logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Maret 2023
Home 2023
17Mar
Tips

Penyebab dan Cara Mengatasi Stres pada Udang Vaname

Stres pada udang vaname merupakan masalah umum dalam budidaya yang dapat berdampak negatif terhadap pertumbuhan, kesehatan, dan produksi udang. Terlebih lagi, udang ini rentan terhadap stres karena kepekaannya terhadap perubahan lingkungan.

Udang vaname adalah salah satu spesies udang yang paling banyak dibudidayakan di seluruh dunia karena tingkat pertumbuhannya yang cepat, tingkat kelangsungan hidup yang tinggi, dan ketahanan terhadap penyakit.

Namun, petambak sering menghadapi tantangan berupa stres pada udang mereka, yang dapat menyebabkan penurunan tingkat pertumbuhan, penurunan kelangsungan hidup, dan peningkatan kerentanan terhadap penyakit.

Oleh karena itu, akan kami bahas lebih dalam bagaimana stres pada udang vaname. Termasuk tanda-tandanya dan cara mengatasinya.

Baca Juga: Pentingnya Ketinggian Permukaan Air Laut bagi Dunia Akuakultur

Penyebab Udang Stres

1. Kualitas Air

Kualitas air yang buruk, termasuk kadar oksigen yang rendah, kadar amonia dan nitrit yang tinggi, hingga fluktuasi pH, dapat menjadi penyebab stresnya udang vaname saat budidaya berlangsung.

2. Penanganan dan Transportasi

Penanganan dan pemindahan udang yang kasar dan tidak sesuai dengan standar juga dapat menyebabkan stres pada udang. Hal ini karena udang sangat sensitif terhadap stimulan dari luar, seperti goncangan, paparan suhu yang terlalu tinggi, dan kepadatan yang berlebihan.

3. Faktor Lingkungan

Udang sensitif terhadap perubahan lingkungan yang mendadak. Misalnya termasuk perubahan cahaya, suhu, dan salinitas dalam waktu yang cepat. Perubahan mendadak ini dapat menjadi salah satu faktor penyebab stres pada udang vaname.

4. Pakan dan Nutrisi yang Tidak Sesuai

Kualitas pakan yang buruk atau tidak memadai dapat menyebabkan stres pada udang. Sebab, pakan dengan kualitas buruk dapat menyebabkan udang mengalami ketidakseimbangan nutrisi, vitamin, dan mineral yang didapat.

Tanda-Tanda Udang Stres

Selama budidaya berlangsung, petambak harus terus memantau tanda-tanda udang mengalami stres untuk mencegah dampak kerugian yang lebih besar. Berikut adalah beberapa tanda umum stres pada udang vaname:

  1. Nafsu makan dan aktivitas makan berkurang
  2. Berkurangnya aktivitas dan perilaku menjadi lamban
  3. Angka kematian udang meningkat
  4. Perilaku berenang tidak normal, seperti berenang berputar-putar dan melesat.
  5. Tingkat pertumbuhan yang buruk
  6. Perubahan warna pada tubuh udang

Baca Juga: Kenali Ancaman Nitrit pada Tambak Udang dan Cara Mengatasinya

Dampak Stres pada Udang

Stres pada udang memiliki dampak yang signifikan pada kesehatan dan pertumbuhan udang. Itulah sebabnya petambak harus selalu memantau kondisi udang agar tidak mengalami stres selama budidaya berlangsung.

1. Menurunkan Kekebalan Tubuh Udang

Stres dapat berdampak langsung pada kekebalan tubuh udang, tepatnya dapat menurunkan tingkat kekebalan secara signifikan. Hal ini membuat udang lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.

2. Pertumbuhan Berkurang

Stres secara tidak langsung dapat menghambat pertumbuhan udang vaname selama budidaya. Udang yang stres cenderung memiliki pola makan yang terganggu, sehingga tidak banyak nutrisi yang diserap.

3. Meningkatnya Angka Kematian

Stres yang parah atau berkepanjangan dapat menyebabkan peningkatan angka kematian di antara populasi udang di tambak.

4. Perbuahan Perilaku

Perubahan perilaku juga menjadi dampak langsung ketika udang vaname stres. Perubahan ini termasuk di antaranya penurunan tingkat aktivitas dan perubahan pola makan.

Cara Mengatasi Udang Stres

Mencegah dan mengelola stres pada udang vaname membutuhkan pemantauan dan pengelolaan faktor lingkungan dan fisiologis yang cermat. Berikut adalah beberapa cara mengatasi stres pada udang vaname:

1. Pantau Kualitas Air Secara Rutin

Memantau parameter kualitas air secara teratur dapat menjadi salah satu cara pencegahan stres pada udang vaname. Sebab, parameter air yang optimal merupakan lingkungan terbaik udang untuk tumbuh.

Oleh karena itu, secara teratur periksa parameter kualitas air seperti suhu, pH, salinitas, dan kadar oksigen terlarut, dan lakukan penyesuaian jika terjadi fluktuasi untuk mempertahankan kondisi optimal.

2. Berikan Udang Nutrisi yang Cukup

Nutrisi yang cukup dapat membuat udang tumbuh dengan optimal dan terhindar dari stres. Pastikan untuk memberi nutrisi yang seimbang, baik dalam pakan maupun probiotik untuk mendukung pertumbuhan udang.

3. Sesuaikan Padat Tebar dengan Kapasitas Kolam dan Jenis Budidaya

Padat tebar udang vaname yang berlebihan dan tidak sesuai dengan kapasitas kolam dapat menyebabkan stres pada udang. Sebab udang akan saling bersaing satu sama lain untuk mendapatkan makanan dan ruang gerak.

4. Aklimatisasi Udang

Cara mencegah stres pada udang vaname yang terakhir adalah dengan melakukan aklimatisasi uadng secara bertahap terhadap perubahan parameter kualitas air.

Baca Juga: Jenis Jenis Udang yang Sering Dibudidayakan di Tambak

Konsultasikan Kondisi Udang Anda pada DELOS!

Stres pada udang vaname dapat menjadi pemicu dari berbagai penyakit yang merugikan budidaya. Oleh karena itu, petambak harus mengetahui penyebab dan cara menanganinya. Mengingat udang vaname adalah tipe udang yang rentan terhadap stres.

Saat udang stres, sebagai petambak, Anda mungkin bingung langkah apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya. Tetapi, kini Anda tak perlu khawatir, sebab Anda dapat mengonsultasikan langsung kondisi udang Anda pada DELOS.

Dengan tim sains yang berdedikasi tinggi, DELOS dapat membantu Anda memantau kondisi udang dan mengambil tindakan terbaik apabila muncul masalah tertentu.

Segera hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit permasalahan tambak Anda di kolom kontak website kami www.delosaqua.com. Segera konsultasikan kondisi udang anda pada DELOS sebelum terlambat!

Read More
16Mar
Aquaculture

Panen Parsial Udang Vaname dan Manfaatnya untuk Tingkatkan Keuntungan Budidaya

Panen parsial udang vaname menjadi hal yang tidak jarang dilakukan para petambak untuk memaksimalkan keuntungan saat budidaya. Terutama bagi mereka yang menerapkan sistem budidaya semi intensif, intensif hingga super intensif.

Udang vaname adalah spesies udang yang populer dan paling dimiati pasar global. Jenis udang ini memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat dan cocok untuk akuakultur, sehingga banyak dipilih oleh para petambak.

Untuk memaksimalkan keuntungan dan memastikan budidaya yang berkelanjutan, penting bagi petambak untuk mengetahui manfaat panen parsial. Yuk, simak selengkapnya manfaat tersebut dalam artikel ini.

Baca Juga: Ini 7 Tips Panen Udang Vaname yang Sukses dan Cuan

Apa Itu Panen Parsial?

Panen parsial adalah teknik pemanenan yang dilakukan dengan memanen hanya sebagian udang di tambak, dan membiarkan sisanya untuk terus tumbuh dan berkembang. Teknik panen ini dapat dilakukan beberapa kali dalam satu siklus budidaya dan memungkinkan petambak untuk mengatur panen mereka dan memaksimalkan keuntungan yang didapatkan.

