logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Agustus 2023
Home 2023
03Agu
AquacultureTips

Langkah-Langkah Penting Menjaga Kualitas Udang Saat Panen

Udang juga menjadi komoditas ekspor penting bagi banyak negara, salah satunya Indonesia. Bagi petambak udang, menjaga kualitas udang saat panen adalah hal yang krusial untuk mendapatkan hasil yang maksimal dan memenuhi permintaan pasar.

Proses panen udang vaname yang tepat akan memastikan udang tetap segar, berkualitas tinggi, dan bebas dari kontaminasi organisme lain. Lebih lanjut dalam artikel ini akan dibahas bagaimana langkah-langkah penting yang perlu diperhatikan saat panen untuk menjaga kualitas udang tetap segar hingga sampai ke tangan konsumen.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

1. Penentuan Waktu Panen yang Tepat

Memilih waktu panen yang tepat sangat penting untuk memastikan kualitas udang yang optimal. Udang sebaiknya dipanen saat ukurannya telah mencapai ukuran pasar yang diinginkan. Membiarkan udang terlalu lama di tambak dapat menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan dan kualitas daging udang yang menurun.

2. Persiapan Kolam dan Peralatan

Sebelum panen, pastikan tambak udang bersih dari berbagai kotoran dan sisa pakan yang tidak habis. Air kolam harus dalam kondisi yang baik dan bebas dari zat-zat yang dapat merusak kualitas udang.

Selain itu, pastikan juga peralatan panen seperti jaring dan wadah penyimpanan sudah dicuci bersih dan disterilkan sebelum digunakan. Kontaminasi dari peralatan tambak udang yang kotor dapat menyebabkan pembusukan dan menurunnya kualitas udang.

3. Penggunaan Anestesi

Menggunakan anestesi sebelum panen dapat membantu mengurangi stres pada udang dan menghindari kerusakan pada kualitas daging udang. Anestesi membuat udang menjadi lebih tenang selama proses penangkapan, transportasi, dan penanganan lebih lanjut. Beberapa petani udang menggunakan bahan alami seperti ekstrak daun kelapa atau ekstrak cengkeh sebagai anestesi, yang aman untuk udang dan tidak meninggalkan residu berbahaya.

4. Penanganan yang Sesuai

Saat panen, petambak harus berhati-hati agar tidak merusak atau menyebabkan luka pada udang. Udang yang terluka atau rusak dapat menjadi sumber infeksi pada udang lainnya.

Hindari menginjak-injak udang atau menumpuknya dalam jumlah yang berlebihan. Selain itu, jangan biarkan udang terlalu lama terpapar udara karena udang perlu kelembapan untuk tetap segar.

Baca Juga:  Masa Panen Udang Vaname beserta Jenis-Jenisnya

5. Pendinginan dengan Cepat

Setelah dipanen, udang harus segera didinginkan untuk memperlambat proses dekomposisi dan menjaga kesegaran daging udang. Udang adalah organisme yang mudah rusak, sehingga penyimpanan dalam suhu yang tepat sangat penting. Gunakan es atau alat pendingin lainnya untuk menjaga suhu udang tetap rendah selama transportasi dari tambak ke tempat pemrosesan atau pasar.

6. Pemilahan dan Grading

Pemilahan dan grading adalah langkah penting lainnya dalam menjaga kualitas udang. Udang sebaiknya dipilah berdasarkan ukuran dan jenisnya. Udang yang lebih besar biasanya memiliki harga yang lebih tinggi, sedangkan udang dengan kualitas bagus harus dipisahkan dari yang cacat. Grading ini membantu memastikan bahwa udang yang dijual memenuhi standar yang diharapkan oleh konsumen.

7. Penggunaan Metode Pengawetan yang Tepat

Jika udang tidak akan segera dijual atau diproses, petambak harus menggunakan metode pengawetan yang tepat untuk menjaga kualitasnya. Beberapa metode pengawetan yang umum digunakan adalah penggaraman, pengeringan, atau pemberian suhu rendah. Pemilihan metode pengawetan harus disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan jenis udang yang dipanen.

Baca Juga: Panen Parsial Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Tingkatkan Keuntungan Budidaya

Panen Udangmu Secara Transparan dan Terpercaya Bersama DELOS!

Melakukan penanganan udang yang tepat saat panen sangat penting dilakukan untuk menjaga kesegaran udang udang hingga sampai ke tangan konsumen. Oleh karena itu, Anda dapat mengikuti langkah-langkah di atas agar udang yang Anda panen tetap dalam kondisi terbaik.

DELOS memperkenalkan AquaLink, solusi terpercaya untuk panen udang Anda dengan harga yang kompetitif! 

AquaLink menawarkan layanan panen udan berstandar internasional. Tim kami berkomitmen penuh untuk memberikan pengalaman panen terbaik untuk tambak Anda. Layanan ini disesuaikan dengan kebutuhantambak Anda, dengan serangkaian SOP dan pengalaman industri selama bertahun-tahun untuk memastikan kualitas panen udang Anda.

Hubungi contact@delosaqua.com atau WhatsApp ke +6281328128109 untuk mendiskusikan layanan kami. Panen udangmu secara transparan dan terpercaya bersama DELOS!

Read More
28Jul
Penyakit Udang

How to Prevent Disease Spread in Shrimp Farms?

Mengetahui cara mencegah persebaran penyakit di tambak udang menjadi salah satu hal yang harus dimiliki oleh petambak. Hal ini mengingat kerugian ekonomi yang ditimbulkan akibat serangan penyakit dapat sangat tinggi. 

Beberapa langkah yang dapat diterapkan oleh para petambak untuk mencegah penyebaran penyakit di antaranya adalah pemilihan benih yang bebas dari penyakit, pengendalian populasi udang, pengelolaan kualitas air, pemberian pakan serta feed additive yang tepat, dan pengaplikasian biosecurity yang ketat.

Selengkapnya, simak dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: Mengenal Sampling dalam Budidaya Udang Beserta Manfaatnya

Cara Mencegah Persebaran Penyakit di Tambak

1. Pemilihan Benih Udang

Kualitas dari benih menjadi faktor penting dalam budidaya udang. Selain kualitas genetik, udang yang bebas dari penyakit menjadi salah satu syarat utama sebelum memulai pemeliharaan. Untuk memastikan benih yang akan digunakan terbebas dari penyakit, petambak bisa melakukan analisa mikroskopis dan uji PCR terhadap benih yang akan digunakan.

2. Pengendalian Populasi Udang

Overpopulasi di tambak udang dapat menyebabkan persaingan sumber daya dan stres pada udang, yang membuat udang lebih rentan terhadap infeksi penyakit. Oleh karena itu, penting untuk mengendalikan populasi udang di tambak dengan langkah-langkah seperti:

a. Penebaran Jumlah Benur Udang yang Tepat

Jangan mengisi tambak dengan udang terlalu padat. Pertimbangkan faktor-faktor seperti ukuran tambak, kapasitas dukung lingkungan, dan teknologi budidaya yang digunakan sebelum menambahkan populasi udang.

b. Monitoring dan Pengujian

Lakukan pengawasan secara teratur dan uji laboratorium untuk mengidentifikasi potensi penyakit pada populasi udang. Jika ada tanda-tanda infeksi, langkah-langkah mitigasi dan penanganan harus diambil dengan segera untuk menghindari penyebaran lebih lanjut.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Stres pada Udang Vaname

3. Pengelolaan Kualitas Air

Kualitas air yang buruk dapat memicu stres pada udang dan dapat berakibat pada penurunan kekebalan tubuh, sehingga penularan penyakit menjadi lebih rentan. Oleh karena itu, mengelola kualitas air menjadi salah satu kunci dalam mencegah persebaran penyakit di tambak.

