi disk tidak terlihat lagi, di kedalaman tersebut batas kecerahan air kolam tambak.

11. Lampu Penerangan

Lampu penerangan menjadi salah satu peralatan yang harus ada di tambak udang. Lampu ini menjadi salah satu peralatan keamanan yang harus ada untuk memudahkan petambak memantau kondisi udang pada malam hari.

Biasanya jenis lampu yang digunakan memiliki watt yang tidak terlalu tinggi dan cahayanya tidak terlalu terang. Sebab, udang cukup sensitif terhadap cahaya dan dapat menyebabkan udang menjadi stres.

12. AquaHero

Peralatan tambak udang vaname yang terakhir adalah AquaHero. AquaHero adalah aplikasi yang dapat Anda operasikan melalui gadget untuk mencatat dan memantau pertumbuhan udang Anda selama budidaya.

Dengan AquaHero, Anda juga bisa mencatat kualitas air harian, mendapat rekomendasi tindakan berdasarkan analisis ilmiah, hingga mendapat estimasi Break Event Point (BEP) untuk budidaya.

Baca Juga: 4 Jenis Tambak Udang Vaname yang Harus Kamu Ketahui

Budidaya Udang Vaname Menguntungkan Bersama DELOS!

Melakukan persiapan tambak dapat menjadi hal yang sangat memusingkan. Sebab, terdapat banyak hal yang harus dipersiapkan, salah satunya adalah peralatan tambak udang vaname.

Akan tetapi, kini kamu tak perlu khawatir karena DELOS siap untuk membantumu mengelola tambak udang yang kamu miliki. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantumu mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

Farm Management yang kami miliki juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkanmu untuk memonitoring kondisi tambak setiap harinya.

DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration untuk membantu partner kami mendapatkan produk-produk dan harga terbaik untuk budidaya udang yang mereka lakukan.

Jadi, segera hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Mari mulai budidaya udang vaname bersama DELOS!

Read More
24Apr
Tips

Cara Menekan FCR Udang Vaname untuk Budidaya Lebih Menguntungkan

Dalam budidaya udang vaname, manajemen pakan menjadi sangat penting karena pakan menghabiskan sekitar 40-50% dari biaya total yang dikeluarkan selama budidaya. Oleh karena itu, petambak perlu mengetahui cara menekan FCR (rasio konversi pakan) agar pengeluaran biaya pakan tidak terlalu tinggi.

Manajemen pakan yang kurang baik dapat menimbulkan beberapa masalah, salah satu yang sering ditemui yaitu overfeeding atau kelebihan pakan. . Hal tersebut menyebabkan tingginya FCR dan biaya produksi selama budidaya berlangsung.

Namun, sebelum mengetahui cara menekan angka FCR petambak terlebih dahulu harus mengetahui apa saja yang menyebabkan FCR pada budidaya udang vaname tinggi. Yuk, simak pembahasan berikut untuk mengetahuinya.

Baca Juga: Efisiensi FCR Udang Vaname untuk Sukseskan Budidaya

Penyebab FCR Tinggi

Menurut Limsuwan (2010), terdapat lima kesalahan yang umumnya terjadi dalam praktik manajemen pakan udang vaname. Kesalahan-kesalahan ini lah yang menyebabkan angka FCR menjadi tinggi.

1. Tingginya Suhu Air Tambak

Suhu air yang lebih tinggi dari kondisi optimal dapat menyebabkan sistem metabolisme udang menjadi terganggu, hal tersebut menyebabkan nafsu makan udang yang menurun sehingga pakan yang diberikan tidak habis. Akumulasi sisa pakan dan feses pada dasar kolam dapat menurunkan kualitas air tambak yang dapat berdampak pada kesehatan udang. Selain itu, pertumbuhan udang juga akan menjadi lambat karena pakan yang diberikan tidak dimakan hingga habis.

2. Overfeeding

Overfeeding adalah salah satu masalah umum ketika petambak menentukan jumlah pakan yang diberikan berdasarkan jumlah pakan yang tersisa di anco. Sementara sebaliknya, petambak harus memberikan pakan berdasarkan padat tebar udang.

Petambak harus mengetahui seberapa banyak benur yang ditebar di setiap kolam dan selalu memantau nilai survival rate (SR) untuk mengetahui banyaknya udang yang tersisa di kolam untuk menghitung jumlah pakan yang harus diberikan.

3. Frekuensi Pemberian Pakan yang Berlebihan

Normalnya pemberian pakan pada udang vaname adalah 3 sampai 5 kali dalam sehari dengan jangka waktu 4,5 jam.

Namun, tak sedikit petambak yang menggunakan sistem pemberian pakan yang berbeda, misalnya 4 kali dalam sehari dengan jangka waktu yang hanya 3 jam. Dengan frekuensi pemberian pakan ini, akan lebih banyak pakan yang tersisa dan angka FCR pun menjadi tinggi.