Pemanenan parsial adalah teknik umum yang digunakan dalam budidaya udang vaname untuk membantu mengatur kepadatan populasi dan memastikan tingkat pertumbuhan yang konsisten. Dengan melakukan panen parsial, petambak dapat mencegah terjadinya kepadatan berlebih yang dapat menyebabkan pertumbuhan udang terhambat, wabah penyakit, dan penurunan tingkat kelangsungan hidup.

Persiapan Panen Parsial Udang

Sebelum melakukan panen parsial pada budidaya udang vaname, Anda perlu untuk mempersiapkan dan merencanakannya dengan matang untuk keberhasilan panen. Berikut adalah beberapa langkah persiapan yang dapat Anda ambil:

1. Tentukan Ukurang Panen yang Optimal

Petambak harus menentukan ukuran ideal untuk memanen udang berdasarkan permintaan dan harga pasar. Hal ini akan membantu memastikan bahwa udang yang dipanen dapat dijual dengan harga yang paling menguntungkan.

2. Periksa Kualitas Air

Petambak harus memeriksa parameter kualitas air seperti suhu, salinitas, oksigen terlarut, dan lain-lain untuk memastikannya berada dalam kisaran yang sesuai untuk udang. Jika ada parameter kualitas air yang kurang optimal, petambak harus terlebih dahulu menyesuaikannya.

3. Persiapkan Peralatan Panen

Persiapan panen parsial selanjutnya yang harus dilakukan adalah mempersiapkan peralatan untuk panen. Petambak harus memastikan bahwa semua peralatan yang diperlukan, seperti jaring, pompa, dan keranjang untuk menampung udang hasil panen tersedia. Selain itu, harus dipastikan pula jika semua peralatan dalam kondisi bersih dan bekerja dengan baik.

4. Persiapan Transportasi

Petambak juga harus mempersiapkan transportasi untuk udang yang dipanen. Hal ini untuk memastikan udang-udang diangkut dengan cepat dan efisien ke tempat pemrosesan.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Mudah dari Persiapan hingga Panen

Proses Panen Parsial

Proses panen parsial biasanya dilakukan dengan menggunakan jaring untuk mengambil maksimal sebanyak 30% udang dari total populasi di kolam. Setelahnya udang biasanya dimasukkan ke dalam wadah yang sudah dipersiapkan di sisi tambak.

Proses pemanenan yang dilakukan meliputi penempatan jaring di dasar tambak, penebaran pakan, dan menunggu beberapa saat hingga udang menghampiri jaring untuk memanennya. Cara ini cukup efektif untuk dilakukan.

Pemanenan biasanya dimulai pada malam hari, saat udang cenderung berenang lebih bebas. Pemberian pakan harus dihentikan beberapa jam sebelum panen. Prosesnya meliputi langkah-langkah: mematikan aerator di dekat perangkap, menurunkan jaring ke dasar kolam, menebarkan beberapa genggam pakan di atas area jaring, dan kemudian menunggu sekitar 3-10 menit.

Ketika telah banyak udang yang terperangkap, tarik jaring menggunakan tali yang diikat pada sudut-sudutnya. Namun perlu dipastikan jika jumlah udang yang ditangkap tidak lebih dari 30% dari total populasi di kolam.

Manfaat Panen Parsial Udang Vaname

Panen parsial adalah teknik yang hanya memanen sebagian udang di tambak, meninggalkan sisanya untuk terus tumbuh hingga ukuran tertentu. Panen ini dapat dilakukan beberapa kali selama siklus produksi, dan memungkinkan petambak untuk memaksimalkan keuntungan yang didapatkan.

Salah satu manfaat utama panen parsial adalah memungkinkan petambak memanfaatkan fluktuasi harga udang vaname di pasar. Dengan memanen hanya sebagian, petambak dapat mengatur penjualan bertepatan dengan periode ketika harga udang tengah naik.

Panen parsial juga dapat membantu petambak mengurangi biaya produksi. Dengan hanya memanen sebagian pada satu waktu, petambak dapat menghindari biaya terkait pemanenan dan pemrosesan udang dalam jumlah besar sekaligus. Di antaranya mencakup biaya tenaga kerja, peralatan, dan transportasi.

Selain dari sisi ekonomis, panen parsial juga bermanfaat dari sisi kesehatan udang. Dengan membiarkan sebagian udang di tambak untuk terus tumbuh, petambak dapat membantu menjaga ekosistem yang sehat. Hal ini dapat membantu petambak untuk mengurangi risiko wabah penyakit dan masalah lain yang dapat terjadi selama budidaya.

Baca Juga: Masa Panen Udang Vaname beserta Jenis-Jenisnya

Panen Udangmu Bersama DELOS!

Panen parsial udang vaname dapat menjadi proses yang bermanfaat untuk mengurangi kepadatan udang di kolam. Teknik ini dapat menguntungkan bagi petambak untuk memaksimalkan keuntungan saat budidaya.

Bagi Anda yang memerlukan pendampingan untuk proses panen parsial, DELOS adalah pilihan yang tepat untuk Anda.

DELOS adalah perusahaan aquatech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik untuk membantu Anda mengelola tambak udang. Termasuk salah satunya adalah proses panen. Proses panen kami dilakukan oleh tenaga ahli secara transparan dan dengan harga terbaik.

Tak hanya itu, DELOS juga memiliki rantai pasokan terintegrasi, AquaLink, untuk menghubungkan Anda dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga bersaing.

Kamu dapat dengan mudah menghubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com, untuk tergabung ke dalam ekosistem dan mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

Read More
11Mar
Berita

DELOS Maritime Institute Sukses Menggelar Webinar Tentang Penyakit Udang Bersama Pembicara Ternama

Jakarta, 11 Maret 2023 DELOS Maritime Institute sukses menyelenggarakan Webinar OPINI DMI dengan tema “Berdamai dengan Penyakit Udang: Tantangan Budidaya di Era Gempuran Penyakit Udang” dan menghadirkan dua pembicara ternama, yaitu Dr. Ir. Heny Budi Utari M.Kes. dan Wayan Agus Edhy.

Acara Webinar OPINI DMI diselenggarakan secara daring melalui platform zoom dan siaran langsung YouTube DELOS. Sebanyak kurang lebih 250 peserta yang terdiri dari Penyuluh Perikanan, ASN, mahasiswa, PNS, dan masyarakat umum turut hadir untuk belajar tentang penyakit-penyakit udang yang selalu menghantui setiap budidaya.

Budidaya udang vaname telah menjadi bagian penting dari industri makanan laut global dengan total produksi lebih dari 40 miliar dolar per tahunnya. Namun, di sisi lain serangan penyakit selalu mengintai dan terus mengancam keberlangsungan industri ini. Webinar OPINI DMI hadir untuk meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan terhadap penyakit-penyakit udang.

webinar opini dmi

Dr. Heny, ahli penyakit udang terkemuka membawakan diskusi dengan topik “Berdamai dengan Penyakit Udang: Tantangan Budidaya di Era Gempuran Penyakit Udang”. Presentasinya menyoroti bagaimana penyakit menjadi faktor pembatas keberhasilan budidaya, bagaimana perkembangan penyakit udang dari tahun ke tahun serta pelajaran yang bisa didapatkan dari serangan penyakit untuk budidaya di masa mendatang.

Tak hanya itu, Dr. Heny juga membagikan kiat-kita pencegahan dan penanggulangan penyakit, seperti dengan implementasi biosecurity, lokasi dan tata letak tambak yang tepat, pembuatan IPAL di tambak, pembersihan tandon, dan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

webinar opini dmi

Diskusi kemudian dilanjutkan oleh Wayan Agus Edhy, Tambak Co-Lead DELOS yang membawakan topik berjudul “Manajemen Kualitas Air dan Mitigasi Penyakit”. Dengan pengalamannya, Pak Wayan menekankan pentingnya manajemen air yang tepat dalam pencegahan dan pengendalian penyakit udang.

Berdasarkan pemaparan Pak Wayan, pemantauan kualitas air, seperti pH, suhu, oksigen terlarut, hingga Total Organic Matter (TOM) menjadi hal yang harus selalu dipastikan nilai keoptimalannya agar budidaya udang dapat berlangsung dengan baik dan udang tumbuh dengan normal.

