logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Mei 2024
Home 2024 Mei
default
30Mei
Konstruksi Tambak

Ini Desain dan Konstruksi Tambak Udang Vaname yang Ideal

Desain dan konstruksi tambak udang vaname yang ideal penting untuk dimiliki sebelum memulai budidaya. Sebab, kolam tambak merupakan lingkungan tempat udang tumbuh dan berkembang.

Konstruksi tambak udang vaname yang kuat dibutuhkan agar proses budidaya dapat berjalan dengan baik. Konstruksi tambak ini secara langsung berpengaruh terhadap pengelolaan air, limbah, kegiatan budidaya, serta panen.

Lantas, bagaimana desain dan konstruksi tambak udang yang ideal? Baca selengkapnya dalam artikel ini.

Baca Juga: Ini Warna Air Tambak yang Baik untuk Udang Vaname

Desain Tambak Udang Vaname yang Ideal

Sebelum melakuakan budidaya udang vaname, para petambak perlu untuk mempertimbangkan dengan seksama desain tambak udang vaname yang mereka miliki. Sebab, desain tambak akan berpengaruh terhadap budidaya yang dilakukan.

Secara umum, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam desain tambak udang vaname meliputi ukuran panjang dan lebar petakan, kedalaman, ukuran berm, ukuran pematang, ukuran saluran keliling, dan letak pintu air.

1. Desain Petakan Tambak

Bentuk dan luas petakan tambak tergantung pada tingkat teknologi yang digunakan. Bentuk tambak yang banyak dipilih yaitu segi empat atau bujur sangkar. Namun, selain itu ada pula tambak yang berbentuk lingkaran.

Untuk petakan tambak yang berbentuk persegi panjang, sebaiknya sisi terpanjangnya kurang dari 150 m. Hal ini agar aliran air dari satu sisi ke sisi yang lain dapat menimbulkan arus yang cukup kuat.

Selain itu, sisi terpanjang petakan tambak sebaiknya tegak lurus terhadap arah angin, agar angin yang bertiup tidak menimbulkan gelombang air yang cukup kuat. Sebaliknya, jika sisi terpanjang tambak sejajar terhadap arah angin, gelombang air dalam petakan menjadi kuat dan dapat merusak pematang.

2. Desain Pematang

Pematang tambak udang vaname harus didesain agar mampu menampu untuk menampung ketinggian air maksimum yang kemungkinan terjadi. Tinggi pematang harus didasarkan pada pasang tertinggi air laut yang pernah ada.

Selain itu, beberapa hal yang tak kalah penting untuk diperhatikan adalah pematang harus mampu melindungi areal yang dibatasinya dari tekanan air. Oleh karena itu, harus dipastikan jika pematang harus cukup kuat, tidak mudah jebol karena tekanan air, dan tidak mudah tererosi.

Secara umum, pematang tambak udang dibagi menjadi tiga, yaitu pematang utama, pematang sekunder, dan pematang tersier. Masing-masing pematang ini memiliki desain dan ukuran yang berbeda-beda dan telah disesuaikan dengan fungsinya.

Pematang utama adalah pematang yang dibuat mengelilingi seluruh areal tambak dan berfungsi melindungi areal tersebut dari banjir. Desain pematang utama perlu diberi jarak tertentu dari sumber air sebagai daerah penyanggga.

Pematang sekunder didesain serupa dengan pematang primer, yaitu untuk mempertahankan tinggi air dan cukup kuat untuk menahan tekanan air. Lebar yang disarankan untuk pematang sekunder ini adalah 1,5 meter.

3. Desain Saluran

Saluran tambak udang memiliki dua tipe. Tipe pertama dalah tipe terbuka dengan penampang berbentuk trapesium terbaik di mana air mengalir mengikuti arah gravitasi bumi. Tipe kedua adalah tipe tertutup yang biasanya dipakai untuk tambak intensif dan menyalurkan air yang dipompa dari laut.

Desain saluran tambak udang dilakukan dengan menentukan kemiringan saluran, lebar dasar saluran, kapasitas saluran, dan kimiringan dinding saluran.

Baca Juga: Mengenal Udang Vaname yang Menjadi Favorit Para Petambak

Konstruksi Tambak Udang Vaname

Dalam membuat konstruksi tambak udang vaname, berbagai aspek teknis harus selalu diperhatikan agar budidaya yang dilakukan berkelanjutan. Mulai dari tahapan pekerjaan yang akan dilakukan, kebutuhan tenaga kerja, waktu pengerjaan, pengaturan pekerjaan, dan jumlah peralatan yang diperlukan.

Konstruksi tambak udang harus dilaksanakan sesuai dengan desain dan tata letak tambak yang telah ditetapkan sebelumnya. Sementara pengerjaannya dimulai dari pembuatan pematang, petakan tambak, serta saluran dan pintu air.

Berdasarkan Permen KKP No.75 tahun 2016 tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus Monodon) dan Udang Vaname (Litopenaeus vannamei), konstruksi tambak udang yang baik memiliki kriteria di antaranya:

  1. Memiliki ketersediaan air yang cukup saat pasang surut minimal air laut.
  2. Tidak memiliki titik mati.
  3. Pematang sebagai akses jalan di tambak harus dapat dilewati kendaraan dan pekerja.
  4. Penggunaan lahan dan alat tambak udang harus efektif dan efisien.
  5. Jaminan keselamatan keamanan dan keselamatan kerja yang maksimal.

Konstruksi tambak udang harus dibuat sedemikian rupa agar menjamin kelancaran operasional tambak selama budidaya berlangsung. Mulai dari persiapan tambak, penebaran benur udang, proses pembesaran udang, hingga panen.

Tak hanya itu, tambak udang vaname harus memiliki desain dan konstruksi yang efektif dan efisen dengan menyesuaikan biaya yang dikeluarkan tanpa mengurangi fungsi teknis dan tetap mempertahankan kelestarian lingkungan.

Baca Juga: 4 Unsur Manajemen Tambak Udang Vaname Yang Harus Kamu Perhatikan

Kelola Tambak Udang Vaname Anda Bersama DELOS!

Desain dan konstruksi tambak udang vaname menjadi salah satu faktor penting dalam keberhasilan budidaya yang dilakukan. Sebab, hal ini secara langsung berpengaruh terhadap pengelolaan air, limbah, kegiatan budidaya, serta harvests.

Memang menentukan desain dan konstruksi tambak tidak dapat dilakukan secara sembarangan. Baik itu untuk budidaya ekstensif, semi intensif, intensif, hingga super intensif semua harus direncanakan dengan matang.

Kini Anda dapat mengelola tambak udang vaname Anda bersama DELOS untuk mendapatkan hasil budidaya terbaik.

DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu anda dalam mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

Manajemen tambak DELOS juga terintegrasi dengan AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm personnel untuk memantau kondisi tambak udang secara real-time melalui gadget setiap saat.

Untuk tergabung dengan DELOS, Anda dapat menghubungi kami melalui contact@delosaqua.com atau submit pertanyaan anda di kolom kontak website kami www.delosaqua.com. Kelola tambak udang vaname Anda bersama DELOS!

