logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype
  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
logotype

logotype

  • Siapa Kami
  • Jasa
  • Solusi
  • Ekspor
  • Prestasi
  • Berita
  • Kontak
  • ID
    • EN
Januari 2024
Home 2024 Januari
10Jan
Tips

Cara Tebar Benur Udang Vaname yang Benar dan Lengkap!

penebaran benur udang vaname
Sumber: Dokumentasi DELOS

Cara tebar benur udang vaname menjadi langkah awal yang sangat menentukan keberhasilan budidaya. Teknik menebar benur yang benar dapat membuat jumlah benur yang bertahan hidup menjadi lebih banyak, sehingga angka survival rate (SR) tinggi.

Benur biasanya ditebar saat PL10 sampai PL15. Selain itu, biasanya benur juga harus melalui berbagai uji terlebih dahulu untuk memastikan kualitasnya. Saat proses penebaran, benur tidak bisa langsung serta-merta ditebar ke tambak. Melainkan perlu dilakukannya penyesuaian suhu terlebih dahulu agar benur tidak stres yang dapat memicu kematian. Selengkapnya, yuk baca cara tebar benur udang vaname yang baik dan benar berikut ini!

Baca Juga: 7 Ciri Benur Udang Vaname Berkualitas Tinggi

Ciri-Ciri Benur yang Baik

Sebagai salah satu kunci dari suksesnya budidaya udang vaname yang dilakukan, Anda hanya memastikan benur yang akan ditebar ideal. Berikut adalah beberapa ciri-cirinya:

1. Ukuran Benur Seragam

Benur yang memiliki ukuran seragam menunjukkan kualitasnya yang tinggi. Ukuran yang seragam ini menandakan benur tersebut tumbuh dengan normal dan mendapat asupan nutrisi yang merata. Selain itu, ukuran benur yang seragam juga dapat mencegah kanibalisme.

2. Benur Tidak Cacat Fisik

Benur yang sehat harus memiliki anggota tubuh yang lengkap dan berkembang dengan baik. Mulai dari ekor tidak melengkung, mata dan tangkai mata berbentuk sempurna, hingga kaki-kaki renang yang jumlahnya utuh.

3. Usus Benur Terisi Penuh

Benur yang sehat memiliki usus yang terisi penuh sebagai tanda bahwa benur makan dengan baik. Sementara sebaliknya, benur dengan kondisi udang yang kosong dapat berarti bahwa benur tersebut tidak nafsu makan atau bahkan mengalami stres.

4. Benur Aktif Bergerak

Ciri dari benur berkualitas selanjutnya adalah bergerak dengan aktif, berenang kesana-kemarin yang dilakukan dengan uji aktivitas. Hal ini disebabkan karena benur peka terhadap rangsangan dari luar.

5. Bebas dari Berbagai Penyakit

Penularan penyakit udang dapat terjadi dari induk ke benur. Oleh karena itu, petambak harus memastikan benur terbebas dari berbagai patogen dengan melakukan uji PCR.

6. Lolos Uji Stres

Meminimalisir stres pada benur adalah prioritas utama selama proses hatchery. Sebab, benur yang stres memiliki kemungkinan bertahan hidup yang lebih kecil dibanding lainnya.

7. Berasal dari Tempat Penetasan Terpercaya

Untuk mendapatkan benur dengan kualitas terbaik, Anda harus mengambilnya dari hatchery terpercaya. Sebab pembenihannya telah diawasi dengan baik agar mutunya terjaga.

Baca Juga: Tips Manajemen Pakan Udang Vaname, Budidaya Anti Rugi!

Cara Tebar Benur Udang Vaname

1. Pemilihan Waktu Tebar yang Tepat

Sebelum melakukan penebaran benur udang vaname, Anda harus menentukan waktu yang tepat untuk menebarkan benur tersebut. Biasanya benur ditebarkan pada pagi atau sore hari ketika suhu udara lebih rendah. Hal ini bertujuan agar benur tidak stres. 

Pastikan pula kondisi cuaca stabil untuk menghindari perubahan tiba-tiba pada parameter kualitas air kolam tambak.