Diskusi dilanjutkan dengan sesi pertanyaan yang sangat interaktif, baik dari zoom meeting maupun kolom komentar siaran langsung YouTube DELOS. Para peserta sangat antusias mengajukan pertanyaan dan terlibat diskusi dengan dua narasumber ahli.

Sesi diskusi ini memberikan kesempatan yang sangat baik bagi para peserta untuk belajar dari para ahli dengan pengalaman selama bertahun-tahun dalam industri budidaya udang.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan dan pelatihan akuakultur ternama di Indonesia, DELOS Maritime Institute berkomitmen untuk terus menyediakan sarana pendidikan yang terbaik untuk para penggemar dunia akuakultur, salah satunya melalui Webinar OPINI DMI ini.

DELOS Maritime Institute berencana untuk melanjutkan rangkaian Webinar OPINI DMI secara rutin setiap bulannya. Acara ini akan terus mempertemukan para pakar untuk membahas tren dan inovasi terbaru dalam dunia budidaya udang, serta memberikan wawasan berharga dan solusi praktis kepada para peserta.

Selain itu, DELOS Maritime Institute juga akan melanjutkan program pendidikan dan pelatihan, yaitu DELOS Maritime Institute Batch 3. Rencananya, pendaftaran untuk program DMI Batch 3 ini akan dibuka pada tanggal 17 April - 1 Juni 2023.

Untuk itu, agar tidak ketinggalan informasi baik tentang Webinar OPINI DMI maupun DELOS Maritime Institute Batch 3, pastikan Anda mengikuti media sosial kami di instagram yaitu @delos.institute dan @delos.aqua.

Sementara bagi Anda yang tidak sempat mengikuti siaran langsung Webinar OPINI DMI, Anda dapat menyaksikan siaran ulang melalui YouTube DELOS atau klik di sini.

Read More
09Mar
Penyakit Udang

Mengenal Taura Syndrome Virus (TSV) Pada Udang Vaname

Taura Syndrome Virus (TSV) adalah penyakit yang sangat menular dan mempengaruhi budidaya udang di seluruh dunia. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian hingga 40-90% pada stadia post larvae dan juvenile.

Virus Taura Syndrome pertama kali diidentifikasi pada tahun 1992 saat terjadi wabah yang menyebabkan kerugian ekonomi sangat besar di Ekuador. Sejak saat itu, penyakit TSV menjadi perhatian utama dalam industri akuakultur.

Lantas, bagaimana tanda-tanda udang terserang penyakit Taura Syndrome Virus (TSV) dan bagaimana cara pengobatannya? Yuk, cari tahu selengkapnya dalam artikel ini.

Baca Juga: 7 Jenis Penyakit Udang yang Sering Terjadi Selama Budidaya

Apa Itu TSV?

Taura Syndrom Virus (TSV) adalah penyakit pada udang vaname yang disebabkan oleh virus menular yang mempengaruhi budidaya udang di berbagai belahan dunia. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini pertama kali muncul di Ekuador pada tahun 1992. Namun, kemudian menyebar ke wilayah Asia melalui impor benur dan induk yang telah terinfeksi.

TSV digolongkan sebagai virus kecil yang berbentuk icosahedral yang termasuk ke dalam keluarga virus yang disebut Dicistroviridae. Virus ini memiliki genom RNA beruntai tunggal sekitar 10 kilobase.

Virus Taura Syndrom menginfeksi hepatopankreas, kelenjar pencernaan udang, dan menyebabkan nekrosis parah yang berdampak pada matinya fungsi organ. Virus ini juga dapat menyebabkan perubahan warna insang, kelesuan, dan kematian massal.

Penularan Taura Syndrome Virus

Taura Syndrome Virus (TSV) ditularkan melalui air, udang yang terinfeksi, dan peralatan yang telah terkontaminasi. Virus ini juga dapat ditularkan secara vertikal dari induk yang terinfeksi ke benur yang dihasilkan.

Selain itu, udang yang pernah terinfeksi TSV juga masih dapat menjadi pembawa virus seumur hidupnya. Burung yang bermigrasi, serangga air, dan manusia juga dapat menjadi jalan untuk transmisi virus ini.

Bahkan, Taura Syndrome Virus juga dapat menginfeksi melalui kotoran burung camar laut yang sebelumnya memakan udang yang terinfeksi virus ini.

Gejala TSV Pada Udang Vaname

Udang vaname yang terserang penyakit TSV biasanya menunjukkan lebih dari satu gejala. Berikut adalah beberapa gejala yang umum terjadi:

  1. Udang menjadi lesu
  2. Nafsu makan berkurang
  3. Udang berkumpul di tepi kolam saat hampir mati
  4. Tingkat kematian tinggi dan mendadak pada udang fase post larva dan juvenil.
  5. Perut udang kosong dan tubuh udang berwarna merah pucat
  6. Kipas ekor dan pleopod udang berwarna merah
  7. Cangkang udang melunak
  8. Terdapat bercak gelap yang terdistribusi secara acak pada kutikula udang

Baca Juga: Kenali 7 Ciri-Ciri Penyakit AHPND Pada Udang Vaname Sebelum Terlambat

Cara Mendeteksi Penyakit TSV

Pendeteksian penyakit Taura Syndrom Virus (TSV) dapat dilakukan dengan metode PCR (Polymerase Chain Reaction), gross patologi, in situ hybridasai, dan bioassay. Namun, pendeteksian dengan PCR (Polymerase Chain Reaction) merupakan metode yang paling akurat yang dapat dilakukan.

Pemeriksaan dengan metode PCR terdiri dari tiga tahap, yaitu ekstrasi DNA/RNA sampel untuk penyediaan cetakan, amplifikasi DNA/RNA dengan bantuan mesin PCR (thermocycler) dan analisa hasil amplifikasi dengan elektroforesis, pewarnaan DNA/RNA dan dokumentasi dengan kamera polaroid.

Kontrol dan Pengobatan

Hingga saat ini, tidak ada vaksin yang tersedia untuk mencegah penularan penyakit TSV ini. Tindakan pencegahan yang dapat petambak lakukan saat ini adalah dengan mengendalikan penyebarannya.

Salah satu tindakan pencegahan yang paling efektif adalah memastikan penggunaan indukan dan benur yang bebas dari Taura Syndrom Virus (TSV). Selain itu, pengujian populasi udang secara teratur dan tindakan biosekuriti yang ketat juga dapat membantu mengurangi risiko infeksi.

Baca Juga: Kenali Covert Mortality Nodavirus (CMNV) yang Dapat Menyerang Udang Vaname

Atasi Penyakit TSV pada Udang Vaname Bersama DELOS!

Penyakit Taura Syndrome Virus (TSV) menjadi ancaman signifikan bagi industri budidaya udang vaname di seluruh dunia. Memahami bagaimana gejala dan cara pendeteksian penyakit ini sangat penting untuk dilakukan para petambak untuk mencegah kerugian yang tinggi.

Untuk Anda yang khawatir budidaya udang vaname yang Anda lakukan terserang penyakit TSV, Anda dapat melakukan pencegahan sejak dini dengan melakukan persiapan dan pengelolaan tambak yang tepat bersama DELOS.

DELOS memiliki Farm Management yang dapat membantu Anda dalam mengelola tambak udang sesuai dengan standar internasional.

Bersama dengan tim sains dan operasional yang andal dan berpengalaman selama bertahun-tahun, DELOS siap membantu Anda dalam mengelola tambak udang, termasuk melakukan mitigasi jika terdeteksi adanya penyakit pada tambak udang Anda.

Untuk menjadi bagian dari DELOS, Anda dapat menghubungi contact@delosaqua.com atau ajukan pertanyaan melalui kolom kontak anda pada website kami di www.delosaqua.com. Percayakan manajemen tambak udang Anda pada DELOS!

 

———-

Sumber:

Surfianti, dkk. 2010. Deteksi Penyakit TSV (Taura Syndrome Virus) secara PCR pada Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) dengan Berbagai Ekstrasi, Suhu dan Waktu Penyimpanan. Hamera Zoa – Majalah Ilmu Kehewanan Indonesia Volume II Nomor 1, Desember 2010.