Beberapa hal yang dapat Anda lakukan dalam pengelolaan air tambak di antaranya adalah:

a. Pengecekan Rutin

Petambak harus melakukan pengukuran rutin terhadap parameter kualitas air seperti suhu, salinitas, pH, oksigen terlarut, amonia, nitrat, nitrit, alkalinitas dan kesadahan. Pengecekan rutin ini dapat dilakukan dikolam budidaya dan kolam treatment. ata ini akan membantu mengidentifikasi perubahan yang mungkin mempengaruhi kesehatan udang.

b. Penyesuaian Parameter Kualitas Air

Berdasarkan hasil pengukuran, petambak harus mengambil tindakan untuk memperbaiki parameter kualitas air yang tidak optimal. Treatment yang dilakukan dapat disesuaikan dengan parameter kualitas air mana yang perlu dioptimasi.

4. Penggunaan Pakan dan Pemberian feed aditive yang Tepat

Kualitas pakan yang diberikan menjadi faktor penting untuk meningkatkan imunitas udang. Pakan dengan kualitas yang buruk dan tidak sesuai dengan kebutuhan dapat melemahkan kekebalan tubuh udang, sehingga udang akan lebih rentan terhadap penyakit. Petambak harus memastikan bahwa udang menerima pakan yang memiliki nilai nutris lengkap dan dapat mendukung pertumbuhan serta kekebalan tubuh udang.

Gunakan pakan yang bermutu tinggi dengan kandungan nutrisi yang sesuai untuk tahap perkembangan udang tertentu. Selain itu, kekebalan tubuh udang juga dapat disokong dari pemberian feed aditive yang tepat seperti immunostimulan dan probiotik. Jika terdapat tanda-tanda penyakit pada udang, konsultasikan dengan ahli akuakultur atau dokter hewan perikanan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat serta tindakan penanganan yang tepat untuk penyakit tersebut.

5. Pengaplikasian Biosekuriti yang Ketat

Aplikasi biosecurity menjadi hal yang paling penting dalam upaya untuk mencegah penyebaran penyakit di dalam tambak udang. Semua hal yang akan menyebabkan terjadinya penyebaran penyakit baik dari dalam atau luar lingkungan tambak harus diminimalisasi.

a. Eksternal Biosecurity

Batasi akses orang asing ke tambak udang, dan pastikan semua peralatan tambak udang dan kendaraan yang masuk ke area tambak telah dibersihkan dan disterilkan dengan benar untuk menghindari penularan penyakit melalui kontaminasi luar.

b. Internal Biosecurity

Menjaga lingkungan budidaya dari masuknya hewan lain yang diduga sebagai carier atau pembawa penyakit. Selain itu, setiap pergantian kolam, semua pekerja harus melakukan desinfeksi pada tangan dan peralatan yang digunakan.

Baca Juga: Pentingnya Alkalinitas pada Tambak Udang, Cek Alkalinitas Anda Sekarang!

Cari Tahu dan Cegah Penyakit Udang Sejak Dini Bersama DELOS!

Penyakit udang menjadi salah satu hal yang paling merugikan dalam budidaya. Sebab, dampaknya dapat menyebabkan kematian udang secara massal dan berujung pada kerugian ekonomi akibat gagal panen.

Oleh karena itu, penting bagi petambak untuk melakukan pencegahan persebaran penyakit sejak dini, yaitu dengan pemilihan benur, pengendalian populasi, pengelolaan kualitas air, penggunaan pakan dan aditif yang tepat, dan penerapan biosecurity yang ketat.

Jika muncul penyakit udang pada tambak Anda, segera konsultasikan pada DELOS. DELOS adalah aquatech startup yang siap membantu Anda menanggulangi penyakit yang terjadi di tambak.

Bersama Tim AquaHero yang andal dan berdedikasi tinggi, kami siap membantu Anda dalam mitigasi dan pencegahan terjadinya penyakit pada tambak Anda.

Hubungi delos melalui contact@delosaqua.com atau melalui WhatsApp yang ada di website kami www.delosaqua.com untuk dapat kan solusi atas penyakit udang Anda!

Read More
27Jul
Berita

DELOS Bersama INVE Aquaculture Mengadakan Pelatihan Tentang Penyakit EHP

Sebagai perusahaan akuakultur berbasis teknologi dan sains, DELOS terus berdedikasi untuk menjadi pioneer dalam memajukan industri ini. Dengan komitmen untuk menjaga keberlanjutan dan kualitas dalam budidaya udang vaname, DELOS menggandeng INVE Aquaculture untuk mengadakan pelatihan tentang penyakit EHP (Enterocytozoon hepatopenaei).

The training event took place over two days, on July 24-25, 2023, at the DELOS Malabar Office and at shrimp ponds, attended by the Teaching Team, Laboratory Team, Operations Team, and pond associates. 

Adanya pelatihan tentang penyakit EHP ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan Tim DELOS dalam menghadapi tantangan penyakit yang mungkin dihadapi selama budidaya berlangsung.

Baca Juga: DELOS Hadiri Shrimp Aquaculture Conference 2023

Penyakit EHP dan Tantangan dalam Budidaya Udang Vaname

EHP atau Enterocytozoon hepatopenaei adalah penyakit viral yang menargetkan hepatopankreas pada udang, khususnya pada udang vaname (Litopenaeus vannamei). 

Penyakit ini memiliki dampak serius pada produktivitas dan keberlanjutan akuakultur, mengakibatkan penurunan pertumbuhan dan kematian massal pada populasi udang yang terinfeksi. 

Oleh karena itu, deteksi dini dan langkah-langkah pencegahan yang tepat sangat penting untuk mengurangi dampak negatif dari penyakit ini.

Baca Juga:DELOS Maritime Institute Batch 3: Membentuk Masa Depan Lab Analyst dan Shrimp Aquaculturist

Pelatihan oleh Para Ahli Global dari INVE Aquaculture

Acara pelatihan ini menjadi sangat spesial berkat kehadiran dua pembicara ahli dari INVE Aquaculture, Andrew Shinn. Shinn adalah pakar terkemuka dalam manajemen penyakit dan kesehatan akuakultur, dan pengetahuannya telah memberikan kontribusi besar dalam industri akuakultur secara global.

Andrew Shinn membawakan sesi tentang karakteristik penyakit EHP, termasuk penjelasan tentang gejala-gejala utama dan bagaimana pendeteksian cepat EHP melalui preparat di bawah mikroskop. Penekanannya pada deteksi dini dan pengenalan awal dari infeksi EHP menjadi kunci dalam mengatasi penyakit ini sebelum menyebar ke seluruh populasi udang.