2. Persiapan Kolam

Persiapan kolam budidaya merupakan hal yang harus diperhatikan dalam cara tebar udang vaname. Pastikan kolam telah disterilkan dari berbagai hama dan pathogen yang menggangu dan berdampak buruk bagi benur. 

Pastikan pula kondisi parameter air tambak sudah berada di kisaran optimal. Mulai dari pH, alkalinitas, salinitas, oksigen terlarut, hingga suhu air tambak. Jika semua telah berada pada kisaran optimal, benur dapat mulai dipindahkan ke kolam tetapi tetap dibiarkan di dalam kantong plastik agar benur beradaptasi.

3. Pengadaptasian Benur dengan Air Tambak

Setelah kolam tambak siap, benur tidak bisa langsung ditebar begitu saja. Melainkan harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu dengan kondisi air tambak. Hal ini untuk mencegah udang menjadi stres akibat perubahaan yang mendadak. 

Cara pengadaptasian benur ini dilakukan dengan mengapungkan kantong plastik benur di kolam tambak selama 15-30 menit. Kemudian buka pengikat kantong dan ukur salinitas dan suhu dari air di dalam kantong dan di tambak. Perbedaan suhu tidak boleh lebih dari 2 derajat celcius dan salinitas tidak boleh lebih dari 5 ppt. 

Untuk mempercepat adaptasi, Anda dapat memasukkan air tambak ke dalam kantong plastik sedikit demi sedikit hingga suhu dan salinitasnya sama.

4. Penebaran Benur ke Tambak

Setelah benur cukup beradaptasi dengan lingkungan tambak, Anda dapat langsung melepaskan benur ke air tambak. Benur yang sudah beradaptasi ditandai dengan aktif bergerak dan berenang di dalam kantong. 

Cara melepaskan benur ke tambak dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu pertama dikeluarkan langsung secara perlahan dan yang kedua dengan menambahkan dahulu artemia (pakan alami udang) dan setelah 30 menit udang akan dikeluarkan melalui selang dengan memanfaatkan gaya gravitasi.

5. Pemberian Pakan Awal (Blind Feeding)

Setelah benur ditebar ke tambak, berikan pakan awal yang sesuai untuk mendukung pertumbuhan dan kelangsungan hidupnya. Pemberian pakan awal dengan metode blind feeding ini dapat dilakukan untuk DOC 1 hingga DOC 30.

Baca Juga: Lakukan 5 Hal ini Untuk Sukseskan Budidaya Udang Vaname

Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Tebar Benur

1. Periksa Dokumen Benur

Ketika benur tiba di lokasi tambak, disarankan untuk melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen terkait benur, termasuk surat spesifikasi Specific Pathogen Free (SPF) atau Specific Pathogen Resistant (SPR). SPF menunjukkan bahwa benur bebas dari patogen seperti virus WSSV, TSV, dan IHHNV, sementara SPR menunjukkan resistensi genetik benur terhadap patogen tersebut. Kedua dokumen ini membuktikan bahwa hatchery telah melakukan pemeriksaan dengan biosecurity yang ketat sebelum mengirimkan benur.

2. Pastikan Kesiapan Kolam

Hal kedua yang tak kalah penting sebelum melakukan penebaran benur adalah memastikan kesiapan kolam. Tahap persiapan atau Day of Preparation (DOP) harus memenuhi standar budidaya.

Kriteria ini mencakup parameter kualitas air kolam, seperti pH, DO, suhu, dan salinitas yang harus dalam kondisi optimal agar benur dapat hidup dalam kondisi yang ideal yang menunjang pertumbuhannya.

3. Lakukan Sampling Benur

Benur memiliki peran kunci dalam keberhasilan budidaya udang. Oleh karena itu, sebelum ditebar, perlu dilakukan pengambilan sampel untuk memastikan bahwa benur yang datang sudah dalam kondisi yang ideal.

Pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil minimal 10% dari total benur yang dipesan, memberikan gambaran kualitas benur tanpa perlu menyebar semua benur, sehingga lebih efisien.

Lakukan pula pemeriksaan kondisi fisik benur yang melibatkan uji nekrosis dan bolitas, yang dilakukan di laboratorium. Uji nekrosis bertujuan untuk mengidentifikasi jumlah kematian sel atau nekrosis dalam organ benur, sedangkan uji bolitas melibatkan perubahan bentuk bola-bola pada jaringan hepatopankreas, menunjukkan adanya kelainan organ tubuh pada benur akibat stres perjalanan.

