Tantangan dalam Akuakultur: Membangun Masa Depan Berkelanjutan
Akuakultur adalah upaya membudidayakan organisme akuatik yang kini semakin diandalkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi makanan laut yang terus meningkat dan mengurangi praktik penangkapan ikan di laut. Meskipun menawarkan potensi yang sangat besar untuk ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi, tantangan dalam akuakultur juga harus dihadapi dan memerlukan pertimbangan yang cermat dan solusi yang inovatif.
Pada artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai tantangan-tantangan dalam akuakultur dan langkah-langkah yang diambil untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dari industri ini.
Baca Juga: Mengenal Udang Vaname yang Menjadi Favorit Para Petambak
Tantangan-Tantangan Dalam Akuakultur
1. Dampak Lingkungan
Dampak lingkungan menjadi tantangan dalam akuakultur terbesar yang harus dihadapi jika praktik budidaya tidak dilakukan dengan baik. Mulai dari pengelolaan limbah, hingga penggunaan pakan dan obat-obatan yang harus dilakukan penuh dengan tanggung jawab.
Untuk menghadapi tantangan ini, para pelaku industri akuakultur harus berfokus pada penerapan praktik berkelanjutan seperti mengoptimalkan efisiensi pakan dan mengadopsi sistem akuakultur berkelanjutan dengan menerapkan pengelolaan limbah yang baik.
2. Manajemen Penyakit
Wabah penyakit menimbulkan ancaman yang signifikan terhadap industri akuakultur. Hal ini dapat menyebabkan kerugian ekonomi dan degradasi lingkungan. Oleh karena itu, para pelaku industri ini harus siap siaga dalam manajemen penyakit.
Beberapa hal yang dapat diterapkan untuk manajemen penyakit dalam industri akuakultur di antaranya adalah dengan penerapan biosekuriti yang ketat, program vaksinasi, dan pengembangan strain tahan oenyakit melalui pemuliaan selektif dan perbaikan genetik.
Selain itu, adopsi teknologi dengan sistem pemantauan dan pendeteksian dini melalui aplikasi seperti AquaHero juga dapat menjadi pilihan terbaik bagi petambak.
3. Produksi Makanan
Produksi makanan merupakan masalah yang dapat diselesaikan dengan akuakultur, namun bisa menjadi masalah lain jika tidak dipraktikkan dengan baik. Sebab, makanan laut menjadi sumber nutrisi yang penting bagi setiap individu, di samping harganya yang lebih terjangkau.
Diperkirakan, 62% makanan laut yang dipasok dan dikonsumsi manusia pada tahun 2030 kana berasal dari akuakultur. Selain itu, PBB memperkirakan bahwa pada tahun 2050, akan ada 9,7 miliar orang di bumi yang membuat permintaan akan makanan terus meningkat.
Baca Juga: 4 Jenis Tambak Udang Vaname yang Harus Kamu Ketahui
4. Kerangka Regulasi
Menetapkan kerangka peraturan dan struktur tata kelola yang efektif sangat penting untuk praktik akuakultur yang berkelanjutan. Kedudukan pengembangan industri akuakultur dan kelestarian lingkungan harus selalu seimbang.
Oleh karena itu diperlukan regulasi dan kebijakan yang transparan dan berbasis sain untuk dapat membantu memastikan praktik yang bertanggung jawab, mendorong investasi, dan membangun kepercayaan publik.
Dalam hal ini, pemerintah, asosiasi industri, dan pemangku kepentingan lainnya perlu berkolaborasi untuk mengembangkan standar dan pedoman yang kuat yang mendukung praktik akuakultur yang bertanggung jawab.
5. Penerimaan Sosial
Persepsi dan bagaimana penerimaan publik terhadap akuakultur juga menjadi salah satu tantangan dalam akuakultur. Kekhawatiran terhadap dampak lingkungan, kesejahteraan makhluk hidup, dan keamanan pangan dapat mempengaruhi dukungan publik terhadap industri ini.
Program sosialisasi untuk meningkatkan kesadaran dapat membantu mengatasi hal ini sekaligus mempromosikan aspek positif dari akuakultur itu sendiri. Misalnya mulai dari mengatasi penangkapan ikan yang berlebihan, menyediakan sumber protein yang berkelanjutan, hingga melibatkan masyarakat lokal secara langsung.
6. Manajemen Kualitas Air
Masalah lain dalam akuakultur adalah manajemen kualitas air. Praktik budidaya akuakultur sangat bergantung pada manajemen kualitas air, kuantitas dan kualitas pasokan air yang digunakan untuk membesarkan organisme akuatik sangat penting untuk keberhasilan budidaya.
Hampir semua komoditas akuakultur bergantung pada keoptimalan parameter-parameter kualitas air , seperti oksigen terlarut, suhu, salinitas, kekerasan, amonia, nitrit, dan pH sebagai lingkungan tempat mereka hidup dan dibesarkan.
Baca Juga: Pentingnya Alkalinitas pada Tambak Udang, Cek Alkalinitas Anda Sekarang!
Mulai Bisnis Budidaya Udang Vaname Anda Bersama DELOS!
Permintaan global terhadap makanan laut yang terus meningkat, membuat akuakultur menjadi pilihan yang kini semakin banyak digemari. Namun, di sisi lain terdapat berbagai kesulitan yang harus dihadapi oleh industri ini. Meskipun bisnis ini memiliki kekurangan, ada juga kemajuan seperti yang dilakukan DELOS untuk memastikan keberlanjutan praktiknya.
DELOS adalah perusahaan aqua-tech yang menyediakan teknologi, pengetahuan, dan penelitian untuk mengoptimalkan produktivitas dan manajemen budidaya udang vaname.
DELOSBudidaya udang vaname DELOS didukung oleh aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan Anda untuk memantau kondisi tambak udang Anda. Mulai dari kualitas air, pertumbuhan udang, perlakuan yang diperlukan, hingga estimasi break even point (BAP).
Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit permasalahan budidaya udang vaname Anda di kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Mulai budidaya udang vaname Anda bersama DELOS!