Susanti, E. 2016. Identeksi Virus TSV (Taura Syndrome Virus) pada Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei) di Kabupaten Mempawah Hilir dengan Metode PCR (Polymerase Chain Reuction). Skripsi. Pontianak: Universitas Muhammadiyah Pontianak.

Koesharyani, dkk. 2015. Sebaran Infeksi Taura Syndrome, Infectious Myonecrosis, dan Panaeus vannamei Nervous Virus (TSV, IMNV, dan PvNV) pada Budidaya Udang Litopenaeus vannamei di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Bali.

Department of Agriculture, Water, and the Environment of Australia. 2020. Infection with Taura Syndrome Virus (TSV).

Read More
DCIM100MEDIADJI_0041.JPG
07Mar
Tips

Tips Merawat Tambak Udang Saat Musim Hujan

Merawat tambak udang saat musim hujan menjadi tantangan terbesar bagi petambak saat budidaya. Curah hujan yang tinggi sangat berisiko bagi kolam tambak karena dapat mengganggu keseimbangan parameter air yang berdampak langsung terhadap kesehatan dan produktivitas tambak udang.

Untuk memastikan keberlanjutan jangka panjang dan profitabilitas tambak udang, sangat penting bagi pembudidaya untuk memiliki pemahaman yang kuat tentang praktik terbaik untuk mengelola tambak udang selama musim hujan.

Dalam artikel ini akan dibahas beberapa tips dan strategi untuk merawat tambak udang selama musim hujan agar para petambak dapat meminimalkan risiko dan memaksimalkan produktivitas budidaya.

Baca Juga: 7 Jenis Penyakit Udang yang Sering Terjadi Selama Budidaya

Dampak Musim Hujan Terhadap Budidaya Udang Vaname

Parameter kualitas air menjadi indikator utama suksesnya budidaya udang vaname yang dilakukan. Kualitas air yang optimal dapat menjadikan budidaya udang vaname sukses besar. Sementara sebaliknya, kualitas air yang buruk dan berubah drastis dapat menyebabkan udang vaname menjadi stres dan rentan terserang penyakit.

Berikut adalah beberapa dampak musim hujan terhadap budidaya udang vaname:

1. Perubahan Suhu

Saat hujan, suhu air tambak dapat turun hingga 2-3°C. Suhu yang rendah menjadikan kondisi air kurang optimal yang berdampak pada tingkat metabolisme dan menjadikan aktivitas udang lebih lambat dan cenderung berkumpul di dasar kolam.

Tak hanya berdampak pada udang, aktivitas bakteri pengurai juga mengalami penurunan saat saat suhu kolam tidak dalam kondisi optimal. Ini menyebabkan akumulasi bahan organik yang ada di tambak

2. Penurunan pH

pH hujan biasanya sekitar pH 6,5-7,0. Hujan secara langsung akan menurunkan pH sebesar 0,3-1,5 dalam waktu singkat.

3. Perubahan Salinitas dan Alkalinitas.

Hujan dapat mengakibatkan air tambak menjadi lebih encer dari sebelumnya, sehingga angka salinitas dan alkalinitasnya pun ikut turun.

Saat salinitas turun, udang akan mengalami molting. Namun, karena ketersediaan mineral yang terbatas, hal ini dapat memicu infeksi penyakit dan kanibalisme antar udang.

4. Populasi Plankton dan Akumulasi Bahan Organik

Dampak musim hujan terhadap budidaya udang vaname selanjutnya adalah matinya fitoplankton akibat perubahan parameter kualitas air. Fitoplankton yang mati akan turut terakumulasi di dasar kolam sebagai bahan organik.

Musim hujan juga membuat pola makan udang tidak normal dan cenderung lebih rendah. Oleh karena itu, sisa pakan akan lebih banyak dan pemrosesannya juga lebih lambat dan menyebabkan akumulasi bahan organik meningkat.

5. Penurunan Tingkat Imunitas Udang

Perubahan parameter kualitas air akibat air hujan dapat mengakibatkan ekosistem tempat hidup udang menjadi tidak stabil. Selain itu, perubahan yang mendadak dapat menyebabkan udang menjadi stres dan mengalami penurunan imunitas sehingga rentan terhadap infeksi penyakit.

Baca Juga: 5 Tips Cara Mengelola Tambak Udang Vaname

Tips Merawat Tambak Udang Saat Musim Hujan

1. Persiapan Kolam yang Tepat

Mempersiapkan kolam tambak yang tepat sangat penting untuk menjaga kesehatan tambak udang selama musim hujan. Petambak udang harus memastikan bahwa tambak dibersihkan dengan benar dan bebas dari berbagai limbah dan kotoran sebelum musim hujan tiba.

Selain itu, pembangunan saluran drainase yang sesuai dan pemasangan pompa untuk mengalirkan limbah juga perlu dilakukan untuk mengontrol ketinggian air.

2. Menjaga Kualitas Air Tetap Optimal

Kualitas air merupakan faktor penting bagi keberhasilan budidaya, terlebih lagi ketika musim hujan tiba. Curah hujan yang berlebih dapat menyebabkan terjadinya penurunan kondisi optimal pada parameter kualitas air tambak.

Oleh karena itu, petambak harus terus memantau kualitas air secara teratur dan mengambil tindakan yang tepat saat musim hujan datang. Misalnya dengan menambahkan aerator, menyesuaikan tingkat pH dan salinitas, mengurangi frekuensi pakan, dan mempertahankan kondisi air tetap optimal.

3. Manajemen Penyakit

Tips merawat tambak udang saat musim hujan yang selanjutnya adalah melakukan manajemen penyakit yang baik. Saat musim hujan, pertumbuhan mikroorganisme termasuk bakteri dan virus meningkat. Hal ini dapat menyebabkan udang mudah terserang penyakit.

Para petambak harus mengambil tindakan pencegahan, misalnya dengan desinfeksi kolam dan peralatan, menerapkan protokol kebersihan dan biosekuriti yang baik, serta selalu memantau apabila muncul tanda-tanda udang mulai terserang penyakit.

4. Sesuaikan Pemberian Pakan

Manajemen pakan menjadi aspek penting yang harus dipertimbangkan saat merawat tambak udang saat musim hujan, di mana petambak harus menyesuaikan jadwal pemberian pakan berdasarkan perubahan kondisi cuaca dan kualitas air kolam.

Pemberian pakan yang berlebih dapat menyebabkan kualitas air menjadi buruk dan meningkatkan risiko penyakit. Sedangkan pemberian pakan yang kurang dapat menghambat pertumbuhan udang.

Selain itu, pastikan pula pakan yang diberikan berkualitas tinggi dan bebas dari kontaminasi patogen.

5. Selalu Memantau Kondisi Cuaca

Tips merawat tambak udang saat musim hujan yang terakhir adalah selalu memantau kondisi cuaca. Turunnya hujan terkadang tidak bisa diprediksi dengan tepat dan akurat, sehingga petambak harus mempersiapkan tindakan yang harus ditempuh saat hujan turun.

Beberapa hal yang dapat dilakukan di antaranya adalah menutup kolam dan mengurangi jumlah pakan. Selain itu, selalu waspada terhadap tanda-tanda banjir yang dapat menyebabkan masalah kualitas air dan kerusakan infrastruktur tambak.

Baca Juga: 5 Tips Mempercepat Pertumbuhan Udang Vaname Saat Budidaya

Budidaya Udang Vaname Lebih Produktif bersama DELOS

Merawat tambak udang saat musim hujan dapat menjadi tantangan besar dan berisiko tinggi. Sebab, air hujan secara langsung berpengaruh terhadap parameter kualitas air tambak tempat di mana udang vaname hidup.

Oleh karena itu, petambak harus melakukan persiapan khusus sebelum musim hujan tiba. Nah, bagi Anda yang ingin memulai budidaya udang vaname atau ingin meningkatkan produktivitas tambak udang Anda, DELOS adalah pilihan yang tepat.

DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu Anda meningkatkan produktivitas budidaya udang vaname Anda.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan Anda untuk memantau kondisi udang di tambak hanya melalui gadget setiap harinya.