4. Periksa Kualitas Air

Parameter kualitas air yang diperiksa melibatkan pH, suhu, Dissolved Oxygen (DO), dan salinitas. Tujuannya adalah untuk menilai perbedaan kondisi kualitas air benur setelah tiba di lokasi dengan kondisi saat masih di hatchery. Jika terjadi perbedaan, aklimatisasi memerlukan waktu lebih lama atau lebih cepat tergantung pada kesesuaian kualitas air.

5. Hitung Jumlah Benur Secara Aktual

Perhitungan jumlah benur penting untuk menentukan padat tebar kolam. Jika jumlah benur yang ditebar melebihi ketentuan padat tebar, dapat berdampak pada carrying capacity kolam di masa depan. Perhitungan dilakukan pada kantong yang telah dipilih saat pengambilan sampel, menggunakan alat seperti ember besar, ember kecil, hand tally counter, dan centong.

Proses penghitungan benur melibatkan penjumlahan benur hidup dan mati untuk mendapatkan jumlah aktual yang kemudian dapat digunakan untuk menentukan padat tebar yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

Baca Juga: Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Survival Rate Udang

Mulai Budidaya Udang Vaname Bersama DELOS!

These are the steps for distributing fry that you can practice when cultivating vannamei shrimp. The selection and distribution of ideal fry are crucial for optimizing shrimp production. To enhance your vannamei shrimp farming, you can choose DELOS as your shrimp pond cultivation partner.

DELOS is an aquatech company that can assist you in managing your ponds and achieving optimal productivity in every cycle. DELOS pond management is integrated with the AquaHero app, making it easy for you to monitor pond conditions daily.

Contact the DELOS team via contact@delosaqua.com or submit your inquiries through our contact form at www.delosaqua.com untuk mengetahui lebih lanjut tentang layanan kami. Mulai budidaya udang vaname Anda bersama DELOS!

Read More
05Jan
Aquaculture

Kebutuhan Nutrisi Udang Vaname untuk Pertumbuhan yang Optimal

Kebutuhan nutrisi udang vaname harus selalu diperhatikan oleh petambak agar udang dapat tumbuh dengan optimal. Terlebih lagi jika sistem budidaya yang dilakukan adalah intensif hingga super intensif.

Nutrisi udang vaname biasanya diperoleh dari pakan yang diberikan saat budidaya. Kandungan nutrisi di dalam pakan ini juga dapat mendukung imunitas dan keberlangsungan hidup udang. Berikut adalah beberapa nutrisi kunci yang dibutuhkan oleh udang vaname untuk pertumbuhannya.

Baca Juga: Strategi Ekonomis Budidaya Udang saat Harga sedang Turun

Kebutuhan Nutrisi Udang Vaname

1. Protein

Protein menjadi salah satu nutrisi terbesar yang dibutuhkan oleh Udang Vaname. Sebagian besar pakan yang diberikan pada udang memiliki kandungan protein yang tinggi, mencapai sekitar 30 hingga 50 persen dari total nutrisi. Artemia, salah satu pakan alami yang umum digunakan, juga kaya akan protein. Hal ini membuat artemia menjadi pilihan yang baik untuk memenuhi kebutuhan protein udang.

2. Lipid

Lipid berperan sebagai sumber energi dan membantu dalam penyerapan vitamin serta mineral. Pakan komersial berupa pellet khusus untuk Udang Vaname biasanya mengandung lipid yang penting untuk pertumbuhan udang. Memberikan pellet pada tahap larva dan saat udang akan dipanen dapat membantu menjaga kecukupan nutrisi, termasuk lipid.

3. Karbohidrat

Meskipun bukan sumber energi utama, karbohidrat tetap penting dalam menyediakan zat pembentuk kulit udang. Kebutuhan nutrisi akan karbohidrat tidaklah besar, namun pengelolaan yang tepat dalam memberikan pakan dengan kandungan karbohidrat penting untuk memastikan penyimpanan energi yang cukup untuk udang.