Salah satu sorotan utama dari acara pelatihan ini adalah praktik pendeteksian cepat EHP melalui pengamatan preparat di bawah mikroskop. Para peserta diajarkan tentang teknik laboratorium yang efektif untuk mengidentifikasi dan mengkonfirmasi keberadaan EHP dalam sampel udang. Pengetahuan ini memberikan Tim DELOS lebih sigap dalam mengambil tindakan pencegahan yang tepat dalam waktu singkat.

Melalui acara ini, para peserta mendapat wawasan yang berharga tentang pentingnya kesehatan dan manajemen penyakit dalam budidaya udang vaname. Para peserta mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam tentang cara mencegah, mengidentifikasi, dan mengatasi penyakit EHP dengan lebih efisien.

Baca Juga: DELOS Sukses Selenggarakan Webinar OPINI tentang Dinamika Mikrobioma pada Budidaya Udang

Komitmen DELOS untuk Keberlanjutan Budidaya Udang Vaname

Sebagai bagian dari komitmennya untuk memajukan industri akuakultur, DELOS terus mendukung petambak udang dan tim internal DELOS dengan memberikan akses ke sumber daya dan pelatihan terkini. Kolaborasi dengan INVE Aquaculture telah membuktikan kembali fokus DELOS dalam menciptakan lingkungan budidaya yang berkelanjutan dan sehat bagi udang vaname.

Acara pelatihan tentang penyakit EHP dan cara antisipasinya ini tidak hanya memberikan manfaat dalam menghadapi tantangan saat ini, tetapi juga memberikan dorongan untuk masa depan yang lebih cerah dalam budidaya udang vaname.

Read More
26Jul
Aquaculture

Mengenal Sampling dalam Budidaya Udang Beserta Manfaatnya

Selama budidaya udang berlangsung, para petambak harus selalu memantau kondisi dan pertumbuhan udang di tambak. Hal ini biasanya dilakukan dengan sampling udang dalam periode waktu tertentu.

Sampling merupakan pengamatan kondisi udang yang dilakukan secara periodik dengan cara mengambil beberapa ekor udang dari masing-masing tambak untuk diperiksa lebih lanjut. Kegiatan ini penting dilakukan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan dalam budidaya, misalnya seperti serangan penyakit atau pertumbuhan udang yang tidak optimal.

Lantas, apa saja tujuan dan manfaat sampling? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!

Baca Juga: Using Probiotics for Shrimp Health, What’s the Impact?

Apa Itu Sampling Udang?

Sampling udang merupakan pengamatan kondisi udang yang dilakukan secara periodik dengan cara mengambil beberapa ekor udang dari masing-masing tambak untuk diperiksa lebih lanjut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan dan kondisi udang serta mengestimasikan kebutuhan pakan.

Sampling biasanya dilakukan secara periodik sejak benur ditebar ke tambak hingga menjelang panen. Biasanya udang diambil dari anco yang berada di masing-masing sudut kolam atau dengan menjala udang dan kemudian memeriksanya secara fisik dan mengujinya di laboratorium.

Tujuan Sampling Udang

1. Mengetahui Kondisi Udang 

Mengetahui kondisi udang menjadi salah satu tujuan utama sampling. Hasil pengamatan ini nantinya digunakan sebagai acuan dalam pengambilan keputusan terkait treatment dalam budidaya. Misalnya jika terdapat tanda-tanda penyakit, maka petambak dapat dengan sigap melakukan mitigasi setelah mengetahuinya melalui sampling.

2. Mengetahui Tingkat Keseragaman Udang

Tingkat keseragaman udang dalam suatu populasi dikatakan bagus jika ukuran dan beratnya relatif seragam. Untuk mengetahui hal ini dapat dilakukan dengan sampling saat udang memasuki umur tertentu kemudian menimbang bobot dan melihat keseragaman ukuran udang. Dengan mengetahui tingkat keseragaman, para petambak dapat memperhitungkan manajemen pakan yang tepat.

3. Menghitung Survival Rate

Sampling udang juga dapat digunakan untuk menghitung survival rate (SR) dalam periode waktu tertentu. Perhitungan survival rate dilakukan dengan menghitung biomassa udang dibagi jumlah awal benur yang ditebar dan dikalikan 100%.

4. Menghitung Average Body Weight

Average body weight (ABW) adalah berat rata-rata udang dalam suatu populasi pada saat periode tertentu. ABW diperoleh dengan menghitung berat total udang yang diambil dibagi jumlah ekor udang yang diambil.

5. Menghitung Biomassa Udang

Biomassa adalah jumlah berat total udang dari suatu populasi pada periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam satuan berat. Biomassa udang dapat diestimasikan melalui perkalian antara survival rate (SR) dengan jumlah populasi awal dikalikan dengan ABW pada saat tertentu.

6. Menghitung Size Udang

Sampling juga dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung size udang. Size udang sendiri dapat ditentukan dengan cara menghitung jumlah ekor udang per 1 kg. Contohnya: dalam 1 kg udang terdapat 90 ekor, maka itu disebut size 90.

7. Mengetahui Kondisi Dasar Tambak

Sampling juga dapat bermanfaat untuk mengetahui kondisi dasar tambak. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat endapan yang turut terbawa saat kita melempar jala ke dalam tambak untuk sampling. Pengamatan perlu dilakukan untuk mengetahui apa saja yang ada di dalam endapan lumpur tersebut, apakah ada udang yang mati dalam batas wajar atau tidak.

Baca Juga: Tantangan dalam Akuakultur: Membangun Masa Depan Berkelanjutan

Jenis-Jenis Sampling dalam Budidaya Udang

1. Sampling Benur

Sampling benur dilakukan untuk mengetahui estimasi jumlah populasi benur serta kondisi kualitas benur yang akan ditebar ke tambak. Cara melakukannya adalah dengan mengambil kantong benur secara acak sebagai sampel lalu memindahkan benur di dalamnya ke dalam wadah yang sudah disiapkan. Selanjutnya Anda dapat mengamati kondisi benur secara mikroskopis, melakukan uji stres, uji aktivitas benur, serta menghitung jumlah benur dalam sampling.

2. Sampling Anco

Sampling anco adalah sampling yang dilakukan dengan bantuan anco pada masing-masing kolam tambak. Anco dalam hal ini berperan dalam memudahkan pengambilan udang yang masih berukuran kecil. Biasanya, sampling anco dilakukan ketika udang telah memasuki DOC 25-35 saat ukuran udang belum terlalu besar.

3. Sampling Jala

Jenis sampling dalam budidaya udang yang terakhir adalah sampling jala. Seperti namanya, sampling ini menggunakan jala untuk mengambil udang dari dalam tambak. Biasanya sampling jala dilakukan ketika udang sudah berukuran relatif besar (2.5 gram) atau mulai dari DOC 30.

Baca Juga: Ini 11 Ciri-Ciri Udang Sehat dan Sakit

Percayakan Budidaya Udang Vaname Anda pada DELOS!

Sampling menjadi salah satu kegiatan yang harus dilakukan selama budidaya berlangsung. Kegiatan ini berguna untuk memantau kondisi udang dan mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan selama budidaya.

