Zat Beracun di Tambak Udang: Ancaman Tersembunyi dalam Budidaya
Tambak udang vaname merupakan ekosistem buatan yang didesain khusus dengan tujuan membesarkan udang untuk mencapai tingkat produktivitas tertinggi saat panen. Namun di balik keberhasilannya, terdapat ancaman berbahaya dari zat beracun di tambak udang.
Zat beracun di tambak udang dihasilkan oleh aktivitas siklus nitrogen dan proses dekomposisi bakteri. Dalam tingkatan tertentu, keberadaan zat-zat ini dapat berdampak pada kesehatan udang dan mengancam keberlangsungan hidupnya.
Amonia, nitrit, toksin plankton, dan hidrogen sulfida adalah beberapa contoh zat-zat beracun di tambak udang. Baca penjelasan selengkapnya dalam artikel ini!
Baca Juga: Penggunaan Kapur Dolomit dalam Budidaya Udang: Manfaat dan Implementasinya
Zat Beracun di Tambak Udang
1. Amonia
Zat beracun di tambak yang pertama adalah amonia yang merupakan hasil dari proses metabolisme udang dan dekomposisi sisa pakan, feses, dan plankton yang mati. Amonia tidak bersifat racun jika jumlahnya tidak melebihi ambang batas, sehingga Anda harus mengontrolnya setiap saat.
Keberadaan amonia di tambak udang juga penting karena dapat bermanfaat untuk fitoplankton. Fitoplankton berperan dalam memfiksasi proses konversi gas dinitrogen menjadi nitrogen serta menggunakan sumber nitrogen sebagai nutrisi untuk pertumbuhan.
Kadar amonia di tambak tidak boleh lebih dari 0,1 ppm. Jika lebih dari batas tersebut, amonia dapat berdampak buruk bagi keberlangsungan hidup udang. Mulai dari melambatnya pertumbuhan, meningkatkan stres, hingga menyebabkan udang lebih rentan terhadap penyakit.
2. Nitrit
Nitrit merupakan zat beracun pada tambak udang yang dihasilkan dari nitrogen yang teroksidasi sebagian. Zat ini tidak ditemukan di dalam air limbah yang baru, melainkan ada pada air limbah yang telah lama mengendap dan terakumulasi.
Tingkat nitrit yang tinggi dapat diakibatkan oleh pemberian pakan udang yang berlebih, kepadatan endapan yang berlebih, sirkulasi air yang buruk, dan faktor lain yang mengganggu keseimbangan siklus nitrogen.
Nitrit sangat beracun bagi udang vaname. Keberadaannya dapat menyebabkan berbagai efek negatif, termasuk terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan udang, bahkan kematian.
Meskipun keberadaannya sedikit di tambak, toksisitas nitrit sangat berbahaya terutama terlihat pada tahap awal siklus budidaya. Selama tahap awal ini, kadar nitrit dapat meningkat dengan cepat dan mencapai tingkat beracun yang membahayakan.
Baca Juga: Pengaruh Komposisi Ion terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Udang Vaname
3. Toksin Plankton (Blue-Green Algae)
Plankton juga dapat mengeluarkan toksin yang berbahaya di tambak, terutama dari cyanobacteria atau yang sering dikenal dengan blue-green algae (BGA) yang dapat mengakibatkan kematian pada zooplankton herbivor. Toksin plankton ini tentunya sangat berbahaya bagi kelangsungan hidup udang, terutama pada sistem pencernaannya.
Toksinplankton ini biasanya muncul saat terjadi kematian massal pada plankton atau yang dikenal sebagai blooming plankton. Di sisi lain, fenomena ini juga menyebabkan rendahnya transparansi air yang menyebabkan oksigen tidak dapat mencapai bagian bawah kolam, dan terjadi akumulasi senyawa toksik seperti amonia, nitrit, dan hidrogen sulfida.
4. Hidrogen Sulfida
Hidrogen sulfida adalah senyawa yang dihasilkan dari aktivitas bakteri dari materi organik di kondisi anaerob yang biasanya terjadi di dasar kolam. Senyawa ini biasanya muncul di dasar kolam yang kekurangan suplai oksigen. Sementara pada tambak udang, konsentrasi hidrogen sulfida adalah ≤ 0,01 ppm.
Beberapa penyebab melimpahnya hidrogen sulfida di tambak di antaranya meliputi: sinar matahari yang tidak mencapai dasar kolam, tidak ada suplai oksigen di dasar kolam, dan adanya materi organik sehingga terjadi sedimentasi di dasar kolam.
Baca Juga: Pentingnya Mineral dalam Budidaya Udang Vaname
Percayakan Budidaya Udang Vaname Anda Bersama DELOS
Zat beracun pada tampak seperti amonia, nitrit, toksin plankton, dan hidrogen sulfida menjadi ancaman serius dalam budidaya jika tidak diperhatikan dan dikontrol. Untuk itu, penting bagi Anda untuk melakukan pengecekan kualitas air secara rutin untuk menanggulangi permasalahan ini.
Masih banyak petambak yang kurang menyadari pentingnya pemantauan kualitas air secara rutin ini. Untuk itu, Anda dapat memilih DELOS sebagai mitra budidaya udang vaname Anda!
DELOS Tim Laboratorium selalu melakukan pemantauan kualitas air harian untuk memantau kondisi tambak, sehingga apabila terjadi anomali dapat segera diberikan perlakuan khusus agar budidaya udang vaname tetap berjalan dengan baik.
Hubungi DELOS di contact@delosaqua.com atau klik ikon WhatsApp pada halaman ini untuk terhubung langsung dengan kami. Percayakan budidaya udang vaname Anda pada DELOS!