4. Arus Air Terlalu Cepat

Dalam budidaya udang vaname sistem intensif, udang dibudidayakan dengan padat tebar yang tinggi memerlukan beberapa kincir untuk menjaga DO (oksigen terlarut) tetap optimal. Namun, arus kincir yang terlalu cepat dapat membawa pakan mengendap di tengah-tengah kolam, sehingga tidak termakan oleh udang dan terbuang sia-sia.

Cara untuk mencegah masalah ini adalah dengan mematikan beberapa kincir pada saat pemberian pakan agar arus air tidak membawa pakan ke tengah tambak. Namun, semua kincir tidak boleh dimatikan secara bersamaan, terutama jika udang sudah memasuki ukuran dewasa. Hal ini untuk menghindari udang kekurangan oksigen.

5. Lack of  Waterwheels

Jumlah kincir yang tidak mencukupi dalam suatu kolam dapat menyebabkan sedimen menumpuk di dasar kolam. Hal ini menyebabkan kadar oksigen di dalam kolam berkurang dan turun ke bawah tingkat optimal yang memicu menurunnya nafsu makan dan pertumbuhan udang vaname, sehingga angka FCR menjadi tinggi.

Selain itu, kadar oksigen yang tidak optimal juga dapat membuat bakteri aerobik tidak mendapatkan cukup banyak oksigen untuk mengurai lumpur dan sedimen yang menumpuk di tengah kolam, sehingga bakteri anaerobik akan mengambil alih proses dekomposisi dengan produk sampingan yang berbahaya bagi udang, seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida (H2S).

Cara untuk mencegah masalah kurangnya kincir adalah dengan mengurangi jumlah tebar udang di kolam sehingga akan ada cukup oksigen dan dasar tambak akan tetap bersih selama masa pemeliharaan.

Baca Juga: Probiotik Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Budidaya

Cara Mengurangi Angka FCR Udang Vaname 

1. Pastikan Kualitas Air Selalu Optimal

Menjaga parameter kualitas air dalam pemeliharaan untuk memastikan pertumbuhan dan FCR udang vaname optimal penting untuk pertumbuhan dan kesehatan udang vaname. Udang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan, dengan menjaga kualitas air tetap optimal diharapkan dapat menghasilkan nilai FCR yang baik.

2. Optimalkan Padat Tebar

Padat tebar udang vaname yang berlebihan dapat menghasilkan angka FCR yang tinggi karena udang bersaing untuk mendapatkan makanan dan ruang. Beberapa tips untuk mengoptimalkan rasio konversi pakan (FCR) dapat dilakukan dengan pemberian pakan secara berkala sepanjang hari, hindari pemberian pakan yang berlebihan, pastikan pemberian pakan dilakukan secara merata.

3. Pemberian Pakan Secara Teratur dan Tepat

Udang membutuhkan asupan pakan yang tepat untuk tumbuh dengan baik dan mencapai angka rasio konversi pakan (FCR) yang optimal. Oleh karena itu, petambak harus memberi pakan secara berkala sepanjang hari dengan takaran yang sesuai berdasarkan umur dan ukuran tubuh udang.

4. Sesuaikan Frekuensi Pemberian Pakan

Udang vaname harus diberi pakan dengan frekuensi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Namun, frekuensi pemberian pakan ini tidak boleh terlalu sering yang dapat menyebabkan pakan tidak habis dan terbuang sia-sia.

Pemberian pakan yang berlebihan dapat menyebabkan angka FCR lebih tinggi karena meningkatnya sisa pakan yang tidak termakan. Sisa pakan ini juga dapat merusak kualitas air dan mengurangi tingkat pertumbuhan.

Baca Juga: Jenis-Jenis Pakan Udang Vaname yang Baik Agar Udang Cepat Besar

Budidaya Udang Vaname Lebih Menguntungkan Bersama DELOS!

Cara menekan FCR dalam budidaya udang vaname penting untuk diketahui oleh para petambak. Sebab, FCR yang tinggi dapat terjadi sewaktu-waktu jika manajemen pakan yang diterapkan tidak optimal dan menyebabkan budidaya yang dilakukan kurang produktif.

Kini, Anda dapat mempercayakan manajemen tambak udang vaname Anda pada DELOS! DELOS menawarkan manajemen tambak berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik untuk praktik budidaya udang vaname yang lebih produktif.

Manajemen tambak DELOS juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan setiap farm owner dan farm personnel untuk memantau kondisi tambak udang kapan saja dan di mana saja.

Tak hanya itu, DELOS juga memiliki AquaLink, yaitu program rantai pasok terintegrasi yang dapat membantu Anda mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga bersaing dengan kualitas terbaik.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit permasalahan budidaya udang vaname Anda di kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Budidaya udang vaname lebih menguntungkan bersama DELOS!

__________

Sumber:

Limsuwan, C. (2010). How to Prevent High Feed Conversion Ration in Shrimp Farming. Kasetsart University Fisheries Research Bulletin 2020, Volume 34 (1) page 28-34.

Read More
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top