Kini Anda dapat lebih mudah menjalankan budidaya udang bersama DELOS. DELOS adalah perusahaan aquatech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu Anda dalam manajemen sekaligus meningkatkan produktivitas tambak Anda.

DELOS manajemen tambak juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm technician untuk memonitoring tambak udang setiap hari.

Bingung masalah kebutuhan tambak? DELOS juga memiliki program AquaLink yang dapat membantu Anda mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang Farm Management dan program rantai pasok terintegrasi kami. Percayakan budidaya udang vaname Anda pada DELOS!

Read More
08Jul
AquacultureBerita

DELOS Sukses Selenggarakan Webinar OPINI tentang Dinamika Mikrobioma pada Budidaya Udang

Budidaya udang vaname menjadi industri yang penting di seluruh dunia dengan semakin meningkatnya permintaan produk udang. Namun, menjalankan budidaya udang tidak terlepas dari berbagai tantangan.

Salah satu aspek kunci yang mempengaruhi kesehatan dan pertumbuhan udang adalah mikrobioma, komunitas kompleks mikroorganisme yang menghuni usus dan lingkungan air tempat udang hidup.

Melalui Webinar OPINI (Obrolan Pintar Terkini) dan bersama para pembicara ahli di bidang akuakultur, DELOS mengupas bagaimana dinamika mikrobioma pada budidaya udang vaname.

Webinar kedua tentang Dinamika Mikrobioma dalam Budidaya Udang, yang diselenggarakan oleh DELOS, menarik audiens yang beragam dari petambak udang, peneliti, dan profesional industri. Acara ini bertujuan untuk memberikan wawasan berharga tentang pengelolaan ekosistem mikroba di tambak udang, serta menyoroti perubahan mikrobioma usus dan air selama wabah penyakit di budidaya udang.

Webinar OPINI yang bertajuk “Microbiome Dynamics in Shrimp Culture” ini menarik audiens yang beragam, mulai dari mahasiswa, petambak udang, peneliti, hingga masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dalam budidaya udang.

Baca Juga:  4 Jenis Tambak Udang Vaname yang Harus Kamu Ketahui

Dua Pembicara Hadir Berbagi Wawasan di Webinar OPINI

Dua pembicara terkemuka di dunia akuakultur hadir dalam Webinar OPINI DELOS dan DMI kali ini. Pembicara pertama adalah Dr. Julie Ekasari, S.Pi., M.Si., Co-Lead Guru di DELOS dan Peneliti di IPB University.

Bu Julie membawakan topik tentang “Gut Microbiome and Water Microbiome Changes in the Event of Disease in Shrimp Culture” yang membahas bagaimana keberadaan mikrobioma dapat berpengaruh pada kesehatan udang dan risiko adanya penyakit. Selain itu, Bu Julie juga menekankan akan pentingnya pengelolaan kualitas air dan menjaga keseimbangan komunitas mikroba untuk mengurangi risiko penyakit di tambak udang.

OPINI Webinar
Sumber: Dokumentasi DELOS

Pembicara kedua hadir dari Ghent University, yaitu Prof. Dr. Ir. Peter Bossier yang membawakan topik “Microbial Ecosystem Management in Shrimp Pond” yang menyoroti pentingnya manajemen mikroba dalam budidaya udang untuk menjaga kesehatan dan pertumbuhan udang selama budidaya.

Berdasarkan pengalamannya yang luas dalam penelitian akuakultur, Prof. Peter juga membahas berbagai strategi pengelolaan mikrobioma, di antaranya dengan penggunaan probiotik, prebiotik, dan lain-lain.

Prof Peter Bossier at Webinar OPINI DELOS dan DMI
Sumber: Dokumentasi DELOS

Pembahasan dua pembicara Webinar OPINI DELOS dan DMI kali ini menarik antusias para peserta dan memicu diskusi yang sangat menarik tentang dinamika mikrobioma dalam budidaya udang.

Baca Juga: DELOS Hadiri Shrimp Aquaculture Conference 2023

Webinar OPINI Menjadi Komitmen DELOS untuk Memajukan Industri Akuakultur

Webinar OPINI menjadi bentuk komitmen DELOS untuk terus memajukan industri akuakultur dengan menyediakan ilmu pengetahuan secara gratis bagi masyarakat luas. Ke depannya, DELOS akan terus menggelar Webinar OPINI dan bekerja sama dengan para ahli akuakultur lainnya.

Keberadaan Webinar OPINI DELOS dan DMI tidak hanya membantu memperkaya wawasan petambak dan pelaku industri akuakultur, melainkan juga memberikan pengetahuan baru bagi masyarakat awam tentang bagaimana akuakultur bekerja.

Nantikan Webinar OPINI DELOS dan DMI edisi selanjutnya dan terus perkaya wawasan Anda di dunia akuakultur!

Read More
05Jul
AquacultureTips

Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Banyak orang ingin memulai budidaya udang vaname, tetapi masih belum tahu harus memulai dari mana. Sebab, melakukan budi daya udang tidak bisa sembarangan. Banyak persiapan dan hal-hal yang harus diperhatikan sebelum anda memulainya.

Udang vaname merupakan salah satu komoditas perikanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Sejak pertama kali diperkenalkan ke Indonesia, udang vaname langsung menjadi primadona di kalangan para petambak.
Sebab, udang yang memiliki nama latin Litopenaeus Vannamei ini memiliki daya tahan yang sangat baik terhadap lingkungan dan mampu beradaptasi dengan cepat. Tak hanya itu, permintaan pasar terhadap udang vaname juga terus mengalami kenaikan.

Tak heran, jika banyak orang tertarik untuk memulai budi daya udang vaname ini. Nah, bagi anda yang baru ingin memulai budidaya udang vaname. Simak cara-caranya berikut ini, ya!

Baca Juga: Perkenalkan Akuakultur pada Masyarakat, DELOS Ikuti Seminar dan Musda SCI Jabar-Banten

Tahap Persiapan Budidaya

1. Persiapan Tambak

Dalam budidaya udang vaname, hal pertama yang harus dilakukan adalah persiapan tambak untuk membentuk ekosistem yang kondusif untuk pemeliharaan udang selama satu siklus budidaya.

Selama persiapan tambak berlangsung, beberapa hal yang harus dipastikan meliputi:

  • Kolam dalam keadaan bersih, kering, dan tidak bocor.
  • Penyesuaian kebutuhan aerasi dan turbulensi dengan target produksi, konfigurasi, ketersediaan energi, dan sistem budidaya.
  • Memastikan kolam tambak telah bebas dari potensi sisa-sisa mikroorganisme yang dapat merugikan kegiatan budidaya, seperti bakteri, virus, dll.

2. Persiapan Alat-Alat Tambak dan Laboratorium

Setiap tambak harus memiliki peralatan masing-masing dan tidak boleh digunakan secara bergantian dengan tambak lain. Baik alat-alat di lapangan seperti selang sipon, secchi disk, serok klekap, dikat dinding, ember, dan water sampler maupun alat laboratorium seperti water quality checker, pH meter, dan DO meter.

Oleh karena itu, para petambak harus mempersiapkan setiap alat yang dibutuhkan dengan baik. Pastikan semua peralatan sudah lengkap dan siap untuk digunakan sebelum siklus budidaya dimulai.