Untuk tergabung dalam program ini, kamu bisa menghubungi DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami

Read More
01Mar
Probiotics/Feeds

Manfaat Molase dan Tips Penggunaannya untuk Tambak Udang

Manfaat molase untuk tambak udang menjadi salah satu hal yang wajib diketahui oleh para petambak. Molase adalah cairan kental kehitaman yang menjadi produk sampingan dari industri pengolahan gula pasir yang berbahan dasar tebu.

Dalam budidaya udang vaname, manfaat molase untuk tambak udang dapat dilihat dari perannya untuk mempercepat pertumbuhan plankton. Sementara plankton sendiri merupakan sumber pakan alami bagi udang vaname saat budidaya.

Tak hanya pada budidaya udang vaname, beberapa peternakan ruminansia dan unggas juga memanfaatkan molase sebagai campuran pakan. Lantas sebenarnya apa itu molase dan apa saja manfaatnya? Yuk, simak selengkapnya dalam artikel ini.

Baca Juga: Ini Perbedaan Udang Jantan dan Betina

Apa itu Molase Tambak Udang?

Molase merupakan produk sampingan yang berasal dari pengolahan gula pasir yang berbahan dasar tebu. Bisa dibilang, molase adalah limbah produksi yang paling banyak manfaatnya bagi peternakan dan perikanan.

Di kalangan para petambak dan peternak, molase sering juga disebut sebagai tetes tebu. Sementara manfaatnya sudah tidak diragukan lagi, karena sejak dahulu para peternak ruminansia dan unggas telah menggunakannya sebagai campuran pakan.

Pada budidaya udang vaname, molase digunakan sebagai sumber pertumbuhan bakteri heterotrof dalam proses pembuatan probiotik udang vaname. Sebab, molase dapat berfungsi sebagai sumber karbon yang menjadi makanan bakteri.

Manfaat Molase untuk Tambak Udang

Berbeda dengan peternakan unggas, manfaat molase untuk tambak udang tidak dapat diberikan secara langsung sebagai suplemen makanan. Melainkan, molase dijadikan sebagai sumber makanan untuk bakteri yang kelak menjadi pakan alami udang vaname.

Selain itu, probiotik yang dihasilkan dari fermentasi molase juga bermanfaat dalam memperbaiki kualitas air tambak, meningkatkan laju pertumbuhan udang vaname, mencegah bakteri patogen tumbuh di dalam air tambak, hingga menekan angka konversi pakan (FCR).

Baca Juga: Udang Vaname Umur 20 Hari, Bagaimana Pertumbuhan dan Cara Pemberian Pakannya?

Tips Menggunakan Molase untuk Tambak Udang

Manfaat molase untuk tambak udang bisa didapatkan jika pemberian molase dilakukan dalam dosis yang tepat. Berikut adalah tips menggunakan molase untuk tambak udang.

1. Perhatikan Kualitas Molase

Sebelum memberikan molase untuk tambak udang, penting untuk memastikan bahwa molase yang Anda gunakan berkualitas baik. Pastikan untuk memeriksa warna dan bau molase terlebih dahulu. Molase yang lebih gelap dan beraroma kuat cenderung memiliki kualitas yang lebih baik.

Selain itu, pastikan pula molase sudah terbebas dari kontaminasi atau kotoran yang dapat membahayakan udang vaname Anda.

2. Pastikan Dosis Molase Sesuai

Pemberian dosis molase juga tidak bisa dilakukan secara sembarangan. Untuk menumbuhkan bakteri probiotik, dibutuhkan molase dengan dosis 2-5% dari total pakan yang telah digunakan.

Sementara penambahannya tergantung pada pH air. Jika pH kurang dari 7,5 maka pemberian molase dapat dikurangi. Sementara jika pH lebih dari 8, maka penggunaan molase ditambah.

3. Pantau Kualitas Air Secara Rutin

Molase dapat meningkatkan kebutuhan oksigen terlarut (DO) dalam air yang juga dapat mempengaruhi kualitas air di tambak. Oleh karena itu, penting untuk terus memantau kualitas air secara teratur dan memastikan kadar oksigen terlarut (DO) selalu optimal dan cukup untuk udang.

Baca Juga: Ini 7 Tips Panen Udang Vaname yang Sukses dan Cuan

Konsultasikan Budidaya Udang Vaname Anda di DELOS!

Meskipun tergolong produk sampingan, molase memiliki manfaat yang cukup besar untuk budidaya udang vaname. Mulai dari mendorong pertumbuhan bakteri baik, memperbaiki kualitas air tambak, mencegah bakteri patogen tumbuh, hingga menekan angka konversi pakan (FCR).

Namun, sebelum menggunakan molase dalam budidaya udang vaname, Anda harus terlebih dahulu mengonsultasikannya dengan ahlinya. Hal ini untuk menghindari penggunaan molase yang salah saat

Kini Anda dapat dengan mudah berkonsultasi terkait budidaya udang vaname, termasuk penggunaan molase untuk tambak udang di DELOS!

DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu menyukseskan budidaya udang vaname Anda.

Melalui Farm Management DELOS, Anda juga dapat memanfaatkan berbagai fitur budidaya di AquaHero. Mulai dari pemantauan kualitas air tambak, pemantauan pertumbuhan udang, hingga estimasi break even point (BAP).

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit pertanyaanmu tentang budidaya udang vaname melalui kolom kontak website kami di www.delosaqua.com. Konsultasikan budidaya udang vaname anda di DELOS sekarang!

Read More
DCIM100MEDIADJI_0026.JPG
28Feb
Aquaculture

Pentingnya Ketinggian Permukaan Air Laut bagi Dunia Akuakultur

Budidaya udang menjadi salah satu industri yang tengah berkembang pesat di berbagai negara di dunia. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan budidaya ini adalah ketinggian permukaan air laut.

Akan tetapi, dampak perubahan iklim yang terjadi akhir-akhir ini adalah naiknya permukaan air laut. Perubahan ketinggian permukaan air laut ini terlihat jelas dan terus terjadi dari waktu ke waktu yang juga merambah ke dataran rendah yang rentan di dekat pantai.

Konsekuensi dari naiknya permukaan air laut cukup beragam. Mulai dari risiko banjir besar yang dapat merusak kawasan pesisir, hingga dampak terhadap industri perikanan dan akuakultur.

Secara langsung, permukaan air laut mempengaruhi budidaya udang dalam beberapa aspek, termasuk kualitas air, salinitas, dan suhu. Berikut adalah beberapa alasan pentingnya ketinggian permukaan air laut untuk budidaya udang:

Baca Juga: Apa itu Akuakultur dan Mengapa Akuakultur Penting?

Pentingnya Ketinggian Permukaan Air Laut bagi Dunia Akuakultur

1. Kualitas Air

Kualitas air merupakan salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. Kualitas air tambak udang secara langsung dipengaruhi oleh ketinggian permukaan air laut.

Tambak udang vaname biasanya menggunakan sumber pengairan yang berasal dari laut atau muara. Permukaan air laut yang lebih tinggi berarti lebih banyak air laut yang masuk ke kolam, sehingga secara tidak langsung didapatkan kualitas air dengan kadar oksigen terlarut yang tinggi dan rendah polusi.

Di sisi lain, permukaan air laut yang lebih rendah dapat menyebabkan air tergenang di tambak, yang dapat menyebabkan penumpukan bakteri dan ganggang berbahaya, menurunkan kualitas air dan menyebabkan wabah penyakit di antara udang. Hal ini dapat menyebabkan kerugian yang signifikan bagi petambak udang.

2. Salinitas

Salinitas merupakan faktor lain yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang. Tingkat salinitas yang optimal pada tambak udang vaname berkisar antara 15 sampai 25 bagian per seribu (ppt).

Permukaan air laut yang lebih tinggi berarti akan lebih banyak air laut yang masuk ke kolam, sehingga tingkat salinitas di dalam air pun juga akan meningkat. Salinitas yang terlalu tinggi dapat menyebabkan udang menjadi stres yang dapat berakibat pada kurang optimalnya pertumbuhan.

Sebaliknya, permukaan laut yang lebih rendah dapat mengakibatkan tingkat salinitas yang lebih rendah di tambak, yang juga dapat mempengaruhi tingkat pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang.