Baca Juga: Efisiensi FCR Udang Vaname untuk Sukseskan Budidaya

4. Vitamin

Vitamin A dan C menjadi vitamin penting yang diperlukan oleh Udang Vaname. Vitamin A berperan dalam pigmentasi, sementara vitamin C meningkatkan sistem kekebalan tubuh udang. Pakan komersial umumnya telah diformulasikan dengan jumlah vitamin yang tepat sesuai dengan kebutuhan udang.

5. Mineral

Mineral dibutuhkan untuk berbagai proses tubuh udang, termasuk pembentukan jaringan dan metabolisme. Meskipun penting, pemberian mineral harus diperhatikan dengan cermat. Keterlaluan dalam memberikan mineral dapat berdampak negatif pada pertumbuhan dan kesehatan udang.

Baca Juga: Dampak Musim Hujan Terhadap Keberlangsungan Tambak Udang

Budidaya Udang Vaname Lebih Menguntungkan Bersama DELOS!

Kebutuhan nutrisi udang vaname yang ada pada pakan memang sangat penting untuk mendukung pertumbuhan dan imunitasnya. Namun, Anda juga perlu memperhatikan faktor lain seperti kualitas air, manajemen pakan, dan frekuensi pemberian pakan.

Melakukan pemantauan dan manajemen pakan yang baik dapat memastikan pertumbuhan udang vaname Anda lebih optimal. Untuk itu, Anda dapat mempercayakan manajemen budidaya udang vaname Anda pada DELOS!

DELOS adalah aquatech startup berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang membantu Anda mengelola tambak udang berdasarkan best practice akuakultur untuk mendapatkan hasil produktivitas terbaik.

DELOS DELOS adalah aquatech startup berbasis sains, teknologi, dan manajemen operasional terbaik yang membantu Anda mengelola tambak udang berdasarkan best practice akuakultur untuk mendapatkan hasil produktivitas terbaik.

Hubungi Tim DELOS melalui contact@delosaqua.com atau submit pertanyaan Anda melalui kolom komentar website kami di www.delosaqua.com. Budidaya udang vaname lebih menguntungkan bersama DELOS!

Read More
04Jan
Shrimp Export

Hambatan dan Tantangan Ekspor Udang Indonesia di Pasar Global

Indonesia memiliki luas perairan mencapai 3,25 juta km2 yang membuat Indonesia berpotensi menjadi salah satu produsen perikanan terbesar di dunia. Namun faktanya, produksi perikanan Indonesia masih berada di bawah negara-negara lain.

Sejak tahun 2018, Indonesia mulai mengejar peningkatan ekspor perikanan. Hal ini mengingat besarnya potensi yang dimiliki. Data komoditas ekspor perikanan BPS menunjukkan krustasea merupakan jenis hasil perikanan yang menjadi penyumbang terbesar ekspor hasil perikanan Indonesia. Dari nilai tersebut, udang vaname menyumbang total ekspor mencapai 60,17 persen terhadap total keseluruhan.

Hingga saat ini, ekspor Indonesia masih mengandalkan faktor-faktor komparatif untuk mempertahankan daya saingnya, terutama dari segi harga. Namun, kini sudah banyak negara yang mengandalkan teknologi dan keahlian khusus yang menyangkut masalah lingkungan hidup, kelestarian alam, kesehatan, keamanan, dan isu sosial.

Lantas, apa saja hambatan dan tantangan yang harus dihadapi untuk dapat mencapai peningkatan ekspor yang diharapkan pemerintah?

Baca Juga: Ingin Mendapatkan Sertifikasi Fair Trade? Berikut Caranya!

Hambatan Utama dalam Ekspor Udang Indonesia

1. Kualitas dan Jaminan Keamanan Pangan

Salah satu tantangan utama yang harus dihadapi dalam hal ekspor udang Indonesia adalah kualitas dan jaminan keamanan pangan. Setiap eksportir harus memastikan udang yang mereka ekspor memiliki kualitas yang tinggi dan aman dari segala kontaminasi yang dapat membahayakan pelanggan.

2. Regulasi dan Standar Internasional

Beberapa negara memiliki regulasi dan standarnya masing-masing yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Ketatnya standar dan regulasi ini harus selalu dipatuhi oleh eksportir agar proses ekspor udang Indonesia dapat berjalan lancar.