Read More
27Mei
Tips

Cara Mempercepat Periode Molting pada Udang Vaname

Sebagai salah satu jenis krustasea, udang vaname harus mengalami masa molting atau lepasnya kerangka luar tubuhnya. Molting dapat terjadi beberapa kali sepanjang hidup udang dan selama masa pertumbuhannya. Lantas, bagaimana cara mempercepat periode molting pada udang vaname?

Molting pada udang vaname adalah fenomena hormonal yang terjadi seiring pertumbuhannya. Proses molting terjadi karena udang mengalami perbesaran volume tubuh, sementara eksoskeleton tidak dapat bertambah besar karena sifatnya yang kaku.

Proses molting pada udang dapat mengalami kegagalan yang bisa menyebabkan kematian pada udang. Hal ini lah yang membuat para petambak harus mengetahui cara meningkatkan kualitas lingkungan tambak untuk memperlancar dan mempercepat periode molting pada udang.

Baca Juga: Ini Proses Molting Pada Udang dan Cara Penanganannya

Tahap-Tahap Molting pada Udang Vaname

1. Pra-molt

Fase pertama molting biasanya dilalui udang dengan mempersiapkan tubuhnya untuk proses pelepasan karapas atau kulit terluar udang. Biasanya nafsu makan udang akan menurun dan lapisan kutikula mulai tumbuh.

2. Inter-molt

Fase intermolt merupakan fase stasioner di mana kutikula udang mulai mengeras. Pertumbuhan massa udang juga berjalan secara terus-menerus dan aktivitas makannya stabil, atau bahkan mencapai tingkat maksimum.

3. Post-molt

Pada fase ini, udang memulihkan diri dari ganti kulit sebelumnya. Untuk memperkuat kutikula dan menyesuaikannya dengan ukuran barunya, udang vaname akan menyerap volume air yang besar dengan kandungan mineral yang tinggi. Karapas yang baru akan mengeras dalam beberapa jam.

Baca Juga: Lakukan 5 Hal ini Untuk Sukseskan Budidaya Udang Vaname

Fase Molting Rentan Akan Penyakit

Molting secara signifikan mengganggu tubuh udang di mana udang memerlukan waktu untuk pemulihan setelah melalui fase ganti kulit. Kutikula belum berfungsi sepenuhnya, sehingga udang perlu mengerahkan cadangan tubuhnya untuk mengeraskan kutikula yang masih lemah.

Pada fase ini, udang sangat rentan terserang penyakit, salah satunya adalah White Spot Syndrome Virus (WSS). Hal ini membuat para petambak harus selalu waspada terhadap berbagai kemungkinan yang akan dihadapi selama fase molting udang.

Cara Mempercepat Molting Udang

Meskipun molting merupakan proses alami pada tubuh udang, tetapi banyak kemungkinan yang dapat terjadi pada fase ini. Jika proses molting gagal, dampak paling buruk yang dapat terjadi adalah kematian pada udang. Selain itu, dampak lainnya dapat berupa mengerdilnya tubuh udang dan pertumbuhannya melambat.

Pada dasarnya, proses molting pada udang tidak dapat dipercepat, mengingat proses ini terjadi secara alami dan hormonal. Namun, para petambak dapat melakukan upaya memperlancar proses molting dengan cara-cara di bawah ini.

1. Pastikan Udang Tidak Stres

Cara mempercepat molting yang pertama adalah dengan menjaga udang agar tidak stres. Jika udang mengalami stres, pertumbuhan udang akan terhambat dan risiko terserang penyakit akan semakin meningkat.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stres pada udang di antaranya adalah perubahan parameter kualitas air yang ekstrem dan terlalu cepat, serta kualitas pakan yang buruk.

Agar proses molting pada udang berjalan dengan lancar, para petambak harus selalu memeriksa parameter kualitas air secara rutin dan memastikannya selalu dalam kondisi optimal, serta pastikan pula pakan yang diberikan pada udang berkualitas tinggi dan memiliki nutrisi yang cukup.

2. Cek Kondisi Udang Secara Rutin

Untuk memastikan molting pada udang berjalan lancar, gunakan teknik sampling pada tambak dan lakukan pemeriksaan secara berkala untuk memantau perkembangan proses molting.

Cek apakah cangkang udang atau karapas sudah mulai mengeras atau sudah dilepaskan. Dengan pengecekan kondisi udang secara teratur ini, petambak dapat mengevaluasi apakah molting berjalan lancar dan pertumbuhan udang berjalan normal atau tidak.

3. Sesuaikan Jumlah Pakan dengan Tahap Molting

Dengan melakukan sampling untuk pemeriksaan secara rutin, petambak dapat mengetahui tahapan-tahapan molting udang, sehingga jumlah pakan yang diberikan dapat disesuaikan dengan tahapannya.

Misalnya pada tahap pre-molt, udang cenderung makan lebih sedikit. Sementara pada tahap inter-molt, aktivitas makan udang mencapai puncaknya yang berarti petambak harus memberikan porsi pakan yang lebih dibanding biasanya.

Penyesuaian jumlah pakan pada fase molting udang vaname dapat membantu menjaga udang tetap sehat dan pertumbuhan udang menjadi lebih optimal.

4. Berikan Nutrisi Tambahan untuk Udang

Pemberian nutrisi tambahan untuk udang yang sedang molting, seperti kalsium dan fosfor, berdampak baik pada udang untuk pertumbuhan cangkang baru. Pemberian nutrisi tambahan ini dapat berupa nutrisi pakan maupun langsung ke air tambak.

Selain itu, dengan memberikan tambahan mineral penting, protein, dan nutrisi lainnya pada pakan udang dan air tambak juga dapat membantu memperlancar proses molting udang.

Budidaya Udang Vaname Lebih Produktif bersama DELOS

Molting merupakan proses alami pada udang yang pada dasarnya tidak dapat dipercepat. Namun, petambak dapat melakukan upaya untuk memperlancar proses molting demi mencegah terjadinya gagal molting yang dapat menyebabkan kematian pada udang.

DELOS adalah pilihan terbaik bagi Anda yang membutuhkan pendampingan dalam budidaya udang vaname, termasuk melakukan mitigasi ketika terjadi molting pada udang Anda, DELOS adalah pilihan yang tepat. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu anda mengelola tambak udang vaname agar lebih produktif.

DELOS Farm Management terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan anda untuk memonitoring kondisi tambak udang setiap harinya secara real-time.

Untuk tergabung dalam program ini, kamu bisa menghubungi DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Budidaya udang vaname lebih mudah dan produktif bersama DELOS!

Read More
24Mei
AquacultureTips

Ini Warna Air Tambak yang Baik untuk Udang Vaname

Air tambak menjadi indikator yang harus selalu diperhatikan saat melakukan budidaya. Warna air tambak yang baik untuk udang vaname adalah air yang berwarna hijau. Warna ini dapat menunjukkan kondisi udang yang hidup di dalamnya. Namun, warna ini tidak langsung serta-merta menjadi patokan, melainkan harus terlebih dahulu dilakukan pengecekan dengan indikator-indikator lain secara rutin.