Oleh karena itu, penting bagi para petambak untuk menjaga tingkat salinitas air tambak agar selalu optimal setiap saat.

3. Suhu

Suhu air tambak juga dipengaruhi oleh ketinggian permukaan air laut. Udang membutuhkan kisaran suhu optimal antara 28 hingga 32 derajat celcius untuk berkembang. Fluktuasi suhu juga dapat dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya permukaan air laut.

Permukaan laut yang lebih tinggi dapat menghasilkan suhu air yang lebih dingin, yang dapat memperlambat laju pertumbuhan udang. Sebaliknya, permukaan laut yang lebih rendah dapat menyebabkan suhu air lebih tinggi dan dapat memicu udang menjadi stres.

4. Penyebaran Penyakit

Ketinggian permukaan air laut juga berperan penting dalam pengendalian penyakit pada budidaya udang vaname. Permukaan laut yang lebih tinggi berarti lebih banyak air laut yang masuk ke kolam, sehingga dapat mengurangi penumpukan bakteri dan virus penyebab penyakit.

Baca Juga: Pentingnya Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) untuk Tambak Udang

Kebutuhan Alat Tambak Udang untuk Instalasai Air

Ketika tambak udang vaname dibangun lebih tinggi dari permukaan air laut, tambak tersebut akan memerlukan pompa dan instalasi pendukung untuk mengalirkan air. Hal ini diperlukan untuk memastikan kualitas air tambak saat budidaya terjaga dengan baik dan tetap optimal.

Tambak udang berskala intensif hingga super intensif banyak mengandalkan air laut sebagai sumber air utama. Oleh karena itu dibutuhkan peran pompa dan instalasi pendukung lainnya seperti pipa yang berperan krusial.

Setidaknya pipa dan pompa yang digunakan terbuat dari bahan yang tahan dari air laut yang bersifat korosif. Pipa yang digunakan pun juga harus kuat dan tahan dengan kondisi iklim dan cuaca pesisir.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflok

Catat dan Pantau Kualitas Air Tambak dengan AquaHero!

Ketinggian permukaan air laut merupakan faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup udang saat budidaya. Udang membutuhkan air berkualitas optimal untuk dapat berkembang dengan baik.

Oleh karena itu, penting bagi Anda untuk memastikan kualitas air tambak selalu optimal setiap saat. Kini, Anda bisa dengan mudah mencatat dan memantau kualitas air tambak dengan aplikasi AquaHero!

AquaHero merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh DELOS untuk memudahkan Anda dalam memantau kondisi tambak setiap harinya. Mulai dari kualitas air, pertumbuhan udang, rekomendasi tindakan, hingga estimasi BAP saat budidaya.

Segera hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com untuk dapat mencoba fitur-fitur AquaHero dan menjadikan budidaya udang vaname Anda lebih mudah dan traceable. Pilih AquaHero untuk catat dan pantau kualitas air tambak Anda!

Read More
24Feb
Fun Read

Jenis Jenis Udang yang Sering Dibudidayakan di Tambak

Budidaya udang menjadi bisnis yang populer belakangan ini di berbagai daerah. Ada banyak jenis udang yang dibudidayakan di tambak, masing-masing memiliki karakteristik, kelebihan, dan kekurangannya yang unik.

Di Indonesia sendiri, jenis jenis udang yang sering dibudidayakan di tambak biasanya juga menjadi komoditas ekspor perikanan. Nama-nama seperti udang vaname, udang windu, udang galah, hingga lobster menjadi yang paling diminati pasar.

Pada artikel ini, akan dibahas berbagai jenis udang yang sering dibudidayakan di tambak berserta kekurangan dan kelebihannya. Yuk, baca sampai habis!

Baca Juga: 5 Cara Mengolah Udang Agar Tidak Amis saat Dimasak

Jenis Jenis Udang yang Sering Dibudidayakan di Tambak

1. Udang Vaname (Litopenaeus vannamei)

Udang vaname atau yang dikenal juga sebagai whiteleg shrimp adalah spesies udang yang paling banyak dibudidayakan di seluruh dunia. Udang ini berasal dari Samudera Pasifik timur dan kemudian diperkenalkan secara luas ke daerah-daerah lain untuk tujuan budidaya.

Litopenaeus vannamei tergolong spesies yang cepat tumbuh dan siap panen saat mencapai umur 100-120 hari. Rasanya yang gurih dan manis menjadikan udang vaname pilihan populer bagi para penikmat seafood.

2. Udang Windu (Penaeus monodon)

Udang Windu menjadi jenis udang yang sering dibudidayakan di tambak terbanyak kedua setelah udang vaname. Udang ini berasal dari kawasan Indo-Pasifik dan menjadi salah satu spesies yang bernilai jual tinggi di pasaran.

Namun, udang windu tumbuh relatif lebih lambat dibandingkan spesies udang lainnya. Secara keseluruhan hingga siap dipanen, udang windu memerlukan waktu sekitar enam bulan.

3. Udang Galah (Macrobrachium rosenbergii)

Udang galah adalah spesies udang air tawar yang berasal dari wilayah Asia Tenggara. Udang ini termasuk spesies besar yang dapat tumbuh hingga mencapai panjang 30 cm dan dikenal dengan dagingnya yang manis dan berair.

Udang galah juga termasuk spesies udang yang tumbuh lambat untuk mencapai ukuran pasar, yaitu memerlukan waktu hingga 180 hari.

4. Udang Lar (Macrobrachium)

Udang lar atau dikenal juga sebagai udang air tawar merupakan spesies udang yang gemar hidup di dasar perairan atau singai-sungai yang bermuara di laut. Meskipun demikian, udang ini juga termasuk jenis udang yang sering dibudidayakan di tambak.

Udang lar tergolong udang yang berukuran tidak terlalu besar. Panjangnya dapat mencapai 12-18 cm.

Baca Juga: Peluang Ekspor dan Prospek Budidaya Udang Vaname yang Menjanjikan

Udang Jerbung (Fenneropenaeus merguiensis)

Udang jerbung mungkin menjadi salah satu jenis udang yang sering dibudidayakan di tambak yang jarang Anda dengar. Namun demikian, permintaan pasar terhadap udang jenis ini sangat tinggi karena warnanya yang lebih merah ketika dimasak.

Karena permintaan pasanya yang tinggi inilah udang jerbung dianggap sebagai spesies alternatif yang cocok dibudidayakan di tambak selain udang windu dan udang vaname.

6. Udang Dogol

Udang dogol menjadi salah satu udang yang bernilai tinggi di pasaran. Hal ini karena permintaan terhadap jenis udang ini sangat tinggi.

Ciri fisik udang dogol cukup mencolok jika dibandingkan dengan spesies udang lainnya. Badan udang ini tidak terlalu besar namun juga tidak terlalu kecil, kulitnya lebih tebal dan teksturnya juga cenderung lebih kasar.

7. Udang Palemon Merah (Palaemon styliferus)

Jenis udang yang sering dibudidayakan di tambak yang terakhir adalah udang palemon merah. Udang ini tergolong jenis udang kecil yang hanya dapat tumbuh hingga mencapai 10 cm saat memasuki usia dewasa.

Biasanya udang palemon merah lebih sering diolah untuk kaldu dan ebi. Harga pasaran dari olahan ini pun dipatok sangat tinggi.

Baca Juga: Tips Manajemen Pakan Udang Vaname, Budidaya Anti Rugi!

Mulai Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS!

Anda mungkin sudah familiar dengan berbagai jenis udang yang dapat dibudidayakan di tambak seperti udang vaname, udang windu, dan udang galah.

Meskipun memiliki nilai ekonomi yang tinggi, budidaya udang tidak serta merta dapat dilakukan dengan sembarangan. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilannya, salah satunya adalah pengelolaan kolam.

Nah, bagi Anda yang ingin memulai budidaya udang vaname, kini anda dapat memilih DELOS sebagai pendamping terpercaya untuk budidaya Anda.

DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu anda mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan Anda untuk memantau kondisi udang di tambak hanya melalui gadget setiap harinya.

Untuk tergabung dalam program ini, kamu bisa menghubungi DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com ntuk mendapatkan penawaran terbaik. Mulai budidaya udang vaname bersama DELOS!

