Peningkatan ekspor udang Indonesia menjadi salah satu target besar dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di tahun 2024 ini. Sejak tahun 2020, KKP telah menetapkan target ambisius peningkatan ekspor udang sebesar 250 persen.
Angka 250% ini didasarkan pada produksi udang nasional sepanjang 2020 yang mencapai angka 856.753 ton. Volume produksi udang ini mengalami peningkatan yang signifikan, sehingga membuat KKP percaya diri akan target peningkatan ekspor udang Indonesia di tahun 2024 ini.
Tentu, hal ini memicu perbincangan tentang bagaimana strategi yang akan diterapkan agar target tersebut tercapai. Simak selengkapnya dalam artikel ini:
Apakah Target Ini Realistis?
Menurut Koordinator Nasional Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia, Moh. Abdi Suhufan, target peningkatan volume ekspor udang sebanyak 250% ini cukup realistis jika dibarengi dengan adanya terobosan dan inovasi. Tentu hal ini membutuhkan kerja sama yang baik dan kuat dari semua pihak pemangku kepentingan yang terlibat dalam subsektor perikanan budidaya.
Selain itu, terdapat sejumlah masalah mendasar yang selama ini kurang diperhatikan oleh KKP yang berpotensi menghambat tercapainya target tersebut. Masalah ini terkait pada proses produksi udang, status lahan tambak, kondisi saluran air, ketersediaan air untuk budidaya, dan sebagainya.
Menurut Suhufan, jika KKP hanya melakukan intervensi sebatas pada penyediaan bantuan sarana dan prasarana yang diperlukan, seperti benih, pintu air, dan genset, hal ini tidak bisa mendorong peningkatan angka produksi udang yang signfikan yang tentunya akan berpengaruh pada volume udang yang diekspor.
Baca Juga: Kunci Keberhasilan dalam Membangun Citra Ekspor Udang yang Unggul
1. Pentingnya Ekspor Udang bagi Perikanan Nasional
Ekspor udang telah menjadi kontributor utama dalam total nilai ekspor produk perikanan nasional. Pada tahun 2023, volume ekspor udang Indonesia mencapai 241.200 ton dengan total nilai sebesar 2,16 miliar dollar AS.
Sementara produksi udang nasional di tahun 2022 mencapai 1,48 juta ton dengan nilai Rp92,69 triliun. Nilai ini meningkat 21,25% dibanding tahun sebelumnya. Tentu, adanya peningkatan produksi yang tidak dibarengi dengan peningkatan nilai ekspor menjadi PR yang besar bagi pelaku industri ini.
2. Target dan Strategi KKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan telah menetapkan target ekspor udang hingga 250% di tahun 2024 ini. Beberapa strategi untuk mencapai target ini telah dilakukan oleh KKP, salah satunya adalah pembangunan tambak udang modern di BUBK Kebumen.
Menteri KKP, TB Haeru Rahayu mengungkapkan jika untuk mencapai target peningkatan nilai ekspor udang hingga 250 persen harus mengandalkan tambak dengan teknologi intensif dan super intensif yang memiliki tingkat produktivitas yang lebih tinggi.
3. Pengembangan Kawasan Tambak Berkelanjutan sebagai Pendorong Produksi Udang
Model percontohan pengelolaan kawasan tambak udang berkelanjutan telah berhasil diterapkan oleh KKP di tambak udang modern BUBK Kebumen. Pendekatan ini menekankan pengelolaan terintegrasi dan ramah lingkungan, sehingga kegiatan budidaya udang dapat dilakukan secara terus-menerus dan target produksi dapat tercapai.
Baca Juga: Hambatan dan Tantangan Ekspor Udang Indonesia di Pasar Global
4. Peran Swasta dan Investor dalam Mewujudkan Proyeksi
Banyak perusahaan swasta nasional mulai tertarik pada bisnis budidaya udang, terutama dengan model pengelolaan berkelanjutan dan ramah lingkungan. Tentu hal ini dapat membuat target eskpor udang nasional lebih cepat tercapai. Keseriusan semua stakeholders dapat menjadi kunci keberhasilan dan peluang besar terbuka untuk meningkatkan supply share ekspor udang nasional.
5. Tantangan yang Dihadapi dan Solusinya
Untuk mencapai suatu target, tentu akan ada tantangan yang dihadapi. Ini menjadi salah satu hal yang harus disoroti untuk meningkatkan nilai ekspor udang Indonesia. Kolaborasi antara pemerintah pusat, daerah, dan perusahaan swasta nasional menjadi hal yang krusial untuk meningkatkan produktivitas dan mengatasi potensi kendala.
6. Peluang Peningkatan Ekspor Udang Indonesia
a. Diversifikasi Pasar Ekspor
Diversifikasi pasar ekspor dapat menjadi strategi efektif untuk meningkatkan nilai ekspor udang Indonesia. Saat ini, sekitar 18,35% dari total volume produksi udang nasional diekspor ke Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan China. Peningkatan penetrasi pasar ke negara-negara berkembang dan potensial lainnya dapat membuka pintu untuk peningkatan share ekspor yang lebih besar.
b. Peningkatan Nilai Tambah Produk
Dengan memperluas lini produk dan meningkatkan kualitas, udang Indonesia dapat memenuhi permintaan konsumen yang semakin beragam di pasar internasional. Inovasi dalam pengolahan udang, seperti produk olahan bernilai tinggi, dapat membuka peluang baru dalam meningkatkan daya saing di pasar global.
c. Peningkatan kolaborasi
Kolaborasi dapat mendukung inovasi dalam budidaya udang. Mulai dari segi ilmu pengetahuan, penelitian, hingga teknologi. Hal ini dapat membuat praktik budidaya yang lebih efisien, dan peningkatan kualitas udang dapat membuka pintu menuju pangsa pasar yang lebih besar.
Baca Juga:Â 7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ekspor Udang Yang Harus Anda Ketahui
Dukung Peningkatan Nilai Ekspor Udang Indonesia Bersama DELOS!
Target peningkatan nilai ekspor udang Indonesia hingga 250% pada tahun 2024 merupakan sebuah target ambisius yang tidak mustahil untuk diwujudkan. Strategi pengembangan kawasan tambak berkelanjutan dan kolaborasi untuk menghasilkan inovasi menjadi kunci utamanya.
Mari bersama DELOS in supporting the increase in Indonesian shrimp export volume, especially vannamei shrimp, to the global market! DELOS, together with shrimp farmers, is committed to improving the quality of Indonesian shrimp and ensuring sustainable shrimp farming practices.
Bergabunglah dengan DELOS untuk dukung ekspor udang Indonesia! Kunjungi www.delosaqua.com atau hubungi contact@delosaqua.com untuk informasi lebih lanjut.