Setiap kolam tambak dapat memiliki warna air yang berbeda-beda. Warna ini dapat menunjukkan jenis-jenis organisme yang ada di dalamnya. Melalui warna-warna air tambak yang terlihat, petambak dapat mengetahui adanya anomali maupun memprediksi jika terdapat masalah yang muncul.

Kira-kira warna air tambak yang baik untuk udang vaname? Yuk, simak penjelasannya dalam artikel ini!

Baca Juga: 5 Jenis Kincir Air Tambak Udang beserta Fungsinya

Arti Warna-Warna Air Tambak

Air tambak tak melulu berwarna biru cerah layaknya air laut. Terdapat banyak varian warna yang menunjukkan kondisi-kondisi tertentu pada tambak. Berikut adalah arti warna-warna air tambak yang perlu kamu ketahui.

1. Air Tambak Berwarna Kuning Kehijauan

Warna air tambak kuning kehijauan menunjukkan fitoplankton yang ada di dalam kolam masih belum stabil jumlahnya, sehingga diperlukan penambahan pupuk TSP atau urea. Saat pemberian pupuk ini para petambak harus melakukan pengecekan secara rutin untuk mengamati perubahannya. Apabila masih terus berubah dan belum stabil, petambak dapat menambahkan kapur dolomit.

2. Hijau Kecokelatan

Saat air tambak berwarna hijau kecokelatan, berarti air mengandung fitoplankton yang cukup. Warna ini menjadi salah satu warna air tambak yang baik untuk udang vaname. Namun, untuk menjaga kestabilannya diperlukan pemberian pupuk setiap minggu.

3. Air Tambak Berwarna Hijau Kebiruan

Warna hijau kebiruan pada tambak udang vaname menunjukkan banyaknya fitoplankton blue green algae. Ini menandakan adanya udang yang keropos dan perlu dilakukan penggantian air serta penambahan kapur dolimit dan pemberian pupuk TSP.

4. Air Tambak Berwarna Hijau Tua Tidak Pekat

Warna air tambak hijau tua menandakan jumlah fitoplankton yang ada di dalam air cukup stabil. Warna ini menjadi warna air tambak yang baik untuk udang vaname. Sementara itu untuk mengoptimalkannya, para petambak dapat memberikan sedikit pupuk TSP selagi terus mengamati perubahannya.

5. Air Tambak Berwarna Hijau Tua Pekat

Ketika air tambak berwarna hijau tua pekat dan terasa berlendir, ini menunjukkan bahwa terdapat fitoplankton beracun yang dapat mengakibatkan banyak udang terserang penyakit. Tentunya warna ini bukan merupakan warna air tambak yang baik untuk udang vaname dan harus dihindari.

Namun tak perlu khawatir, untuk menanggulanginya dapat dilakukan dengan penggantian air dan pemberian kapur dolomit.

6. Air Tambak Berwarna Cokelat Tua

Warna cokelat tua pada air tambak menunjukkan kurangnya kandungan fitoplankton yang tumbuh di dalamnya. Untuk menanggulanginya, dapat digunakan pupuk urea dan pupuk TSP, serta perlu adanya reklamasi lahan lebih lanjut.

7. Air Tambak Berwarna Cokelat Kemerahan

Saat warna air tambak cokelat kemerahan, ini menunjukkan jika terdapat kandungan fitoplankton beracun dan asam sulfat yang tinggi. Untuk menangani hal ini, kamu perlu menetralkannya dengan mengganti air, memberi kapur, memberi pupuk urea, dan membilas tambak secara berulang-ulang.

8. Air Tambak Berwarna Hitam

Warna air tambak hitam menunjukkan bahwa fitoplankton tidak tumbuh dengan baik. Selain itu, warna ini juga dapat menjadi indikasi banyaknya pembusukan bahan organik di dasar tambak. Tentunya warna ini bukan merupakan warna air yang baik untuk udang vaname.

Satu-satunya cara untuk menanggulangi kondisi ini adalah dengan mengangkat keluar lumpur yang mengendap di dasar tambak hingga habis.

Baca Juga: 7 Ciri Benur Udang Vaname Berkualitas Tinggi

Indikator Kualitas Air Tambak

Mengetahui kualitas air tambak menjadi hal penting yang harus dilakukan setiap harinya. Hal ini untuk memudahkan apabila terjadi adanya perubahan atau anomali, para petambak dapat mengambil langkah secepat mungkin.

Tak hanya mengamati warna air tambak yang baik untuk udang vaname, terdapat indikator-indikator lain yang wajib dimonitor secara rutin setiap harinya. Berikut adalah indikator-indikator tersebut:

1. Warna Air Tambak

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, warna air tambak menunjukkan kualitas air yang ada di dalamnya. Warna air tambak yang baik untuk udang vaname adalah hijau tua tanpa lendir dan cokelat muda.

2. Kecerahan Air Tambak

Kecerahan air tambak yang baik berkisar antara 25-40 cm. Sementara jika angka kecerahan berada di bawahnya, sinar matahari sulit untuk menembus air yang dapat mengakibatkan suhu air menjadi rendah dan proses fotosintesi tidak berjalan dengan maksimal.

3. pH Air Tambak

pH adalah tingkat keasaman air yang diukur secara fisika dan sangat berpengaruh terhadap organisme-organisme yang hidup di dalamnya. pH air tambak yang ideal berkisar antara 7,5-9,0. Perubahan pH pada tambak udang vaname dapat mengakibatkan udang menjadi stress. Oleh karena itu, penting untuk menjaga pH tetap ideal.

4. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut atau yang dikenal juga dengan DO menjadi penunjang udang dalam proses respirasi. Indikator ini juga sangat mempengaruhi pertumbuhan udang. Biasanya untuk menjaga DO tetap stabil, digunakan aerator sesuai dengan kebutuhan masing-masing kolam.

5. Suhu Air

Suhu air tambak yang ideal berkisar antara 28-30 derajat celcius. Para petambak harus menjaga suhu ideal ini agar tetap stabil setiap harinya. Sebab, suhu yang menurun maupun meningkat secara drastis dapat menyebabkan kematian udang dalam jumlah yang cukup besar.

6. Alkalinitas Air Tambak

Tingkat konsentrasi alkalinitas yang baik untuk udang vaname adalah 80-200 mg/l. Alkalinitas ini merupakan kemampuan air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan kadar pH air. Indikator alkalinitas perlu untuk dipantau secara rutin karena berpengaruh langsung pada pertumbuhan udang dan mikroorganisme pendukung di dalam kolam tambak.

7. Salinitas Air

Salinitas air tambak yang ideal berkisar antara 15-25 ppt. Kondisi salinitas ini harus terus dijaga agar tetap stabil. Sebab, salinitas yang kurang dapat mengakibatkan pertumbuhan udang menjadi kurang optimal. Selain itu, fluktuasi salinitas yang telalu cepat juga dapat menyebabkan udang menjadi stres dan dapat memicu kematian.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Pantau Kondisi Air Tambak dengan AquaHero

Warna air tambak yang baik untuk udang vaname adalah air yang berwarna hijau. Namun, warna ini tidak langsung serta-merta menjadi patokan, melainkan harus terlebih dahulu dilakukan pengecekan dengan indikator-indikator lain secara rutin.