Read More
23Feb
AquacultureTips

Padat Tebar Udang Vaname dan Cara Menghitungnya

Salah satu aspek penting dalam budidaya adalah menentukan padat tebar udang vaname yang optimal. Hal ini dapat dilakukan untuk mempertimbangkan jumlah udang yang bisa ditampung dari awal hingga panen di dalam kolam yang telah dipersiapkan.

Padat tebar udang vaname berperan penting dalam kesuksesan budidaya karena kepadatan yang berlebih dapat menyebabkan kualitas air yang buruk, serangan penyakit, dan terhambatnya pertumbuhan udang di tambak.

Selain itu, padat tebar udang yang terlalu tinggi juga dapat meningkatkan persaingan untuk mendapatkan makanan dan ruang. Lantas, berapa idealnya padat tebar udang vaname untuk tambak tradisional, semi intensif, intensif, dan super intensif? Simak selengkapnya dalam artikel ini.

Baca Juga: Salinitas Udang Vaname dan Cara Mengontrol Kestabilannya saat Budidaya

Mengapa Penting untuk Mempertimbangkan Padat Tebar?

Para petambak harus mempertimbangkan padat tebar udang vaname yang akan mereka pilih sebelum memulai budidaya. Sebab, padat tebar mempengaruhi secara langsung pertumbuhan dan kualitas dari udang vaname yang dibudidayakan.

Adapun beberapa alasan lain mengapa penting mempertimbangkan padat tebar udang vaname di antaranya:

1. Memastikan Pertumbuhan dan Kesehatan Udang yang Optimal

Padat tebar udang vaname tradisional maupun intensif memberikan dampak yang signifikan terhadap pertumbuhan dan kesehatan udang vaname. Kepadatan dapat yang berlebih menyebabkan kualitas air yang buruk, peningkatan persaingan mendapatkan makanan dan ruang, serta meningkatkan risiko wabah penyakit.

Dengan menghitung padat tebar udang vanem dan menyesuaikannya dengan kondisi tambak, Anda dapat memastikan jika udang dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

2. Memaksimalkan Hasil Budidaya

Padat tebar udang vaname intensif berhubungan erat dengan hasil budidaya yang didapatkan nantinya. Kepadatan yang terlalu rendah pada tambak yang luas sama saja tidak memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara efisien, sehingga hasil panen yang didapatkan tidak maksimal.

Sebaliknya, kepadatan yang terlalu tinggi dan tidak sesuai dengan kapasitas kolam, dapat menyebabkan peningkatan kematian dan penurunan tingkat pertumbuhan. Oleh karena itu, dengan menghitung padat tebar dan menyesuaikannya dengan kebutuhan, petambak dapat memaksimalkan potensi kolam mereka.

3. Efektivitas Biaya

Budidaya udang vaname menjadi salah satu bisnis yang menggiurkan karena keuntungan yang didapatkan sangat melimpah. Namun, seperti bisnis pada umumnya, profitabilitas yang melimpah ini harus diikuti dengan penggunaan biaya yang efektif saat siklus berlangsung.

Menghitung padat tebar udang vaname menjadi salah satu cara untuk membantu pembudidaya menentukan modal dan memaksimalkan keuntungan yang didapatkan dari budidaya tersebut.

Kepadatan yang terlalu tinggi dapat menyebabkan peningkatan angka kematian, penurunan tingkat pertumbuhan, dan peningkatan angka FCR. Hal ini juga akan berdampak pada peningkatan biaya dan mengurangi keuntungan yang didapatkan saat panen tiba.

4. Pengeloaan Penyakit

Kepadatan udang vaname secara langsung berpengaruh pada risiko wabah penyakit saat budidaya. Kolam tambak yang terlalu padat dapat mempengaruhi kualitas air yang lama-kelamaan dapat memicu munculnya wabah penyakit.

Dengan menghitung padat tebar dan menjaganya pada tingkatan yang optimal, pembudidaya dapat mengurangi kemungkinan wabah penyakit dan menimalkan kebutuhan akan perawatan kesehatan udang yang mahal.

5. Kelestarian Lingkungan

Budidaya udang vaname dapat menimbulkan dampak lingkungan yang signifikan, terutama pada jenis budidaya intensif dan super intensif yang tidak dilakukan secara berkelanjutan.

Semakin banyak udang yang dibudidayakan di kolam, semakin banyak pula kotoran dan sisa-sisa makanan yang dihasilkan saat budidaya. Kotoran dan sisa-sisa makanan ini dapat berubah menjadi senyawa kimia yang berbahaya bagi lingkungan.

Oleh karena itu, dengan menghitung padat tebar dan menjaganya pada tingkat yang sesuai, petambak dapat meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan yang mungkin saja terjadi.

Baca Juga: Cara Budidaya Udang Vaname Sistem Bioflok

Cara Menghitung Padat Tebar Udang Vaname

Menghitung padat tebar udang vaname memerlukan pengukuran yang cermat dan pencatatan yang akurat. Hal ini agar budidaya yang Anda lakukan dapat mendatangkan keuntungan yang maksimal dan terhindar dari kerugian.

Lalu, bagaimana cara menghitung padat tebar udang vaname? Berikut adalah langkah-langkahnya.

Hitung Daya Tampung Kolam yang Digunakan 

Langkah pertama yang harus Anda lakukan adalah menghitung daya tampung kolam yang akan digunakan untuk budidaya udang vaname. Cara menghitung luas kolam tambak udang vaname dapat diukur dengan menggunakan pita pengukur atau alat pengukur lainnya.

Jika kolam yang Anda miliki berbentuk segi empat, anda dapat menggunakan rumus volume sebagai berikut:

Volume = panjang kolam (meter) x lebar kolam (meter) x kedalaman kolam (meter)

Misalnya jika Anda memiliki kolam tambak dengan dengan panjang 10 meter, lebar 5 meter, dan kedalaman 3 meter. Maka daya tampung kolam = 10 x 5 x 3 = 150 meter kubik.

Setelah mengetahui daya tampung tambak udang vaname Anda, selanjutnya pilih padat tebar yang sesuai dengan daya tampung tersebut.

Namun, jika Anda telah mengetahui luas kolam yang Anda miliki secara pasti, Anda dapat langsung mengikuti langkah kedua, yaitu menghitung padat tebar udang vaname.

Hitung Padat Tebar Udang Vaname

Padat tebar udang vaname bergantung pada metode budidaya yang dilakukan. Misalnya apakah anda menggunakan metode budidaya tradisional, semi-intensif, intensif, atau bahkan super intensif.

Rumus padat tebar total = luas kolam (meter persegi) x padat tebar per meter

Padat tebar total ini bisanya digunakan untuk keperluan penghitungan jumlah pakan, aerator, dan keperluan-keperluan kolam lainnya.

Padat tebar udang vaname tambak tradisional biasanya tidak terlalu banyak, yaitu sekitar 5-8 PL per meter persegi. Jika kolam anda seluas 100 meter persegi, maka 100 x 5 = 500 benur udang yang dapat ditebar dalam kolam tersebut.

Sementara pada tambak intensif, padat tebar udang vaname cenderung lebih tinggi. Umumnya padat tebar tambak intensif berada di atas 100 per meter persegi. Sementara rumus penghitungannya pun juga harus disesuaikan dengan jumlah kincir dan aerator yang digunakan.

Baca Juga: Lakukan 5 Hal ini Untuk Sukseskan Budidaya Udang Vaname

Pilih DELOS Sebagai Pendamping Budidaya Udang Vaname Anda!

Secara keseluruhan , menentukan padat tebar yang optimal pada udang vaname membutuhkan pertimbangan yang cermat dari berbagai faktor, salah satunya adalah luas kolam tambak. Pembudidaya harus mempertimbangkannya secara hati-hati untuk memastikan udang tumbuh secara optimal.

Nah, untuk Anda yang baru ingin terjun ke dunia bisnis budidaya udang vaname , kini anda dapat memulai budidaya udang vaname yang mudah dan produktif bersama DELOS.

DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantumu mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

DELOS Farm Management juga terintegrasi dengan aplikasi AquaHero yang dapat memudahkan Anda untuk memantau kondisi udang di tambak hanya melalui gadget setiap harinya.