3. Persiapan Sumber Daya Manusia

Tak hanya kolam dan peralatan, sumber daya manusia yang kompeten dan memadai juga perlu dipersiapkan. Hal ini agar budidaya udang vaname yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.

Pastikan jumlah sumber daya manusia, keahlian, serta pembagian tugas setiap orang dilakukan dengan jelas. Persiapan sumber daya manusia yang baik akan menghasilkan pencatatan data-data tambak yang rapi dan budidaya vaname yang lebih sukses.

4. Sterilisasi Kolam Tambak

Sterilisasi kolam termasuk ke dalam tahap persiapan air yang membentuk ekosistem dasar di mana udang akan tumbuh dan berkembang. Melalui tahap ini, para petambak harus memastikan kombinasi antara bakteri autotrof dan heterotrof di dalam tambak telah seimbang.

Selain itu, pastikan pula tidak ada patogen dan hama lain yang masih tersisa di kolam tambak. Biasanya sterilisasi dilakukan dengan penambahan chlorine sesuai dengan aturan dan dosis yang berlaku.

5. Penebaran Mikroorganisme

Persiapan terakhir sebelum budidaya udang vaname dilakukan adalah penebaran mikroorganisme. Mikroorganisme ini nantinya juga dapat menjadi pakan alami udang. Namun tak hanya itu, mikroorganisme juga dapat membantu menyerap amonia, menghasilkan oksigen, menstabilkan suhu air, hingga melawan bakteri yang merugikan.

Baca Juga: Ketahui Ini Udang Vaname Favorit Para Petambak

Tata Cara Budidaya Udang Vaname

1. Pemilihan dan Penebaran Benur

cara budidaya udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Pemilihan benur menjadi kunci sukses dalam budidaya vaname. Benur yang ideal harus bebas penyakit dan resisten terhadap penyakit. Selain itu terdapat beberapa kriteria lain yang harus dipenuhi, di antaranya panjang tubuh >10 mm, variasi ukuran <1, pigmen warna tajam, dan aktif berenang menyebar.

Sebelum benur ditebar, terlebih dahulu harus dilakukan aklimatisasi untuk mempercepat adaptasi benur dari media air kantong ke ekosistem air tambak. Tahap ini juga untuk menghindari stress pada benur dan menekan tingkat kematian saat penebaran.

2. Manajemen Pemberian Pakan

Manajemen pakan udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Budidaya udang vaname intensif tidak dapat dilakukan tanpa pakan buatan. Oleh karena itu, para petambak harus mempersiapkan manajemen pakan yang baik untuk memaksimalkan budidaya yang dilakukan.

Manajemen pakan udang merupakan langkah memaksimalkan manfaat dari pakan untuk menunjang keberhasilan budidaya. Manajemen pakan menjadi salah satu faktor terpenting, terutama yang berkaitan dengan modal yang dikeluarkan. Semakin efektif dan efisien seseorang dalam melakukan manajemen pakan udang vaname, semakin efisien pula modal yang dikeluarkan.

3. Sampling Rutin

Cultivate vannamei shrimp
Sumber: Dokumentasi DELOS

Sampling secara rutin bertujuan untuk mengetahui keadaan dan perkembangan udang selama budidaya berlangsung. Sampling menjadi salah satu kegiatan penting untuk melihat pertumbuhan undang yang dibutuhkan untuk evaluasi, salah satunya dalam hal pemberian pakan.

Biasanya, sampling dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk mengetahui average body weight (ABW), pertumbuhan (ADG), estimasi populasi, survival rate (SR), biomassa, dan mengamati kualitas udang.

4. Manajemen Kualitas Air

manajemen air tambak udang
Sumber: Dokumentasi DELOS

Selama budidaya vaname berlangsung, para petambak harus menerapkan manajemen kualitas air yang baik dan terus mengamatinya. Ini bertujuan agar apabila terjadi perubahan atau fluktuasi parameter kualitas air selama budidaya, petambak dapat lebih mudah untuk mengetahuinya.

Air yang digunakan untuk budidaya vaname adalah air laut dengan tingkat salinitas di atas 15 ppt yang harus diganti setiap 60 hari sekali. Sementara parameter yang digunakan untuk pengukuran kualitas air meliputi pH, DO, suhu, kecerahan, total amonia nitrogen, NH3, total vibrio count, alkalinitas, salinitas, serta jenis dan jumlah plankton.

5. Perawatan dan Obat-Obatan Udang Vaname

budidaya udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Selama budidaya berlangsung, petambak harus memastikan udang berada dalam kondisi yang sehat dan mendapatkan asupan nutrisi yang optimal. Oleh karena itu berbagai perawatan seperti pemberian probiotik dan vitamin perlu untuk dilakukan.

Selain itu, tambak juga harus didisinfektasi sesuai standar untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang buruk bagi keberlangsungan budidaya.

6. Panen

budidaya udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Terakhir adalah tahap panen, yaitu proses memetik hasil dari budidaya vaname yang telah anda lakukan. Tahap panen dibagi menjadi empat, yaitu panen secara keseluruhan (panen total), panen sebagian (panen parsial), panen abnormal, dan panen emergency.

Panen normal dilakukan jika abw udang vaname mencapai lebih dari 14 gram. Panen parsial biasanya dilakukan ketika kapasitas tambak telah mencapai batas maksimal. Sementara panen abnormal dan panen emergency dilakukan ketika terjadi hal-hal tertentu saat budidaya, misalnya angka kematian yang tinggi.

Baca Juga: Udang Windu vs Undang Vaname, Mana yang Lebih Baik?

Modal Budidaya Udang Vaname

Bisnis udang vaname memanglah menggiurkan, dengan nilai keuntungan yang fantastis, bisnis ini kian diminati oleh masyarakat. Namun, di sisi lain, modal yang dikeluarkan untuk memulai budidaya udang vaname tidaklah sedikit.

Banyaknya modal budidaya udang vaname yang dikeluarkan tergantung pada banyak faktor. Misalnya jenis teknologi yang diterapkan, apakah tradisional, semi-intensif, intensif, maupun super intensif.

Jenis modal yang dikeluarkan untuk budidaya udang vaname terbagi menjadi dua, yaitu modal tetap dan modal kerja.

Modal tetap merupakan modal awal yang dikeluarkan saat hendak memulai budidaya udang vaname. Jumlahnya akan terus tetap dan tidak terpengaruh oleh naik turunnya operasional budidaya, yaitu biaya pembelian lahan jika Anda belum memilikinya, biaya peralatan, dan pembuatan kolam.

Modal kerja budidaya udang vaname adalah biaya yang harus kita keluarkan selama budidaya berlangsung. Biaya ini bersifat fluktuatif dan mengikuti kebutuhan operasional tambak. Misalnya benur, pupuk, pakan, suplemen, probiotik, dan sebagainya.

Biaya modal kerja dapat lebih banyak maupun lebih sedikit tergantung pada cara Anda memilih jenis pupuk, pakan, suplemen, dan probiotik yang berkualitas tinggi. Sehingga kualitas panen yang didapatkan akan baik pula.