Saat mengecek warna air yang baik untuk udang vaname dan indikator-indikator lainnya, para petambak perlu untuk mencatatnya dengan baik agar dapat tercatat secara sistematis dan apabila terdapat anomali, petambak dapat langsung mengetahuinya.

Kini mencatat indikator-indikator air tambak dapat kamu lakukan secara mudah, yaitu dengan menggunakan aplikasi AquaHero. Melalui aplikasi ini, kamu tak perlu mencatat secara manual menggunakan spreadsheet.

Aplikasi AquaHero juga memiliki fitur-fitur unggulan seperti index kualitas air, pemantauan kondisi dan pertumbuhan udang, fitur rekomendasi, dan fitur pemantauan finansial tambak. Fitur-fitur ini akan sangat berguna untuk menghindarkan dari kegagalan budidaya yang kamu lakukan.

Untuk mendapatkan aplikasi AquaHero sebagai pendamping budidaya, kamu dapat menghubungi contact@delosaqua.com atau melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Budidaya udang vaname lebih mudah dan produktif bersama DELOS!

Read More
22Mei
AquacultureTips

Salinitas Udang Vaname dan Cara Mengontrol Kestabilannya saat Budidaya

Salinitas udang vaname merupakan faktor penting yang perlu diperhatikan saat saat budidaya berlangsung. Sebab, salinitas memiliki dampak yang signifikan terhadap kesehatan dan pertumbuhan udang di tambak.

Udang Vannamei, juga dikenal sebagai white leg shrimp, adalah udang asli Samudera Pasifik yang mampu mentolerir berbagai tingkat salinitas. Namun salinitas optimal untuk udang vaname adalah sekitar 15-25 ppt dengan kadar pH 7,5-8,5.

Jika salinitas air terlalu tinggi, udang vaname dapat menjadi stres dan pertumbuhannya menjadi kurang maksimal. Di sisi lain, jika salinitas terlalu rendah, udang tidak dapat menyerap cukup oksigen yang berakibat pada masalah pernapasan.

Nah, untuk kamu yang ingin mengetahui lebih lengkap tentang salinitas udang vaname dan bagaimana cara mengontrol kestabilannya selama budidaya, simak artikel berikut ini ya!

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Apa Itu Salinitas Air?

Salinitas air mengacu pada jumlah kandungan garam dalam air laut, air sungai, maupun air danau yang dihitung dalam ‰ (perseribu/ppt). Pada udang vaname, kisaran salinitas air yang optimal adalah sekitar 15-25 ppt yang memungkinkan udang menyerap oksigen yang cukup.

Salinitas udang vaname penting untuk terus dipantai dan diuji secara teratur selama budidaya berlangsung. Hal ini bertujuan untuk memastikan angka salinitas tetap dalam kisaran optimal dan stabil.

Jika salinitas terlalu tinggi, dapat dikurangi dengan menambahkan air tawar ke dalam sistem. Sementara itu, jika salinitas terlalu rendah, dapat ditingkatkan dengan menambahkan air asin atau campuran garam ke dalam air tawar.

Baca Juga: This is The Best Water Color for Vannamei Shrimp Pond

Cara Mengontrol Kestabilan Salinitas Air Tambak

Mempertahankan kestabilan salinitas udang vaname selama budidaya berlangsung sangat penting untuk dilakukan. Sebab, salinitas air berpengaruh langsung pada kesehatan dan pertumbuhan udang.

Pada udang vaname, salinitas air yang ideal adalah sekitar 15-25 perseribu (ppt). Pada tingkat salinitas ini, udang vannamei mampu menyerap oksigen yang cukup melalui insangnya dan kecil kemungkinannya untuk mengalami stres atau penyakit.

Untuk memastikan bahwa salinitas air berada pada tingkat yang tepat, penting bagi para petambak untuk menguji dan memantau air secara teratur menggunakan pengukur salinitas atau hidrometer.

Biasanya, waktu pengukuran salinitas yang baik dilakukan saat pagi dan sore hari. Sebab, pada waktu-waktu ini, salinitas dapat berubah karena pengaruh penguapan air oleh sinar matahari. Selain itu, saat turun hujan biasanya juga terjadi penurunan tingkat salinitas sebagai akibat volume air hujan masuk ke tambak.

Tak hanya itu, petambak juga harus menjaga air agar tetap bersih dan memiliki kandungan oksigen terlarut yang stabil. Hal ini agar pertumbuhan dan kesehatan udang tetap terjaga dengan baik.

Jika saat pengukuran didapatkan salinitas udang vaname yang terlalu tinggi, petambak dapat mengantisipasinya dengan menambahkan air tawar hingga setinggi ketinggian awal sebelum terjadi penguapan.

Sementara jika angka salinitas air rendah, petambak dapat membuang air tawar yang ada di permukaan tambak. Sebab, air tawar memiliki massa jenis yang lebih rendah dibandingkan air asin, sehingga air tawar berada di permukaan tambak.

Dengan mengikuti pedoman ini dan mengelola salinitas air dengan benar, pembudidaya udang dapat membantu memastikan kesehatan dan pertumbuhan udang vannamei mereka, yang mengarah pada hasil dan keuntungan yang lebih tinggi.

Baca Juga: Lakukan 5 Hal ini Untuk Sukseskan Budidaya Udang Vaname

Budidaya Udang Vaname Lebih Produktif bersama DELOS

Secara keseluruhan, pengelolaan salinitas air yang tepat sangat penting untuk keberhasilan budidaya udang vaname. Dengan mempertahankan tingkat salinitas yang tepat, pembudidaya udang dapat membantu memastikan kesehatan dan pertumbuhan udang mereka, sehingga menghasilkan hasil dan keuntungan yang lebih tinggi.

Kini, untuk mempermudah budidaya udang vaname yang kamu lakukan, DELOS menawarkan Farm Management untuk mengelola tambak udang yang kamu miliki. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu sukseskan budidaya udang vanamemu.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan setiap farm owner dan farm personnel untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Tak hanya itu, DELOS juga memiliki program rantai pasok terintegrasi, AquaLinkyang dapat membantumu mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga dan kualitas terbaik.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu tentang budidaya udang vaname melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Sukseskan budidaya udang vaname bersama DELOS!

Read More
20Mei
Aquaculture

Pentingnya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk Tambak Udang

Pentingnya IPAL atau Instalasi Pengolahan Air Limbah akhir-akhir ini menjadi perhatian dalam setiap budidaya udang. Sebab, IPAL berfungsi untuk mengelola limbah yang dihasilkan dari tambak.

Limbah yang dihasilkan dari budidaya udang vaname biasanya terdiri dari air yang tercampur dengan kotoran, sisa pakan, dan limbah organik lainnya. Limbah-limbah ini dapat menyebabkan air menjadi keruh dan tercemar jika tidak dikelola dengan baik.