Ingin mendapatkan suplai kebutuhan tambak dengan harga terjangkau? AquaLink dapat menghubungkan Anda dengan produsen-produsen dan farm owner untuk mendapatkan sekaligus menjual produk-produk kebutuhan tambak dengan harga terbaik.

Kamu dapat dengan mudah menghubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak website kami www.delosaqua.com untuk mendapatkan penawaran terbaik bagi bisnis budidaya udang vaname Anda. Percayakan manajemen tambak Anda pada

Read More
21Feb
AquacultureTips

5 Tips Cara Mengelola Tambak Udang Vaname

Keberhasilan saat budidaya selalu bergantung pada cara mengelola tambak udang vaname. Baik dari segi faktor teknis, maupun non-teknis. Oleh karena itu, penting bagi petambak dan farm personnel untuk memiliki perencanaan dan pengelolaan tambak yang baik.

Cara mengelola tambak udang ini juga berpengaruh secara langsung terhadap produktivitas panen. Sehingga, terdapat banyak faktor yang harus diperhatikan dalam budidaya udang vaname, misalnya faktor sumber daya manusia, manajemen pakan, manajemen kesehatan udang, hingga proses panen.

Oleh karena itu, berikut kami telah merangkum beberapa tips cara mengelola tambak udang khusus untuk Anda agar panen yang dihasilkan sesuai harapan.

Baca Juga: Ini 7 Tips Panen Udang Vaname yang Sukses dan Cuan

Tambak Udang yang Ideal

Berbicara tentang tambak udangyang ideal, hal yang pertama kali muncul di pikiran anda pastinya adalah bagaimana konstruksinya. Hal ini karena konstruksi memiliki peran penting dalam keberlanjutan dari tambak udang tersebut.

Nah, berikut adalah kriteria tambak udang ideal yang telah diatur dalam Permen KKP No. 75/PERMEN-KP/2016 tentang Pedoman Umum Pembesaran Udang Windu (Penaeus Monodon) Dan Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei).

  1. Memiliki ketersediaan air yang cukup.
  2. Tambak tidak memiliki titik mati.
  3. Efektif dan efisien dalam penggunaan lahan dan kincir.
  4. Pematang sebagai akses jalan di tambak harus dapat dilewati kendaraan dan pekerja.
  5. Jaminan keamanan dan keselamatan kerja (K3) yang maksimal.

Jika telah memenuhi kelima kriteria berdasarkan Permen KKP No.75 Tahun 2016 di atas, selanjutnya dapat dilakukan pemilihan lokasi tambak yang ideal. Adapun beberapa kriteria lokasi tambak yang ideal meliputi:

  1. Lokasi tambak udang sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan aturan yang berlaku.
  2. Lokasi tambak udang baru di atas/di belakang garis sempadan pantai (100 meter dari titik pasang tertinggi) dan sempadan sungai.
  3. Memiliki air sumber yang mencukupi dan berkualitas baik.
  4. Berada pada kawasan yang terhindar dari banjir rutin dan pengaruh pencemaran limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).
  5. Tidak membangun tambak baru pada lahan mangrove dan zona inti kawasan konservasi.
  6. Tidak membangun tambak udang di daerah yang berpotensi terjadi rembesan air asin yang mempengaruhi daerah pertanian di sekitarnya atau sumber air tawar.
  7. Tersedia prasarana transportasi dan komunikasi yang memadai..

Baca Juga: Peluang Ekspor dan Prospek Budidaya Udang Vaname yang Menjanjikan

Tips Mengelola Tambak Udang

1. Pilih Lapisan Kolam yang Tepat

Lapisan dasar tambak menjadi bagian penting dalam memastikan biosekuriti selama budidaya udang berlangsung. Tambak tanah yang langsung terkena air dapat memicu reaksi anoksik yang sangat beracun bagi udang. Oleh sebab itu, penggunaan lapisan seperti plastik high-density polyethylene (HDPE) atau beton dapat menjadi solusi.

Selain masalah biosekuriti, penggunaan lapisan beton maupun plastik HDPE juga mempermudah dalam pengelolaan air dan dasar kolam.

2. Pertimbangkan Desain Kolam

Desain kolam udang vaname memiliki bentuk yang bervariasi, di antaranya adalah persegi panjang, persegi, dan bulat. Bentuk kolam ini memiliki kekurangan dan kelebihannya masing-masing, serta berpengaruh dalam aliran air dan akumulasi sedimen kolam.

Sementara pada dasar kolam dapat didesain dengan saluran tengah untuk meminimalkan sedimentasi. Cara kerjanya adalah dengan memanfaatkan sedimentasi dan arus sentrifugal yang dihasilkan oleh aerator untuk mendorong dan memusatkan padatan yang mengendap di tengah kolam.

Kemudian, padatan ini dapat dipompa secara manual untuk dikeluarkan dari kolam melalui sistem perpopaan yang terhubung dengan saluran pembuangan.

3. Tempatkan Aerator Kolam dengan Benar

Dalam budidaya udang vanamesistem intensif, aerator berperan penting dalam menyediakan oksigen sekaligus membantu mendorong lumpur ke saluran pembuangan. Sementara jenis dan jumlah aerator dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing kolam yang didasarkan pada ukuran kolam dan kepadatan penebaran.

Untuk mengatur aerator, Anda perlu memastikan bahwa aerator telah menjangkau semua sudut dan sisi kolam agar tidak ada lumpur yang tidak tersentuh. Ada dua desain utama penempatan aerator, yaitu desain paralel dan diagonal.

4. Bersihkan Dasar Kolam Secara Manual

Tips cara mengelola tambak udang vaname selanjutnya adalah dengan rutin membersihkan dasar kolam. Melakukan pembersihan atau penyedotan limbah secara manual baik untuk menjaga kualitas dasar tambak agar tetap optimal.

Lantas, seberapa sering dasar kolam harus dibersihkan? Umumnya tidak ada aturan khusus terkait seberapa sering pembersihan dilakukan. Namun, disarankan untuk melakukannya sekali sehari agar limbah yang mengendap tidak tertimbun terlalu banyak.

5. Evaluasi Dasar Kolam Secara Berkala

Seiring berjalannya siklus budidaya udang vaname, sangat penting untuk mengetahui kondisi sedimen di dasar tambak untuk mencegah munculnya dampak negatif. Sehingga perlu dilakukan evaluasi secara berkala dengan mengambil sampel sedimen di titik-titik tertentu. Adapun parameter evaluasi di antaranya meliputi Redox potential, pH, pH2S, dan NH4-N sol.

Pengambilan sampel harus dilakukan secara teratur, minimal dua kali per siklus. Tepatnya di pertengahan siklus budidaya saat lumpur mulai terbentuk dan di akhir siklus sebagai evaluasi.

Namun, dalam kasus khusus misalnya terjadi kematian massal atau pertumbuhan udang yang lambat, evaluasi harus lebih sering dilakukan.

Baca Juga: 5 Tahap Persiapan Tambak Udang Vaname Sebelum Melakukan Budidaya

Pilih DELOS Sebagai Pendamping Budidaya Udang Anda!

Itu lah tips cara mengelola tambak udang vaname yang sebaiknya Anda perhatikan agar pertumbuhan udang menjadi optimal dan menghasilkan panen yang menguntungkan.

Memang bisa dikatakan mengelola tambak udang menjadi hal yang tidak mudah untuk dilakukan. Oleh sebab itu, jika anda memerlukan pendampingan dalam budidaya udang vaname yang anda lakukan, DELOS dapat menjadi pilihan terbaik untuk Anda.

DELOS adalah perusahaan aqua-tech berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang dapat membantu anda dalam mengeksplorasi peluang baru di bidang akuakultur.

Manajemen tambak DELOS juga terintegrasi dengan AquaHero yang memudahkan farm owner dan farm personnel untuk memantau kondisi tambak udang secara real-time hanya melalui gadget setiap harinya.

Segera hubungi Tim DELOS untuk mendapatkan pendampingan budidaya melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Pilih DELOS sebagai pendamping budidaya udang anda!

Read More
  • 1
  • …
  • 5
  • 6
  • 7
  • 8
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top