Bertambak Lebih Mudah Bersama Farm Management DELOS

Memulai budidaya udang vaname dapat menjadi sesuatu yang merepotkan bagi pemula. Terdapat banyak persiapan yang harus benar-benar dilakukan agar budidaya yang dilakukan mendapatkan hasil yang optimal.

Akan tetapi, kini kamu tak perlu khawatir karena DELOS siap untuk membantumu mengelola tambak udang yang kamu miliki. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantumu mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm technician untuk memonitoring tambak udang mereka setiap hari.

Bingung masalah supply untuk kebutuhan tambak? DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration, yaitu AquaLink. Kami dapat membantu menghubungkan kamu dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Kamu dapat dengan mudah menghubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com, untuk mengetahui lebih lanjut tentang Farm Management dan program Supply Chain Integration kami. Percayakan manajemen tambakmu pada DELOS!

Read More
03Jul
AquacultureTips

Menguntungkan! Ini Tips Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflok

Teknologi bioflok pada budidaya udang vaname adalah pendekatan inovatif yang semakin populer beberapa tahun belakangan ini. Teknologi ini melibatkan penggunaan mikroorganisme dalam sistem budidaya yang dapat membantu menjaga kualitas air dan meningkatkan kesehatan udang.

Dalam budidaya udang vaname, teknologi bioflok terbukti efektif dalam menekan biaya pakan, meningkatkan laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang, serta meningkatkan kekebalan tubuh dan meminimalkan risiko penyakit.

Namun, sebelum menerapkan budidaya udang vaname bioflok, Anda terlebih dahulu harus mengetahui bagaimana cara kerja teknologi inovatif yang satu ini. Simak selengkapnya dalam artikel berikut.

Bagaimana Cara Menggunakan Bioflok dalam Budidaya Udang Vaname?

Langka awal penerapan teknologi bioflok udang vaname adalah dengan pembuatan sistem. Sistem ini melibatkan penciptaan lingkungan budidaya yang mendorong pertumbuhan mikroorganisme menguntungkan seperti bakteri dan alga.

Cara menciptakan lingkungan budidaya sistem bioflok dapat dilakukan dengan mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air, yang berfungsi sebagai sumber makanan bagi mikroorganisme.

Untuk mengatur sistem bioflok, terdapat beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, di antaranya adalah ukuran tambak, padat tebar udang vaname, dan jenis pakan udang yang digunakan.

Ukuran kolam yang ideal untuk menerapkan teknologi bioflok adalah antara 500 hingga 1000 meter persegi. Sementara padat tebar tidak boleh terlalu tinggi karena dapat menyebabkan akumulasi bahan organik yang dapat menurunkan kadar oksigen dalam air. Serta pakan yang digunakan harus memiliki kandungan protein yang tinggi dan mudah dicerna oleh udang.

Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Stres pada Udang Vaname

Manfaat Penggunaan Bioflok dalam Budidaya Udang Vaname

1. Peningkatan Kualitas Air

Salah satu manfaat utama penerapan teknologi bioflok dalam budidaya udang vaname adalah membantu menjaga kualitas air tetap optimal. Mikroorganisme dalam sistem ini dapat memecah bahan organik yang mengurangi kadar amonia, nitrit, dan nitrat di dalam air.

2. Hemat Biaya

Teknologi bioflok juga dapat membuat Anda lebih hemat biaya dibandingkan metode budidaya udang tradisional. Sebab, mikroorganisme dalam sistem bioflok dapat menjadi penyedia sumber nutrisi alami dan mengurangi biaya pengeluaran untuk pakan. Selain itu, budidaya udang vaname sistem bioflok juga dapat mempertahankan kualitas air dalam kondisi yang baik dalam waktu yang lebih lama, sehingga Anda tidak perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk kebutuhan penggantian air.

3. Tingkat Kelangsungan Hidup dan Tingkat Pertumbuhan yang Tinggi

Penggunaan teknologi bioflok telah terbukti dapat meningkatkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan udang vaname. Hal ini karena mikroorganisme dalam sistem dapat memberikan nutrisi tambahan untuk udang yang mendorong pertumbuhan dan perkembangannya.

Baca Juga: Cara Menumbuhkan Plankton di Tambak Udang dengan Praktis dan Mudah

Tips Menggunakan Bioflok dalam Budidaya Udang Vaname

1. Pertahankan Kandungan Bahan Organik yang Tinggi

Untuk memastikan pertumbuhan mikroorganisme yang bermanfaat dalam sistem bioflok, penting untuk mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air. Anda dapat melakukannya dnegan memberi udang pakan berkualitas tinggi dan menghindari pemberian pakan yang berlebihan.

2. Selalu Pantau Kualitas Air

Pemantauan paramter kualitas air secara rutin seperti kadar amonia, nitrit, nitrat, dan pH sangat penting untuk memastikan bahwa sistem bioflok berfungsi dengan benar. Jika angka salah satu dari parameter ini terlalu tinggi, Anda harus segera mengambil tindakan untuk menjadikannya kembali optimal.

3. Kendalikan Padat Tebar

Padat tebar udang vaname harus selalu dikontrol untuk menghindari densitas yang berlebihan. Kolam yang menampung udang berlebih dapat menyebabkan udang saling berebut untuk mendapatkan nutrisi dan oksigen terlarut, sehingga dapat berbahaya bagi kelangsungan hidupnya.

Baca Juga: Budidaya Udang Vaname Intensif, Bagaimana Caranya?

Pilih DELOS untuk Budidaya Udang Vaname Anda

Budidaya udang vaname bioflok merupakan inovasi yang cukup menjanjikan dalam dunia akuakultur. Teknologi ini memiliki banyak manfaat termasuk di antaranya dalah peningkatan kualitas air, efektivitas biaya, dan tingkat kelangsungan hidup serta pertumbuhan udang.

Untuk memastikan keberhasilan budidaya dengan teknologi bioflok, penting untuk mempertahankan kandungan bahan organik yang tinggi di dalam air, memantau parameter kualitas air secara teratur, dan mengontrol kepadatan tebar.

DELOS adalah pilihan yang tepat untuk Anda yang ingin memulai bisnis budidaya udang vaname. DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu anda mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

Manajemen tambak DELOS didukung dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan Anda untuk memantau kondisi tambak udang Anda setiap harinya, kapan saja dan di mana saja.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau kunjungi website kami di www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang manajemen tambak DELOS. Percayakan budidaya udang vaname Anda pada DELOS!

Read More
default
30Jun
AquacultureFun Read

4 Jenis Tambak Udang Vaname yang Harus Kamu Ketahui

Tambak udang merupakan kolam buatan yang dijadikan sebagai habitat untuk kegiatan budidaya perairan akuakultur, salah satunya adalah udang vaname. Umumnya, lokasi tambak berada di dekat sumber mata air, misalnya di kawasan pesisir pantai.

Kebanyakan orang mengira semua tambak udang vaname adalah sama. Namun, kenyataannya tidak demikian. Terdapat beberapa jenis tambak yang ada di sekitar kita berdasarkan teknik pengelolaan dan tingkat kepadatannya.