Oleh karena itu, mari mengenal lebih dalam pentingnya IPAL untuk tambak udang berikut ini.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Karakteristik Air Limbah

Selama budidaya udang vaname berlangsung, air tambak dapat menghasilkan limbah yang terdiri atas kotoran udang, sisa pakan, dan organisme-organisme yang sering ditemukan mengendap di dasar tambak.

Air limbah ini dapat menjadi polutan yang berdampak negatif terhadap lingkungan. Namun, kadar polutan tergantung pada lama pemeliharaan, padat tebar udang vaname, substrat dalam kolam, dan konstruksi tambak.

Jika diukur dengan parameter mutu air seperti biological oxygen demand (BOD), total suspended solid (TSS), total organik, kekeruhan, total nitrogen (TN), dan total fosfat (TP), air limbah akan menunjukkan kadar yang cukup tinggi.

Proses Pengolahan Air Limbah

Proses pengolahan air limbah tambak udang vaname biasanya mempertimbangkan dua hal, yaitu efektif dalam melakukan pengolahan dan efisien dalam menurunkan kadar polutan. Sementara teknik pengolahannya terbagi menjadi tiga jenis, yaitu teknik pengolahan secara mekanis, kimia, dan biologi.

Sementara itu, pentingnya IPAL pada tambak udang digunakan untuk menghindari pengolahan limbah secara kimia. Sebab, pengolahan dengan teknik kimia dapat merugikan lingkungan, karena dapat mengancam keamanan pangan.

Pengolahan limbah secara mekanis dilakukan melalui proses pengendapan untuk mengurangi TSS. Proses pengendapan dapat dilakukan dengan beberapa cara, seperti dengan penyaringan ataupun dengan memperlambat kecepatan aliran air sehingga tidak melebihi 20 m/detik.

Sedangkan pengolahan air limbah dengan proses biologis dilakukan pada kondisi aerob, kondisi anaerob, atau kombinasi keduanya. Kondisi aerob biasanya digunakan untuk pengolahan air limbah dengan beban BOD yang tidak terlalu besar, sedangkan proses biologi anaerob digunakan untuk pengolahan air limbah dengan BOD yang tinggi.

Pengolahan air limbah secara biologi dibagi menjadi tiga, yaitu denan biakan tersuspensi (suspended culture), proses biologis dengan biakan melekat (attached culture), dan proses pengolahan dengan sistem lagoon atau kolam.

Baca Juga: Udang Windu vs Undang Vaname, Mana yang Lebih Baik?

Tahap-Tahap Pengolahan Limbah Melalui Sistem IPAL

Sistem IPAL membantu para petambak untuk mengolah limbah air tambak sehingga aman bagi lingkungan. Proses pengolahan limbah melalui sitem IPAL biasanya terdiri dari tiga tahap, di antaranya:

1. Penyaringan

Limbah dari proses budidaya udang vaname pertama-tama difilter melalui media penyaring seperti kain atau media biologis seperti batu karang yang dapat menangkap partikel-partikel besar seperti kotoran dan sisa pakan.

2. Pendekatan Biologi

Setelah limbah disaring, maka limbah tersebut diolah secara biologis dengan menggunakan bakteri yang dapat mengurai limbah organik menjadi gas dan air.

3. Penjernihan

Setelah limbah diurai menjadi gas dan air, maka air tersebut kemudian difilter lagi untuk menghilang partikel-partikel yang masih tersisa. Setelah itu, air tersebut dapat dipakai kembali untuk keperluan budidaya udang vaname atau dibuang ke lingkungan dengan tingkat kekeruhan yang sesuai dengan standar yang diterapkan.

Dengan menggunakan sistem IPAL, maka limbah yang dihasilkan dari budidaya udang vaname dapat dikelola dengan baik sehingga tidak menyebabkan polusi air dan merusak lingkungan.

Faktor Yang Mempengaruhi Desain IPAL

Desain Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya adalah

1. Volume Air Limbah

Desain IPAL dipengaruhi oleh volume air limbah yang dihasilkan, sebab volume digunakan sebagai penentuan kapasitas unit-unit pengolahan air limbah. Jika volume air limbah besar, maka kapasitas unit pengolahannya harus dibuat besar untuk dapat menampungnya.

2. Kecepatan Aliran Air Limbah

Kecepatan aliran air limbah sangat mempengaruhi proses sedimentasi. Proses sedimentasi dapat optimal apabila kecepatan aliran air < 20 m/detik.

3. Ketersediaan Lahan dan Ruang

Besarnya lahan atau ruang bagi instalasi pengolahan air limbah ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu volume air limbah dan harus diolah, kadar dan keragaman bahan pencemaran air limbah.

4. Ketersediaan Biaya

Pembangunan konstruksi tambak, operasional, dan perawatan IPAL membutuhkan biaya yang tidak sedikit, di mana besarannya tergantung dari teknologi dan peralatan yang digunakan.

Baca Juga: Ini Warna Air Tambak yang Baik untuk Udang Vaname

Budidaya Udang Vaname Lebih Untung Bersama DELOS

Itu dia pentingnya IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) dalam budidaya udang vaname. Dalam setiap budidaya, kadar polutan tergantung pada lama pemeliharaan, padat tebar udang vaname, substrat dalam kolam, dan konstruksi tambak.

Pentingnya IPAL memang menjadi masalah yang serius, terutama untuk tambak udang dengan padat tebar yang tinggi. Namun, tidak semua petambak paham tentang segala hal mengenai IPAL.

Kini, untuk mempermudah budidaya udang vaname yang kamu lakukan, termasuk mengenai IPAL, DELOS menawarkan Farm Management untuk mengelola tambak udang yang kamu miliki. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu sukseskan budidaya udang vanamemu.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan setiap farm owner dan farm personnel untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Tak hanya itu, DELOS juga memiliki program rantai pasok terintegrasi, AquaLinkyang dapat membantumu mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga dan kualitas terbaik.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu tentang budidaya udang vaname melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Sukseskan budidaya udang vaname bersama DELOS!

Read More
17Mei
AquacultureTips

5 Hal yang Harus Diperhatikan Saat Memulai Usaha Tambak Udang

tambak udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Usaha tambak udang merupakan contoh kegiatan ekonomi di bidang akuakultur yang cukup menjanjikan. Biasanya, kegiatan budidaya ini banyak dilakukan di daerah pesisir pantai.

Seiring dengan terus meningkatnya permintaan udang di pasar global, banyak orang mulai tertarik untuk terjun ke dunia ini. Terlebih lagi, memang bisnis tambak udang memiliki hasil yang sangat menggiurkan.

Namun, sebelum memulai bisnis ini, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan agar bisnis kamu tidak merugi. Yuk simak apa saja hal-hal tersebut.

Baca Juga: Masa Panen Udang Vaname beserta Jenis-Jenisnya

1. Pilih Lokasi Tambak yang Sesuai

Pemilihan lokasi tambak menjadi hal pertama yang harus diperhatikan ketika memulai bisnis tambak udang. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan lokasi yang sesuai dan tepat sesuai kriteria. Lokasi tambak yang bagus harus memperhatikan level topografi, kandungan di dalam tanah, dan kecukupan suplai air.