3. Pengelolaan Sumber Daya dan Praktik Keberlanjutan

Pemanfaatan sumber daya alam dengan bijaksana dan melakukan praktik budidaya udang yang berkelanjutan menjadi salah satu isu krusial industri akuakultur akhir-akhir ini. Sebab, industri akuakultur dapat menghasilkan limbah yang berbahaya bagi lingkungan jika tidak diolah dengan baik.

Dengan mempraktikkan budidaya udang yang berkelanjutan dan menggunakan sumber daya secara bijaksana, udang Indonesia dapat memiliki nilai lebih dibandingkan dengan udang dari negara-negara lain di Pasar Global.

4. Perubahan Iklim dan Bencana Alam

Perubahan iklim dan bencana alam seperti badai, tsunami, atau kenaikan suhu air laut juga dapat mempengaruhi produksi udang secara signifikan. Hal ini dapat menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan produksi dan ketersediaan udang untuk diekspor.

Baca Juga: Jenis-Jenis Produk Udang yang Diekspor

Upaya Meningkatkan Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional

1. Peningkatan Infrastruktur dan Teknologi

Investasi dalam infrastruktur dan teknologi adalah kunci untuk meningkatkan daya saing ekspor udang Indonesia. Peningkatan fasilitas budidaya, pemrosesan, dan sistem transportasi hasil budidaya dapat meningkatkan efisiensi dan kualitas produk.

2. Pemenuhan Standar Internasional

Produsen-produsen udang Indonesia perlu melakukan pemenuhan standar internasional dan masing-masing negara tujuan ekspor produk udang mereka. Melalui pelatihan, pengawasan yang ketat, dan adaptasi teknologi terbaru, para petambak dapat memastikan bahwa produk udang mereka sudah memenuhi standar kemaanan pangan yang ditetapkan.

3. Kemitraan dan Kolaborasi

Kerja sama antara pemerintah, produsen, dan lembaga riset dapat memperkuat industri ekspor udang Indonesia. Kemitraan dan kolaborasi ini dapat turut membantu dalam transfer pengetahuan, teknologi, dan sumber daya yang mendukung pertumbuhan industri perikanan.

4. Peningkatan Kesadaran Lingkungan

Mengedepankan praktik-praktik berkelanjutan dalam produksi udang akan meningkatkan citra industri budidaya udang Indonesia di mata dunia. Penerapan praktik budidaya yang ramah lingkungan akan menjadi nilai tambah dalam meningkatkan daya saing produk udang Indonesia.

5. Diversifikasi Pasar

Selain bergantung pada pasar utama, diversifikasi pasar menjadi strategi penting dalam menghadapi risiko dan hambatan yang mungkin terjadi di pasar utama. Mencari pasar alternatif dapat membantu para produsen udang Indonesia mengurangi ketergantungan pada satu pasar saja.

Baca Juga: Daya Saing Udang Indonesia di Pasar Internasional

Ekspor Udang Vaname Anda Bersama DELOS!

Ekspor udang Indonesia memiliki potensi yang sangat besar mengingat Indonesia didukung oleh kondisi geografis yang potensial. Namun, terdapat sejumlah hambatan yang perlu diatasi. Dengan meningkatkan kualitas, praktik keberlanjutan, pemenuhan standar, dan terus melakukan inovasi, Indonesia dapat memperkuat posisinya di pasar global.

Anda dapat memilih DELOS AquaLink sebagai mitra ekspor udang Anda! Bersama DELOS, ekspor udang Anda akan dilakukan secara transparan dan dengan harga terbaik.

Segera hubungi tim DELOS AquaLink melalui contact@delosaqua.com atau submit melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com. Mulai ekspor udang vaname Anda bersama DELOS!

Read More
  • 1
  • 2
logotype

PT DELOS Teknologi Maritim Jaya

Plaza Kuningan, Menara Utara, Lantai 8, 
Jl. HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, 12920
021-2526383


www.delosaqua.com contact@delosaqua.com

Siapa Kami

Jasa

Solusi

Prestasi

Berita

Kontak

LEADING THE BLUE REVOLUTION

Back To Top