Adapun jenis-jenis tambak tersebut meliputi tambak tradisional, tambak semi intensif, tambak intesif, dan tambak super intensif. Lantas, bagaimana karakteristik dari tambak-tambak tersebut? Yuk, temukan jawaban selengkapnya dalam artikel ini.

Baca Juga: 7 Cara Mudah Budidaya Udang Vaname untuk Pemula

Jenis-Jenis Tambak Udang Vaname

1. Tambak Tradisional

Tambak tradisional udang vaname merupakan jenis tambak yang dibuat cukup sederhana dengan skala padat tebar benih yang tergolong rendah. Biasanya, tambak jenis ini tidak memerlukan pompa dan kincir air. Sementara untuk pergantian airnya bergantung pada pasang-surut air laut.

Padat tebar tambak udang tradisional adalah <50 udang/m².

Karena kepadatannya yang tergolong rendah, tambak udang tradisional memiliki tingkat perawatan yang lebih mudah jika dibandingkan jenis-jenis tambak lainnya. Begitu pula dengan risiko udang terserang penyakit yang juga lebih kecil.

2. Tambak Semi-Intensif

Jenis tambak udang yang kedua adalah tambak semi intensif. Tambak jenis ini memiliki padat tebar benih yang lebih besar daripada tambak tradisional. Oleh karena itu, dibutuhkan pompa dan kincir air yang jumlahnya disesuaikan dengan luas area tambak untuk mengelola aliran air tambak.

Padat tebar tambak udang vaname semi-intensif adalah <100 udang/m².

Sementara untuk masalah pakan, sejak benih ditebar, tambak semi intensif biasanya langsung menggunakan pakan buatan sebagai sumber nutrisi utama dari udang vaname. Bersama dengan kualitas air, pakan ini juga menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan selama budidaya berlangsung.

3. Tambak Intensif

Tambak intensif merupakan jenis tambak udang yang memiliki padat tebar benih cukup tinggi. Biasanya, tambak jenis ini memerlukan perhitungan desain dan tata letak yang kompleks. Mulai dari kedalaman air, kebutuhan pompa, dan kebutuhan kincir air harus sesuai dengan kebutuhan.

Padat tebar tambak udang intensiv adalah >100 udang/m².

Saat memutuskan untuk membuat tambak intensif, pengelolaan limbah juga perlu untuk diperhatikan. Pasalnya, semakin tinggi tingkat kepadatan suatu tambak, semakin tinggi pula limbah yang dihasilkan selama budidaya berlangsung.

4. Tambak Super Intensif

Jenis tambak udang vaname yang terakhir adalah tambak super intensif. Seperti namanya, tambak jenis ini memerlukan perawatan yang lebih kompleks dibanding jenis tambak lainnya. Banyak pertimbangan yang harus dipersiapkan, mulai dari peralatan-peralatan pendukung hingga dampak budidaya terhadap lingkungan.

Tambak udang super intensif pada dasarnya sama dengan tambak intensif, tetapi ukuran dan padat tebarnya dibuat lebih besar. Biasanya padat tebar tambak udang semi intensif adalah >200 shrimp/m².

Mulai dari desain, tata letak, kebutuhan pompa, jumlah dan tipe kincir air, serta teknologi dan manajemen budidaya udang vaname pada tambak jenis ini harus terus diperhatikan. Sebab, jika tidak, dampaknya akan besar terhadap keberlangsungan budidaya maupun lingkungan tempat tambak berada.

Baca Juga: DELOS Luncurkan Podcast Inspiratif Dunia Akuakultur, DELOS Talks

Pentingnya Memilih Lokasi Tambak

tambak udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Setelah mengetahui jenis-jenis tambak di atas, kamu pasti sudah memiliki gambaran jika tidak sembarang lahan dapat digunakan sebagai tambak, bukan? Terlebih lagi untuk jenis tambak semi intensif, intensif, dan super intensif. Oleh karena itu, memilih lokasi tambak yang tepat sangat penting untuk dilakukan.

Pemilihan lokasi tambak bertujuan untuk mendapatkan lokasi yang tepat dan sesuai, sehingga proses budidaya udang vaname dapat berlangsung dengan baik dan panen yang dihasilkan dapat optimal.

Lokasi tambak yang ideal harus memiliki level topografi yang bagus untuk memudahkan pembuatan tambak, terdapat kandungan tanah yang mengandung liat untuk menahan air dan membuat tanggul, serta kecukupan jumlah air untuk menyuplai tambak.

Baca Juga: Kenali Udang Vaname Sebagai Favorit Para Petambak

Mulai Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS!

Saat hendak memulai budidaya udang vaname diperlukan persiapan yang cukup matang, salah satunya adalah dalam memilih jenis dan lokasi tambak udang. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil panen yang optimal dan menghindarkan dari kerugian.

Namun, tak perlu khawatir karena DELOS di sini untukmu! DELOS adalah perusahaan aqua-tech yang berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantumu mengeksplorasi peluang baru di bidang

Kami menggunakan pendekatan masalah sosial, lingkungan, infrastruktur, dan peraturan di lokasi tambak yang ditentukan. Selain itu Farm Management yang kami miliki juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang memudahkanmu untuk memonitoring kondisi tambak setiap harinya.

DELOS juga memiliki program Supply Chain Integration untuk membantu partner kami mendapatkan produk-produk dan harga terbaik untuk budidaya udang yang mereka lakukan.

Jadi, segera hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.comMari mulai budidaya udang vaname bersama DELOS!

Read More
28Jun
Penyakit Udang

Kenali Gejala Penyakit IHHNV Pada Udang Vaname dan Cara Pencegahannya

Penyakit IHHNV atau Infectious Hypodermal and Hematopoietic Necrosis Virus merupakan penyakit akibat infeksi virus yang menyerang udang vaname. Penyakit ini dapat menyebabkan udang menjadi kerdil dan cacat pada beberapa bagian tubuh udang.

Penyakit IHHNV dapat menyerang semua stadia hidup udang, mulai dari telur, larva, post larva, juvenile, hingga udang dewasa. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati dan segera melakukan mitigasi jika menemui udang dengan gejala IHHNV.

Namun, tak perlu khawatir, baca selengkapnya tentang gejala dan cara pencegahan penyakit IHHNV dalam artikel ini!

Baca Juga: Ketahui Penyakit Myo Pada Udang Vaname beserta Ciri-Cirinya

Gejala Penyakit IHHNV pada Udang Vaname:

Penyakit IHHNV menginfeksi jaringan hipodermal dan hematopoietik pada udang vaname, seperti insang, epitel kutikula, jaringan ikat, organ limfoid, dan lain-lain. Gejala yang ditimbulkan dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan infeksi. Beberapa gejala umum IHHNV pada udang vaname di antaranya:

1. Nafsu Makan Berkurang

Udang vaname yang terinfeksi IHHNV menunjukkan penurunan nafsu makan. Hal ini dapat menyebabkan tingkat pertumbuhan yang lebih lambat dan tingkat kelangsungan hidup udang yang buruk.