2. Pastikan Memilih Benur yang Unggul

Benur adalah bibit udang. Istilah ini dipakai untuk menyebut anak udang yang sudah memasuki fase post-larva dan siap untuk ditebar ke kolam tambak. Benur yang ideal memiliki dampak yang besar dalam suksesnya budidaya udang.

Oleh karena itu, bagi kamu yang baru akan memulai bisnis tambak udang, pastikan untuk memilih dan mempersiapkan benur terbaik. Kriteria benur yang ideal di antaranya meliputi bebas penyakit dan resisten.

3. Persiapkan Alat-Alat yang Memadai

Saat memulai bisnis tambak udang, kamu tidak hanya memerlukan lahan tambak dan benur saja. Melainkan terdapat sederet alat untuk mendukung keberlangsungan budidayamu. Mulai dari anco, kincir air, pompa, hingga peralatan laboratorium.

Setiap kolam tambak harus memiliki peralatannya masing-masing dan tidak boleh digunakan secara bergantian. Sebab, hal ini untuk menghindarkan dari kerancuan hasil pemeriksaan terhadap kondisi masing-masing kolam tambak.

4. Pastikan Waktu Pemberian Pakan Tepat

Pemberian pakan dalam budidaya udang harus dilakukan dengan tepat dan efisien, baik dari segi waktu maupun jumlahnya. Hal ini karena sebagian besar modal dalam budidaya udang dihabiskan untuk pemberian pakan.

Waktu pemberian pakan dalam bisnis tambak udang biasanya diatur dalam manajemen pakan yang kuantitasnya telah disesuaikan dan dihitung berdasarkan umur udang. Selain itu, area pemberian pakan (feeding area), tingkat pemberian pakan (feeding level), dan frekuensi pemberian pakan (feeding frequency) juga menjadi pertimbangan dalam budidaya.

5. Lakukan Pengamatan Kualitas Air Secara Rutin

Hal yang harus diperhatikan sebelum memulai bisnis tambak udang yang terakhir adalah pengamatan terhadap kualitas air. Dengan melakukan pengamatan kualitas air, setiap farm personnel dapat mengetahui jika terjadi perubahan atau fluktuasi parameter yang mungkin berbahaya terhadap perkembangan udang.

Biasanya, pengamatan kualitas air dilakukan secara fisika, kimia, dan biologi. Pengukuran terhadap parameter fisika dapat langsung dilakukan saat di tambak. Sementara untuk parameter kimia dan biologi harus dilakukan di laboratorium.

Baca Juga: Mengenal Istilah MBW Udang dan Cara Menghitungnya

Tingkatkan Produktivitas Bisnis Tambak Udang Bersama DELOS!

Memulai bisnis tambak udang memang tidak bisa sembarangan dilakukan. Terdapat banyak hal yang harus diperhatikan agar budidaya udang yang kamu lakukan memiliki produktivitas yang tinggi.

Agar tambak udang milikmu lebih produktif, kamu bisa mempercayakan manajemen tambak udang milikmu pada DELOSDengan tim yang terdiri dari top 99 orang terbaik di Indonesia, DELOS siap membantumu melalui Farm Management yang kami miliki.

Terlebih lagi Farm Management DELOS terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan petambak untuk memonitoring tambak udang mereka. Lantas bagaimana jika terdeteksi adanya penyakit? DELOS juga memiliki dedicated scientist yang dapat membantumu untuk mitigasi jika terdeteksi adanya penyakit pada tambak udang milikmu.

Hubungi DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit permasalahan yang ingin kamu diskusikan seputar budidaya udang vaname melalui kontak di website kami www.delosaqua.comBisnis tambak udang dengan hasil terbaik bersama DELOS! DELOS!

Read More
15Mei
AquacultureTips

Tips Manajemen Pakan Udang Vaname, Budidaya Anti Rugi!

vannamei shrimp feed management
Sumber: Dokumentasi DELOS

Pakan dalam budidaya udang vaname menjadi komponen yang sangat penting terhadap pertumbuhan udang. Selain itu, pakan juga mempengaruhi jumlah modal yang dikeluarkan oleh petambak. Tak heran, setiap orang ingin menerapkan manajemen pakan udang vaname yang baik agar tidak merugi.

Selain manajemen pakan, kualitas pakan juga menentukan kualitas udang vaname yang dihasilkan saat panen. Pakan harus mengandung nutrisi yang cukup, mulai dari protein, karbohidrat, vitamin, dan mineral.

Nah, agar budidaya udang vaname yang kamu lakukan menjadi sukses besar dan berkualitas tinggi, berikut adalah tips manajemen pakan yang harus kamu perhatikan.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflok

Why Should Shrimp Farmers Know Effective Feeding Practices?

During shrimp cultivation, feed is the component that consumes the most capital, accounting for around 50-70% of the total capital invested. Therefore, it is important for farmers to practice effective feeding to ensure optimal shrimp growth while also minimizing the budget spent.

Good and effective feeding is tailored to the age and weight of the shrimp to maximize their growth. If farmers make mistakes in this regard, the risk of losses can loom large.

Furthermore, uneaten feed can cause problems in the pond environment, such as the accumulation of organic waste. The side effects of overfeeding include feed being left uneaten by the shrimp and eventually settling at the bottom of the pond. This leftover feed can generate ammonia, nitrite, and nitrate, which are harmful to shrimp survival.

Makanan dan Kebiasaan Makan Udang

Udang merupakan golongan omnivora atau pemakan segala. Saat berada di alam bebas, udang biasanya memakan fitoplankton, copepoda, larva, dan lumut. Sementara jika dibesarkan di tambak, biasanya para petambak memberikan pakan buatan sebagai pakan utama.

Pakan buatan adalah pakan yang sengaja disiapkan untuk udang vaname yang biasanya berupa pellet maupun crumble. Dalam pakan buatan ini terdapat nutrisi-nutrisi penting yang dibutuhkan oleh udang untuk tumbuh dan berkembang dengan baik.

Nutrisi yang dibutuhkan udang vaname meliputi protein, lemak, vitamin, asam amino esensial, karbohidrat, dan mineral. Nutrisi ini berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan udang vaname.

Pakan buatan memiliki kriteria khusus, seperti mempunyai nutrisi sesuai kebutuhan udang, pakan mudah dicerna dan diameternya sesuai dengan bukaan mulut udang, dan kandungan nutrisinya mudah diserap oleh tubuh udang.

Baca Juga: How to Cultivate Vannamei Shrimp from Cultivation to Harvest

Tips Manajemen Pakan Udang Vaname yang Menguntungkan

Pemberian pakan untuk budidaya udang vaname menjadi hal penting yang harus diperhatikan oleh setiap petambak. Hal-hal yang perlu diperhatikan meliputi jenis, frekuensi, ukuran, dan total kebutuhan pakan selama budidaya berlangsung.

Penggunaan pakan yang efisien selama budidaya udang vaname berlangsung menjadi salah satu faktor suksesnya budidaya. Sebab, pakan adalah faktor produksi yang paling mahal. Untuk itu, berikut adalah tips manajemen pakan udang vaname yang bisa kamu jadikan acuan.

