Musim hujan dapat mendatangkan masalah baru bagi para petambak, mulai dari mencegah banjir, tanggul yang longsor, hingga masalah banjir. Untuk itu para petambak harus mengetahui bagaimana cara mencegah banjir di tambak udang agar budidaya yang dilakukan tidak mengalami kerugian.
Banjir merupakan salah satu ancaman serius bagi tambak udang, mengakibatkan kerugian besar bagi lingkungan maupun petambak. Dalam upaya mengatasi dan mencegah banjir di tambak, diperlukan pendekatan yang efektif. Untuk itu, Anda dapat membacanya dalam artikel berikut ini!
Banjir di Tambak Udang, Apa Dampaknya?
Bagi petambak udang, banjir merupakan tantangan serius yang memiliki dampak negatif yang signifikan terhadap budidaya udang mereka. Banjir bukanlah masalah sepele, karena dapat menyebabkan udang melarikan diri dari tambak dengan berantakan, mengakibatkan kerugian besar. Dampak banjir pada tambak udang tidak hanya terbatas pada kerugian tersebut, tetapi juga meliputi beberapa aspek berikut:
- Mengganggu infrastruktur tambak udang, termasuk jaringan irigasi dan tanggulnya, yang dapat berdampak pada keseluruhan konstruksi tambak.
- Menurunkan kualitas air di dalam tambak, yang dapat menyebabkan stres pada udang dan mengganggu pertumbuhan mereka.
- Meningkatkan biaya operasional tambak karena perbaikan infrastruktur dan pengelolaan air yang lebih intensif.
- Menurunkan mutu dan kualitas udang yang dihasilkan dari tambak tersebut, mengakibatkan penurunan harga jual dan pendapatan petambak.
- Meningkatkan populasi patogen dan hama di dalam tambak akibat keberadaan air banjir yang membawa mikroorganisme berbahaya bagi udang.
Baca Juga: DELOS Duduki Puncak LinkedIn Top Startup 2023 di Indonesia
Strategi Mengatasi Banjir di Tambak Udang
1. Pemasangan Waring di Sekitar Tambak
Salah satu metode efektif adalah dengan memasang waring di sekitar tambak untuk mencegah udang terbawa arus banjir. Waring dengan lebar 1-1.5 meter dapat dipasang dan diikat dengan kokoh agar mampu menahan tekanan arus banjir yang kuat, sehingga udang tetap terjaga di dalam tambak.
2. Pembuangan Air
Sistem pembuangan air, serupa dengan sistem overflow, dapat diterapkan dengan membuat saluran pembuangan pada tanggul untuk mengalirkan kelebihan air dari tambak. Metode ini efektif terutama jika banjir terjadi hanya pada beberapa bagian tambak tertentu.
3. Pengapuran
Pengapuran merupakan langkah penting untuk menjaga keseimbangan pH dalam air, menghindari penurunan ekstrem akibat air hujan atau masuknya air dengan pH rendah ke dalam tambak. Dengan menjaga pH air, kesehatan udang dapat tetap terjaga.
4. Pemanenan Terencana
Pemanenan yang direncanakan dengan baik dapat membantu mengurangi kerugian akibat banjir. Langkah ini merupakan opsi terakhir ketika banjir tidak dapat diprediksi dan terus meningkat dalam skala yang signifikan. Dengan pemanenan yang tepat waktu, kerugian dapat diminimalisir sehingga dampak banjir pada tambak udang dapat dikurangi secara efektif.
Baca Juga: DELOS Hadiri di The Aquaculture Roundtable Series (TARS) 2023 di Bali
Penindakan Tambak Pasca Banjir
Setelah terjadi banjir, langkah-langkah penindakan yang tepat perlu segera dilakukan untuk memulihkan kondisi tambak udang. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil:
1. Melaksanakan Evaluasi
Pertama-tama, perlu dilakukan evaluasi menyeluruh untuk memastikan apakah kondisi posisi tambak masih layak untuk budidaya udang. Jika tidak, petani perlu mempertimbangkan untuk memindahkan tambak ke lokasi yang lebih aman dan terhindar dari risiko banjir.
2. Melakukan Pengecekan Outlet Secara Berkala
Outlet, sebagai saluran keluarnya air dari tambak, perlu dicek secara berkala untuk memastikan tidak ada penyumbatan yang dapat menghambat aliran air keluar dari tambak. Pembersihan outlet minimal dilakukan sekali sebulan untuk mencegah penumpukan kotoran.