2. Perubahan Warna dan Kelainan Bentuk Tubuh

Udang yang terserang penyakit IHHNV dapat menunjukkan perubahan warna dan kelainan bentuk tubuh, yaitu pengerdilan pada beberapa bagian tubuh dan kelainan bentuk rostrum. Pada kondisi akut, kulit udang akan terlihat putih pucat, permukaan tubuhnya ditumbuhi bakteri atau jamur, serta terlihat nekrosis pada kutikula, syaraf, dan antena.

Baca Juga: Pentingnya Alkalinitas pada Tambak Udang, Cek Alkalinitas Anda Sekarang!

Cara Pencegahan IHHNV pada Udang Vaname

Ada beberapa strategi mitigasi yang dapat Anda gunakan untuk mengurangi dampak IHHNV terhadap populasi udang vaname di tambak Anda, yaitu:

1. Penerapan Biosekuriti yang Ketat

Menerapkan biosekuriti yang ketat seperti dengan desinfeksi kolam, air, dan peralatan, membatasi interaksi antara orang-orang dari luar tambak dengan kolam, serta menggunakan indukan dan juvenil yang bebas penyakit.

2. Lakukan Pendeteksian dan Pengobatan Sedini Mungkin

Pemantauan kondisi udang setiap hari secara teratur dapat membantu Anda mendeteksi jika terdapat gejala penyakit IHHNV, sehingga mitigasi dan pengobatan dapat segera dilakukan untuk menekan angka kerugian. Pengecekan penyakit secara molekuler menggunakan polymerase chain reaction (PCR) yang dilakukan secara berkala, baik sebelum tebar ataupun selama proses budidaya juga sangat membantu dalam deteksi dini penyakit IHHNV.

3. Terapkan Pengelolaan Kualitas Air yang Baik

Mempertahankan parameter kualitas air tetap optimal dengan pengelolaan yang baik juga dapat membantu Anda dalam mengurangi stres pada udang vaname sehingga udang tidak rentan terhadap penyakit.

4. Pilih Induk yang Tahan Penyakit

Memilih induk yang secara genetik resisten terhadap penyakit dapat membantu mengurangi risiko infeksi pada keturunannya, salah satunya adalah infeksi penyakit IHHNV. Pasalnya dalam beberapa kasus, induk udang dapat menurunkan penyakit secara langsung pada benur yang dihasilkan.

5. Lakukan Manajemen Pakan yang Baik

Manajemen pakan yang baik akan sangat membantu udang untuk memenuhi kebutuhan energinya. Udang yang kebutuhan energinya terpenuhi dengan baik akan lebih tahan terhadap stres lingkungan dan infeksi penyakit, serta tumbuh lebih cepat.

6. Lakukan Pemberian Imunostimulan dan Feed Additive

Pemberian imunostimulan dan feed additive, seperti β-glukan, probiotik, vitamin, dan lain-lain, juga dapat meningkatkan sistem imun udang sehingga menjadi tahan terhadap stres lingkungan dan infeksi virus.

Baca Juga: Kenali 7 Ciri-Ciri Penyakit AHPND Pada Udang Vaname Sebelum Terlambat

Cari Tahu Tentang Penyakit IHHNV dan Cara Penanganannya Bersama DELOS!

Penyakit IHHNV menjadi salah satu penyakit pada udang yang paling berbahaya karena dapat menyerang berbagai stadia hidup, mulai dari telur hingga udang dewasa. Oleh karena itu, selalu pantau kesehatan udang Anda secara rutin untuk mencegah semakin luasnya penyebaran penyakit.

Saat muncul gejala udang terserang penyakit IHHNV, sebaiknya segera konsultasikan dengan orang-orang yang telah ahli dalam penanganan penyakit ini. DELOS adalah salah satunya!

DELOS adalah aquatech startup yang siap untuk membantu Anda menanggulanginya. Dengan Tim Sains yang andal dan berdedikasi tinggi, kamu siap membantu Anda dalam mitigasi dan pencegahan terjadinya penyakit pada tambak udang.

Tidak hanya penyakit IHHNV, Tim Sains DELOS juga berpengalaman dalam penanganan berbagai penyakit lainnya. Seperti white feces dan penyakit Myo. Jadi, tak perlu ragu dan segera hubungi DELOS melalui contact@delosaqua.com atau melalui kolom kontak dan WhatsApp di website kami www.delosaqua.comuntuk dapatkan solusi atas masalah penyakit udangmu!

Read More
26Jun
Berita

DELOS Schedules OPINI Webinar Series 2

DELOS sebagai aqua-tech startup terus berkomitmen untuk memperluas pengetahuan masyarakat terhadap dunia akuakultur. Setelah sebelumnya menyelenggarakan Webinar OPINI (Obrolan Pintar Terkini) pertama pada 11 Maret 2023, kini DELOS bersama DELOS Maritime Institute kembali mengagendakan OPINI yang kedua.

Webinar OPINI kali ini bertajuk “Microbiome Dynamics in Shrimp Culture” yang bertujuan untuk menjelaskan peran penting ekosistem mikroba dan dampaknya terhadap kesehatan udang. Berikut adalah detail dari OPINI DELOS & DMI Ke-2:

Topik: Microbiome Dynamics in Shrimp Culture

Tanggal: Sabtu, 8 Juli 2023

Jam: 09.00 – Selesai

Pendaftaran: bit.ly/OPINI-Delos

Para Pembicara Kami

1. Prof. Dr. Ir. Peter Bossier – Director of the Lab of Aquaculture & Artemia Reference Center, Ghent University.

Topik: Microbial Ecosystem Management in Shrimp Pond

Dengan latar belakang sebagai Bioscience Engineer spesialisasi mikrobiologi terapan, Prof. Dr. Ir. Peter Bossier diakui secara internasional sebagai otoritas terkemuka di bidang penelitian akuakultur. Keahliannya terletak pada manajemen komunitas mikroba, interaksi inang-mikroba, dan genetika.

2. Dr. Julie Ekasari S.Pi., M.Sc. – Co-Lead Guru at DELOS

Topik: Gut Microbiome and Water Microbiome Changes in the Event of Disease in Shrimp Culture

Dr. Julie Ekasari, S.Pi., M.Sc., adalah seorang peneliti dan dosen akuakultur dengan pengalaman lebih dari 20 tahun. Sebagai bagian dari Tim AquaHero Guru di DELOS, dia melakukan penelitian untuk mengembangkan tambak udang di bawah payung DELOS. Jurnal ilmiahnya yang diterbitkan berfungsi sebagai referensi untuk penelitian akuakultur di seluruh dunia. Dr Julie Ekasari juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai 2nd Most Cited Author Bidang Ilmu Pengetahuan Alam di IPB University selama tiga tahun berturut-turut.

Daftarkan Diri Anda Sekarang Juga!

DELOS mengundang Anda semua pembudidaya udang, peneliti, mahasiswa, dan seluruh masyarakat dengan ketertarikan di dunia akuakultur untuk bergabung dalam Webinar OPINI DELOS dan DMI. 

Jangan lewatkan kesempatan berharga ini untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang peran microbiome dalam budidaya udang yang berkelanjutan sekaligus berdiskusi langsung dengan para ahli. Segera daftarkan diri Anda melalui bit.ly/OPINI-Delos sekarang juga!



Read More
  • 1
  • 2
  • 3
  • 4
  • 5
  • 6
  • …
  • 8
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top