1. Tentukan Jumlah Pakan Berdasarkan Umur (DOC) Udang

Penentuan jumlah pakan yang diberikan ke udang vaname harus didasarkan pada umur udang. Misalnya untuk udang dengan DOC di bawah 30 hari, pemberian pakan dapat dilakukan dengan blind feeding, sebab kebutuhan pakan belum dapat dihitung secara akurat.

Sementara itu, ketika DOC udang sudah lebih dari 30 hari, para petambak harus menghitung jumlah pakan yang diberikan secara seksama seduai dengan kebutuhan udang. Biasanya perhitungan didasarkan pada survival rate, rata-rata berat badan udang, dan feeding rate.

2. Frekuensi Pemberian Pakan

Frekuensi pemberian pakan menjadi hal kedua yang harus diperhatikan saat melakukan manajemen pakan udang vaname. Pakan yang dikonsumsi udang secara normal akan diproses selama 3-4 jam setelah dikonsumsi. Ini dapat menjadi patokan yang bisa kamu gunakan dalam menentukan frekensi pemberian pakan setiap harinya.

Selain itu, kondisi oksigen terlarut (DO) di tambak juga dapat menjadi pertimbangan lain. Sebab, DO berpengaruh terhadap proses metabolisme udang vaname. Oleh karena itu, pastikan pemberian pakan dilakukan ketika DO air tambak dalam kondisi yang bagus.

3. Pastikan Cara Pemberian Pakan Dilakukan dengan Benar

Pemberian pakan buatan untuk udang vaname biasanya sudah dilakukan sejak benur mulai ditebar hingga masa panen. Namun, jenis-jenis pakan yang diberikan dibedakan berdasarkan umur (DOC) udang. Selain itu, jumlah pakan juga harus diperhatikan dengan cermat agar udang tidak kekurangan maupun kelebihan pakan.

Cara pemberian pakan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu penebaran langsung di sekeliling area tambak, dan pemberian pakan yang diletakkan di dalam anco pakan.

Saat masih berada di tahap awal budidaya, pemberian pakan berupa crumble harus dicampur dengan air agar pemberian pakan merata, cepat tenggelam, dan tidak berhamburan tertiup angin. Selanjutnya, pemberian pakan dapat ditebar langsung di sekeliling tambak atau menggunakan anco.

Baca Juga: Efisiensi FCR Udang Vaname untuk Sukseskan Budidaya

Dapatkan Pakan Udang Vaname Terbaik di DELOS AquaLink!

Manajemen pakan yang baik menjadi kunci keberhasilan dari budidaya udang vaname. Kandungan nutrisi dan jenis pakan sangat mempengaruhi tumbuh kembang dari udang dengan nama latin Litopanaeus vannamei ini. Selain itu, jenis pakan dan kandungan nutrisi di dalamnya juga harus disesuaikan dengan usia udang.

Jika kamu ingin mendapatkan pakan udang vaname yang baik dan berkualitas, DELOS memiliki Suppy Chain Integration program yang dapat membantu memenuhi kebutuhan untuk budidaya tambak udangmu. Mulai dari kebutuhan pakan, obat-obatan, logistik, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya.

DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration yaitu AquaLink yang menghubungkan partner kami dengan pemasok dan pembeli untuk mendapatkan produk-produk dengan kualitas dan harga terbaik.

Untuk tergabung dalam program ini, kamu bisa menghubungi DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Mari mulai berbisnis di bidang akuakultur bersama DELOS!

Read More
10Mei
Aquaculture

Tips dan Tata Cara Pengecekan Kesehatan Udang

Udang vaname dikenal sebagai varietas yang lebih unggul daripada udang windu dalam hal resistensi terhadap serangan patogen. Namun, kini terjadi perubahan yang menyebabkan udang vaname juga rentan terhadap serangan patogen. Untuk itu, petambak harus tahu tata cara pengecekan kesehatan udang yang tepat untuk mencegah adanya outbreak.

Serangan patogen pada udang ini dapat mempengaruhi hasil budidaya. Patogen yang berupa bakteri dan virus dapat menular dengan sangat cepat dan mengakibatkan kematian massal dalam jumlah besar yang berdampak pada kerugian ekonomi.

Upaya antisipasi serangan patogen ini dapat dilakukan dengan pengecekan kesehatan udang secara berkala, yaitu dengan melakukan monitoring tes virus dan bakteri dengan PCR. Berikut adalah tips selengkapnya!

Baca Juga: Cara Mengetahui Udang Beku yang Segar dan Berkualitas Baik

Tips dan Tata Cara Pengecekan Kesehatan Udang

1. Melakukan Sampling Secara Rutin

Sampling merupakan kegiatan pengamatan kondisi udang yang dilakukan secara periodik dengan cara mengambil beberapa ekor udang dari masing-masing tambak untuk diperiksa lebih lanjut. 

Kegiatan sampling ini penting untuk dilakukan sebagai bentuk pencegahan terjadinya serangan penyakit. Sebab dengan sampling, petambak dapat mengetahui lebih cepat apabila terjadi anomali kesehatan udang sebelum penyebaran penyakit meluas.

2. Pengecekan Hepatopankreas dan Usus Udang

Setelah mengambil udang dari tambak untuk sampling, petambak harus melakukan pengecekan hepatopankreas dan usus udang. Kedua organ udang ini dapat memberikan gambaran lebih lanjut terkait kesehatan udang sekaligus mendiagnosis penyakit sedini mungkin. 

Untuk melakukan pengecekan hepatopankreas dan usus udang, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut ini:

  1. Timbang bobot udang yang dijadikan sampel.
  2. Semprot tubuh udang dengan alkohol dan pindahkan udang ke cawan petri yang berisi larutan fisiologis atau aquades steril.
  3. Bedah udang dengan membuka bagian cephalothorax atau kepala udang dan bedah bagian dorsal atau atas abdomen udang dengan pinset steril. Kemudian pisahkan antara hepatopankreas dan usus udang.
  4. Ambil bagian kecil dari sisi bawah sebelah dalam hepatopankreas dengan pinset.
  5. Letakkan sampel hepatopankreas dan usus udang di atas dua object glass yang berbeda, kemudian teteskan sedikit air sebelum menutupnya dengan object glass yang lain.
  6. Amati kedua sampel dengan mikroskop perbesaran 40-100x. Catat dan analisis hasilnya dengan teliti.

Baca Juga: Mengenal Jenis-Jenis Plankton di Tambak Udang

3. Uji Kesehatan Udang dengan Melakukan PCR

Bakteri dan virus menjadi dua penyebab utama serangan penyakit pada udang yang merugikan budidaya. Untuk mengetahui serangan bakteri maupun virus sebagai penyebab wabah penyakit udang, petambak dapat melakukan uji PCR atau polymerase chain reaction yang memiliki hasil akurat. 

Sebaiknya, uji PCR dilakukan secara rutin pada DOC tertentu untuk mendeteksi sedini mungkin apabila udang Anda terkena serangan patogen.

