CMNV atau Convert Mortality Nodavirus adalah patogen pada udang vaname penyebab penyakit VCMD atau Viral Convert Mortality Disease. Penyakit ini menyebabkan udang mati di dasar kolam yang membuat para petambak sulit mendeteksinya sejak awal.
Virus CMNV pada udang pertama kali ditemukan di Cina pada tahun 2009 dengan tingkat kematian mencapai 80% dan menyebabkan kerugian ekonomi yang besar bagi para petambak di sana.
Namun, tak menutup kemungkinan juga penyakit udang vaname ini menyebar ke Indonesia jika tidak dicegah dan dihadapi dengan baik. Oleh karena itu, yuk kenali lebih lanjut tentang Convert Mortality Nodavirus (CMNV) dalam artikel ini!
Baca Juga: Get to Know Vannamei Shrimp Probiotics and Its Benefit
Stadia Hidup Udang yang Rentan Terserang CMNV
Pada udang vaname, kematian akibat Convert Mortality Nodavirus (CMNV) banyak ditemukan pada satu bulan pertama pasca tebar hingga pada usia 60-80 hari pasca tebar. Namun, udang dari berbagai stadia juga telah berpotensi untuk terserang virus ini.
Oleh karena itu, sangat penting bagi para petambak untuk medeteksi sejak dini keberadaan virus penyebab penyakit Viral Convert Mortality Disease ini.
Penularan vertikal penyakit ini juga dapat terjadi. Pada penelitian yang dilakukan sebelumnya, diketahui bahwa udang liar E. Carinicauda diduga kuat menjadi inang perantara dari CMNV hingga menyebar ke tambak.
Sementara pada penelitian yang dilakukan oleh Liu (2018) menunjukkan bahwa Convert Mortality Nodavirus (CMNV) dapat terdeteksi pada oogonia, oosit, spermatosit, terlu yang sudah difertilisasi, dan nauplii.
Gejala Udang Terserang CMNV
Udang yang sekarat akibat Covert Mortality Nodavirus (CMNV) biasanya berdiam di dasar kolam tambak daripada berenang di permukaan. Lama-kelamaan, udang ini akan mati. Oleh karena itu, penyakit CMNV juga disebut sebagai “bottom death”.
Sementara secara klinis, terdapat beberapa gejala yang ditunjukkan, di antaranya adalah nekrosis dan atrofi hepatopankreas, lambung dan usus yang kosong, lapisan kulit terluar udang melunak, pertumbuhan melambat, otot berwarna putih dan mengalami nekrosis.
Baca Juga: Ini Proses Molting Pada Udang dan Cara Penanganannya
Metode Diagnosa CMNV
Untuk mendiagnosa udang terserang Convert Mortality Nodavirus (CMNV) dapat dilakukan dengan berbagai metode, di antaranya adalah Reverse Transcription Loopmediated Isothermal Amplification (RT-LAMP), Nested Reverse Transcription PCR, pengurutan gen, histopatologi, hibridisasi RNA in-situ (ISH). Sementara partikel virus dapat diamati dengan Transmisi Miskroskop Elektron (TEM).
Cara Mencegah Udang Terserang CMNV
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, inang pembawa Convert Mortality Nodavirus (CMNV) berasal dari udang liar dan hewan air lainnya. Oleh karena itu, kamu harus senantiasa mewaspadai dan terus melakukan pengawasan terhadap adanya kemungkinan penularan ini.
Selain itu, mengingat Convert Mortality Nodavirus (CMNV) dapat terdeteksi sejak dini, pastikan kamu membudidayakan benur yang sehat dan terbebas dari berbagai jenis penyakit.
Baca Juga: 7 Ciri Benur Udang Vaname Berkualitas Tinggi
Cari Tahu Tentang CMNV dan Cara Penanganannya bersama DELOS!
Convert Mortality Nodavirus (CMNV) memiliki tingkat kematian hampir 80% dari total populasi udang yang ada di kolam tambak. Terlebih lagi, penyakit ini juga tidak mudah terdeteksi oleh para petambak mengingat udang yang terserang akan cenderung berdiam di dasar tambak.
Sehingga, sangat penting untuk melakukan pengecekan secara rutin dan pendeteksian sejak awal terhadap virus CMNV yang menyebabkan penyakit VCMD atau Viral Convert Mortality Disease ini.
Jika kamu masih belum mengetahui ke mana kamu harus berkonsultasi, DELOS hadir dan siap untuk membantumu. Bersama tim sains yang telah berpengalaman selama bertahun-tahun dan berdedikasi tinggi, DELOS siap memabntumu dalam mitigasi jika terdeteksi adanya penyakit pada tambak udang milikmu.
Segera hubungi DELOS melalui DELOS contact@delosaqua.com atau melalui kolom kontak di website kami www.delosaqua.com untuk mendapatkan solusi atas masalah penyakit udangmu!