3. Meninggikan Bilik Tambak
Peningkatan ketinggian bilik tambak adalah strategi sederhana namun efektif untuk mencegah masuknya air banjir ke dalam tambak. Bilik tambak yang lebih tinggi dapat menghindari udang dari tekanan air dan mencegah mereka keluar dari tambak.
4. Menggunakan Sistem Overflow
Sistem overflow dapat dipasang untuk membantu pembuangan air berlebih dari tambak ketika air telah mencapai batas maksimalnya. Namun, perlu diperhatikan bahwa sistem ini hanya efektif jika air hanya membanjiri tambak, bukan area sekitarnya.
5. Membangun Sistem Drainase yang Efektif
Pembangunan sistem drainase yang efektif sangat penting untuk mengontrol aliran air berlebih dan mencegah genangan air di dalam tambak maupun area sekitarnya.
6. Memperbaiki Kualitas Air
Untuk memulihkan kualitas air tambak yang terpengaruh oleh banjir, pengapuran dan pergantian air perlu dilakukan. Langkah ini bertujuan untuk memperbaiki kondisi air sehingga kembali mendukung pertumbuhan udang dengan baik.
Baca Juga: Penerapan Ketertelusuran pada Produk Ekspor Udang Vaname
Strategi Mencegah Terbentuknya Banjir di Tambak Udang
Banjir merupakan salah satu bencana alam yang dapat mengganggu budidaya udang, namun dapat dikurangi dampak negatifnya melalui beberapa tindakan pencegahan. Berikut adalah rangkaian strategi yang dapat diterapkan secara komprehensif:
1. Pemilihan Lokasi Budidaya yang Aman dari Banjir
Pilihlah lokasi budidaya yang terletak di wilayah tepi laut dengan fluktuasi air pasang surut 2-3 meter, memiliki jenis tanah bertekstur lumpur liat atau lumpur berpasir dengan kandungan pasir kurang dari 20%, berjarak 50-150 meter dari garis bibir tepi laut, dan dilengkapi dengan green belt sebagai zona penyangga yang terdiri dari hutan bakau.
2. Pemanfaatan Kalender Pasang Surut Air Laut
Gunakan kalender pasang surut air laut untuk memprediksi dan menyesuaikan siklus budidaya dengan periode pasang besar, sehingga dapat mengantisipasi potensi risiko banjir.
3. Pemasangan Pompa Air
Pasanglah pompa air untuk mengatur tinggi air di dalam tambak sehingga tidak terjadi genangan yang berpotensi menyebabkan banjir.
4. Pembersihan Saluran Inlet dan Outlet secara Berkala
Lakukan sterilisasi dan pembersihan saluran inlet dan outlet tambak secara rutin, minimal satu kali sebulan, serta lakukan pemeriksaan berkala untuk memastikan kelancaran aliran air.
Baca Juga: Pentingnya Traceability dalam Budidaya Udang
5. Pembangunan Sistem Drainase yang Efisien
Bangun sistem drainase yang efisien untuk mengontrol aliran air dan mencegah genangan di dalam tambak maupun di sekitarnya.
6. Pembuatan Konstruksi Kolam dengan Tanggul yang Kuat
Buatlah konstruksi kolam tambak yang dilengkapi dengan tanggul yang kokoh untuk menahan tekanan air dan mencegah kebocoran.
7. Penerapan Sistem Overflow yang Efektif
Terapkan sistem overflow yang baik selama pembuatan kolam tambak untuk memastikan kelancaran pembuangan air berlebih dan mencegah terjadinya banjir di dalam tambak.
8. Pembuatan Sub Soil untuk Mencegah Penggembungan Plastik
Buatlah sub soil yang efektif untuk menghindari terjadinya penggembungan plastik saat terjadi banjir selama pembuatan kolam tambak.
Baca Juga: Udang Laut atau Udang Tambak? Ini Pertimbangannya!
Budidaya Udang Vaname Lebih Produktif Bersama DELOS!
Sebagai salah satu ancaman serius, pengetahuan untuk mencegah banjir di tambak udang menjadi penting bagi para petambak. Sebab, banjir mendatangkan masalah yang cukup kompleks dalam budidaya yang dilakukan dan berakibat pada kerugian ekonomi.
Namun Anda tak perlu khawatir, sebab DELOS hadir untuk membantu Anda mengelola tambak udang yang Anda miliki. Termasuk mencegah dan menangani berbagai masalah yang mungkin muncul selama budidaya berlangsung.
Untuk dapat terhubung dengan Tim DELOS, Anda dapat menghubungi kami melalui email contact@delosaqua.com atau kunjungi www.delosaqua.com. Budidaya udang vaname lebih mudah dan produktif bersama DELOS!