4. Amati Tingkat Mortalitas Selama Budidaya

Selama budidaya udang vaname berlangsung, kematian pada udang sering kali terjadi. Namun, Anda harus mengetahui secara pasti tingkat mortalitas ini untuk memperkecil selisih antara populasi aktual dan estimasi dengan koreksi mortalitas. 

Koreksi mortalitas dibedakan menjadi dua, yaitu daily mortality yang dilakukan setiap hari dan disease outbreak mortality yang dilakukan saat terjadinya wabah penyakit. Deviasi saat koreksi mortalitas biasanya disebabkan karena kanibalisme, bangkai udang yang dibiarkan di tambak, sentralisasi yang kurang baik, dan sebagainya.

Baca Juga: Cara Membuat Budidaya Udang Lebih Tahan Terhadap Perubahan Iklim

Budidaya Udang Vaname Lebih Produktif Bersama DELOS!

Pengecekan kesehatan udang harus dilakukan secara rutin untuk mendeteksi adanya serangan penyakit sedini mungkin dan mencegah terjadinya kerugian budidaya. Untuk melakukannya, Anda dapat mengikuti tips dan tata cara di atas. 

Kini Anda dapat lebih mudah menjalankan budidaya udang bersama DELOS. DELOS adalah perusahaan aquatech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu Anda dalam manajemen operasional sekaligus meningkatkan produktivitas tambak Anda. 

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang Farm Management kami. Budidaya udang vaname lebih produktif bersama DELOS!

Read More
03Mei
Fun Read

Cara Mengetahui Udang Beku yang Segar dan Berkualitas Baik

Banyak orang menggemari udang sebagai makanan laut favorit. Namun, sulit untuk memastikan apakah udang yang telah dibekukan masih segar atau tidak setelah disimpan di dalam freezer. Meskipun tujuan pembekuan adalah untuk menjaga kesegaran udang, tidak semua udang beku tetap dalam kondisi terbaik. Udang beku terbaik memiliki batas waktu penyimpanan yang penting untuk diperhatikan.

Membedakan udang beku yang segar di swalayan juga merupakan tugas yang menantang karena umumnya tersaji dalam kemasan. Oleh karena itu, bagaimana cara memilih udang yang segar dan berkualitas baik? Penjelasannya akan diuraikan berikut.

Baca Juga: 4 Kesalahan Mengolah Udang yang Harus Anda Hindari

Ciri-Ciri Udang Beku yang Segar

1. Tidak Mengalami Freezer Burn

Setelah dipanen, udang umumnya langsung dimasukkan ke dalam box yang sudah diberi es batu untuk menjaga kesegarannya hingga ke processing. Meskipun demikian, metode ini tidak sepenuhnya bebas risiko. Terdapat kemungkinan udang bisa rusak jika es mencair di tengah perjalanan. Fenomena ini disebut sebagai freezer burn.

Freezer burn terjadi ketika permukaan makanan beku mengalami oksidasi akibat kemasan yang terbuka, sehingga mengakibatkan perubahan warna. Hal ini juga bisa terjadi pada udang beku. Jika Anda melihat tanda-tanda freezer burn pada udang, sebaiknya jangan memilih udang tersebut.

2. Tidak Ditemukan Adanya Bintik Hitam

Salah satu tanda udang yang segar dan berkualitas adalah tidak adanya bintik-bintik hitam pada cangkangnya. Meskipun sebenarnya udang beku yang memiliki bintik-bintik hitam tidak selalu rusak atau busuk, hal tersebut hanyalah reaksi alami pada udang dan masih aman untuk dikonsumsi.

Baca Juga: 8 Rekomendasi Pasar Ikan Segar di Jakarta

3. Tidak Berbau Amis

Jika Anda telah membeli udang beberapa hari yang lalu dan menyimpannya di freezer, penting untuk memastikan bahwa udang tersebut masih layak untuk dikonsumsi. Salah satu cara untuk melakukan pengecekan adalah dengan memeriksa apakah udang tersebut berbau amis. Udang yang sudah busuk biasanya memiliki bau yang tidak sedap.

Untuk melakukan pengecekan, cairkan udang di dalam freezer kemudian cium baunya. Jika Anda mencium bau amis yang kuat, disarankan untuk membuangnya daripada mengambil risiko kesehatan yang tidak perlu. Menjaga keamanan dan kualitas makanan laut yang Anda konsumsi adalah hal yang sangat penting.

4. Cangkang Menempel Sempurna di Daging Udang

Sebaiknya hindari membeli udang beku jika cangkangnya sudah banyak yang terkelupas. Udang segar dan aman untuk dikonsumsi biasanya memiliki cangkang yang menempel erat dan keras. Meskipun untuk udang beku, kepalanya mungkin sudah tidak ada lagi, namun selama dagingnya masih berwarna putih, itu menandakan udang masih dalam kondisi baik.

5. Tidak Berlendir

Selain empat ciri sebelumnya, ada cara kelima untuk menilai apakah udang baik atau tidak. Saat Anda mengambil udang dari freezer, perhatikan apakah udang tersebut basah atau tidak. Udang yang segar seharusnya basah, tetapi tidak berlendir secara berlebihan. Jika kondisi udang terlalu berlendir, hal ini menandakan kemungkinan adanya pertumbuhan bakteri, mungkin karena udang sudah terlalu lama disimpan atau bisa jadi karena penggunaan bahan kimia berlebihan oleh produsen.

Cara termudah untuk memastikan keadaan udang beku yang dikemas adalah dengan memeriksa label tanggal kadaluarsa. Melalui label ini, Anda dapat mengetahui apakah udang masih dalam masa simpan yang aman atau sudah melewati batasnya.

Baca Juga: Memahami Istilah "Anti-Dumping" dalam Ekspor Udang

Berapa Lama Udang Bertahan di Freezer?

Udang mentah akan cepat busuk jika dibiarkan pada suhu ruangan. Oleh karena itu, disarankan untuk memasak udang pada hari Anda membelinya. Jika Anda harus menyimpannya untuk keesokan harinya, simpanlah dengan benar di dalam freezer agar dapat bertahan lebih lama.

Udang beku seharusnya masih layak dikonsumsi sesuai dengan tanggal kedaluwarsanya. Namun, jika Anda menyimpannya di dalam kulkas, udang hanya akan tetap baik selama 1-2 hari saja. Di dalam freezer, udang yang segar dapat bertahan hingga 3-6 bulan meskipun kualitasnya akan menurun seiring waktu. Meskipun demikian, udang tersebut masih dapat dikonsumsi dengan aman.

Mari Dukung Peningkatan Produksi Udang Indonesia Bersama DELOS!

Itu dia ciri-ciri udang beku yang masih segar dan berkualitas baik. Sebelum membeli udang beku di pasaran, ada baiknya Anda memperhatikan ciri-cirinya agar terhindar dari membeli udang dengan kualitas yang buruk.

Udang yang Anda temui di pasaran sebagian besar merupakan udang yang dibudidayakan di tambak. Di tahun 2024 ini, Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memiliki target ambisius untuk produksi udang dalam negeri.

Untuk itu, mari kita dukung peningkatan produksi udang Indonesia bersama DELOS! Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.

Read More
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top